Kelas: PPKN/4A
Nim: E1B019029
1. Standar Isi
Standar isi merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu
(Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan PP Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan).
Pengaturan mengenai standar isi tertuang dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar isi disesuaikan dengan
substansi tujuan pendidikan nasional yang dijabarkan dalam domain sikap spiritual dan
sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat
kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan. Ruang lingkup materi dirumuskan
berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan
program pendidikan. Standar isi dijabarkan sesuai dengan mata pelajaran dengan
mengacu pada standar kompetensi lulusan.
2. Standar Proses
Standar proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Ketentuan mengenai
standar proses telah teruang dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam standar proses dijelaskan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Pada standar proses, prinsip pembelajarannya sangat ditekankan. Dan hal
tersebut dituangkan dalam langkah proses pembelajaran mulai dari perencanaan yang
mencangkup penyusunan silabus dan RPP, pelaksanaan proses pembelajaran yang
meliputi persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran serta pelaksanaan pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dengan penilaian terhadap proses pembelajaran
menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yaitu menilai
kesiapan dari peserta didik, proses, hasil belajar secara utuh, dan pengawasan proses
pembelajaran yang meliputi pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui
kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala
dan berkelanjutan yang dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.
Dalam komponen standar kompetensi lulusan ini terdapat tiga dimensi yaitu sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Ketiga dimensi ini membentuk satu kesatuan yang utuh
dalam peserta didik. Standar kompetensi lulusan pada dimensi sikap ialah peserta didik
memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME, berkarakter, jujur, peduli, bertanggung jawab, dan sehat jasmani dan rohani.
Standar kompetensi lulusan kedua adalah dimensi pengetahuan. Pada dimensi
pengetahuan setiap tingkat berbeda pada tingkat teknis dan turunannya. Dimensi ketiga
adalah dimensi keterampilan. Pada dimensi ini lulusan harus memiliki keterampilan
berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif
melalui pendekatan ilmiah. Pada tingkat SD dan sederajat pendekatan ilmiah sesuai
dengan tahap perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan, pada
tingkat SMP dan sederajat pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan
pendidikan dan sumber lain secara mandiri, sedangkan pada tingkat SMA dan sederajat
pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan
sumber lain secara mandiri.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak usia dini meliputi:
• Kompetensi pedagogik;
• Kompetensi kepribadian;
• Kompetensi profesional; dan
• kKompetensi sosial.
Pendidik dan tenaga kependidikan masing-masing memiliki peran dan tugas yang
saling terkait satu sama lainnya serta saling mendukung. Pendidik
dan tenaga kependidikan berperan penting dalam menciptakan lingkungan dan
masyarakat belajar di satuan pendidikan.
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan
Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi
satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Pengaturan mengani standar biaya
operasional tertuang dalam Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya
Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB),
dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).
Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal
kerja tetap. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud meliputi: gaji pendidik dan tenaga kependidikan, serta segala
tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya.
8. Standar Penilaian
Bentuk penilaian oleh pendidik dapat berupa penilaian hasil belajar dalam bentuk ulangan,
penugasan, dan atau bentuk lain yang hasilnya digunakan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik, memperbaiki proses pembelajaran, serta menyusun laporan
kemajuan siswa. Kedua, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan yang bertujuan
untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran,
dilakukan melalui ujian sekolah sebagai penentuan kelulusan dari satuan pendidikan.
Selain itu, penilaian oleh satuan pendidikan digunakan untuk penjaminan mutu dengan
menetapkan kriteria ketuntasan minimal serta kriteria kenaikan kelas. Ketiga, penilaian
hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu
berbentuk ujian nasional atau bentuk lain yang hasilnya digunakan untuk pemetaan mutu,
pertimbangan seleksi masuk ke jenjang berikutnya, serta pembinaan dan pemberian
bantuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
B. Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A, mata
pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan akademik kelompok C.
Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C dikelompokkan atas mata pelajaran
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mata pelajaran Peminatan Ilmu
Pengetahuan Sosial, dan mata pelajaran Peminatan Bahasa dan Budaya. Khusus untuk
MA, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian
Agama.
Keterangan:
a. Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.
f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah
maksimal 2 (dua) jam/minggu.
h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek
dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang
disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap
semesternya.
i. Khusus untuk Madrasah Aliyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
j. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha
kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai
dengan kondisi dan potensi masing- masing satuan pendidikan.
C. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di SMA/MA dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas X adalah minimal 42 jam pelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah minimal 44 jam
pelajaran.
2. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester minimal 18 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil minimal 18 minggu
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap minimal 14 minggu. Beban
belajar bagi SMA/MA yang menyelengarakan Sistem Kredit Semester (SKS),
diatur dalam pedoman SKS.
D. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi
Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta
didik, dan kekhasan masing- masing mata pelajaran.
Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan
Kompetensi Inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan
KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-
2;
3. Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan
KI-3; k
4. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan
KI-4.