Askep Lina
Askep Lina
Askep Lina
OLEH :
NIM : P07520119127
JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2020/2021
A. DEFENISI
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos
bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus ( Huddak &
Gallo, 1997 ).
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon
dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.( Smeltzer, 2002 : 611).
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami
inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 :48)
B. ETIOLOGI
- Reaksi antigen-antibodi
Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan/tanpa stetoskop Batuk produktif, sering pada malam
hari Nafas atau dada seperti tertekan, ekspirasi memanjang
1. Stadium dini
b.Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
b. Whezing
2.Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
j. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik (Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)
D. PATOFISIOLOGI
Suatu serangan Asma merupakan akibat obstruksi jalan napas difus reversible. Obstruksi
disebabkan oleh timbulnya tiga reaksi utama yaitu kontraksi otot-otot polos baik saluran napas,
pembengkakan membran yang melapisi bronki, pengisian bronki dengan mukus yang kental.
Selain itu, otot-otot bronki dan kelenjar mukusa membesar, sputum yang kental, banyak
dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara terperangkap didalam jaringan
paru.Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan
ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibody, menyebabkan pelepasan
produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamine, bradikinin, dan prostaglandin serta
anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan
paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan napas, menyebabkan bronkospasme,
pembengkakan membran mukosa, dan pembentukan mucus yang sangat banyak. Selain itu,
reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem saraf simpatis terletak dalam bronki. Ketika reseptor α-
adrenergik dirangsang, terjadi bronkokonstriksi, bronkodilatasi terjadi ketika reseptor β-
adrenergik yang dirangsang. Keseimbangan antara reseptor α- dan β- adrenergik dikendalikan
terutama oleh siklik adenosine monofosfat (cAMP). Stimulasi reseptor α- mengakibatkan
penurunan cAMP, yang mengarah pada peningkatan mediator kimiawi yang dilepaskan oleh sel-
sel mast bronkokonstriksi. Stimulasi reseptor β- mengakibatkan peningkatan tingkat cAMP yang
menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyebabakan bronkodilatasi. Teori yang
diajukan adalah bahwa penyekatan β- adrenergik terjadi pada individu dengan Asma. Akibatnya,
asmatik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos
(Smeltzer & Bare, 2002).
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu :
Non farmakologi, tujuan dari terapi asma :
a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
b. Mencegah kekambuhan
c. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
d. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise
e. Menghindari efek samping obat asma
f. Mencegah obstruksi jalan nafas yang ireversibel
Farmakologi, obat anti asma :
a. Bronchodilator
Adrenalin, epedrin, terbutallin, fenotirol
b. Antikolinergin
Iptropiem bromid (atrovont)
c. Kortikosteroid
Predrison, hidrokortison, orodexon.
d. Mukolitin
BPH, OBH, bisolvon, mucapoel dan banyak minum air putih.
A. PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 41 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : MTSNA
Alamat : LK VIII JL LESTARI. NO. 96. LUBUK PAKAM
Pekerjaan : IRT
Suku : Minang
Nama : Tn. U
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan : Suami
B. PRIMARY SURVEY
- A (Airway)
- B (Breathing)
Pernafasan 30 x/i
- C (Circulation)
1. TD : 110/80 mmHg
2. Nadi : 78 x/i
3. Suhu : 37 0C
- D (Disability)
2. Pupil isokhor
- E (Exposure)
- F (Foley Cateter)
C. SECONDARY SURVEY
1. RIWAYAT KESEHATAN
Pasien datang dengan keluhan punggung terasa sakit, dada sakit, nafas sesak, batuk kering sejak 2 hari
yang lalu. Sesak nafas dirasakan memberat pada malam hari atau saat suasana dingin atau jika pasien
kelelahan dan hampir setiap malam sesak nafas datang
2. PEMERIKSAAN FISIK
- Tanda-tanda Vital
TD=130/80 mmHg,
N=80 x/i,
P=30 x/i,
S=37 0C
- Kepala/Rambut
- Hidung
I : Bentuk hidung simetris kiri dan kanan, nafas cepat terdapat pernafasan cuping hidung
- Telinga
- Mata
- Bibir
- Paru
I : bentuk dada simetris
P : suara hipersonor
- Jantung
P : pekak
- Abdomen
- Ekstremitas
Simetris kiri dan kanan, fungsi ekstremitas normal, tidak ada menggunakan alat bantu, fungsi kekuatan
otot normal
D. DATA FOKUS
1. Data Subjektif-
- Pasien mengatakan jika terlalu banyak aktifitas cuaca dingin nafas sesak
- Pasien mengatakan tidurnya terganggu karena sesak nafas dan batuk
2. Data Objektif
N= 80 x/i,
P=30 x/i,
S=370C
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum
- Mampu
mengidentifikasikan dan
mencegah faktor yang
penyebab.
G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
P:
Intervensi dilanjutkan
3 Berrsihan jalan nafas 17 april 2021 S:
tidak efektif - Pasien mengatakan sekret sudah berkurang
berhubungan dengan O:
peningkatan produksi - Pasien tampak lebih relaks
sputum A:
intervensi dilanjutkan
4 Gangguan pola tidur S:
berhubungan dengan
- Klien mengatakan tidurnya sudah mulai
batuk terus menerus
enak
O:
- Batuk sudah mulai berkurang
intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (2009). Asma Bisa Sembuh atau Problem Seumur Hidup. Diperoleh
tanggal 29 Juni 2009, dari http://www.medicastore.com/asma/
Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa keperawatan. (Edisi 6). Jakarta: EGC
Doenges, M.E.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta: EGC
Espeland, N. (2008). Petunjuk Lengkap Mengatasi Alergi dan Asma pada Anak.
Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Gaffar, L.O.J. (1999). Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta: EGC
Hidayat, A.A.A.(2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Surabaya: Salemba Medika
Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. (Edisi 3), Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. (Edisi 2). Jakarta: EGC