Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENTINGNYA BARANG PUBLIK DALAM KEHIDUPAN


MASYARAKAT

Oleh,
Kelompok 4

Ulfiani Dwi Yanti Mappa (18 0401 0141)


Theesa Lestari (18 0401 0140)
Ainun Fadilah Anwar (18 0401 0142)
Arjun Jafar (18 0401 0143)
Febi Rahayu (18 0401 0144)

Pengampuh:

Jibria Ratna, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PALOPO
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat beserta
salam hendaknya dilimpahkan kepada baginda Rasulullah Saw.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada bapak Dosen mata kuliah
Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan yaitu Ibu Jibria Ratna, S.E., M.Si yang
telah memberikan tugas ini adapun judul makalah ini adalah “ Pentingnya barang
public dalam kehidupan masyarakat“.
Semoga makalah yang kami paparkan ini dapat memberikan pemahaman dan
menambah pengetahuan kita semua. Sebelumnya kami juga merasa dalam penulisan
makalah ini masih ada kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan masukan
yang membangun untuk kesempurnaan makalah kami ini, selanjutnya atas partisipasi
semua pihak kami ucapkan terima kasih.

Palopo, 5 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
A. Sifat-Sifat Barang Publik.......................................................................... 3
B. Teori Barang Publik................................................................................. 4
C. Barang Publik Yang Penting....................................................................12

BAB III PENUTUP...................................................................................................13


A. Kesimpulan...............................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Barang publik adalah barang yang dikonsumsi oleh masyarakat secara gratis,
namun pada praktiknya sejumlah barang publik tersebut sudah diprivatisasi oleh
pemerintah sehingga masyarakat tidak dapat menikmati secara gratis. Pertanyaannya
adalah, bagaimana pergeseran pemikiran dan praktek penyelenggaraan barang publik
di Indonesia.
Berbagai negara mencoba menyediakan barang publik untuk dinikmati oleh
warganya. Barang publik mencerminkan elemen kunci dari kualitas hidup dan
keseimbangan lingkungan. Kekurangan penyediaan barang publik juga akan
memengaruhi prospek pembangunan ekonomi, mengancam stabilitas ekonomi,
perdamaian dan kemakmuran, barang publik juga bisa menjadi strategi untuk
mengentaskan kemiskinan suatu negara.
Bagi negara berkembang, strategi ini bisa menjadi pilihan. Barang publik
diletakkan pada sudut “hulu” sebuah kebijakan, tetapi yang menjadi “hilir” stabilitas
ekonomi, tata kelola yang baik memang menjadi masalah yang cukup besar pada
negara-negara berkembang. Di sisi lain, politik menjadi masalah ketika politik
memberi intervensi berlebihan pada kegiatan pemerintah. (Slavov, 2014)
mengutarakan, in contrast, choosing the level of a pure public good through a
political process such as majority rule can produce higher levels of the public good.
Pada Negara negara yang menganut trias politica seperti Indonesia peran legislatif
terkadang memberi arti pengawasan dan memberi tekanan kepada pemerintah agar
berlaku adil terhadap masyarakat dalam penyediaan barang public.1

1
Lesmana Rian Andhika. 2017. Kebijakan Barang Publik Untuk Kesejahteraan Rakyat,
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol. 8 No. 1, Juni 2017 : 42.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini
sebagai berikut:
1. Apa sifat barang publik ?
2. Bagaimana teori barang public?
3. Apa barang public yang penting?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dari makalah ini
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sifat barang publik.
2. Untuk mengetahui teori barang publik.
3. Untuk mengetahui barang public yang penting.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat-Sifat Barang Publik


Barang publik memiliki dua sifat atau dua aspek yang terkait dengan
penggunaannya, yaitu :

1. Non-rivalry (Tidak ada ketersaingan) atau non-divisible (tidak habis). Barang


publik memiliki sifat non-rivalry  dalam hal mengkonsumsinya. Artinya, konsumsi
seseorang terhadap barang publik tidak akan mengurangi konsumsi orang lain
terhadap barang yang sama. Setiap orang dapat mengambil manfaat dari barang
tersebut tanpa mempengaruhi manfaat yang diperoleh orang lain. Contohnya : Udara
yang kita hirup, dalam derajat tertentu Tidak berkurang bagi orang lain untuk
menghirupnya. Demikian juga halnya dengan lampu penerangan jalan. Sinar lampu
tersebut akan dikonsumsi oleh setiap orang yang memiliki mata, dan konsumsi kita
terhadapnya tidak membuat sinar tersebut habis sehingga tidak tersedia untuk orang
lain. 
2. Non-Excludable (Tidak ada larangan ). Sifat kedua dari barang publik adalah
non-excludable, artinya sulit untuk melarang pihak lain untuk mengkonsumsi barang
yang sama. Pada saat kita menikmati pemandangan laut yang indah di pantai,
misalnya, kita tidak bisa atau sulit melarang orang lain untuk tidak melakukan hal
yang sama karena pemandangan adalah public good. Demikian juga, sumber daya
ikan  dalam derajat tertentu bersifat public goods karena kita tidak bisa melarang
orang lain untuk tidak menangkap ikan. Contoh lainnya adalah siaran TV atau radio
dimana ketika program sudah disiarkan maka setiap orang yang memiliki pesawat
penerima berhak untuk menikmati program yang sama.2

B. Teori Barang Publik


2
Akhmad Fauzi, Ph. D, Ekonomi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 18-19.

3
Ada berbagai macam teori tentang pembahasan barang-barang public seperti
yang akan dipaparkan berikut ini:
1. Teori Pigou
Teori ini membahas tentang penyediaan barang publik yang dibiayai dengan
Pajak yang dipungut dari masyarakat. Menurut Pigou, barang publik harus disediakan
di dalam suatu tempat di mana kepuasan marginal masyarakat akan publik sama
besarnya dengan ketidakpuasan marginalnya akan pajak yang dipungut dari mereka
untuk membiayai program program pemerintah akan barang publik. 
Semakin banyak anggaran yang dibutuhkan pemerintah untuk memenuhi
barang publik, maka kurva kepuasan Marginal akan semakin menurun, dengan kata
lain akan menimbulkan marginal disustility, karena pastinya pemerintah menarik
pajak kepada mereka demi membangun barang publik tersebut. 

Pada Diagram kurva kepuasan akan barang publik ditunjukan oleh kurva UU.
Kurva UU tersebut mempunyai bentuk menurun yang menunjukan bahwa semakin
banyak barang publik yang dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan
marginalnya yang dirasakan masyarakat. Di lain pihak, semakin banyak pajak yang
dipungut, semakin besar rasa ketidakpuasan marginal masyarakat. Oleh karena itu
kurva ketidakpuasan marginal akan pembayaran pajak mempunyai bentuk yang
meninggi. Ketidakpuasan marginal ditunjukan dengan sumbu tegak dari titik O

4
kebawah dan kurva ketidakpuasan marginal ditunjukan oleh kurva PP. Titik E adalah
keadaan optimum dimana bagi masyarakat kepuasan marginal bagi barang publik
sama dengan ketidakpuasan marginal dalam hal pembayaran pajak.
Kelemahan analisa dari Pigou didasarkan pada ketidakpuasan marginal
masyarakat dalam membayar pajak dan rasa kepuasan marginal akan barang publik,
sedangkan kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara
kuantitatif karena siaftnya ordinal.

2. Teori Bowen
Teori ini didasarkan pada harga dari barang publik itu sendiri. Jika pada
barang swasta berlaku hukum pengecualian, misalnya sepatu yang sudah menjadi
milik pihak A berarti tidak bisa dimiliki oleh pihak B. Berbeda dengan kepemilikan
barang publik, Tidak berlaku hukum pengecualian karena barang publik bisa dimiliki
dan diminati siapa saja selama menjadi warga negara dari negara tersebut.
Bowen mengemukakan teori yang didasarkan pada teori harga sama halnya
pada penentuan harga pada barang swasta.

Kurva penawaran sepatu ditunjukan oleh kurva SS. Kurva DA dan DB


menunjukan kurva permintaan akan sepatu oleh A dan B sedang kurva D(A+B)

5
merupakan kurva permintaan pasar yang diperoleh dengan menjumlahkan kurva
DA+DB secara mendatar(horisontal). Harga pasar yang terjadi adalah OP, yaitu
dimana D(A+B)=S, harga OP adalah harga sepasang sepatu bagi A dan B.
Bowen mendefinisikan barang publik sebagai barang dimana pengecualian
tidak dapat ditentukan. Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka tidak ada
seorang pun yang dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut.

DA dan DB menunjukan kurva permintaan individu A dan B akan barang


publik DA dan DB. Jumlah barang yang disediakan pemerintah sebesar OY, yaitu
pada titik perpotongan kurva penawaran dengan kurva permintaan D(A+B).
Kelemahan teori ini adalah karena Bowen menggunakan permintaan
permintaan dan penawaran. Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik
tidak ada prinsip pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan
kesenangan mereka akan barang tersebut sehingga permintaan kurva permintaan
menjadi tidak ada.

C. Teori Erick Lindahl


Erick Lindahl mengungkapkan analisis yang mirip dengan teori yang
dikemukakan oleh Bowen,  hanya saja pembayaran masing-masing konsumen tidak

6
dalam bentuk harga absolut akan tetapi berupa persentase dari total biaya penyediaan
barang publik. Dan hal ini didasarkan pada anggapan bahwa dalam ekonomi hanya
ada 2 konsumen yaitu itu konsumen A dan B. Dan dan Lindahl  juga kurva Indiferen
dengan anggaran tetap tapi terbatas .

Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya membahas mengenai
barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan
oleh sektor swasta. Selain itu kelemahan utamanya adalah penggunaan kurva
indifferen. Sifat barang publik tidak dapat dikecualikan menyebabkan tidak ada
seorang individu juga yang bersedia menunjukan prefrensinya terhadap barang
publik.kritikan lainya ialah teori ini hanya melihat penyediaan barang publik saja
tanpa memperhitungkan jumlah barang swasta yang seharusnya diproduksi agar
masyarakat mencapai kesejahteraan optimal.

D. Teori Samuelson
Samuelson menyempurnakan teori pengeluaran pemerintah dengan sekaligus
menyertakan barang sektor swasta. Samule menyatakan bahwa adanya barang publik

7
yang mempunyai 2 karakteristik (non-exclusionary dan non-rivalry)  bukan berarti
tidak bisa mencapai kondisi pareto optimal ( tingkat kesejahteraan masyarakat yang
optimal). Kondisi pareto optimal akan terwujud jika menggunakan salah satu dari 3
diagram.

Diagram diatas menjelaskan konsumsi antara barang swasta dan barang public
antara 2 individu. TP adalah kurva yang menunjukan ketersediaan barang publik
berbanding barang swasta. Kurva indiferens R dan S, dimana kita mengambil R
sebagai patokan kesejahteraan. Asumsi jika barang publik yang tersedia hanya
sebanyak L1, maka barang swasta yang tersedia adalah sebanyak T1. Dari kurva
indiferen LR1 dapat diketahui jika R akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak
T2. Sehingga sisa barang yang ada yakni T1 - T2 = T3 akan dikonsumsi oleh S.
Dengan asumsi yang sama jika barang publik yang tersedia adalah sebanyak L2 maka
R akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak T5 dan S akan mengkonsumsi T5 =
T6. Titik pertemuan antara indiferent R dengan kurva barang publik membuat S tidak

8
menikmati barang swasta. konsumsi barang swasta S disatukan akan membentuk
kurva DGD dimana kurva ini bersinggungan dengan indiferen S di titik G. Dengan
proses yang sama terciptalah konsumsi barang swasta yang baru. Dan terciptalah
konsumsi barang swasta S yang baru.

Diagram diatas adalah perbandingan kesejahteraan antara R dan S. BM adalah


kurva kesejahteraan. Saat R mempunyai kesejahteraan sebesar M1 maka S
mempunyai kesejahteraan sebesar B1. Kesejahteraan bergeser dari D ke W, sehingga
kesejahteraan R berkurang dan kesejahteraan S bertambah.
Adapun kelemahan dari teori ini yaitu:

a. Hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana


yang dipilih, dan tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.
b. Samuelson menunjukkan tercapainya kondisi pareto optimal akan tetap kita
tidak tahu apakah perpindahan dari D ke W pada diagram di atas
menunjukkan perbaikan atau penurunan kesejahteraan seluruh masyarakat. 
c. Kelemahan yang terbesar adalah pada anggapan bahwa konsumen secara terus
terang mengemukakan kesukaran mereka terhadap barang publik dan

9
kesukaran mereka inilah yang menjadi dasar pengenaan biaya untuk
menghasilkan barang publik. Yang menjadi persoalan dalam penentuan
jumlah barang publik yang akan disediakan oleh pemerintah adalah
bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari konsumen barang publik. 
d. Barang publik yang dibahas adalah barang yang mempunyai sifat
kebersamaan, yaitu itu barang publik yang dipakai oleh konsumen dalam
jumlah yang sama. 

E. Teori Anggaran
Teori yang menjelaskan tentang pengadaan barang barang publik adalah teori
alokasi barang-barang publik melalui anggaran (budget). Teori ini berdasarkan pada
analisa yaitu setiap orang membayar atas konsumsi barang-barang publik dengan
jumlah yang sama.3
Teori alokasi barang publik melalui anggaran merupakan suatu teori analisa
penyediaan barang publik yang lebih sesuai dengan kenyataan karena bertitik tolak
pada distribusi pendapatan awal di antara individuindividu dalam masyarakat dan
dapat digunakan untuk menentukan beban pajak di antara para konsumen untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.

3
Dr. H. Amiruddin Idris, S.E., M.Si, Ekonomi Publik, (Yogyakarta: Deepublish Publisher,
2018), h. 23-25.

10
Garis tegak adalah penghasilan, sedangkan garis datar adal publik (G). CG
adalah kurva kemungkinan produksi. Garis anggaran adalah A dan B. Persinggungan
anggaran A dengan kurva indifrent berada di titik F. Sehingga A akan mengkonsumsi
barang publik sebesar G0 dengan penghasilan OM0. Dan A akan mengkonsu
sehingga B akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak CC0 Apabila A merubah
garis anggarannya. Maka A akn mengkonsumsi barang publik sebesar G1. Sehingga
A akan mengkonsumsi barang swasta sebesar MM1 dan B akan men NJ adalah
barang swasta yang tersedia untuk individu B. Dan B akan mencapai nilai optimum
mengkonsumsi barang publik dan swasta dititik Q. MV adalah barang swasta yang
tersedia untuk A. Sehingga A berapa pad tingkat keseimbangan konsumen di titik
F,dan total produksi berada di titik E.

11
Kelemahan dari teori ini, yaitu digunakannya kurva indiferens sebagai alat
analisis yang baik dari segi teori akan tetapi kurang bermanfaat untuk aplikasi
penggunaannya dalam kenyataan sehari-hari.4

C. Barang Publik Yang Penting


1. Pertahanan Nasional
Pertahanan negara adalah jenis barang non ekskludable dan non rivarly, 
apabila negara pada kondisi aman, maka setiap orang berhak menikmati rasa aman
tersebut. Apabila keadaan negara dinikmati seorang, maka tidak akan mengurangi
manfaat orang lain.5

2. Penelitian Ilmu Pengetahuan


Jika seorang matematikawan menemukan sebuah teorima baru, maka teorima
tersebut akan masuk kedalam ilmu pengetahuan yang boleh dimanfaatkan siapa saja
secara gratis. Karena pengetahuan adalah barang publik, maka perusahaan-
perusahaan swasta yang mencari keuntungan cenderung untuk menumpang gratis
pada pengetahuan yang ditemukan oleh pihak lain, dan hasilnya, perusahan-
perusahaan ini mengalokasikan sumber-sumber daya yang terlalu sedikit untuk
menciptakan pengetahuan baru.
Dengan hak paten, penemuannya bisa menikmati sendiri sebagian besar
manfaatnya sampai batas waktu tertentu. Sebaliknya, seorang matematikawan tidak
dapat mematenkan teorimanya karena pengetahuan umum seperti itu dapat digunakan
oleh siapa saja dengan gratis. Dengan kata lain, berkat adanya undang-undang hak
paten, pengetahuan spesifik dan teknis sifatnya ekskludabel, sedangkan pengetahuan
umum tidak bisa dijadikan ekskludabel.

4
Ferry Prasetya, S.E., M.App Ec, Modul Ekonomi Publik
http://ferryfebub.lecture.ub.ac.id/files/2013/01/Bagian-IV-Teori-Barang-Publik.pdf.
5
Jun Surjani dkk, Teori Ekonomi (Pendekatan Mikro) Berbasis Karakter,
(Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018), h. 160.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi individu tertentu tidak
akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut, bersifat non-rival dan
non-eksklusif. Adapun teori daripada barang public yaitu teori pigou, teori bowen,
teori Erick lindahl, teori samuelson, dan teori anggaran. Serta yang termaksud barang
public penting adalah pertahanan nasional dan juga penelitian ilmu pengetahuan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca mengenai Pentingnya Barang Publik Dalam Kehidupan Masyarakat. kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk menulis
makalah-makalah selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Fauzi, Ph. D, Ekonomi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2006).
Dr. H. Amiruddin Idris, S.E., M.Si, Ekonomi Publik, (Yogyakarta: Deepublish
Publisher, 2018).
Jun Surjani dkk, Teori Ekonomi (Pendekatan Mikro) Berbasis Karakter, (Yogyakarta:
Deepublish Publisher, 2018).
Lesmana Rian Andhika. 2017. Kebijakan Barang Publik Untuk Kesejahteraan
Rakyat, Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol. 8 No. 1, Juni 2017 : 42.
Ferry Prasetya, S.E., M.App Ec, Modul Ekonomi Publik
http://ferryfebub.lecture.ub.ac.id/files/2013/01/Bagian-IV-Teori-Barang-
Publik.pdf.

14

Anda mungkin juga menyukai