7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Gambar 2.x Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pada Kasus (Sumber: Kasus Tutorial)
1) Pemeriksaan Hb (Hemoglobin)
Hemoglobin (Hb) adalah komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan
Hemoglobin tersusun dari globin (empat rantai protein yang terdiri dari dua unit alfa dan
dua unit beta) dan heme (mengandung atom besi dan porphyrin: suatu pigmen merah).
kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan asupan cairan dan
bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal jantung kongestif dan pada orang yang hidup di
daerah dataran tinggi. Pada kasus dari hasil pemeriksaan, pasien tersebut masih berada
Hematokrit adalah nilai yang menunjukan persentase zat padat dalam darah
terhadap cairan darah. Dengan demikian, bila terjadi perembesan cairan darah keluar dan
pembuluh darah, sementara bagian padatnya tetap dalam pembuluh darah, akan membuat
persentase zat padat darah terhadap cairannya naik sehingga kadar hematokritnya juga
meningkat.
Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%. Ht
tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan kenaikan Hb;
antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan
polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%. Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada
anemia, sirosis hati, gagal jantung, perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan
3) Pemeriksaan Erythrosit
dan mengangkut CO2 dari jaringan tubuh ke paru-paru oleh Hb. Nilai eritrosit pada pria:
hemolisis dan lupus eritematosus sistemik. Dapat juga terjadi karena obat (drug induced
polisitemia vera, polisitemia sekunder, diare/dehidrasi, olahraga berat, luka bakar, orang
5) Pemeriksaan Leukosit
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang
berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari
jumlah leukosit dalam volume pengenceran tertentu dengan cara mengalikan terhadap
faktor perhitungan jumlah leukosit dan di peroleh jumlah leukosit dalam satuan volume
darah (mm3)
Peningkatan jumlah leukosit disebut sebagai Leukositosis. Leukosit yang
meningkat menandakan adanya suatu proses infeksi atau reaksi radang akut, seperti pada
keadaan pneumonia atau radang paru-paru, meningitis atau radang selaput otak,
apendiksitis atau radang usus buntu, tonsilitis, tuberkulosis (TBC), dan peradangan
lainnya. Pada keadaan tertentu peningkatan juga dapat disebabkan oleh peggunaan
sejumlah obat – obatan seperti aspirin, prokain, alopurinol, dan antibiotik terutama
dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama yang disebabkan oleh virus dan parasit
malaria. Selain itu penurunan juga dapat disebabkan oleh penggunaan alkohol dan
sejumlah obat – obatan seperti asetaminofen atau parasetamol, obat kemoterapi kanker,
6) Pemeriksaan LED
Tes laju endap darah (LED) ialah tes darah yang menggambarkan kecepatan
sitrat. Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan
salah satu pemeriksaan rutin untuk darah untuk mengetahui tingkat peradangan dalam
tubuh seseorang. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan
memasukkan darah ke dalam tabung khusus LED dalam posisi tegak lurus selama satu
jam. Sel darah merah akan mengendap ke dasar tabung sementara plasma darah akan
mengambang di permukaan. Kecepatan pengendapan sel darah merah inilah yang disebut
LED. Atau dapat dikatakan makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin
tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya. Proses LED dapat dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:
pengendapan cepat, yaitu eritrosit mengendap secara tetap dan lebih cepat. Ketiga ialah
Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma
sebagai akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung
khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan
mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED )
for Standardization in Hematology (ICSH) adalah cara Westergren. Nilai rujukan LED di
Tinggi rendahnya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat
dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang
yang anemia, dalam kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah
yang tinggi. Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah tinggi, dan
sebaliknya bila Laju Endap Darah normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi
bila nilai Laju Endap Darah di atas normal. Sehingga mereka tahu apa yang
mengakibatkan nilai Laju Endap Darahnya tinggi. Selain untuk pemeriksaan rutin, Laju
Endap Darah pun bisa dipergunakan untuk mengecek perkembangan dari suatu penyakit
yang dirawat. Bila Laju Endap Darah makin menurun berarti perawatan berlangsung
cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang diberikan bekerja dengan baik.
Hasil Laju Endap Darah/LED/ ESR yang tinggi dapat terjadi karena :
- Anemia
- Kehamilan
- Penyakit Thyroid
- Diabetes
- Penyakit jantung
Selain karena faktor diatas, nilai Laju endap darah (LED) dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik. LED dapat meningkat karena
a. Faktor Eritrosit
- Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih
b. Faktor Plasma
rouleaux → LED ↑.
- Peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) → biasanya terjadi pada proses
LED ↑
- Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (>20̊ C) akan mempercepat
pengendapan→ LED ↑.
dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan
kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Bila dilakukan secara berulang laju endap
darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam
rematik, artritis dan nefritis. Laju Endap Darah (LED) yang cepat menunjukkan suatu lesi
menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah (LED) yang menurun
Selain pada keadaan patologik, Laju Endap Darah (LED) yang cepat juga dapat
dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah
7) Pemeriksaan MCV
Nilai normal : 80 – 100 (fL). MCV (Mean Corpuscular Volume) adalah indeks
untuk menentukan ukuran sel darah merah. MCV menunjukkan ukuran sel darah merah
tunggal apakah sebagai Normositik (ukuran normal), Mikrositik (ukuran kecil < 80 fL),
Penurunan nilai MCV terlihat pada pasien anemia kekurangan besi, anemia
pernisiosa dan talasemia, disebut juga anemia mikrositik. Peningkatan nilai MCV terlihat
pada penyakit hati, alcoholism, terapi antimetabolik, kekurangan folat/vitamin B12, dan