Disusun oleh:
Hasanain Muwahhid (1800029270)
Kelas : A
Film ini mengangkat isu yang cukup sederhana dan dekat dengan masyarakat,
namun cukup sensitif. Kenapa cukup sensitif? Hal ini dikarenakan kaum elit ataupun
pemerintah yang secara tidak langsung terlibat dalam isu ini. Dimana isu ini menjadi
ketergantungan masyarakat yang cukup tinggi terhadap listrik yang semakin meningkat
dan berdampak kepada lingkungan dan masyarakat Indonesia itu sendiri.
Batu bara merupakan salah satu sumber energi terbesar di Indonesia. Batu bara
yang di ambil kebanyakan di ambil dari daerah Indonesia sendiri seperti di Sumatra,
Sulawesi, Jawa, Kalimantan dan lain sebagainya. Tingginya konsumsi masyarakat
terhadap listrik membuka peluang bagi investor untuk mengambil keuntungan dari
peluang tersebut. Lahirlah berbagai PLTU yang ditempatkan di berbagai daerah di
penjuru pulau di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang dilindungi oleh
pemerintah.
Dampak yang dihasilkan dari penggalian batu bara menjadi hambatan dan kendala
yang di hadapi oleh masyarakat sekitar. Seperti berkurangnya air bersih, amblasnya
rumah-rumah warga yang berada di sekitar penggalian dan banyaknya korban yang
diakibatkan dari lubang-lubang penggalian yang tidak ditutup kembali. Dampak yang di
hasilkan dari adanya PLTU membuat warga yang tinggal di dekat PLTU merasakan
dampaknya seperti udara yang tercemar dan lain sebagainya.
Dari Film documenter ini kita bisa melihat bahwa banyak yang memiliki dampak
negative namun tetap ada hal yang positif baik dalam hal saran yang bisa di berikan
untuk mengurangi dampak yang ada ataupun berbagai hal lainnya.
PEMBAHASAN
1. Salahnya Kebijakan Lingkungan Indonesia dari Pemerintah
Pemerintah mengeluarkan Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa pada
pasal 1 ayat 1 Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semia benda, daya,
keadilan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejah teraan
manusia serta makhluk hidup lain. Dalam film documenter ini kita bisa melihat
bahwa sebuah kebijakannya sangatlah bisa di terima oleh kalangan masyarakat
namun dari segi pelaksanaannya tidak melihat warga sekitar yang ada di sekitarnya,
sehingga banyak yang merasakan dampak dari adanya penggalian batu bara dan juga
berjalannya perusahaan PLTU yang ada di berbagai daerah.
Dalam film tersebut terlihat bahwa banyak dampak yang di rasakan oleh warga
dan mereka kehilang nilai Undang-undang yang sudah di buat oleh pemerintah
sendiri tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Namun dari
kejadian tersebut pemerintah seperti cuek saja terhadap warga sekitar yang
mendapatkan dampak tersebut, setidaknya dari pemerintah bisa memberikan solusi
untuk warga sekitar bisa hidup seperti sebelumnya dengan di bantu mencari
pekerjaan lagi atau tempat tinggal yang layak dan bisa bertahan hidup tanpa
gangguan pekerjaan penggalian ataupun dampak uap PLTU.
Dari pemerintah daerah sendiri tidak adanya rasa peduli terhadap masyarakat
yang merasa di rugikan dari dampak pertambangan ataupun uap PLTU. Justru ketika
pemerintah daerah di tanyai oleh wawancara oleh reporter memberikan jawaban
yang tidak pantas di dengar. Tidak adanya sosialisasi pemerintah terhadap warga
sekitar membuat masyarakat kecil tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa
menerima dampak dan segala keputusan yang di ambil oleh pemilik jabatan.
Pada pasal 1 ayat 2 pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan
terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam
strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan. Namun pada kenyataanya pemerintah tidak
mempertimbangkan aspek lingkungan hidup masyarakat yang ada di daerah tersebut.
Justru yang mereka pikirkan hanyalah untuk orang-orang yang mampu membeli dan
yang memiliki kekayaan atau masyarakat kalangan menengah keatas.
Harapannya dengan adanya undang-undang ini bisa membantu
mensejahterakan masyarakat bawah tanpa meninggalkan nilai-nilai penghidupan,
sosial, dan ekonomi. Sehingga dengan begitu tidak adanya masyarakat bawah yang
merasa di rugikan dengan adanya oknum-oknum untuk kepentingan pemerintah
sendiri. Kesiapsiagaan pemerintah sangat di butuhkan untuk bisa menjaga
keseimbangan keadilan baik dengan pengusaha dan juga dengan masyarakat agar
tidak ada yang merasa di rugikan.