Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mei Rani Pramudia

NIM : 2010123220042
Kelas : B
Prodi : Bimbingan dan Konseling
Dosen : Dr. H. Sarbaini M. Pd

KEWARGANEGARAAN
 Resume Materi Kelompok 2

Bhinneka Tunggal Ika dan Integrasi Nasional


A. Bhinneka Tunggal Ika
Kebhinnekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan bangsa
dan negara. Kebhinnekaan harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman
multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas. Perbedaan etnis, religi
maupun ideologi menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia dengan
Bhinneka Tunggal Ika dan Toleransi yang menjadi perekat untuk bersatu dalam
kemajemukan bangsa.
Nilai-nilai yang merupakan penjabaran tata nilai integralistik diterapkan oleh
bangsa Indonesia dalam mengatur tata hubungan dengan Tuhan, dengan sesama
manusia, dengan bangsanya, dan dengan alam sekitarnya. Nilai-nilai keselarasan,
keserasian, keseimbangan, kebhinnekatunggalikaan dan kekeluargaan mewarnai
hubungan-hubungan tersebut, yang kemudian dirumuskan menjadi Pancasila,
pandangan hidup bangsa Indonesia, dasar Negara Republik Indonesia dan ideologi
bangsa.
Persatuan dalam keberagaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan
dalam keberagaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat
mewujudkan hal-hal seperti:
1. Kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang.
2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3. Perbedaan yang ada tidaak menjadi sumber masalah
4. Pembangunan berjalan lancar
B. Pengertian Integrasi Nasional
Pengertian Integrasi Nasional berasal dari dua kata yaitu, “Integrasi” dan
“Nasional. Integrasi berasal dari bahasa inggris, Integrate Artinya, menyatu padukan,
menggabungkan, mempersatukan. Dalam Bahasa Indonesia, integrasi artinya
pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan, Nasional
berasal dari bahasa inggris, nation yang artinya bangsa. Integrasi Nasional memiliki
arti Politis dan Antropologis. Secara Politis, Penyatuan berbagai Kelompok budaya
dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas
nasional. Secara Antropologis, Proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi.

C. Syarat Integrasi Nasional


Syarat keberhasilan suatu integrasi di suatu negara adalah sebagai berikut:
• Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan- kebutuhan antara satu- dan lainnya.
• Terciptanya Kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
• Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam
melangsungkan proses integrasi sosial

D. Integrasi nasional dapat dipahami dari dua segi yaitu:


1. Integrasi Nasional secara Vertikal
Integrasi Nasional secara vertikal membahas bagaimana mempersatukan
pemerintah nasional dengan rakyatnya yang tersebar dalam daerah yang
luas.
2. Integrasi Nasional secara Horizontal
Integrasi Nasional secara horizontal membahas bagaimana
mempersatukan rakyat yang majemuk, hidup dalam berbagai golongan
primordial yang beranekaragam nilai lembaga serta adat kebiasaannya,
sehingga merasa bagian dari satu bangsa yang sama.

E. Faktor-faktor pembentuk Integrasi Nasional


• Adanya rasa senasib dan seperjuangan
• Adanya ideology nasional yang tercermin dalam simbol negara
• Adanya tekad dan keinginan untuk bersatu
• Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat
nasionalisme bangsa
• Penggunaan bahasa Indonesia
• Semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air
Indonesia
• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
• Jiwa semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat
• Mencintai produk dalam negeri

F. Faktor penghambat integrasi Nasional


• Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen
• Kurangnya toleransi antargolongan
• Kurangnya kesadaran dari masyarakat terhadap ancaman dan gangguan luar
• Adanya ketidakpuasan terhadap ketidakmerataan hasil-hasil pembanguan

G. Ancaman terhadap Negara dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika


a. Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
1. Ancaman di Bidang Militer Ancaman yang berupa kekuatan persenjataan
militer. Ancaman ini berupa Agresi Militer yang terjadi di Indonesia sebanyak
dua kali, yaitu Agresi militer I dari tanggal 21 Juli hingga 5 Agustus 1947 dan
Agresi militer II tanggal 19 Desember 1948.
2. Ancaman Non-Militer Pada hakikatnya Ancaman yang menggunakan faktor
Non-militer dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan
negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.
Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh pengaruh negative dari
globalisasi
b. Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
1. Ancaman di bidang Ideologi Adanya Ideologi-Ideologi yang mempengaruhi bangsa
seperti Liberalisme yaitu mengarah pada kehidupan liberal yang menekankan pada
aspek kebebasan individual.
2. Ancaman di bidang Politik Ancaman ini dapat bersumber dari luar negeri maupun
dalam negeri Ancaman politik dari luar, dilakukan suatu negara dengan memberikan
tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, Provokasi, atau Blokade Sedangkan
Ancaman Politik dari dalam, dapat berupa separatisme.

C. . Ancaman di bidang Ekonomi


1. Tersaingnya Produk buatan Indonesia.
2. Perekonomian yang dikuasai pihak asing.
3. Persaingan bebas menciptakan keleluasaan memonopoli pasar.
4. Memperburuk prosepek pertumbuhan ekonomi jangka panjang, apabila
hal-hal diatas berlaku dalam suatu Negara.

D. Ancaman di bidang Sosial Budaya


Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan,
keterbelakangan, ketidak adilan yang menjadi titik pangkal separatisme,
terorisme, dan kekerasan.

E. Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan


Peran Masyarakat untuk Mengatasi berbagai ancaman dalam membangun Integrasi
Nasional Antara lain:
1. Tidak membeda-bedakan suku, ras, daerah.
2. Toleransi antar umat beragama.
3. Membangun kesadaran integrasi nasional.
4. Pelaksanaan gotong royong.
5. Menggunakan fasilitas umum dengan baik.
6. Bersedia bekerjasama dengan golongan masyarkat untuk kesejahteraan
bersama.
7. Merawat dan memelihara lingnkungan sekitar Menggunakan layanan
umum secara tertib.
8. Menjaga keamanan wilayah dari ancaman dari luar maupun dalam.
9. Memberi kesempatan meraykan hari besar keagamaan dengan aman dan
nyaman sesuai kepercayaan.
10. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

 RESUME DISKUSI
1. apakah Bhinneka Tunggal Ika dapat menekan paham radikalisme?
Ya, karena semboyan ini mengajarkan kita untuk saling menghargai satu sama lain
2. mengenai topik bahasan Bhinneka Tunggal Ika dan Integrasi Nasional, nah apa
saja yang dapat memecahkan keberagaman Bhinneka Tunggal Ika?
- Suka mengadu domba orang lain.
- Suka menyebarkan berita palsu.
- Tidak suka menghormati orang lain.
- Tidak menghargai karya orang lain.
- Berniat untuk menciptakan permusuhan dan perselisihan antar sesama
Selain itu,
1.Pendidikan moral pancasila yang tidak maksimal
Diberbagai lembaga pendidikan selalu diajarkan tentang pendidikan moral pancasila
tetapi sayangnya hanya sekedar belajar dan mengetahuinya saja, namun tanpa
adanya dijalankan dalam kehidupan bermasyrakat. Inilah yang menyebabkan rasa
kebhineka tunggal ika yang tidak terasa pada generasi muda mulai luntur perlahan.
Pendidikan apapun itu hendaknya bukan sekedar teori saja namun juga dengan
keseriusan dalam mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.Karena merasa paling benar


Merasa diri paling benar adalah salah satu sifat yang dapat memecah belah
persatuan dan terus menerus akan menjadi pemicu lahirnya konflik baru didalam
negeri, karena sifat egois tersebut cenderung memandang pendapat atau perbedaan
yang ada pada orang lain tidak lebih baik darinya dan melupakan hak dan kewajiban
warga negara Indonesia. Padahal pada hakikatnya apapun budaya, bahasa, agama
dan suku seseorang adalah baik dan benilai seni tinggi masing masing. Hanya saja
cara berpikir mausianya yang masih primitif karena belum menyadari bahwa semua
manusia itu tidak ada yang sempurna.
3. Bagaimana langkah-langkah ketika kita menghadapi ancaman sosial budaya?
a. Edukasi bidang sosial budaya sejak di bangku pendidikan.
b. Memelihara keseimbangan dan kelestarian budaya lokal.
c. Memfilterisasi budaya asing yang tidak sesuai norma bangsa.

Anda mungkin juga menyukai