ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
BUKU PENDAMPING PRAKTIKUM
TEKNOLOGI REPRODUKSI DAN
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
INSEMINASI BUATAN
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
OLEH :
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz
DRH. AULIA FIRMAWATI, M.VET
xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjk
lzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
BUKU PENDAMPING PRAKTIKUM
TEKNOLOGI REPRODUKSI DAN INSEMINASI
BUATAN
OLEH :
DRH. AULIA FIRMAWATI, M.VET
A B
Gambar 15. a) Metode pijatan untuk menstimulasi ejakulasi b) Kolkesi semen anjing pada area Bulbo
(Sumber : Macpherson, 1967).
Koleksi semen juga dapat dilakukan dengan menggunakan vagina buatan. Betina pemancing
bisa digunakan untuk mempermudah pengambilan semen. Betina pemancing harus dalam keadaan
estrus yang ditunjukkan dengan adanya leleran pada vagina. Diposisikan anjing jantan yang akan
diambil semennya mendekati dengan anjing betina pemancing, apabila anjing jantan sudah
mengendus betina pemacing segera disiapkan vagina buatan dengan posisi pengambil berada
disebelah kiri anjing. Tangan kangan kolektor memijat bulbo glandis, apabila anjing jantan
mengalami ereksi mencapai 40 hingga 50% vagina buatan segera diposisikan diujung penis dan
preputium didorong kebelakang bulbo glandis. Setelah pengumpulan semen berikan pelumas
untuk membantu posisi penis kembali ke normalnya (Robert et al, 2016).
Ejakulasi semen pada anjing terdiri dari bagian pertama (pre- sperm), bagian kedua
(sperm-rich) yang mengandung banyak spermatozoa berasal dari epididimis dan testes, dan bagian
ketiga (prostatic fluid) yang juga mengandung sedikit sampai tidak ada spermatozoa. Karakteristik
ejakulasi semen pada anjing dapat dilihat pada (Tabel 1) (Rijsselaere et al, 2011).
Pemeriksaan Makroskopis
a. Volume
Semen segar diukur dengan melihat skala yang tercantum pada tabung (ml). Volume diukur
sebagai bagian dari perhitungan jumlah total spermatozoa dalam sampel. Pada anjing volume
ejakulasi keseluruhan dipengaruhi oleh breed dan ukuran hewan semakin besar hewan semen yang
dihasilkan akan cenderung lebih banyak dari pada yang kecil (Tabel 2).
Pemeriksaan Makroskopis
a. Motilitas (Gerakan Individu)
Motilitas spermatozoa dinilai dengan melihat perbandingan antara gerakan spermatozoa
yang progresif maju ke depan dengan gerakan spermatozoa yang tidak progresif seperti reserve,
circular, vibrator, dan tidak bergerak atau mati. Motilitas sperma harus segera dilakukan evaluasi
setelah penampungan sperma. Apabila semen terlalu kental bisa diteteskan larutan garam buffer
dengan ph yang sesuai. Persentase sperma yang motil dari ejakulasi normal yang dilakukan adalah
antar 70% hingga 90%. Selain itu progresif dari sperma juga dapat dilihat dari motilitas sperma
yang melintasi lapang pandang mikroskopis dalam 2-3 detik. Semen anjing tidak memiliki gerakan
yang khas seperti pada semen sapi, tetapi gerakan yang acak dan cepat.
b. Konsentrasi spermatozoa
Pemeriksaan konsentrasi spermatozoa pad anjing dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik konvensional menggunakan haemocytometer. Sebelum dilakukan perhitungan semen
diencerkan terlebih dahulu. Total normal jumlah spermatozoa pada anjing berkisar antar 300-2000
juta. Jumlah total spermatozoa tergantung pada ukuran testis dan dapat menurun seiring
penampungan semen yang sering dilakukan. Selain itu jenis pengencer yang dilakukan juga
mempengaruhi konsentrasi spermatozoa. Konsentrasi bukanlah indicator kualitas semen pada
anjing, kecuali pada kasus tersebut tidak ada spermatozoa dalam ejakulat. Dalam ejakulat yang
mengandung spermatozoa, konsentrasi tergantung pada jumlah cairan prostat yang dikoleksi dan
dapat berkisar dari 4 sampai 400 juta per ml.
c. Viabilitas spermatozoa
Pengamatan viabilitas spermatozoa dilakukan dengan menggunakan pewarnaan eosin
nigrosin dengan membuat preparat ulas. Spermatozoa hidup ditandai dengan kepala tidak
menyerap warna sedangkan spermatozoa mati ditandai dengan kepala berwarna merah. Adapun
gambaran viabilitasspermatozoa pada anjing dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Penilaian dilakukan dari 10 lapang pandang dengan perhitungan jumlah sel > 200 sel,
dengan rumus:
% Spermatozoa yang hidup = Jumlah spermatozoa x 100%
Total spermatozoa yang diamati
d. Morfologi Spermatozoa
Morfologi spermatozoa. Pengamatan morfologi spermatozoa menggunakan pewarnaan
eosin-nigrosin. Morfologi yang diamati berdasarkan kelainan pada bagian kepala (abnormalitas
primer) dan bagian leher dan ekor (abnormalitas sekunder), spermatozoa yang dihitung minimal
200 sel dari 10 lapang pandang, dengan rumus:
%Spermatozoa abnormal= Jumlah spermatozoa abnormal x 100%
Total spermatozoa yang diamati
Sampel semen anjing yang baiik harus mengandung setidaknya 80% yang memiliki
morfologi normal. Pada spermatozoa dengan persentase dibawah 60% kesuburan sudah
terpengaruh buruk.
Gambar 18. Nitrogen untuk penyimpanan semen beku (Sumber : Rijsselaere et al, 2011).
Gambar 20. Vaginal endoskopi (dari kiri ke kanan) Proestrus, proestrus, estrus, diestrus
(Sumber : Carreira et al, 2011).
Gambar 21. Grafik IB sesuai dengan bentuk semen (Sumber : Carreira et al, 2011).
Dalam menentukan waktu IB yang tepat, perlu diketahui kapan terjadi ovulasi. Anjing
mempunyai siklus estrus selama 7 – 9 hari. Anjing betina harus diinseminasi 2-5 hari setelah
ovulasi. Ovulasi dapat dideteksi berdasarkan pengamatan terhadap tingkah laku anjing betina,
melakukan vaginal smears (vaginal sitologi) setiap 2-3 hari dimulai dari hari pertama proestrus
(>70% sel kornifikasi vagina), pemeriksaan serum untuk mengetahui level progesteron.
Konsentrasi progesteron 2-3 ng/ml pada saat puncak LH, 4-8 ng/ml pada saat terjadi ovulasi, 10-25
ng/ml selama 2 hari setelah ovulasi di mana oosit sudah mencapai maturasi di ampula (oviduk) dan
siap untuk fertilisasi. Inseminasi buatan dapat diulang 24-48 jam kemudian untuk mendapatkan
hasil conception rate yang lebih tinggi. Apabila IB hanya dilakukan satu kali, pastikan bahwa waktu
inseminasi sudah tepat (2-5 hari setelah ovulasi) (Saunders, 2006).
10.3.1.Vagina Buatan
Vagina buatan (artificial vagina) berbentuk pipet karet silinder 2 mL dengan ujung depan
berupa lubang untuk penis dan ujung belakang disambungkan dengan tabung koleksi (test tube)
sebesar 3 x 44 mm. Johnston et al. (2001) menyebutkan tabung vagina buatan dan tabung koleksi
dimasukkan ke dalam botol polyethylene yang diisi dengan air 52 ˚C untuk membuat suhu vagina
buatan sekitar 44-46˚C.
10.3.2.Elektroejakulator
Elektroejakulasi (EE) pertama dilaporkan dilakukan pada kucing yang teranastesi dengan
ketamin HCL. Ejakulat diperoleh dengan cara memberikan 180 stimulus sebesar 2-8 Volt (V)
menggunakan rectal probe Teflon dan stainless steel. Penelitian dilakukan dengan melihat
penggunaan ejakulator dengan waktu yang pendek berangkaian dan dalam waktu yang lama, serta
mengenai efek tegangan dan aplikasi perubahan tegangan terhadap kualitas semen pada kucing
jantan yang teranastesi dengan ketamin HCL yang di rangsang menggunakan automatic stimulus
delivery ejaculator (Johnston et al., 2001).
Semen dingin dapat digunakan apabila pejantan dan betina terpisah oleh jarak yang tidak
terlalu jauh. Semen extender ditambahkan ke dalam koleksi sebelum ditransportasikan untuk
memperpanjang lifespan dari sperma, kemudian semen ditaruh ke dalam wadah berisi air 37ºC dan
perlahan didinginkan sampai suhu 4ºC (Heise, 2012). Semen extender melindungi spermatozoa dari
perubahan temperatur dan trauma mekanis selama transportasi, juga menjaga agar pH selalu
stabil. Antibiotik seperti streptomisin dan penisilin juga perlu ditambahkan ketika menggunakan
kuning telur sebagai bahan dasar extender karena bakteri berpotensi untuk tumbuh. Semen
extender yang biasa digunakan adalah Tris-citric acid-fructose dengan kuning telur 20%, dengan
perbandingan 1:3 (1 ml semen dengan 3 ml semen extender). Semen dingin dapat disimpan hingga
10 hari, tapi lebih cepat lebih baik untuk segera diinseminasikan. Semen dingin dapat
ditransportasikan dengan menyimpannya dalam termos atau kotak sterofoam. Semen dingin dapat
diinseminasikan kepada anjing betina pada suhu 4ºC atau setelah dihangatkan kembali menjadi
37ºC (Rijsselaere, et al., 2011). Conception rate dengan semen dingin adalah 65%. Semen dingin
maksimal digunakan 4 hari setelah koleksi sperma, namun sebaiknya diinseminasikan secepat
mungkin (Heise, 2012).
Sedangkan semen beku dapat digunakan apabila transportasi jarak yang lebih jauh
(internasional), atau untuk menyimpan materi genetika dari pejantan unggul dan menggunakannya
dimasa yang akan datang. Semen extender juga diperlukan untuk mendilusi semen dengan Tris-
citricacid-fructose-egg yolk dengan gliserol 3% sebagai cryoprotectant, kemudian dinginkan dalam
suhu 4ºC selama 1-2 jam. Setelah itu, kemas semen ke dalam straw dan diberi label berupa tanggal
pengemasan straw, nama hewan, ras, nomor ID dan tempat memproses semen beku tersebut
(Rijsselaere, et al., 2011). Straw dapat disimpan dalam suhu -196ºC di dalam kontainer berisi
nitrogen cair.
Untuk melakukan IB dengan sukses pada kucing, diperlukan pengetahuan dasar tentang
saluran genital betina. Selama terjadi estrus, vestibulum, vagina, dan serviks masing-masing
berukuran 20.2 ± 3,3, 26,8±3,9 dan 1,2±0,1 mm (Zambelli dan Cunto, 2005). Inseminasi dapat
dilakukan di vagina atau langsung ke uterus. Diperlukan anestesi umum atau sedasi pada keduanya.
Intravaginal IB dilakukan dengan memasukkan jarum (panjang 9 cm - 20 G) dengan bulatan di
ujungnya (Sojka et al., 1970) atau dengan probe nilon (panjang 9 cm - 1,5 mm diameter) dan probe
stainless (panjang 9 cm - diameter 2 mm) ke bagian anterior vagina yang kecil dan tidak mengalami
distensi (Tanaka et al., 2000). Hewan-hewan itu pada bagian punggung (hingga 20 menit setelah IB)
dengan ditinggikan untuk mendukung spermatozoa masuk ke dalam rahim.
Intrauterine IB dapat diperoleh dengan melakukan laparotomi dan injeksi langsung
spermatozoa ke dalam uterus dengan dilakukan pembiusan (Tsutsui et al., 2000). Meskipun
prosedur ini mudah dilakukan, itu dianggap invasif dan tidak etis, oleh karena itu dilarang di
beberapa negara. Atau, beberapa teknik telah dideskripsikan menggunakan cara spesifik kateter
transcervical dan spekulum (dapat dilihat pada Gambar 4). Zambelli dan Cunto (2005), berhasil
melakukan teknik intra-uterine transcervical dengan bantuan manipulasi digital transrektal. Teknik
terakhir hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk melakukan tetapi membutuhkan
banyak latihan atau tenaga profesional.
FORMAT LAPORAN :
1. Jelaskan mengenahi teknik inseminasi buatan pada kucing yang anda ketahui dengan
membuat video kelompok, tentunya pembuatan video ini harus mengutapakan prinsip
SICIAL DISTANCING. Video ini harus menunjukan gambar semua anggota kelompok, video
berupa kompilasi penjelasan mengenahi teknik inseminasi buatan pada kucing secara
detail, dengan kapaistas video maksimal 50 MB