Anda di halaman 1dari 4

PERTANYAAN REFERAT INFEKSI GONOKOKAL

1. Apakah perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah dilakukan pengobatan, untuk


memastikan kesembuhan pasien dari infeksi gonokokal?
Ini sangat penting karena gonore bisa kebal terhadap antibiotik. Pasien memerlukan tes lanjutan
1-2 minggu setelah menyelesaikan perawatan untuk memeriksa apakah berhasil.
Hal ini sangat penting jika:
• Pasien merasa mungkin telah bersentuhan lagi dengan N. gonorrheae
• Pasien melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan sebelum perawatan untuk
Anda berdua selesai
• Pasien dan gejala tidak kunjung hilang
• Pasien menderita gonore tenggorokan
• Hasil tes pasien negatif tetapi Anda mengembangkan tanda atau gejala gonore.
Seberapa cepat tes dapat diulang tergantung pada tes yang digunakan. Klinik atau tempat praktik
umum akan memberi tahu Anda. Jika Anda dirawat karena gonore pada awal kehamilan, Anda
mungkin disarankan untuk menjalani tes lagi di akhir kehamilan.
Sumber : Pedoman Kesehatan seksual NHS UK (2019)

2. Kapan pasien infeksi gonokokal boleh kembali melakukan hubungan seksual?


Dianjurkan kepada pasien untuk tidak melakukan hubungan seksual baik itu secara orogenital,
anogenital, ataupun genitogenital , sampai melewati 7 hari setelah pasien dan pasangannya
menyelesaikan pengobatan. Hal ini untuk mencegah terjadinya infeksi berulang serta mencegah
transmisi N.gonorrheae ke orang lain.
Sumber : Pedoman Kesehatan seksual NHS UK (2019)

3. Sempat disebutkan bahwa pasien terinfeksi gonore beserta dengan pasangan seksualnya
harus menjalani pengobatan untuk mencegah infeksi berulang, bagaimana cara dokter
untuk memberitahukan kepada pasangan pasien mengenai hal ini? (breaking bad news
tanpa merusak hubungan pasien dengan pasangan)
Di negara- negara barat, Breaking bad news kepada pasangan pasien dilakukan melalui pesan
tertulis handphone (SMS) dari departemen kesehatan yang menyatakan bahwa “anda
kemungkinan terpapar infeksi bakteri gonokokal, segera periksakan diri anda ke fasilitas
kesehatan” tanpa menyebutkan nama pasangannya yang terdiagnosa dengan infeksi gonokokal.
Hal ini untuk menjaga confidentiality/ kerahasiaan informasi medis pasien.
Sumber: CDC (2015)
4. Apa faktor pembanding/ pembeda dari urethritis akibat infeksi gonokokal dengan
urethritis non-gonokokal?
Berdasarkan pedoman IMS Depkes RI (2015)

Sumber: Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual Kemenkes RI (2015).

5. Secara singkat bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada pasien suspek infeksi
gonokokal? Apakah berbeda anatara pada pria dan wanita?
Pemeriksaan fisik dilakukan di daerah sekitar genitalia pria dan wanita dengan bantuan lampu
sorot yang dilakukan oleh dokter.
 Pasien wanita diperiksa dengan berbaring pada meja ginekologik dengan posisi litotomi.
Pemeriksaan dilakukan dengan memisahkan kedua labia dan diperhatikan keberadaan
tanda kemerahan, pembengkakan, luka/ lecet, massa atau duh tubuh vagina (cairan yang
keluar dari dalam vagina, bukan darah dan bukan air seni).
 Pasien pria diperiksa dengan posisi duduk/ berdiri. Pemeriksaan dilakukan dengan
melihat pada daerah penis adanya tanda kemerahan, luka/ lecet, duh tubuh uretra (cairan
yang keluar dari uretra, bukan darah dan bukan air seni) dan lesi lain. Pasien pria
diharapkan untuk tidak berkemih selama 1 jam (3 jam lebih baik) sebelum dilakukan
pemeriksaan.
Sumber: Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual Kemenkes RI (2015).

6. Apakah transmisi vertical infeksi gonokokal ibu ke anak dapat dicegah? Bagaimana
caranya?
- Ibu hamil menjalani pengobatan dengan antibiotic
Antibiotik yang direkomendasikan: seftriakson 125mg IM atau sefiksim 400mg per oral.
- melahirkan dengan SC untuk mencegah kontak bayi dengan cairan genital ibu
Sumber: American Association of Family Physician (AAFP)

7. Bagaimana skrining infeksi gonokokal dilakukan pada ibu hamil?


Kunjungan ANC pertama : dilakukan screening pada ibu dengan risiko infeksi gonokokal pada
semua ibu hamil
Trismester ke-3: Screening ulang pada wanita yang masih memiliki faktor risiko terinfeksi
Faktor risiko:

- Tinggal di area dengan tingkat morbiditas tinggi


- Riwayat IMS sebelumnya
- Memiliki banyak mitra seksual
- Tidak menggunakan kondom secara teratur pada hubungan tidak monogamy
- Bekerja sebagai pekerja seksual

Sumber: CDC (2015)

8. Berapa lama setelah berhubungan seksual dengan seorang penderita gonore, dapat
dilakukan pemeriksaan gonore dengan hasil positif pada pasien?
Pemeriksaan dapat dilakukan segera setelah melakukan hubungan seks dengan terduga penderita
gonore, tetapi lebih disarankan untuk melakukan pemeriksaan 2 minggu post- hubungan seks.
Pasien dapat melakukan pemeriksaan gonore walaupun tidak memiliki tanda dan gejala.
Sumber : Pedoman Kesehatan seksual NHS UK (2019)

9. Apakah transmisi N.gonorrheae dapat terjadi melalui penggunaan handuk bersama


atau penggunaan air mandi secara bersama?
Infeksi gonokokal tidak dapat ditransmisikan melalui penggunaan handuk secara bersama
ataupun dengan mandi bersama, karena bakteri N. gonorea tidak dapat bertahan hidup di luar
tubuh manusia untuk waktu lama.
Sumber: Centers for Diasease Control and Prevention. Characteristics of N. gonorrhoeae and
Related Species of Human Origin. Georgia; CDC. 2017.

10. Apakah dapat diketahui berapa lama pasien sudah terinfeksi gonore berdasarkan
pemeriksaan lab? (jikalau sekiranya pasien ingin tau siapa yang mentransmisikan)
Sayangnya pemeriksaan laboratorium tidak bisa memberi tahu kapan pasien terinfeksi gonore.
Jikalau pasien merasakan rasa ketidak stabilan secara psikologis, dokter dapat memberikan
konseling atau dapat merujuknya ke therapist/ dokter spesialis jiwa.
Sumber : Pedoman Kesehatan seksual NHS UK (2019)

Anda mungkin juga menyukai