Anda di halaman 1dari 7

FARMASI KLINIK

THEOPHYLLINE

NAMA : Melisa Novita Sari


Bp : 18160041
6 Farmasi 2

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
PADANG
THEOPHYLLINE
Pendahuluan
Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk asma dan untuk mengatasi penyakit
paru obstruksi kronik yang stabil, secara umum tidak efektif untuk eksaserbasi penyakit paru
obstruksi kronik. Teofilin mungkin menimbulkan efek aditif bila digunakan bersama agonis
beta-2 dosis kecil, kombinasi kedua obat tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya efek
samping, termasuk hipokalemia.

Teofilin dimetabolisme di hati, kadar teofilin dalam plasma bervariasi terutama pada
perokok, pasien dengan gangguan hati dan gagal jantung, atau jika diberikan bersama dengan
obat-obat tertentu. Kadar teofilin dalam plasma meningkat pada gagal jantung, sirosis, infeksi
virus, pada lanjut usia dan jika ada obat yang menghambat metabolisme teofilin. Kadar teofilin
dalam plasma menurun pada perokok, dan alkoholisme kronik dan oleh obat yang menginduksi
metabolismenya seperti fenitoin, karbamazepin, rifampisin, dan barbiturat.

Perbedaan waktu paruh antar pasien sangat penting karena teofilin mempunyai rentang
terapi yang sempit, yaitu dosis toksiknya dekat dengan dosis terapinya. Pada kebanyakan pasien,
diperlukan kadar 10-20 mcg/mL dalam plasma untuk efek bronkodilasi yang memuaskan
walaupun pada kadar plasma 10 mcg/mL (atau kurang) mungkin sudah efektif. Efek samping
dapat timbul pada kadar 10- 20 mcg/mL, dan efek samping akan semakin sering dan semakin
berat pada kadar di atas 20 mcg/mL.

Teofilin dapat diberikan secara injeksi sebagai aminofilin, suatu campuran teofilin
dengan etilendiamin, yang 20 kali lebih larut dibanding teofilin sendiri. Injeksi aminofilin jarang
dibutuhkan untuk serangan asma berat. Aminofilin harus diberikan sebagai injeksi intravena
sangat lambat paling cepat (20 menit). Tidak dapat diberikan intramuskular karena sangat iritatif.
Pemantauan kadar teofilin dalam plasma akan membantu, dan perlu sekali jika pasien telah
mendapat teofilin peroral, karena efek samping serius seperti konvulsi dan aritmia dapat terjadi
sebelum munculnya gejala toksisitas yang lain.

Kegunaan klinis

Theophylline adalah obat dengan fungsi untuk mengobati dan mencegah napas pendek
dan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh penyakit paru-paru, misalnya, asma, emfisema,
bronkitis kronis).

Mekanisme aksi

Teofilin melemaskan otot polos saluran napas bronkial dan pembuluh darah paru serta
mengurangi respons saluran napas terhadap histamin, metakolin, adenosin, dan alergen. Teofilin
secara kompetitif menghambat fosfodiesterase tipe III dan tipe IV (PDE), enzim yang
bertanggung jawab untuk memecah AMP siklik dalam sel otot polos, kemungkinan
mengakibatkan bronkodilatasi. Teofilin juga berikatan dengan reseptor adenosin A2B dan
memblokir bronkokonstriksi yang dimediasi oleh adenosin. Dalam keadaan inflamasi, teofilin
mengaktifkan histone deacetylase untuk mencegah transkripsi gen inflamasi yang memerlukan
asetilasi histon untuk memulai transkripsi.

Dosis & intervernal dosis

∙ Bayi kurang dari 42 hari: 4 mg / kg / hari secara oral.


∙ Bayi 42 hari sampai 181 hari: 10 mg / kg / hari secara oral. dosis alternatif: [(0,2 x umur
dalam minggu) + 5] x kg = 24 jam dosis oral dalam miligram.
∙ Bayi 6 bulan, kurang dari 12 bulan: 12 sampai 18 mg / kg / hari. Dosis alternatif: [(0,2 x
umur dalam minggu) + 5] x kg = 24 jam dosis oral dalam miligram.
∙ 1 – 8 tahun: 20-24 mg / kg / hari.
∙ 9 – 11 tahun: 16 mg / kg / hari.
∙ 12 – 15 tahun: 13 mg / kg / hari.
∙ 16 tahun atau lebih: 10 mg / kg / hari. Jangan melebihi 900 mg / hari.

Faktor yang mempengaruhi konsentrasi


Teofilin merupakan perangsang SSP yang kuat, merelaksasi otot polos terutama bronkus

released. Kadar terapetik plasmanya adalah 5-20 mg/L. Konsentrasi serum 10 – 20 mcg/ml
diperlukan untuk menghasilkan respon bronkodilator optimum.

Perbedaan waktu paruh antar pasien sangat penting karena teofilin mempunyai rentang
terapi yang sempit, yaitu dosis toksiknya dekat dengan dosis terapinya. Pada kebanyakan pasien,
diperlukan kadar 10-20 mcg/mL dalam plasma untuk efek bronkodilasi yang memuaskan
walaupun pada kadar plasma 10 mcg/mL (atau kurang) mungkin sudah efektif. Efek samping
dapat timbul pada kadar 10- 20 mcg/mL, dan efek samping akan semakin sering dan semakin
berat pada kadar di atas 20 mcg/mL.

Efek toksik

∙ Muncul gejala rendahnya kadar kalium (hipokalemia), seperti kram kaki, sembelit,
kesemutan, denyut jantung tidak teratur, lemah otot
∙ Muncul gejala peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), yang ditandai dengan rasa
sering haus
∙ Denyut jantung cepat
∙ Kejang
∙ Pusing yang berat atau pingsan
∙ Muntah yang terus menerus
monitoring terapi

Teofilin dapat diberikan secara injeksi sebagai aminofilin, suatu campuran teofilin
dengan etilendiamin, yang 20 kali lebih larut dibanding teofilin sendiri. Injeksi aminofilin jarang
dibutuhkan untuk serangan asma berat. Aminofilin harus diberikan sebagai injeksi intravena
sangat lambat paling cepat (20 menit). Tidak dapat diberikan intramuskular karena sangat iritatif.
Pemantauan kadar teofilin dalam plasma akan membantu, dan perlu sekali jika pasien telah
mendapat teofilin peroral, karena efek samping serius seperti konvulsi dan aritmia dapat terjadi
sebelum munculnya gejala toksisitas yang lain.

Parameter Farmakokinetika

1. Absorbsi

Teofilin dengan cepat dan sempurna diserap setelah pemberian oral dalam larutan
atau bentuk sediaan oral padat yang segera dilepaskan.Diserap dengan cepat dan
sempurna dari saluran gastrointestinal (lepas segera).Dapat menurunkan tingkat
penyerapan dengan makanan.Waktu untuk konsentrasi plasma puncak: 1-2 jam (larutan
oral, tab / tutup pelepasan segera); dalam 30 menit (IV).

2. Distribusi
∙ Didistribusikan ke seluruh tubuh kecuali di jaringan lemak.
∙ Melintasi plasenta dan memasuki ASI.
∙ Volume distribusi: Sekitar 0,45 (kisaran: 0,3-0,7) L / kg.
∙ Pengikatan protein plasma: Sekitar 40-60%, terutama pada albumin.
3. Eliminasi

Teofilin tidak mengalami eliminasi pra-sistemik yang berarti, menyebar dengan bebas
ke jaringan bebas lemak dan dimetabolisme secara ekstensif di hati. Ekskresi ginjal dari
teofilin yang tidak berubah pada neonatus berjumlah sekitar 50% dari dosis,
dibandingkan dengan sekitar 10% pada anak-anak yang lebih tua dari tiga bulan dan pada
orang dewasa.

4. T1/2 dan waktu untuk mencapai steadystate

Perbedaan waktu paruh antar pasien sangat penting karena teofilin mempunyai
rentang terapi yang sempit, yaitu dosis toksiknya dekat dengan dosis terapinya. Pada
kebanyakan pasien, diperlukan kadar 10-20 mcg/mL dalam plasma untuk efek
bronkodilasi yang memuaskan walaupun pada kadar plasma 10 mcg/mL (atau kurang)
mungkin sudah efektif. Efek samping dapat timbul pada kadar 10- 20 mcg/mL, dan efek
samping akan semakin sering dan semakin berat pada kadar di atas 20 mcg/mL.

Jawaban Pertanyaan presentasi

1. Azri : sebutkan persamaan teofilin dan aminifilin

Jawab : Aminofilin dan teofilim merupakan dua jenis obat yang sama, diamana berfungsi
untuk mengatasi gejala sesak nafas seperti asama atau penyakit paru obstruktif. Kedua
obat tersebut berkerja mengendurkan otot dalam saluran pernafasan sehingga saluran
pernafasan yang tadinya menyempit menjadi terbuka.

2. Iren : sebutkan interaksi obat teofilin

Jawab :

Acebutolol Metabolisme Teofilin dapat menurun bila dikombinasikan dengan


Acebutolol.

Acetaminophen Acetaminophen dapat meningkatkan aktivitas hepatotoksik Teofilin.


Acetazolamide Metabolisme Teofilin dapat menurun bila dikombinasikan dengan
Acetazolamide.

Anda mungkin juga menyukai