Anda di halaman 1dari 6

Proses seleksi

 Abstrak akan dipilih berdasarkan kebijakan Panitia PIN POI 2021 dengan menilai kelayakan
dan relevansi ilmiah.

Panduan

 Presenter harus terdaftar sebagai peserta PIN-POI dan menghadiri Simposium PIN-POI
melalui zoom.
 Naskah harus orisinal dan belum pernah diterbitkan atau dipresentasikan pada pertemuan
ilmiah lainnya sebelum PIN POI 2021.
 Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris. Pengetikkan yang akurat dan proofreading merupakan
hal wajib yang harus dilakukan.
 Semua abstrak harus dikirimkan melalui email pinpoi2021@gmail.com dalam format PDF.
Abstrak harus sudah diterima panitia paling lambat tanggal 14 Mei 2021. Abstrak yang
melewati tenggat waktu tidak diterima.
 Pemberitahuan tentang abstrak yang diterima diumumkan tanggal 17 Mei 2021 melalui
whatsapp dan email terdaftar.
 Abstrak yang diunggah harus diberi nama sesuai format: nama penulis utama/presenter_tipe
artikel. Contoh: Budi_casereports, Budi_originalarticle
 Jadwal presentasi oral akan diumumkan tanggal 20 Mei 2021 melalui whatsapp dan email
terdaftar.

Tipe artikel

 Original article merupakan artikel penelitian yang menyajikan informasi/teori baru yang
belum pernah dipublikasikan, berdasarkan penelitian yang dikerjakan oleh penulis.
 Case report merupakan laporan kasus yang menunjukkan patofisiologi/perjalanan
penyakit/penatalaksanaan yang unik dan dapat digunkaan sebagai dasar pengembangan ilmu
selanjutnya.

Abstrak

 Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris.


 Judul abstrak harus ringkas, jelas, dan cukup menggambarkan isi dari naskah. Singkatan
dengan arti yang jelas diperbolehkan, seperti Diabetes Mellitus (DM).
 Judul abstrak ditulis dalam Times New Roman, ukuran 16, jumlah kata kurang dari 20. Judul
lebih dari 20 kata akan dipotong. Huruf kapital pada judul abstrak hanya digunakan pada kata
pertama, akronim, dan kata benda yang tepat.
 Penulis utama hanya dapat mengajukan 1 abstrak, sedangkan penulis lainnya diperbolehkan
untuk mengajukan lebih dari 1 abstrak. Penulis yang mengirimkan abstrak secara otomatis
terpilih sebagai penulis utama/presenter. Bila mengajukan lebih dari 1 abstrak, nama penulis
harus ditulis identik pada semua abstrak. Nama dituliskan tanpa gelar. Afiliasi dari masing-
masing penulis wajib meliputi nama institusi dan kota.
 Struktur dari abstrak:
o Original article: Latar belakang, Tujuan, Metode, Hasil, Kesimpulan
o Case report: Latar belakang, Kasus, Kesimpulan
 Isi abstrak ditulis dalam Times New Roman, ukuran 12, dengan spasi 1.5, tidak lebih dari
450 kata. Abstrak tidak mengandung tabel, gambar, diagram, atau referensi.
 Kata kunci mengandung inti dari artikel, dengan jumlah sebanyak 3-5 kata, dipisahkan
dengan tanda koma.

Desain presentasi

 File presentasi menggunakan Microsoft Power Point dengan rasio slide 4:3 (dalam format
.pptx)
 Isi dari presentasi minimal mengandung Judul, Nama Penulis, Afiliasi, dan:
o Original article: Latar Belakang, Tujuan, Metode, Hasil, Diskusi, dan Kesimpulan
o Case report: Latar Belakang, Presentasi Kasus, Diskusi, Kesimpulan

Presentasi

Semua abstrak yang diterima akan dipresentasikan pada Simposium PIN POI 2021 pada tanggal
21 Mei 2021.

 Semua peserta wajib menghadiri pertemuan 30 menit sebelum waktu presentasi yang
ditentukan dengan menggunakan nama dari penulis pertama. Semua peserta wajib
mempersiapkan file presentasinya masing-masing. Presentasi akan ditampilkan secara
langsung melalui Zoom dan meeting link akan diumumkan melalui website, whatsapp, dan
email yang teregistrasi.
 Presentasi disampaikan dalam Bahasa Indonesia.
 Waktu presentasi oral adalah 7 menit
 Diakhir tiap presentasi akan dilakukan diskusi dengan alokasi wakttu 3 menit.
 Pemberitahuan pembatalan presentasi harus dilakukan sedini mungkin kepada panitia.

Rekognisi Presenter

Semua presenter akan menerima sertifikat partisipasi. Naskah terbaik akan mendapatkan
penghargaan.

Lampiran template penulisan abstrak untuk Original Article dan Case Report
HbA1c and plasma Transforming Growth Factor-Beta 1 in Type-2
Diabetes Mellitus patients

Pradana Zaky Romadhon1, Ari Sutjahjo2, Hermina Novida2, Soebagijo Adi Soelistijo2*, Sony
Wibisono2, Jongky Hendro Prajitno2, Askandar Tjokroprawiro2

1
Hematology and Medical Oncology Unit, Department of Internal Medicine, Dr. Soetomo General
Academic Hospital – Faculty of Medicine Airlangga University, Surabaya, Indonesia
2
Endocrinology, Metabolism, and Diabetes Unit, Department of Internal Medicine, Dr. Soetomo
General Academic Hospital – Faculty of Medicine Airlangga University, Surabaya, Indonesia

*Corresponding author: Soebagijo Adi Soelistijo. Endocrinology, Metabolism, and Diabetes Unit,
Department of Internal Medicine, Dr. Soetomo General Academic Hospital – Faculty of Medicine
Airlangga University, Surabaya, Indonesia. Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 47, Surabaya 60131,
Indonesia. email: soebagijo.adi.s@fk.unair.ac.id

ABSTRACT
Background: The diabetic microvascular pathophysiology is associated with many chronic
inflammatory processes triggered by some cytokines and growth factors. Transforming Growth
Factor Beta-1 (TGFβ-1) is considered to be a key mediator of the pathogenesis of microvascular
complications associated with chronic hyperglycemia.
Objectives: To analyze the correlation between HbA1c and TGFβ-1 plasma levels in type-2
diabetes mellitus (T2DM) patients.
Methods: We enrolled T2DM patients over the age of 18, then HbA1c level from venous blood
samples supplemented with anticoagulants was measured by using HPLC (High-Performance
Liquid Chromatography). TGFβ-1 examination was performed by using ELISA (Enzyme-Linked
Immunosorbent Assay) and Human TGFβ-1 quantizing ELISA (R&D) reagent. Data were
analyzed using Spearman correlation test.
Results: The number of research subjects was 30 patients. The median of HbA1c levels were
7.15% (4.7-13.6%). Median TGFβ-1 plasma levels were 150.8 pg/mL (23.6-2089.2 pg/mL).
Spearman’s correlation test showed a strong and significant positive correlation between HbA1c
and TGFβ-1 plasma levels in patients with T2DM (rs = 0.637; p <0.001).
Conclusion: There was a strong and significant positive correlation between HbA1c and TGFβ-1
plasma levels in T2DM patients.
Keywords: HbA1c, transforming growth factor beta-1, type-2 diabetes mellitus
Management strategy for an advanced head of pancreas carcinoma
patient with obstructive jaundice

Putu Niken Ayu Amrita, S. Ugroseno Yudho Bintoro*

Hematology and Medical Oncology Unit, Department of Internal Medicine, Dr. Soetomo General
Academic Hospital – Faculty of Medicine Airlangga University, Surabaya, Indonesia

* Corresponding author: Ugroseno Yudho Bintoro. Hematology and Medical Oncology Unit,
Department of Internal Medicine, Dr. Soetomo General Academic Hospital – Faculty of Medicine
Airlangga University, Surabaya, Indonesia. Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 47, Surabaya 60131,
Indonesia. email: ugrosenoyb2004@yahoo.com

ABSTRACT

Background: Pancreatic cancer (PC) is still considered incurable, with overall survival 3–5
months and 5-year survival 3% in advanced stage. Obstructive jaundice often complicates head of
pancreas carcinoma. Strategy for bile diversion and chemotherapy regimen choices is needed to
prolong survival and good quality of live.

Case Presentation: Male, 64 years old, with abdominal discomfort and jaundice. Abdominal CT
scan showed caput pancreas mass 43 mm ×39 mm attached to common mesenteric artery. The
FNAB showed adenocarcinoma pancreas well differentiated. The diagnosis of PC adenocarcinoma
well-differentiated T3N1M0 Stage III was made. Metal stent placement by ERCP to diverse bile.
Chemotherapy with gemcitabine and carboplatin for six cycles, results in stable disease. The
patient still has good performance status (PS 0-1), so second line chemotherapy regimen with 5-
fluorouracyl, folinic acid, and oxaliplatin were given for 6 cycles. In month 15, the patient wished
for oral chemotherapy, and capecitabine was given. His condition deteriorated with peritoneal
metastase. The patient passed away in month 26 due to pneumonia and sepsis.
Conclusion: Management strategy in advanced pancreatic carcinoma is important due to the poor
prognosis nature. Bile diversion and prompt chemotherapy regimen choice can prolong survival
and improve patient’s quality of live.

Keywords: bile diversion, chemotherapy, pancreatic cancer

Anda mungkin juga menyukai