Anda di halaman 1dari 3

Tujuan dan Manfaat Penilaian Hasil Belajar

Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan
untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup
pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian juga diartikan
sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi
tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik. Prinsip penilaian hasil belajar antara lain
menekankan bahwa penilaian harus dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan, dan
objektif. Menurut Sudjana (2011) laporan hasil penilaian bukan hanya mengenai prestasi atau
hasil belajar, melainkan juga mengenai kemajuan dan perkembangan belajar siswa di sekolah
seperti motivasi belajar, disiplin, kesulitan belajar, atau sikap siswa terhadap mata pelajaran.
Oleh sebab itu, guru perlu mencatat perkembangan dan kemajuan belajar siswa secara teratur dan
berkelanjutan. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode atau prosedur formal
maupun informal untuk menghasilkan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Instrumen
penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas
rumah, dan sebagainya.

Hasil belajar itu sendiri mencakup perubahan yang dialami oleh siswa dalam hal sikap
dan perbuatan atau terbentuknya karakter yang diharapkan. Secara umum laporan hasil belajar
siswa dapat dipergunakan untuk: (a) Membantu siswa belajar, baik bantuan oleh guru maupun
orang tua. (b) Membantu memotivasi siswa baik oleh guru maupun orang tua. (c) Membantu
sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (d) Membantu sekolah memperbaiki program
pembelajaran. (e) Membantu sekolah dalam melengkapi fasilitas dan infrastruktur pendukung
pembelajaran.

Laporan penilaian termasuk sarana komunikasi antara sekolah, guru, siswa dan orang tua
tentang ketercapaian perkembangan belajar anak dalam waktu tertentu. Hal ini merupakan
bagian penting dari kerjasama guru dengan orang tua dalam membantu perkembangan anak.
Oleh karena itu laporan harus disusun sedemikian rupa dengan cermat, teliti dan jelas serta
penuh rasa tanggung jawab disampaikan agar mudah dipahami oleh pembaca khususnya orang
tua. Zainal (2012) menyatakan bahwa dalam laporan hasil belajar siswa, tujuan penilaian
dilakukan dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah
diberikan. 

2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap
program pembelajaran. 

3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. 

4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi guru untuk
memberikan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat
dijadikan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan. 

5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis
pendidikan tertentu. 

6. Untuk menentukan kenaikan kelas. 

7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya

Pedoman penilaian dalam kurikulum

Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai
pencapaian kompetensi mata pelajaran yang terdiri dari ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan.

a. Untuk ranah sikap menggunakan skor modus 1,00 – 4,00 dengan predikat kurang (k),
cukup (c), baik (b), sangat baik (sb).
b. Untuk ranah pengetahuan menggunakan skor rerata 1,00 – 4, 00 dengan predikat D – A.
c. Untuk ranah keterampilan menggunakan skor optimum 1, 00 – 4, 00 dengan predikat D –
A.

Penilaian sikap peserta didik ditunjukkan dalam bentuk antara lain: motivasi dan minat
belajar, kerjasama, disiplin, ketekunan, ulet (tidak mudah menyerah), sportif, percaya diri
(kemandirian), ketelitian, kemampuan memecahkan masalah, kritis, berfikir logis dan ilmiah,
kreatifitas, santun dalam berkomunikasi, responsif dalam mendengarkan dan mampu
menyampaikan pendapat/pertanyaan sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar (dalam
B. Indonesia dan B. Asing), antusias dalam membaca, memiliki kepedulian dengan lingkungan
(sosial, budaya, ekonomi dan politik), suka menolong, suka beramal, menghargai dan
menghormati orang lain, santun dalam bersikap, berlaku jujur, memiliki jiwa kewirausahaan,
atau bentuk lainnya sesuai dengan karakteristik masing‐masing mata pelajaran.

Nilai pengetahuan mencakup aspek pengetahuan konsep sampai dengan aspek penerapan,
analisis, sintesis dan evaluasi, yang diperoleh melalui berbagai teknik penilaian berupa tes
tertulis dan lisan (wawancara/presentasi dll), observasi atau pengamatan, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

Nilai keterampilan berhubungan pada aspek psikomotor (keterampilan dan teknik dalam
melakukan tugas serta kesesuaian dengan standar operasional prosedur), yang seluruh hasil
penilaiannya terintegrasi dalam satu nilai dan bentuk lain sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran.

Daftar Pustaka

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Nana Sudjana. 2011.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai