RMK #14
BAB XII
PERENCANAAN PAJAK DENGAN PEMANFAATAN BERAGAM FASILITAS
PERPAJAKAN
Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak dimana dalam
tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan,
dengan maksud dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang dilakukan.
Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan
Rp50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa
pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas
Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan
Rp4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus juta rupiah). Fasilitas pengurangan
tarif 50% dari tarif pasal 17 Undang-undang PPh ini berlaku umum untuk:
Semua W P Badan dalam negeri yang memiliki peredaran bruto kurang dari atau
sampai dengan Rp50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah) setahun, dengan
syarat:
2. Fasilitas PPh untuk W P Badan yang berlaku khusus untuk kondisi, wilayah,
dan/atau industri tertentu.
a. Fasilitas pengurangan tarif 5% lebih rendah dari tarif umum PPh Pasal 17
ayat (1) b U U PPh untuk WP Badan dalam negeri yang berbentuk perseroan
terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah
keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia
dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya.
Fasilitas ini didasarkan pada Pasal 17 ayat (2b) Undang-undang PPh yang
menyatakan:
Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang
paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang
disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi
persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima
persen) lebih rendah daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dan ayat (2a) yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah
PasaL 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
3. Perluasan dari usaha yang telah ada adalah suatu kegiatan dalam rangka
peningkatan kuantitas/kualitas produk, diversifikasi produk, atau perluasan
wilayah operasi dalam rangka pengembangan kegiatan dan produksi
perusahaan.
Kepada Wajib Pajak badan dalam negeri berbentuk perseroan terbatas dan koperasi
yang melakukan penanaman modal pada:
a. Bidang-bidang usaha tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I
Peraturan Pemerintah ini; atau
a. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah
penanaman modal, dibebankan selama 6 (enam) tahun masing-masing sebesar
5% (lima persen) per tahun;
b. Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat, sebagai berikut:
d. Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih
dari 10 (sepuluh) tahun dengan ketentuan:
1. Tambahan 1 tahun: apabila penanaman modal baru pada bidang usaha yang
diatur pada ayat (1) huruf a dilakukan di kawasan industri dan kawasan
berikat;
Pasal 3
Wajib Pajak yang mendapat fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2),
sebelum lewat jangka waktu 6 (enam) tahun sejak tanggal pemberian fasilitas tidak
boleh:
Tatacara untuk mendapatkan fasilitas Pasal 31A UU PPh sebagaimana diatur oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 sebagaimana terakhir diubah dengan
PP Nomor 52 Tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Industri pionir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah industri yang memiliki
keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi,
memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian
nasional.
Fasilitas ini diberikan kepada W P Badan yang bergerak di Industri Pionir mencakup:
a. Industrilogam dasar;
c. Industri permesinan;
Dengan kriteria:
Bentuk Fasilitas:
Tahap Pertama
Pembebasan Pajak Penghasilan badan dapat diberikan untuk jangka waktu paling
lama 10 (sepuluh) Tabun Pajak dan paling singkat 5 (lima) Tabun Pajak, terhitung
sejak Tabun Pajak dimulainya produksi komersial.
Tahap Berikutnya
Fasilitas PPN
Pajak di DPIL atau PDKB lainnya kepada Pengusaha Kena Pajak PDKB asal;
7. Peminjaman mesin dan atau peralatan pabrik dalam rangka subkontrak dari
PDKB kepada
perusahaan industri di DPIL atau PDKB lainnya dan pengembaliannya ke
PDKB asal.
Tata cara untuk memperoleh Fasilitas PPh dan PPN di kawasan KAPET
W P mengajukan Permohonan fasilitas diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak
dengan disertai:
Bea Masuk dan Bea Masuk Tambahan yang terutang atas impor dalam rangka
pelaksanaan Proyek Pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman
luar negeri, dibebaskan.
Fasilitas PPN
Pajak Pertambalian Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang
atas impor serta penyerahan Barang dan Jasa dalam rangka pelaksanaan Proyek
Pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri, tidak
dipungut.
Untuk PPh dengan pembuktian penunjukan sebagai kontraktor utama dari pekerjaan
yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan proyek-proyek Pemerintah yang dibiayai
dengan dana hibah dan atau dana pinjaman luar negeri.
Untuk PPN
Daftar barang yang akan diimpor (master list) dibuat oleh Pemimpin Proyek (Pimpro)
sesuai dengan kontrak dan disyahkan oleh Pejabat Fselon I atau pejabat yang
ditunjuk yang membawahi proyek bersangkutan. Satu eksemplar kontrak beserta
Masterlist disampaikan oleh Pimpro kepada Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal
Bea dan Cukai. Satu eksemplar kontrak harus disampaikan kepada Kantor
Pelayanan Pajak setempat dimana Kontraktor Utama terdaftar sebagai Wajib Pajak,
apabila belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, maka kontrak tersebut
disampaikan kepada Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing.
Dasar Hukum:
Pada bagian muka sudah diuraikan bahwa fasilitas P P N dan Pembebasan bea
masuk diberlakukan pada:
3. Impor impor serta penyerahan Barang dan Jasa dalam rangka pelaksanaan
Proyek Pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar
negeri mengenai dasar hukum dan tatacaranya dapat dilihat di bagian muka
modul ini.
Khusus Fasilitas P P N dan/atau P P n B M dan/atau Bea Masuk selain ketiga hal
yang sudah diuraikan dimuka, berikut diuraikan Fasilitas yang khusus berlaku untuk
PPN dan/atau PPnBM dan/atau Bea Masuk: