Anda di halaman 1dari 28

TRANSFORMATOR

Oleh:
Ir. Sutedjo, MT.
Ony Asrarul Qudsi, ST., MT

Program Studi Teknik Elektro Industri


Departemen Teknik Elektro
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Kerja Seri dan Paralel Trafo


Tujuan
 Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu memahami pinsip kerja dan cara penggunaan , konsep
dasar transformator distribusi tenaga listrik, klasifikasi transformator, serta
kinerja transformator pada distribusi tenaga listrik
 Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa dapat memahami secara menyeluruh Mampu memahami kerja seri
& paralel.
Outline
 Kerja seri trafo 1 fasa
 Kerja parale trafo 1 fasa
Kerja seri transformator satu fasa
 Kerja seri transformator di lakukan untuk memeroleh
tegangan yang lebih
 Contohnya apabila kita mempunyai dua buah
transformator yang mempunyai tegangan 110 volt
sedangkan sumber tegangan yang ada 220 volt,
maka supaya kedua trafo tersebut dapat digunakan
maka di lakukan kerja seri transformator
Kerja Seri transformator
Kerja paralel transformator satu fasa

 Mempunyai tegangan sumber yang sama


 Mempunyai frekuensi sumber yang sama
 Hubungan kedua transformator harus dibuat
polaritas yang sesuai
 Rating tegangan kedua transformator tersebut harus
identik (mempunyai angka transformasi yang sama)
 Polaritas impedansi hendaknya sama
Rangkaian kerja paralel trafo satu
fasa
Kasus-1 :transformator Ideal
Persamaan
 A I dan IB berimpit, arus beban I juga berimpit dan
searah sehingga dapat di tuliskan persamaan
sebagai berikut:
 I = IA + IB juga IA ZA = IB ZB
 IA = I ZB / (ZA + ZB)
 IB = I ZA / (ZA + ZB)
Diagram Vektornya

 V2
A
IA
IB B

I
Kasus 2 :perbandingan-
perbandingan tegangan sama
Persamaan yang digunakan
 1/ZAB = 1/ZA + 1/ZB
 IA = I ZAB / ZA
 IB = I ZAB / ZB
 QA = Q ZB / (ZA + ZB)
= Q 1 / (1 + ZA /ZB)
 QB = Q ZA / (ZA + ZB)
= Q 1 / (1 + ZB /ZA)
Diagram Vektornya

IAZA = IB ZB

EA=EB = E

IB
IBRB
IA RA
IA
I
Kasus-3: perbandingan tegangan
tidak sama
Persamaan yang digunakan

 C I = (EA – EB)/ (ZA + ZB)


 IA = EA ZB / (ZL(ZA + ZB)) + (EA – EB)/ (ZA + ZB)
 IB = EB ZA / (ZL(ZA + ZB)) + (EA – EB)/ (ZA + ZB)

V2 = I ZL = EA/ ZA+ EB/ ZB


1 /ZA +1/ZB+ 1 /ZL
 I = IA + IB
DIAGRAM VEKTOR

IB ZB

EB
EA

IB V2
IBRB IA ZA
IA RA
IA
I
Paralel trafo satu-fasa
Paralel trafo satu-fasa
Tujuan Paralel trafo satu-fasa
Gagal Paralel
Salah Polaritas
Gagal Paralel
Tegangan tidak sama
Gagal Paralel
Tegangan tidak sama
Gagal Paralel
Tegangan tidak sama
Gagal Paralel
Frekwensi tidak sama
Gagal Paralel
Frekwensi tidak sama
Gagal Paralel
Frekwensi tidak sama
Referensi
 Pabla, Power Distribution, McGraw-Hill, 1981
 Jones, Distribution System Engineering, John Wiley,
1986
 E. Lakervi & EJ Holmen, Electricity Distribution
Design, IEEE Power Engineering Network Design,
1989
 Handbook of Electric Distribution
Referensi
 Materi Pra Jabatan Bidang Distribusi PT. PLN
 Buku PT. PLN, 2010
 Standar Kompetensi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Sub Bidang
Operasi, Kementerian ESDM
 Stepen J. Chapman, Electric Machinery Fundamental

Anda mungkin juga menyukai