Anda di halaman 1dari 9

NOTULENSI KEGIATAN TELAAH ILMIAH

Jumat, 28 Agustus 2020 (Pukul 14.20 – 15.00 WIB)

SESI TANYA JAWAB “DERMATITIS POPOK”


Presenter: Shafira Ramadani Nasution, S.Ked.
Pembimbing: dr. Fifa Argentina, Sp.KK, FINSDV

1. Apa saja yang mempengaruhi perkembangan fungsi barrier kulit? - Farhana


Jawab: transepidermal water loss pada level yang tinggi, kapasitas water-holding yang
berbeda,,dan pH alkali akan mempengaruhi perkembangan fungsi barrier kulit.

Sumber: Nikolovski J, Stamatas GN, Kollias N et al. Barrier function and water-holding and
transport properties of infant stratum corneum are different from adult and continue to
develop through the first year of life. J Invest Dermatol 2008;128:1728–1736.

2. Apa saja yang menjadi indikator dermatitis popok? – M. Ridho


Jawab: pH kulit yang semakin meningkat akibat aktivitas enzim feses yaitu protease, urea,
dan lipase, TEWL yang tinggi, oklusi, dan hidrasi yang berlebih. Hal ini dapat memicu iritasi
kulit.

Sumber: Stamatas, G. N., & Tierney, N. K. (2013). Diaper Dermatitis: Etiology,


Manifestations, Prevention, and Management. Pediatric Dermatology, 31(1), 1–
7. doi:10.1111/pde.12245 
3. Mengapa diare menjadi faktor risiko dermatitis popok? - Retno
Jawab: Hal ini dimungkinkan terjadi karena konsentrasi yang cukup tinggi dari sisa enzim
pencernaan yang berhubungan dengan waktu transit yang singkat. Mikroorganisme yang
terdapat pada feses akan semakin meningkat saat melewati stratum korneum yang rusak,
sehingga menjadi dermatitis popok yang lebih berat dengan infeksi sekunder. Mikroba yang
menginfeksi bisa Candida albicans and Staphylococcus aureus.

4. Mengapa ASI menjadi faktor protektif dari dermatitis popok? – M. Farid


Jawab: ASI dalam mencegah dermatitis popok berhubungan dengan potensi iritasi yang
rendah pada tinja bayi dengan ASI ekslusif, secara signifikan memiliki pH yang lebih
rendah, aktivitas enzim protease dan lipase yang rendah, dan kandungan urea lebih rendah
dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, serta menimbulkan ruam popok yang
lebih sedikit.

Sumber:
- Berg RW, Buckingham KW, Stewart RL. Etiologic factors in diaper dermatitis: the role
of urine. Pediatr Dermatol 1986;3:102–106.
- Liptak, Gregory S. Diaper Rash. Dalam: American Academy of Pediatrics Textbook of
Pediatric Care edisi kedua. Elk Groove Village: American academy of pediatrics. 2017.

Penggunaan asi menjadi pengobatan topical juga menimbulkan efek positif dalam
proses penyembuhan dermatitis popok, walaupun tidak signifikan.
Sumber : Seifi B, Jalali S, Heidari M. Assessment effect of breast milk on diaper dermatitis.
Dermatol Reports. 2017;9(1):7044

5. Bagaimana cara mencegah dermatitis popok? - Anggun


Jawab: Prinsipnya adalah menjaga kelembaban kulit, menghidari gesekan, mengurangi
pemakaian bahan iritan. Sebagai contoh penggunaan kasar pembersih dan scrubbing kulit
halus harus dihindari. Harus rutin memandikan bayi dilakukan dengan air hangat (37 ° C –
40 ° C) dan sejumlah kecil pembersih ringan (tidak menyebabkan iritasi) dengan pH agak
asam hingga netral. Sabun tradisional dengan pH alkalinnya akan terlalu keras dan
meningkatkan pH kulit dan mengurangi kandungan lemak epidermis. Dengan medote ABCE
menjadi langkah pencegahan.
1. Air (Udara): Daerah yang tertutup popok dapat dibuka sesering mungkin agar tidak
lembab seperti saat bayi tidur.
2. Barrier ointments (Penghalang): lapisan salep atau krim barrier harus selalu
dipertahankan. Setiap kali mengganti popok, oleskan krim barrier yang mengandung
zink oksida, petrolatum, atau barrier lain ke area yang tertutup popok untuk bayi yang
berisiko terkena dermatitis popok. Bedak bayi tidak memberikan banyak manfaat
antimikroba dan hanya menambah risiko aspirasi.
3. Cleansing (Pembersihan): Daerah yang terkena popok selalu dibersihkan secara lembut
dengan air biasa, minyak mineral, atau pembersih lembut tanpa pewangi yang diulang
setiap kali sesudah buang air besar.6 Setelah dibersihkan, gunakan krim untuk mencegah
penetrasi bahan iritan. Dapat digunakan zinc oxide, dimetikon, lanolin, dan petrolatum.
Hindari gesekan. Antijamur kandida yang topikal harus ditambahkan untuk setiap
kondisi dengan tanda kandidiasis. Nistatin oral diindikasikan jika ada sariawan oral.
4. Diaper (Popok): Penggunaan popok dengan daya serap tinggi dianjurkan dan hindari
popok kain. Hindari popok yang terlalu ketat. Popok sebaiknya segera diganti setiap 1
hingga 3 jam. Popok tradisional apabila basah dan popok sekali pakai apabila kapasitas
telah penuh.6 Bayi baru lahir sebaiknya diganti 2 jam sekali, sedangkan bayi lebih besar
diganti 3-4 jam sekali. Setiap bayi buang air kecil ataupun besar, popok harus segera
diganti.15
5. Education (Edukasi): Berikan edukasi kepada orang tua tentang tata cara pencegahan,
menjaga higiene, penggunaan popok, dan pengobatan dermatitis popok

Sumber:
- Stamatas, G. N., & Tierney, N. K. (2013). Diaper Dermatitis: Etiology, Manifestations,
Prevention, and Management. Pediatric Dermatology, 31(1), 1–
7. doi:10.1111/pde.12245 
- Merrill L. Prevention, treatment and parent education for diaper dermatitis. Nurs
Woman’s Heal. 2015;19(4):326–37
6. Apakah boleh ruam diberi bedak? - Zahwan
Jawab: Penggunaan bedak bayi secara topikal pada dasarnya dianggap lebih efektif untuk
menjaga kulit tetap kering. Namun hal ini hanya ditemukan pada beberapa kasus dermatitis
popok tanpa komplikasi dan tidak dalam kondisi peradangan kulit yang berat. Kondisi
dermatitis popok area kulitnya sudah tidak memilki barrier, sehingga penggunaan bedak pada
area yang tidak memiliki barrier ataupun pada area yang lembab secara signifikan akan
menyebabkan iritasi kulit. Efek samping yang bisa terjadi berupa gangguan pernapasan
akibat aspirasi massif yang tidak disengaja. Selain itu inhalasi bedak yang terlalu lama dapat
menyebabkan penipisan surfaktan, hiperresponsif bronkiolar, dan kerusakan alveolar. Maka
dari itu bedak bayi sebaiknya hanya digunakan pada area tertentu karena, bedak bayi atau
talcum powder secara signifikan meningkatkan kejadian dermatitis popok dibandingkan
penggunaan krim yang memang khusus unuk ruam popok.

Sumber:
- Matina F, Collura M, Maggio MC, VItulo P, Lo Pipro C, Corsello G. Inhaled surfactant
in the treatment of accidental powder inhalation: a new case repor. Ita; J Pediatr.
2011;37:47
- Sukhneewat C, Chaiyarit J, dan Techasatian L. Diaper dermatitis: a survey of risk factors
in Thai children aged under 24 months. BMC Dermatology. 2019;19(7)

7. Bagaimana cara membedakan dermatitis popok dengan diagnosis banding lain? -


Jesslyn
Jawab:
a. Dermatitis Atopik
Adanya eritematosus kering pada area popok, mirip dengan dermatitis popok iritan.
Terdapat lesi khas di bagian tubuh lain seperti kulit kepala, dagu, ektensor eksrimitas
disertai gatal, berhubungan dengan alergi makanan, asma infantile, dan riwayat keluarga
dengan atopik.14 Dermatitis atopik biasanya terjadi pada usia 3 – 12 bulan.
b. Dermatitis kontak alergi
Penyebab terjadinya karena adanya alergen kontak seperti pengawet, pewangi, karet
aditif, dan pewarna pada popok, serta tisu yang digunakan bayi. Semua hal ini juga
memicu munculnya ruam pada area popok. Adanya periode sensitisasi 1-3 minggu
sebelum dermatitis ini berkembang. Setelah pemicunya diidentifikasi, lesi dapat bertahan
selama 2 hingga 4 minggu setelah penyebabnya dihentikan.3

c. Dermatitis seboroik infantile


Papul dan plak eritematosus yang berbatas tegas dengan skuama kuning berminyak,
menonjol pada lipatan inguinal. Terdapat lesi lain yang mirip di lipatan kulit lain (aksila,
fossa antecubita, dan fossa polipteal), di kulit kepala dan wajah, dahi, alis, dan post
auricular. Tidak ada lesi papul satelit. Setiap anak dengan dermatitis seboroik yang luas,
diare, dan gagal tumbuh harus dievaluasi sebagai penyakit leiner. Penyebabnya belum
diketahui pasi namun yang menjadi kemungkinan karena Malassezia.3

d. Akrodermatitis enteropatika
Akrodermatitis enteropatika merupakan autosomal resesif dengan gejala yang biasanya
berkembang beberapa minggu setelah penyapihan, termasuk lesi kulit, alopecia, dan
diare.14 Lesi periorificial dan acral yang sangat eksudatif merupakan karakteristik
dermatologis dari kelainan ini. Eksematoid akral dan periorifisial dan lesi psoriasiform
dengan gejala yang berhubungan seperti alopesia, gagal tumbuh, diare, abnormalitas mata
dan kelopak mata (blepharities, konjungtivitis, keratitis, ekropion, simblepharon,
amblyopia).

e. Psoriasis Infantil
Pada psoriasis infantil yang mempengaruhi area popok, lesi dapat tampak mirip
dengan ruam popok. Pada psoriasis infantil, gambaran yang akan didapatkan berupa plak
eritroskuamosa yang ditemukan pada area popok, belakang leher, dan lipatan inguinal
berbatas tegas, lesi bersisik yang berbatas tegas, riwayat keluarga psoriasis.14
Sumber: Fölster-Holst R. Differential diagnoses of diaper dermatitis. Pediatr Dermatol.
2018;35:10–18

8. Apakah pemeriksaan penunjang dapat memmbantu penegakan diagnosis? – M. Ifzar


Jawab: Tidak ada pemeriksaan khusus untuk menunjang diagnosis dermatitis popok.
Pemeriksaan darah lengkap tidak spesifik dalam mendiagnosis dermatitis popok, tetapi dapat
dilakukan jika terdapat demam dan dicurigai ada infeksi sekunder atau infeksi sistemik yang
mendasari. Namun bila diduga terinfeksi jamur kandida, dapat dilakukan pemeriksaan KOH.
Apabila terinfeksi bakteri dengan pemeriksaan gram dari kerokan kulit. Biopsi dilakukan
untuk menilai nodul dengan histopatologi yang ditemukan adanya hipergranulosis dominan
dengan akantosis irregular.

9. Apakah dermatitis popok bisa sembuh sendiri seiring bertambahnya usia anak atau
dengan mengurangi faktor risiko atau harus dengan pengobatan? – Siti Aisyah
Jawab: untuk dermatitis popok, perawatan oleh ibu atau pengasuh dengan pemberian
krim/salap barrier, menjaga area ruam dari kontak kembali dengan popok, dan menghindari
penyebab yang membuat iritasi seperti sabun yang mengandung alcohol dan parfum. Proses
penyembuhan dalam 3-4 hari. Jika ruam belum membaik, maka perlu mengunjungi dokter.
Untuk usia tidak berpengaruh dalam proses penyembuhan, dermatitis popok berkaitan
dengan penggunaan popok.

10. Kapan harus mengunjungi dokter? Kapan dermatitis popok perlu kita rujuk ke dokter
spesialis dermatologi anak? - Abrar
Jawab:
- Ruam tidak menghilang ataupun berkurang selama 3 hari atau jika ruam semakin banyak
dan parah
- eskoriasi ataupun papul yag merah cerah
- bayi sedang menggunakan antibiotik dan kulit kemerahan dengan bintik-bintik merah di
tepi
- ruam sangat nyeri
- disertai demam dengan ruam
- muncul luka bernanah

Konsultas rujukan perlu dilakukan jika ada kondisi belum tertangani dan terindikasi seperti
dermatitis popok atipikal, pasien yang immunocompromised, dan orang yang datang dengan
komorbid

11. Bagaimana gambaran dermatitis popok berat seperti yang disebutkan oleh presentan?-
Stella
Jawab: gambaran dermtitits popok berat mengarah ke jacquet dermatitis berupa adanya Erosi
superfisial bahkan ulserasi dan granuloma gluteal infantum plak dan nodul violaceous,

12. Apa indikasi pemberian terapi sistemik pada dermatitis popok? Apakah semua kasus
diberikan terapi sistemik atau bagaimana? - Nanda
Jawab: Pengobatan secara sistemik dilakukan apabila terjadi infeksi sekunder bakteri yang
berat dan berulang, atau pada kasus yang tidak membaik setelah penggunaan antibiotic
topikal. Dapat diberikan amoksisilin, asam klavulanat, sefaleksin, atau trimethoprim-
sulfametoksazol (kotrimoksazol).

13. Apakah ada perbedaan pengobatan berdasarkan tingkat keparahan? - Nauval


Jawab: klasifikasi yang ada tidak menentukan pengobatan yang diberikan. Perbedaan dari
derajat keparahan hanya menentukan sudah separah apa kondisi dari ruam dan berhubungan
dengan lama proses penyembuhan serta prognosis selanjutnya.
14. Bagaimana tanda/lesi khas yang dapat membedakan dermatitis popok iritan dan
dermatitis popok kandida? - Sisi
Jawab: perbedaannya terlihat dari perbedaan area ruam yang terkena. Pada dermatitis popok
candida, bercak eritematosa akan lebih luas cembung hingga bagian lipatan inguinal.
Terdapat juga papul dan pustule satelit. Dipinggir area terkadang dijumpai skuama.

Dermatitis popok iritan Dermatitis popok kandida

15. Apa contoh krim barrier yang bisa digunakan dan kegunaan kandungannya?
Jawab : contoh merek dagang yang punya kandungan zink oksida, petrolatum, dan lain-lain
adalah mustela cream, little pam, Johnson’s baby, Cetaphil, Zwitsal)

SESI EXPERT
Pembimbing: dr. Fifa Argentina, Sp.KK, FINSDV
Terdapat berbagai macam popok bayi. Selain yang banyak beredar di pasaran, ada juga popok
bayi yang dapat digunakan berulang kali seperti popok bayi yang terbbuat dari kain.
Salah satu tatalaksana yang dapat diberikan pada dermatitis popok yang sangat mudah ditemui di
supermarket dapat berupa produk bayi yang mengandung zinc oxide seperti krim ungu merk
Zw*ts*l.

Laporan Kegiatan

Hadir : 15 orang (Lengkap)


Tidak Hadir :-

Anda mungkin juga menyukai