Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN 9

KERJA PARALEL TRANSFORMATOR

Transformator A dan B Bekerja Paralel

V1 A V2

Gambar 9. 1 Kerja Paralel Transformator

Syarat-syarat untuk memparalel dua Transformator:


1. Belitan-belitan primer dari kedua transformator cocok dengan system
tegangan dan frekwensi dari sumber.
2. Hubungan harus dibuat dengan polaritas yang sesuai.
3. Rating tegangan kedua kedua transformator tersebut harus identik, dengan
kata lain perbandingan transformator dari kedua trafo hendaknya sama.
4. Persentase impedansi hendaknya sama.

Kasus I.
1. Trafo – trafo Ideal

IA ZA

I
V1 E IB ZB

V2 BEBAN

Gambar 9. 2 Dua Transformator Ideal bekerja parallel


Pada gambar 9.2 Dua Transformator Ideal bekerja parallel yaitu mempunyai
perbandingan tegangan sama segi tiga tegangan impedans identik dalam ukuran dan
model.
Keterangan :
E = Tegangan sekunder beban nol dari masing-masing transformator
V2 = Tegangan terminal di sisi beban.
IA = Arus yang tersedia di transformator A
IB = Arus yang tersedia di transformator B.
I = Arus total dari trafo A dan B, lagging dibelakang V2 sebesar sudut
Q

Q
A

B
IA

IB

Gambar 9.3 Segi Tiga Tegangan Impedans yang Identik dari Kedua Transformator.

Gbr (b). Segi tiga ABC adalah menunjukan segi tiga tegangan impedans yang identik
dari kedua transformator.
IA dan IB berimpit, arus beban I juga berimpit dan searah, maka dapat ditulis :

I = IA + IB

Juga IAZA = IBZB


IA ZB
Atau : 
IB ZA

IZB
Jadi : IA =
( ZA  ZB )

IZA
IB =
( ZA  ZB )

Kasus 2 : Perbandingan – perbandingan Tegangan sama

IA ZA

I
V1 E IB ZB

E V2 BEBAN

Gbr. a

ZA IA

ZB IB

E = EA = EB V2 BEBAN

Gambar 9.4 Perbandingan Tegangan Sama


Dalam keadaan beban nol E = EA dan tidak ada perbedaan phase antara EA dan
EB , arus sirkulasi antara kedua trafo juga tidak ada. Dan apabila admitansi
kemagnetan diabaikan maka untai ekivalennya dapat dilihat pada gambar a dan b.
Diagram vektornya dapat dilihat pada gambar ( C ).
Dimana : ZA, ZB = Impedans-impedans transformator.

IA,IB = arus – arus transformator

V2 = tegangan terminal bersama ( pada beban )

I = jumlah arus.

Dalam hal ini berlaku hubungan :

IAZA = IBZB = IZB ……………………………………. (i)

ZAB kombinasi parallel ZA dan ZB

1 1 1 ZA  ZB
  atauZAB  .......... …………….. ( ii )
ZAB ZA ZB ( ZA  ZB)

Dari persamaan 1 dapat diperoleh :

IZAB IZB
IA =  dan
ZB ( ZA  ZB)

IZAB IZA
IB = 
ZB ( ZA  ZB)

Kalau kedua suku dikalikan dengan V2, maka :

ZB
V2IA = V2I . dan
ZA  ZB

ZA
V2IB = V2I .
ZA  ZB

V2I x 10¯³ = Q = Jumlah KVA dari kedua transformator, maka


KVA yang didukung oleh setiap transformator :

ZB ZA
QA = Q , QB ………………… ( iii )
ZA  ZB ZA  ZB
QA = KVA dari transformator A

QB = KVA dari transformator B

IAZA=IBZB

EA=EB=E
IBXB

0 QB
IB IBRB
QA

IA I
Gbr c

Kasus 3 : Perbandingan tegangan tidak sama.


Dalam hal ini perbandingan-perbandingan transformasi dari kedua
transformator berbeda, dalam hal mana tegangan skunder pada keadaan tak berbeban
tidak sama. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar a dan b :

IA ZA

IB ZB

V1
EA EB V2 BEBAN

a
B
XB
IB
EB
EA
A
IAZ

A
IAX
0 V2
Q IBRB
IB

IA
R
A
IA I
Gbr b

Diambil : EA, EB = Tegangan EMF pada keadaan beban nol dari


kedua

Transformator’

Z = impedans beban pada skunder.

Terjadi arus sirkulasi antara kedua trafo, yaitu :

EA  EB
IC = ……………………… (i)
ZA  ZB

Persamaan – persamaan yang berlaku dalam hal ini, gambar a dan b

EA = IAZA + V2.

EB = IBZB + V2

Sekarang : V2 = IZL = ( IA + IB ) ZL dimana :

ZL = impedans beban

Jadi EA = IAZA + ( IA + IB ) ZL …………… ( ii )

EB = IBZB + ( IA + IB ) ZL …………… ( iii )

EA - EB = IAZA - IBZB …………… ( iv )

IZA  IBZB
Jadi IC =
ZA  ZB
[( EA  EB)  IBZB ]
IA =
ZA

Masukan harga IA ke dalam persamaan (iii), maka kita akan peroleh :

EB = IBZB + [{ ( EA – EB ) + IBIB } / ZA ] ZL

[ EBZA  ( EA  EB) ZL]


Jadi IB = …………… (v)
[ ZAZB  ZL( ZA  ZB)]

[ EAZB  ( EA  EB) ZL]


Dapat juga : IA = …………… ( vi )
[ ZAZB  ZL( ZA  ZB)]

Jika ZA dan ZB kecil sekali dibanding ZL, maka ZAZB diabaikan jika
dibandingkan dengan : ZL ( ZA + ZB ),

Jadi kita peroleh :

EAZB ( EA  EB)
IA =  ………… ( vii )
ZL( ZA  ZB) ZA  ZB

EBZA EA  EB
IB =  ………….. ( viii )
ZL( ZA  ZB) ZA  ZB

Anda mungkin juga menyukai