Anda di halaman 1dari 15

JURNAL FARMASI UDAYANA

INFORMASI BAGI PENULIS


DAFTAR ISI
 Deskripsi
 Pembaca
 Editor
 Petunjuk Penulisan

DESKRIPSI
Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh PS
Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian
dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif, kreatif,
original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini
meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat.
Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi,
farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat,
teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman
serta evaluasi klinik obat.

PEMBACA
Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika, farmakologi,
kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia dan statistika

Pengarah : Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si


Penanggung jawab : Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si
Anak Agung Bawa Putra, S.Si., M.Si
Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si
Dewa Ayu Swastini, S.Farm., M.Farm., Apt

Chief in Editor : Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm., M.Si., Apt


Editor Board : Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt
A A Gede Rai Yadnya Putra S.Farm., M.Si., Apt
Putu Sanna Yustiantara, S.Farm., M.Si., Apt
Made Ary Sarasmita, S.Farm., M.Farm.Klin., Apt

Reviewer Mitra Bestari : Prof. Dr. I Ketut Adnyana Apt (ITB)


Muhammad Aswad, PhD, Apt (UNHAS)
I G N Jemmy Anton P., S.Farm., M.Si., Apt (UNUD)
Ni Putu Eka Leliqia S.Farm., M.Si., Apt (UNUD)
Dr.rer.nat I Md Agus Gelgel W. M.Si., Apt (UNUD)
Ketut Widyani Astuti S.Farm., M.Biomed., Apt (UNUD)
EMAIL
jurnalfarmasiudayana@gmail.com
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2019
Vol 8 No 2
i
PETUNJUK PENULISAN

PENDAHULUAN

Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1)
topik artikel akan melewati proses review terlebih dahulu oleh editor, dan (2)
artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di
jurnal lain atau media publikasi yang lain.

Tipe artikel

Artikel hasil penelitian

Review article

Naskah review article harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata),
pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih,
daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai
kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan
1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus
diberi halaman 1.

FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN

Conflict of interest
Semua penulis wajib menghindari terjadinya Conflict of interest yang meliputi
pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun
sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan

Contoh hal yang potensial menyebabkan Conflict of interest antara lain pekerja,
konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau
sumber dana yang lain.

Verifikasi Artikel
Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan
sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak
dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan
semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara
eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan
penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam
bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari
plagiarisme

Konstribusi
Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah,
sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2019


Vol 8 No 2
ii
Kepemilikan artikel
Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel
yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau
menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui
draf akhir yang akan dipublikasikan

Perubahan penulis
Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah
urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara
lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau
mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh
corresponding author yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan
meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau
diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis
yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas

Bahasa
Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan.

PERSIAPAN
Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli
menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu
kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4.

Struktur Artikel
Sub pokok bahasan-penomoran
Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok
bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya.
Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran.

Pendahuluan
Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci
atau kesimpulan dari hasil penelitian

Bahan dan metode


Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan
penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka,
hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan

Hasil
Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas

Pembahasan
Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan
mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang
berlebihan dari penelitian sebelumnya

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2019


Vol 8 No 2
iii
Kesimpulan
Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang
singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan
kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil

Appendik

Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya.
Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan
seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1;
Gambar. A.1

Informasi penting dalam struktur artikel


Judul
Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan
matematika dan singkatan

Nama penulis dan institusi


Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di
bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan supercript di belakang
nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode
pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis

Alamat korespondensi
Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi
semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi.
Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci
harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis

Alamat penulis
Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka
alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat
dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat
utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap
menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic

Abstrak
Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus
menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan
umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak
menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama
penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak
umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu
sendiri

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2019


Vol 8 No 2
iv
Gambar
Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat
menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan
dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran
gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi
dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5
x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word

Kata kunci
Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari
penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya)

Singkatan
Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman
pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada
abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis.
Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel.

Ucapan terima kasih


Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel
sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul,
sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang
berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain
sebagainya)

Unit
Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang
berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI

Tabel
Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel
dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data
yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain
dari artikel

Daftar pustaka
Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum
dipublikasikan dan personal communication tidak direkomendasikan dimasukkan
di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan In Press menunjukan
bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan
sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan
jurnal ini.

Aturan penulisan pustaka


Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat
lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama,
maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit.

Penulisan buku
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2019
Vol 8 No 2
v
Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit). judul buku: sub judul.
(Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit
Contoh:
Buku dengan satu penulis
Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin

Buku dengan banyak penulis


Dua-enam penulis
Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards,
N.S.W.: Allen & Unwin
Lebih dari 6 penulis
Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk

Buku yang memiliki editor


Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan
Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London:
Pluto Press

Buku yang memiliki penulis dan editor


Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard

Bab yang terdapat di dalam buku


Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor. judul
buku. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit

Artikel jurnal
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel. singkatan jurnal,
volume (issue), halaman

Skipsi/Tesis/Disertasi
Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul. skrispi/tesis/disertasi.
Universitas, kota

Sumber penulisan singkatan jurnal


Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html
List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php
CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html

Submission checklist
Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir
sebelum artikel dikaji oleh editor.
Satu orang penulis ditunjuk sebagai corresponding author:
 alamat email
 kode pos
 nomor telepon atau fax
Semua file yang dibutuhkan telah diupload

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2019


Vol 8 No 2
vi
 Kata kunci
 Gambar
 Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki)
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan
 Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian
naskah
 Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya
 Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini
 Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam
teks
 Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal
dari sumber lain (termasuk web)

SETELAH ARTIKEL DITERIMA


Perbaikan
Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada
corresponding author (melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh
untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan
penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan
gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama
dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk
dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami
akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga
diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat
penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati
hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal.

Naskah yang dipublikasikan


Artikel akan diberikan kepada corresponding author dalam bentuk pdf melalui
email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal
dan disertai dengan cover jurnal.

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2019


Vol 8 No 2
vii
DAFTAR ISI

hal
Halaman Judul …………………………………………………………………………................ i
Petunjuk Penulisan ......................................................................................................................... ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………….....………........ viii
1 Aliskiren: Direct Renin Inhibitor Baru Pada Terapi Hipertensi ……………….……………. 59
2 Efek Penggunaan ACE Inhibitor terhadap Perubahan Tekanan Darah dan Kadar Kalium
pada Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Gagal Jantung di RSUP Sanglah Denpasar ….. 66
3 Pemanfaatan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Sebagai Alternatif Penanganan
Toxic Shock Syndrome ……………………………………………………………….......... 73
4 Aktivitas Penyembuhan Luka Insisi Dari Salep Daun Binahong (Anredera scandens (L.)
Moq.) ……………………………………………………………………………………….. 78
5 Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid Potensial Antioksidan dari Daun Binahong
(Anredera scandens (L.) Moq.) ………………………………………………………….….. 85
6 Evaluasi Kepuasaan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Hipertensi Terhadap Layanan
Kefarmasian Di Puskesmas Mulyorejo Surabaya…………………………………. 95
7 Studi Komparatif Efektivitas Seftriakson dibanding Kombinasi Seftriakson-Metronidazole
dan Sefuroksim-Metronidazole pada Pasien Apendisitis yang Menjalani Apendiktomi …… 104
8 Penetapan Kadar Flavonoid Total Pada Beberapa Bagian Tanaman Kepel (Stelecocharpus
burahol Hook F. & Th) ……………………………………………………………………... 110

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2019


Vol 8 No 2
viii
Wilantari, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p04
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 78-89

Aktivitas Penyembuhan Luka Insisi dari Salep Daun Binahong


(Anredera scandens (L.) Moq.)
Wilantari, P.D.1*, Santika, A. A. G. J. 1, Buana, K. D. M. 1, Samirana, P. O. 1, Sudimartini, L.M.2, Sumadi,
W.J3
1
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana,
Jalan Kampus Unud, Jimbaran, 80364
2
Departemen Klinik Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana
3
Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
*Corresponding author e-mail: dessywilantari@gmail.com

Riwayat artikel: Dikirim: 04-07-2019; Diterima: 10-12-2019, Diterbitkan: 21-01-2020

ABSTRAK
Luka insisi adalah luka yang terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam, misalnya luka yang terjadi
setelah pembedahan atau operasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas sediaan salep ekstrak daun
A. scandens (L.) Moq. pada penyembuhan luka insisi. Parameter standardisasi ekstrak meliputi kadar air, kadar abu
total, kadar abu tidak larut asam, dan kadar flavonoid total. Pengujian aktivitas sediaan salep ekstrak daun A.
scandens (L.) Moq. dilakukan pada tiga puluh lima ekor tikus betina galur Wistar. Pengamatan dilakukan secara
makroskopis pada hari ke-0, 7, 14 dan 21 terhadap adanya eritema, edema, dan keropeng, serta pengamatan
mikroskopis pada hari ke-21 melihat adanya infiltrasi sel radang dan pembentukan kolagen. Hasil pengamatan
makroskopis menunjukkan adanya penurunan tanda eritema dan edema, namun tidak berbeda bermakna secara
statistik pada semua kelompok perlakuan (K2, K3, K4, K5, K6, dan K7) (p>0,05) dan keropeng yang menurun
dimulai dari hari ke-7. Berdasarkan hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa pemberian sediaan salep ekstrak
daun A. scandens (L.) Moq. berpotensi dalam penyembuhan luka insisi yang diamati secara makroskopis.
Kata kunci : Luka insisi, A. scandens (L.) Moq., eritema, edema, dan keropeng

ABSTRACT
The incised wound is a wound that occurred because of being cut by a sharp instrument, such as the
wound that occurred after surgery. This study was conducted to determine the preparation activity of A. scandens
(L.) Moq. leaf extract ointment on incised wound healing. The standardization parameters of the extract include
water content, total ash content, acid insoluble ash content, and total flavonoid content. Testing of the
preparation activity of A. scandens (L.) Moq. leaf extract ointment carried out on thirty-five Wistar strain female
rats. The observation carried out macroscopically on 0th, 7th, 14th, and 21st days on the presence of erythema,
edema, and scab, also a macroscopic observation on the 21st day has seen inflammatory cell infiltration and
collagen formation. Macroscopic observation showed decrease erythema and edema signs, but did not differ
statistically on all groups treatment (K2, K3, K4, K5, K6, and K7) (p>0.05) and scab which decreased start from
the 7th day. Based on the result obtained, it was shown that administration of A. scandens (L.) Moq.leaf extract
ointment has the potential to heal the incised wound which was observed macroscopically.
Keywords : Incision wounds, A. scandens (L.) Moq., Erythema, Edema, and Scab

1. PENDAHULUAN terjadi melalui pembedahan. Berdasarkan data dari


Luka merupakan kerusakan integritas World Health Organization (WHO), yang
jaringan tubuh atau hilangnya kesatuan anatomi mengungkapkan bahwa jumlah pasien yang
jaringan yang diakibatkan oleh sebuah trauma. menjalani pembedahan dari tahun ke tahun
Berdasarkan kedalaman dan luas luka dibedakan mengalami peningkatan yang signifikan. Tahun
menjadi luka stadium I (superficial); luka stadium II 2011 tercatat 140 juta pasien di seluruh rumah
(paratial thickness); luka stadium III; dan luka sakit di dunia, sedangkan pada tahun 2012
stadium IV (Bakkara, 2012). Salah satu luka mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa
stadium IV yaitu luka insisi yang mana dapat (Darmawan dan Rihiantoro, 2017).

78
Wilantari, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p04
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 78-89

Luka insisi merupakan luka yang obat (Ansel, 2008; Depkes RI, 2014a). Penelitian
ditimbulkan karena teriris oleh instrumen yang Suputri (2018) melaporkan pula bahwa bentuk
tajam, seperti luka yang terjadi setelah sediaan yang baik sebagai pembawa ekstrak etanol
pembedahan atau operasi (Brunner dan Suddarth, 70% daun A. scandens (L.) Moq. adalah bentuk
2002). Luka insisi dapat dikelompokkan menjadi sediaan salep. Hasil pengujiannya dalam suhu
luka kronis jika mengalami keterlambatan kamar 27ºC (±2ºC) menunjukkan bahwa bentuk
penyembuhan atau menunjukkan tanda-tanda sediaan salep yang stabil pada pengujian
infeksi karena terkontaminasi bakteri. Oleh karena organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat
itu, pengobatan luka insisi sangat penting serta viskositas, sehingga dalam penelitian ini
dilakukan. Pengobatan luka insisi umumnya digunakan bentuk sediaan salep sebagai pembawa
menggunakan obat konvensional seperti ekstrak etanol 70% daun A. scandens (L.) Moq.
antibiotika secara topikal. Penggunaan antibiotik Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun
yang tidak sesuai aturan dapat menyebabkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
resisten. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko aktivitas sediaan salep daun A. scandens (L.) Moq.
penggunaan antibiotik yang tidak sesuai aturan, secara dermal pada penyembuhan luka insisi yang
diperlukan pengobatan lain yaitu pengobatan diamati secara makroskopis.
komplementer. Menurut WHO (2013)
pengobatan komplementer dapat digunakan dari 2. METODE PENELITIAN
bahan tanaman, mineral, hewan atau kombinasi Alat dan Bahan
bahannya yang berpotensi dalam pengobatan. Alat-alat yang digunakan yaitu toples kaca,
Binahong memiliki nama spesies Anredera blender, mortir, stamper, sudip, cawan porselen,
scandens (L.) Moq. yang masuk ke dalam famili timbangan hewan, sendok tanduk, pisau, oven,
Basellaceae. Tanaman A. scandens (L.) Moq. secara alat gelas, timbangan analitik, pisau escal, pinset,
ilmiah memiliki aktivitas farmakologis sebagai bak plastik, kawat penutup, pencukur rambut,
antibakteri, antiinflamasi (Fitria, 2009; Feybriyanti, spidol permanen, alat-alat bedah, dan jangka
2011). Ekstrak etanol 70% daun A. scandens (L.) sorong. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
Moq. dilaporkan memiliki aktivitas sebagai yaitu serbuk daun A. scandens (L.) Moq., etanol
antiluka bakar dan antiluka eksisi (Karismawan, 70%, adeps lanae, vaselin album, etanol 96%,
2013; Samirana dkk., 2016). Aktivitas akuades, HCl 37%, rutin, aluminium klorida,
penyembuhan luka eksisi ekstrak etanol 70% daun natrium asetat, kertas saring bebas abu
A. scandens (L.) Moq. juga dilaporkan melalui (WhatmanTM), NaCl 0,9%, salep Gentamicin
pembentukan angiogenesis, peningkatan 0,1%, ketamin, catgut chromic, silk, underpad, silk
epitelisasi, fibrogenesis, dan pembentukan kolagen black, gillete, betadine, cefotaxim.
(Ariadi, 2016; Subratha, 2016; dan Ardinata, Metode Penelitian
2017). Melihat penelitian tersebut, ekstrak etanol Pengumpulan Bahan dan Penyiapan Serbuk
70% daun A. scandens (L.) Moq. kemungkinan Daun A. scandens (L.) Moq
berpotensi memiliki aktivitas dalam penyembuhan Determinasi tanaman Anredera scandens (L.)
luka insisi. Moq. diperoleh dari PT Balai Konservasi
Penelitian dari Ariadi (2016), Subratha Tumbuhan Kebun Raya "Eka Karya" Bali - LIPI.
(2016), Samirana, dkk. (2016), Ardinata (2017), Pembuatan serbuk daun Anredera scandens (L.)
dan Suarka (2018) mengenai aktivitas ekstrak Moq. meliputi proses pengeringan, pengecilan
etanol 70% daun A. scandens (L.) Moq. dalam ukuran partikel, dan penetapan susut pengeringan
penyembuhan luka eksisi yang diaplikasikan dalam dengan menggunakan metode gravimetri.
bentuk sediaan salep. Basis salep yang digunakan Preparasi Ekstrak Daun A. scandens (L.)
merupakan basis hidrokarbon atau lemak yang Moq.
terdiri dari adeps lanae 15% dan vaselin album Serbuk daun A. scandens (L.) Moq. kering
85%. Basis hidrokarbon digunakan karena dapat ditimbang sebanyak 1000 g, kemudian dimaserasi
memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit, dengan pelarut etanol 70% sebanyak 10 liter
sehingga dapat meningkatkan hidrasi pada kulit selama ± 24 jam dengan dilakukan pengadukan
dan akan mempengaruhi absorpsi perkutan suatu sesekali pada 6 jam pertama. Ketika proses telah

79
Wilantari, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p04
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 78-89

selesai dilakukan penyaringan. Residu diremaserasi menggunakan punch biopsy dan pisau bedah.
dengan cara yang sama dengan pengulangan 2 Selanjutnya diberikan perlakuan pada masing-
kali. Maserat ditampung menjadi satu dan masing kelompok hewan uji dan diamati pada hari
diuapkan dengan Rotary evaporator pada suhu 68ºC ke-0, 7, 14, dan 21.
sampai diperoleh ekstrak kental. Perlakuan yang diberikan meliputi : Kontrol
Standardisasi Ekstrak Etanol 70% Daun A. normal (K1) yakni tidak dilakukan perlukaan dan
scandens (L.) Moq. tidak diberikan perlakuan; Kontrol negatif (K2)
Standardisasi dilakukan di Laboratorium yakni hanya dilakukan perlukaan dan tidak
Toksikologi Forensik, Lembaga Forensik Sains diberikan perlakuan; Kontrol positif (K3) yakni
dan Kriminologi Universitas Udayana. dilakukan perlukaan dan diberikan Salep
Standardisasi ekstrak daun A. scandens (L.) Moq. Gentamicin 2 x sehari; Uji pembawa (K4) yakni
meliputi penetapan kadar air, penetapan kadar abu dilakukan perlukaan dan diberikan olesan
total, penetapan kadar abu tidak larut asam, dan pembawa salep ekstrak 2 x sehari; Uji ekstrak (K5)
penetapan kadar flavonoid total. yakni Dilakukan perlukaan + diolesan salep
Pembuatan salep ekstrak etanol daun A. ekstrak daun binahong konsentrasi 10% 2 x
scandens (L.) Moq. sehari; Uji ekstrak (K6) yakni Dilakukan perlukaan
Salep dibuat dengan basis berlemak yaitu dan diolesan salep ekstrak daun binahong
adeps lanae dan vaselin album, dengan formula konsentrasi 20% 2 x sehari; Uji ekstrak (K7) yakni
standar adeps lanae 15% dan vaselin album 85%. Dilakukan perlukaan dan diberikan olesan salep
Pertama, adeps lanae dan vaselin album ekstrak terstandar daun binahong konsentrasi
dipanaskan pada wadah yang terpisah agar 40% 2 x sehari.
melebur di atas air yang mendidih. Kemudian Pengamatan makroskopis
adeps lanae dan vaselin album dicampur pada Pengamatan secara makroskopis meliputi
mortir yang berisi air panas pada suhu 50ºC. pengamatan terhadap kemerahan (eritema),
Setelah campuran tersebut diaduk dengan bengkak (edema) dan ada atau tidaknya keropeng
kecepatan konstan hingga homogen terbentuklah yang timbul selama perlakuan 21 hari.
basis salep. Sediaan salep yang akan digunakan Pengamatan keropeng dilakukan dengan melihat
pada penelitian ini memiliki konsentrasi ekstrak ada atau tidaknya serum yang mengering berwarna
terstandar daun A. scandens (L.) Moq. sebanyak kuning-hitam. Pengamatan terhadap eritema
10%, 20% dan 40%. dilakukan dengan melihat adanya tanda-tanda
Uji aktivitas penyembuhan luka insisi dari warna kemerahan pada luka, sedangkan
salep daun A. scandens (L.) Moq. pengamatan edema dilakukan dengan melihat
Hewan uji yang digunakan yaitu 35 ekor
tikus putih betina galur wistar yang berumur 2-3 Tabel 1. Skor nilai eritema dan edema (Kuncari
bulan dengan berat badan antara 200 sampai 300 dkk., 2015).
gram. Tikus yang digunakan adalah tikus sehat Kriteria Skor Keterangan
secara klinis. Tikus dibagi menjadi 7 kelompok Kemerahan 0 Tidak ada eritema
(masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor (Eritema) +1 Sedikit eritema (hampir
tikus) yang mendapatkan perlakuan berbeda-beda, tidak tampak)
namun kondisi setiap kelompok dibuat sama baik
+2 Eritema tampak jelas
dari pemberian makanan, berat badan, maupun
(25,1-3 mm)
jenis kelamin. Sebelum dilakukan pengujian,
+3 Eritema sedang sampai
hewan uji diaklitimasi selama 1 minggu, kemudian
kuat (30,1-35 mm)
tikus dianestesi sebelum pembuatan luka dengan
+4 Eritema parah (ada luka)
ketamin hidroklorida secara intramuskular dosis
50-100 mg/kgBB (Plumb, 2008). Bulu pada Bengkak 0 Tidak ada edema
bagian punggung dicukur menggunakan alat (Edema) +1 Edema sangat ringan
pencukur dan area yang akan dibuat luka ditandai. (hampir tidak terlihat)
Luka insisi pada bagian punggung sepanjang 2 cm +2 Edema ringan (jelas
dengan kedalaman sampai melalui otot sejajar terlihat & ketebalan < 1
tulang vertebra, berjarak 5 cm dari telinga mm)

80
Wilantari, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p04
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 78-89

+3 Edema sedang (ketebalan


± 1 mm)
+4 Edema parah (ketebalan >
1 mm)
adanya tanda-tanda bengkak pada luka. Tanda- Pengamatan Makroskopis Edema
tanda tersebut kemudian diukur menggunakan
jangka sorong dan hasil pengukurannya dinilai
dengan skor seperti Tabel 1.

3. HASIL
Hasil Pengujian Susut Pengeringan Serbuk
Daun A. scandens (L.) Moq.
Serbuk simplisia daun A. scandens (L.) Moq.
yang diperoleh memiliki nilai susut pengeringan
sebesar 8,048 ± 0,109%b/b. K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

Preparasi Ekstrak Etanol 70% Daun A.


scandens (L.) Moq. Gambar 2. Diagram Batang Pengamatan
Ekstrak etanol 70% daun binahong (A.
Makroskopis Edema (Hari ke-0, 7, 14, dan 21).
scandens (L.) Moq.) yang diperoleh memiliki
rendemen sebesar 22,1037%. Pengamatan Makroskopis Keropeng
Pada pengamatan hari ke-0 tidak ada
Hasil Standardisasi Ekstrak Etanol 70% diamati adanya keropeng pada masing-masing
Daun A. scandens (L.) Moq.
perlakuan. Pada pengamatan hari ke-7 diamati
Standardisasi ekstrak etanol 70% daun
adanya keropeng pada K2,K3,K4,K5,K6, dan K7.
binahong (A. scandens (L.) Moq.) yang diperoleh
Pada pengamatan hari ke-14 menunjukkan adanya
memiliki kadar air sebesar 3,826 ± 0,097 % b/b,
keropeng pada K2, K4, dan K5. Pada pengamatan
kadar abu total sebesar 0,2393 ± 0,0479 % b/b,
hari ke-21 tidak ditemukan adanya tanda keropeng
kadar abu tidak larut asam sebesar 0,0261 ±
pada semua kelompok.
0,0021 % b/b, dan kadar flavonoid total sebesar
9,983 ± 0,090 % b/b.
4. PEMBAHASAN
Aktivitas penyembuhan luka insisi dari Uji aktivitas penyembuhan luka insisi daun
salep daun A. scandens (L.) Moq. binahong (A. scandens (L.) Moq.) diawali dengan
Pengamatan Makroskopis Eritema melakukan determinasi untuk mengetahui
kebenaran identitas suatu tanaman, sehingga dapat
menghindari kesalahan dalam penelitian.
Selanjutnya dilakukan pemilihan dan pengeringan
kembali sampel daun A. scandens (L.) Moq. untuk
memisahkan benda-benda asing seperti bagian
tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor lain
yang masih ada dan tertinggal pada simplisia yang
diperoleh (Wahyuni dkk., 2014). Pengayakan
serbuk daun A. scandens (L.) Moq. dilakukan untuk
memperoleh serbuk halus sehingga rendemen
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
ekstrak yang diperoleh lebih maksimal. Serbuk
simplisia daun A. scandens (L.) Moq. memperoleh
nilai susut pengeringan sebesar 8,048 ±
Gambar 1. Diagram Batang Pengamatan 0,109%b/b, yang mana nilai ini telah memenuhi
Makroskopis Eritema (Hari ke-0, 7, 14, dan 21).

81
Wilantari, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p04
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 78-89

tidak ditemukan eritema dan edema pada semua


kelompok. Sedangkan pada pengamatan hari ke-
syarat pada Farmakope Herbal Indonesia yang 21 sudah tidak ditemukan tanda eritema, edema,
menyatakan bahwa nilai susut pengeringan serbuk dan keropeng pada semua kelompok.
daun A. scandens (L.) Moq. tidak lebih dari 10% Berdasarkan Gambar 1, hasil pengamatan
(Kemenkes RI, 2011). makroskopis hari ke-0 ditemukan eritema pada
Pembuatan ekstrak dari serbuk daun A. semua kelompok perlakuan dengan nilai rata-rata
scandens (L.) Moq. menggunakan metode maserasi 4 dan kelompok normal dengan nilai rata-rata 0,
dan pelarut etanol 70% (Kementrian Kesehatan sedangkan hari ke-7 ditemukan pula eritema pada
RI, 2011). Nilai rendemen yang diperoleh pada semua kelompok perlakuan dengan nilai rata-rata
proses ekstraksi dalam penelitian ini adalah paling tinggi pada K2 dan paling rendah pada K7.
22,1037% Nilai tersebut telah memenuhi syarat Pengamatan hari ke-14 ditemukan eritema hanya
nilai rendemen ekstrak serbuk simplisia daun A. pada K1, dan pada hari ke-21 tidak ditemukan
scandens (L.) Moq. yang ditetapkan dalam eritema pada semua kelompok. Begitupula
Farmakope Herbal Indonesia yaitu tidak kurang berdasarkan Gambar 2, hasil pengamatan
dari 11,91% (Kementrian Kesehatan RI, 2011). makroskopis pada hari ke-0 ditemukan adanya
Rendemen ekstrak dapat digunakan sebagai acuan edema pada semua kelompok perlakuan,
jumlah kandungan kimia yang terbawa oleh sedangkan pada hari ke-7, 14, dan 21 tidak
pelarut, semakin besar presentase rendemen ditemukan edema pada semua kelompok.
ekstrak yang diperoleh menandakan semakin Hasil rerata skoring pengamatan eritema
tinggi kandungan kimia didalamnya (Ahmad dkk., dan edema, yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan
2016). Gambar 2 dianalisis menggunakan program
Ekstrak yang sudah diperoleh aplikasi SPSS versi 22. Hasil uji non parametrik
distandardisasi untuk menjamin konsistensi Kruskal-Wallis pengamatan hari ke-0 adanya
kandungan dan menjamin efikasi dari ekstrak. eritema dan edema diperoleh nilai p<0,05
Standardisasi dilakukan dengan penetapan kadar menunjukkan terdapat perbedaan bermakna,
air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, sedangkan pengamatan hari ke-7, 14, dan 21
dan kadar flavonoid total. Berdasarkan hasil dengan nilai p>0,05 menunjukkan tidak terdapat
standardisasi yang diperoleh di atas, yang mana perbedaan bermakna pada setiap kelompok.
semua hasil tersebut sudah sesuai dengan Sedangkan hasil uji Mann-Whitney menunjukkan
persyaratan yang ditetapkan dalam Farmakope bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada
Herbal Indonesia. Ekstrak yang sudah terstandar semua kelompok perlakuan. Berdasarkan hal
dibuat menjadi sediaan salep dengan konsentrasi tersebut diketahui bahwa semua kelompok yang
bahan aktif ekstrak etanol 70% daun A. scandens dilukai mengalami eritema dan edema, sedangkan
(L.) Moq. sebanyak 10%, 20% dan 40%. pada kelompok normal tidak mengalami eritema
Pengamatan makroskopis dilakukan untuk dan edema sehingga menunjukkan perbedaan
mengetahui aktivitas penggunaan sediaan uji yang bermakna pada hasil analisis data antara kelompok
diberikan secara topikal terhadap adanya tanda normal dengan kelompok perlakuan lainnya.
radang yaitu kemerahan, bengkak dan Adanya tanda eritema dan edema ini disebabkan
terbentuknya keropeng pada luka. Pengamatan karena terjadinya respon inflamasi akibat
makroskopis pada hari ke-0 ditemukan adanya terjadinya luka, yang mana pada hari ke-0
eritema dan edema yang cukup parah pada semua merupakan hari terjadinya luka sehingga respon
kelompok dan belum ditemukan adanya tanda inflamasi akan terjadi hingga terjadi perdarahan
keropeng. Pengamatan hari ke-7 menunjukkan akibat proses perlukaan tersebut.
adanya tanda eritema dan keropeng, dan tidak Tanda eritema dan edema merupakan tanda
ditemukan adanya edema pada semua kelompok. umum adanya respon inflamasi yang diberikan
Tanda eritema pada kelompok K7 terlihat lebih tubuh ketika mengalami luka. Saat terjadi luka
rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan tubuh akan merespon dengan vasokonstriksi
lainnya. Pengamatan hari ke-14 menunjukkan pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan.
adanya keropeng pada K2, K4, dan K5, serta Keadaan ini diikuti dengan pelepasan mediator

82
Wilantari, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p04
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 78-89

inflamasi yang menyebabkan vasodilatasi arteriola fibrogenesis, dan pembentukan kolagen (Ariadi,
dan venula yang mensuplai daerah radang. Sebagai 2016; Subratha, 2016; Ardinata, 2017; Suarka,
hasil dari reaksi tersebut, maka daerah radang 2018).
menjadi kongesti yang menyebabkan jaringan
berwarna merah dan panas. Bersamaan dengan 5. KESIMPULAN
itu, permeabilitas kapiler akan meningkat, yang Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
menyebabkan cairan berpindah ke jaringan dan dapat disimpulkan bahwa salep ekstrak daun A.
menyebabkan kebengkakan dan rasa sakit (Celloti scandens (L.) Moq. memiliki aktivitas penyembuhan
dan Laufer, 2001). Respon tubuh seperti itu luka insisi yang diamati secara makroskopis
disebut respon inflamasi yang biasanya terjadi selama 21 hari, yang menunjukkan adanya
antara 24-48 jam dan dapat menetap diatas 2 penurunan tanda eritema dan edema, namun tidak
minggu untuk beberapa kasus (Li et al., 2007). berbeda bermakna secara statistik pada semua
Tanda keropeng merupakan hasil dari reaksi kelompok perlakuan (p>0,05) dan keropeng yang
hemostasis tubuh ketika terjadi luka yang menurun dimulai dari hari ke-7.
menimbulkan perdarahan dan kerusakan jaringan.
Hemostasis melibatkan peran trombosit yang 6. DAFTAR PUSTAKA
berada di tempat terjadinya luka dan Ahmad, A. R., J. Juwita, S. A. D. Ratulangi, dan A.
mengeluarkan suatu zat berupa asam lemak yang Malik, 2016, Penetapan Kadar Fenolik dan
kemudian diubah menjadi tromboksan. Flavonoid Tital Ekstrak Metanol Buah dan
Tromboksan dan protrombin bereaksi di dalam Daun Patikala (Etlingera Elatior (Jack) Rm Sm)
darah merangsang trombosit. Kemudian enzim- Menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis,
enzim pembantu proses penyembuhan luka Pharmaceutical Sciences and Reserach (Psr), 2(1): 1-
mengumpulkan protein yang disebut fibrinogen 10.
sehingga terbentuk benang-benang fibrin yang
membentuk jaringan tempat keluarnya darah. Ansel, H. C. 2008, Pengantar Bentuk Sediaan
Benang fibrin tersebut akan mengumpul dan Farmasi, Edisi IV, UI Press, Jakarta.
trombosit akan bereaksi dengan udara di luar Ardinata, I. P. R. 2017, Profil Kromatografi
kemudian mengeras dan membentuk keropeng Kandungan Fitokimia dan Aktivitas
(Soewolo dkk., 2003). Pembentukan keropeng Fibrogenesis Ekstrak Etanol Daun Binahong
dapat terjadi pada fase proliferasi atau fase (Anredera scandens (L.) Moq.) pada
pembentukan sel baru. Fase ini ditandai dengan Penyembuhan Luka Eksisi, Skripsi,
pembentukan jaringan granulasi yang merupakan Universitas Udayana, Denpasar.
kombinasi dari elemen seluler termasuk fibroblas
dan sel inflamasi. Fase proliferasi dapat terjadi dari Ariadi, K. A. 2016, Profil Kandungan Kimia dan
hari ke-4 hingga hari ke-21 setelah terjadinya luka Aktivitas Angiogenesis dalam
(Tsala et al., 2013). Proses Penyembuhan Luka dari Ekstrak
Pada penelitian ini diperoleh bahwa Etanol Daun Binahong (Anredera
pemberian salep ekstrak daun A. scandens (L.) scandens (L.) Moq), Skripsi, Universitas
Moq. berpotensi dalam penyembuhan luka insisi Udayana, Denpasar.
yang diamati secara makroskopis. Hal ini dapat Bakkara, C. J. 2012. Pengaruh Perawatan Luka
didukung oleh penelitian Feybriyanti (2011) yang Bersih Menggunakan Sodium Clorida 0,9%
melaporkan bahwa ekstrak etanol daun A. dan Povidone Iodine 10% Terhadap
scandens (L.) Moq. memiliki aktivitas sebagai Penyembuhan Lukam Post Appendiktomi di
antiinflamasi. Penelitian Samirana dkk. (2016) RSU Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau.
melaporkan pula bahwa salep ekstrak daun A. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
scandens (L.) Moq. memiliki aktivitas penyembuhan
Brunner and Suddarth, 2002, Buku Ajar
luka, serta penelitian lain yang melaporkan ekstrak
Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume
etanol daun A. scandens (L.) Moq. memiliki
2, EGC, Jakarta.
aktivitas penyembuhan luka eksisi melalui
mekanisme angiogenesis, peningkatan epitelisasi,

83
Wilantari, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p04
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 78-89

Celloti, F. And Laufer S., 2001, Inflammation, Plumb, D. C., 2008, Veterinary Drug Handbook,
Healing and Repair Synopsis, J. Phar., 43(5): Blackwell Publishing.
2001. Samirana, P. O., D. A Swastini, I. D.G. P. Y
Darmawan, A. A. dan Rihiantoro, T. 2017, Subratha, dan K. A. Ariadi. 2016, Uji
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mobilisasi Aktivitas Penyembuhan Luka Ekstrak Etanol
Dini Pasien Post operasi Laparatomi, Jurnal Daun Binahong (Anredera
Keperawatan, XIII:110-117. scandens (L.) Moq.) pada Tikus Betina Galur
Wistar, Jurnal Farmasi
Depkes RI, 2014, Farmakpe Indonesia, Edisi V,
Udayana, 5: 19-23.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, Hal. 42. Soewolo, dkk., 2003, Fisiologi Manusia, Malang,
Universitas Negeri Malang Press.
Feybriyanti, Y. W. 2011. Aktivitas Antiinflamasi
Ekstrak N-Heksan, Kloroform, dan Etanol Suarka, I. P. S. D. 2018. Profil Kromatografi
Daun Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.) Kandungan Fitokimia dan Aktivitas
pada Tikus yang Diinduksi Karagenan 1%. Pembentukan Kolagen Ekstrak Etanol Daun
Skripsi. Denpasar: Universitas Udayana. Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.) Pada
Penyembuhan Luka Eksisi, Skripsi,
Fitria, A. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Universitas Udayana, Denpasar.
Daun Anredera cordifolia
(Tenore) Steen, Anredera scandens (L.) Moq., Subratha, I. D. G. P. 2016, Profil Kromatografi
Basella rubra L. pada Kandungan Fitokimia dan
Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Aktivitas Epitelisasi Ekstrak Daun Binahong
Negatif. Skripsi. Denpasar: (Anredera scandens (L.)
Universitas Udayana. Moq.) pada Penyembuhan Luka Eksisi,
Skripsi, Universitas Udayana,
Karismawan, P. N. 2013. Profil Kandungan Kimia
Denpasar.
dan Uji Aktivitas Antiluka
Bakar Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera Suputri, N. N. K. T. 2018, ‘Karakterisasi
Scandens (L.) Moq.) Pada Tikus Jantan Galur Kestabilan Fisik Bentuk Sediaan Salep, Gel,
Sprague Dawley (Skripsi). Denpasar: Cold Cream dan Krim Ekstrak Etanol 70%
Universitas Udayana. Hal 40-44, 81. Daun Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.),
Skripsi, Universitas Udayana, Denpasar.
Kementerian Kesehatan RI. 2011, Farmakope
Herbal Indonesia, Edisi I, Departemen Tsala, D. E., D. Amadou, and S. Habtemariam.
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 2013. Natural Wound Healing dan
Bioactive Natural Products. Phytopharmacology.
Kuncari, E. S., Iskandarsyah, dan Praptiwi. 2015,
4(3): 532-560.
Uji Iritasi dan Aktivitas Pertumbuhan
Rambut Tikus Putih: Efek Sediaan Gel WHO, 2013, Recommendation on Postnatal Care of The
Apigenin dan Perasan Herba Seledri (Apium Mother and Newborn. Department of Maternal,
graveolens L.), Media Litbangkes, 25: 15 22. Newborn, Child and Adolescent Health,
WHO
Li, J., J. Chen, R. Kirsner, 2007, Pathophysiology
of acute wound healing, Clinics in Dermatology. .
25: 9-18.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

84

Anda mungkin juga menyukai