Anda di halaman 1dari 24

TRANSFORMATOR

Oleh:
Ir. Sutedjo, MT.
Ony Asrarul Qudsi, ST., MT

Program Studi Teknik Elektro Industri


Departemen Teknik Elektro
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Trafo Transmisi dan Distribusi


Tujuan
 Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu memahami pinsip kerja dan cara penggunaan , konsep
dasar transformator distribusi tenaga listrik, klasifikasi transformator, serta
kinerja transformator pada distribusi tenaga listrik
 Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa dapat memahami secara menyeluruh sistem pendinginan
transformator dan pemakaian transformator tegangan menengah
Outline
 Bagian-bagian trafo distribusi
 Pengujian minyak trafo distribusi
Distribution Transformer
Distribution Transformer
(Conservator Type)
Distribution Transformer
(Hermetically Sealed)
Dry Type Transformer
Shunt Reactors
PENGUJIAN KARAKTERISTIK
MINYAK ISOLASI
- Didalam transformator ada dua bagian yang secara aktif
membangkitkan panas yaitu tembaga (kumparan) dan besi (inti).
Panas-panas itu bilamana tidak disalurkan atau diadakan
pendinginan, akan menyebabkan tembaga atau besi itu mencapai
suhu yang terlampau tinggi, sehingga bahan-bahan isolasi yang ada
pada tembaga (kertas minyak) akan menjadi rusak.

- Untuk hal ini kebanyakan dilakukan dengan memasukkan inti


maupun kumparan ke dalam minyak yaitu suatu jenis minyak tertentu
yang dinamakan minyak isolasi (trafo).

9
 JENIS MINYAK TRAFO

- Minyak trafo mineral


Minyak yang berbahan dasar dari pengolahan minyak bumi yaitu
antara fraksi minyak diesel dan turbin yang mempunyai struktur kimia
yang sangat kompleks.

- Minyak trafo sintetis (askarel)


Minyak jenis ini mempunyai sifat lebih menguntungkan antara lain
tidak mudah terbakar dan tidak mudah teroksidasi. Namun beracun
dan dapat melukai kulit.
 BEBERAPA CONTOH MEREK DAGANG

Minyak Mineral Minyak Sintetis


* Diala C, B (USA) * Aroclor (USA)
* Univolt (Esso) * Clopen (Jerman)
* Nynas (Swedia) * Phenoclor (Perancis)
* Mictrans (Jepang) * Pyroclor (UK)
* Sun Ohm-MU (Korea) * Fenclor (Itali)
* Petromin (Dubai) * Pyralene (Perancis)
* BP-Energol (UK) * Pyranol (USA)
 PERSYARATAN SEBAGAI MINYAK ISOLASI

- Viskositas yang rendah untuk mempermudah sirkulasi


- Titik nyala yang tinggi untuk mencegah terjadinya kebakaran
- Bebas asam untuk mencegah karat dari tembaga dan kerusakan pada
isolasi belitan
- Tidak bersifat korosif
- Tahan terhadap oksidasi
- Mempunyai kekuatan dielektrik (tegangan tembus) yang tinggi
- Tidak mengandung sedimen
 TINGKATAN STANDAR MINYAK TRAFO
No. Standar Keterangan
1. IEC International standard
2. BS, ASTM, JIS, SNI National specifications
3. ABB, GEC-Ahlstom, Unindo Transformer producer specifications
4. TNB, PLN Power distributor specifications
PENGUJIAN MINYAK ISOLASI

Harga suatu transformator adalah mahal, tetapi memantau


unjuk kerja sistem transformator melalui kondisi minyak tidak
mahal dibanding dengan biaya jika transformator
mengalami kegagalan (failure). Dengan demikian masa
hidup transformator diharapkan lama kira-kira 40 tahun,
bahkan dengan minyak trafo yang kualitasnya sangat baik
diharapkan setara dengan masa hidup transformator.
PENGUJIAN MINYAK ISOLASI

Menurut studi yang dilakukan US Inspection and Insurance


Companies, bahwa 10 % kegagalan transformator tenaga adalah
karena deteriosasi bahan isolasi dan kegagalan internal “over load”
dalam lilitan tegangan tinggi yang disebabkan bertambahnya
deposit/ sludge.
Untuk itu pemantauan dan pemeliharaan kualitas minyak adalah
sangat penting guna menjamin keandalan operasi peralatan listrik
khususnya transformator, dan para ahli yang berwenang telah
menetapkan petunjuk dalam bentuk standar uji dan spesifikasi
teknik seperti IEC, ASTM, BS dll.
PENGUJIAN MINYAK ISOLASI

1. Minyak trafo baru (Unused mineral insulating oil)


IEC 60296-2003

2. Minyak trafo pakai (Mineral oil in service)


SPLN 49-1:1982
IEC 422:1982 diperbahurui menjadi IEC 422:1989
RUANG LINGKUP PENGUJIAN

Berdasarkan sifat-sifatnya :

1. Kimia 2. Fisika 3. Kelistrikan


- Keasaman - Viskositas - Tegangan tembus
- Densitas - Tahanan jenis
- Kadar air
- Titik nyala
- Ketahanan oksidasi - Faktor kebocoran
- Tegangan antar
- Korosi lempengan muka dielektrik, tan d
tembaga - Titik tuang
- Sedimen
BATASAN MINYAK ISOLASI BARU
(IEC 60296-2003)

No. Parameter uji Batasan


1. Fungsi
1.1 Viskositas pada 40 oC Max. 12 cSt
1.2 Titik tuang Max. – 40 oC
1.3 Kadar air Max. 30 mg/kg
1.4 Tegangan tembus : - Sebelum treatment Min. 30 kV /2.5mm
- Setelah treatment Min. 70 kV /2.5mm

1.5 Densitas pada 20 oC Max. 0,895 g/ml


1.6 Faktor kebocoran dielektrik, tan d pada 90 oC Max. 0,0005

Forum Enjiniring ke I 18
BATASAN MINYAK ISOLASI BARU
(IEC 60296-2003)

No. Parameter uji Batasan

2. Stabilitas
2.1 Keasaman Max. 0,01 mg KOH/kg
2.2 Tegangan antar muka Min. 40 dyne/m
2.3 Korosif sulfur Tidak korosif
2.4 Kadar sulfur Tidak disyaratkan
2.5 Aditif anti oksidan U: Tidak terdedeksi
T: Max. 0,08 %
I: 0,08 % - 0,4 %.
2.6 Kadar furfural Max. 0,1 mg/kg
BATASAN MINYAK ISOLASI BARU
(IEC 60296-2003)

No. Parameter uji Batasan


3. Unjuk kerja
3.1 Ketahanan oksidasi : - Sedimen Max. 0,8 %
- Keasaman Max. 1,2 mg KOH/g
- DDF at 90oC Max. 0,500
3.2 Gassing tendency Tidak disyaratkan
4. Keamanan
4.1 Titik nyala Min. 135 oC
4.2 PCA Max. 3 %
4.3 PCB Tidak terukur
BATASAN MINYAK ISOLASI PAKAI
IEC 422:1989

No. Parameter Batasan


1 Tegangan tembus  50 kV untuk tegangan > 170 kV
 40 kV untuk teg. 70 – 170 kV

 30 kV untuk tegangan < 70 kV

2 Kadar air < 20 mg/kg untuk > 170 kV


< 30 mg/kg untuk < 170 kV
3 Angka kenetralan 0,5 mgKOH/g
(keasaman)
4 Sedimen Tidak terukur ( > 0,02% )
5 Tahanan jenis Min. 1 G Ω.m
BATASAN MINYAK ISOLASI PAKAI
IEC 422 : 1989

No. Parameter Batasan

6 Faktor kebocoran dielektrik Max. 0,2 untuk tegangan > 170 kV


tg d pada 90 oC Max. 1,0 untuk tegangan < 170 kV
7 Tegangan permukaan Min. 15 dyne/cm

8 Kandungan gas IEC 577 dan IEC 599

9 Titik nyala Max. penurunan 15 oC


Referensi
 Pabla, Power Distribution, McGraw-Hill, 1981
 Jones, Distribution System Engineering, John Wiley,
1986
 E. Lakervi & EJ Holmen, Electricity Distribution
Design, IEEE Power Engineering Network Design,
1989
 Handbook of Electric Distribution
Referensi
 Materi Pra Jabatan Bidang Distribusi PT. PLN
 Buku PT. PLN, 2010
 Standar Kompetensi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Sub Bidang
Operasi, Kementerian ESDM
 Stepen J. Chapman, Electric Machinery Fundamental

Anda mungkin juga menyukai