NRP : 01311840000039
Kelas :A
Kelompok: 4 A
Dalam mata praktikum Meiofauna bentik hanya memperlajari kelompok Meiofauna interstisial.
Meiofauna interstisial hidup di antara butiran pasir dan biasanya berukuran kecil dan berbentuk
seperti cacing. Banyak spesies interstisial memiliki organ perekat untuk menempel pada butiran pasir
(Palmer et al., 2006)/ tujuan praktikum Meiofauna bentik antara lain; (1) Mahasiswa mengetahui dan
memahami istilah dan biologi meiofauna (2) Mahasiswa mengetahui dan mampu melaksanakan
metode standard pengambilan sampel meiofauna bentik (3) Mahasiswa mengetahui dan dapat
mengidentifikasi meiofauna hingga taksa kelas dan/atau ordo (4) Mahasiswa mengetahui dan
memahami faktor fisik, kimia, biotik dan hidro-oseanografi yang mempengaruhi kehidupan
meiofauna.
Ambien tanah yang diukur meliputi suhu, salinitas dengan Hand-salino refractometer
“ATC FG-217”, kadar DO (Dissolved Oxygen/oksigen terlarut) dalam sedimen
menggunakan DO Meter, pH sedimen menggunakan Soil pH tester dan sedimen grain
size/ tipe sedimen (Romadhoni et al., 2013).
Tipe sedimen dianalisis dengan metode penyaringan basah seperti yang dilakukan oleh
Susetiono (1999). Sedimen dibedakan berdasarkan 3 kelompok sedimen yaitu
berdasarkan kerikil yang berukuran lebih besar dari 1 mm, pasir yang berukuran 0,063
sampai dengan I mm, dan lumpur yang berukuran lebih kecil dari 0,063 mm (Giere dkk.
1988: 64).
Gambar 1. Sampling meiofauna bentik dengan menggunakan piston-style corer (Fleeger et al.,
2008)
Analisis Sampel Meiofauna dilakukan dengan metode dekantasi, hasil saringan dengan
saringan 0,5 dan 0,063 mm kemudian didekantasi untuk memisahkan sampel meiofauna
dari sedimen. Sampel meiofauna hasil pemisahan selanjutnya diawetkan menggunakan
buffered formalin 10% (Fonseca et al., 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Assy, D., N. W., Ruswahyuni. 2013. Hubungan Kelimpahan Meiofauna Pada Kerapatan Lamun Yang
Berbeda Di Pulau Panjang, Jepara. Journal Of Management Of Aquatic Resources. Vol. 2 (3); 226-232.
Balsamo,M., Semprucci, F. Frontalini dan R. Coccioni. 2012. Meiofauna as a Tool for Marine Ecosystem
Biomonitoring. Marine Ecosystems, Dr. Antonio Cruzado (Ed.) Department of Earth, Life and
Environmental Sciences (DiSTeVA), University of Urbino, Italy.
Erliyanda., M. Ali Sarong., Chitra. O. 2017. Kepadatan Dan Keanekaragaman Meiofauna Di Perairan
Sungai Meureudu Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan
dan Perikanan Unsyiah. Vol. 2 (1): 26-32.
Fleeger, J., D. Thistle., Hjalmar., Thiel less. 2008. Sampling Equipment. Sematic Shoolar.
Palmer, M. A., David L. Strayer, and Simon D. Rundle. 2007. Meiofauna; Methods in steam ecology.
Academic Press; 415-433.
Romadhoni, M., Aunurohim. 2013. Struktur Komunitas Polychaeta Kawasan Mangrove Muara Sungai
Kali Lamong-Pulau Galang, Gresik. Jurnal Sains Dan Seni Pomits Vol. 2 (2); 2337-3520
Sofani, M. A., F. K. Muzaki. 2015. Komunitas Meiofauna Bentik yang Terpengaruh Air Bahang di
Perairan PLTU Paiton Probolinggo. Jurnal Sains Dan Seni Its. Vol. 4, (2); 2337-3520.
Susetiono. 1996. Meiofauna of segrass beds in Kuta Bay, Lombok, Indonesia. Proceeding of Seventh
Join Seminar on Marine Science. Tokyo: JSPS and ORI, University of Tokyo