Anda di halaman 1dari 4

NASKAH STUDI KASUS MINGGU 3

STUDI KASUS
Perempuan, usia 30 tahun, bersama dengan keluarga datang ke poli jiwa RSU karena di rumah
marah-marah tanpa sebab. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa klien sering marah-marah
namun belum pernah diajarkan cara mengendalikan emosinya.
NARATOR
Hallo.. Selamat pagi… Jumpa lagi dengan kami kelompok Peminatan Jiwa Magister
Keperawatan Universitas Brawijaya. Video roleplay kali ini, kami akan meroleplaykan
bagaimana melakukan pengkajian pada klien dengan kasus Koping Individu Tidak Efektif dan
pemberian terapi manajemen stress yang tepat kepada klien. Pada kesempatan kali ini, kami akan
melakukan SP 1 Risiko Perilaku Kekerasan yaitu cara mengontrol marah secara fisik dengan
terapi nafas dalam. Terapi nafas merupakan terapi relaksasi untuk membebaskan ketegangan dan
kecemasan pada tubuh dan pikiran. Ingin tahu bagaimana kelanjutan video ini. Yuk ikuti terus
videonya 😊
ORIENTASI
FASE ORIENTASI
Perawat D : Selamat pagi… Mari silakan masuk bu. Silahkan duduk.
Ny. S : Pagi mbak… terima kasih
Perawat D : Baik bu, sebelumnya perkenalkan Saya Perawat Dessy yang hari ini bertugas
menjaga poli jiwa di RSU Nusantara mulai pukul 8 pagi - 2 siang bersama dengan
perawat Salwa. Boleh saya tahu nama panggilan ibu siapa nggih ?
Ny. S : Saya Sulastri mbak dan ini adek saya Sulasmi.
Perawat D : Baik, ada yang bisa saya bantu ibu ?
Ny. S : Jadi gini mbak, saya bingung. Adek saya ini dirumah sering marah- marah tanpa
sebab jika diajak bicara. Bingung saya harus bagaimana ?
Perawat D: Jika boleh saya tahu, sudah berapa lama saudara ibu bersikap seperti ini ?
Ny. S : kurang lebih 2 minggu ini mbak. Ini tadi mau saya ajak kesini saja masih bertengkar
dulu mbak karena awalnya gak mau tetapi saya paksa karena saya tidak tahu harus
bagaimana.
Perawat D : Baik bu, setelah mendengar cerita dari ibu, saya ingin mengkonfirmasi kembali
bahwa saudara ibu sering marah tanpa sebab sejak 2 minggu ini nggih.
Ny. S : nggih mbak benar
Perawat D : baik ibu, Untuk mengetahui permasalahan apa yang sedang dialami saudara ibu,
kami perlu melakukan beberapa pengkajian lebih lanjut bersama saudara ibu. Mulai
dari pengkajian biologisnya untuk mengetahui riwayat penyakit sebelumnya, atau
adakah keluarga yang memiliki riwayat penyakit yg sama. Kemudian dari
pengkajian psikologis dan sosialnya untuk mencari faktor penyebab permasalahan
saudara ibu, karena kasus seperti ini dapat dipicu oleh kejadian trauma masa lalu,
atau adanya kejadian tidak menyenangkan dalam 6 bulan terakhir, yang disebabkan
oleh faktor lingkungan sosial dan keluarga yang kurang mendukung mungkin,
sehingga membuat saudara ibu berperilaku demikian. Bagaimana? Apakah ibu
Sulasmi bersedia ?
Ny. S : Bersedia mbak.
Perawat D : Baik bu, nanti akan dilakukan pengkajian mendalam bersama perawat Salwa
seperti yang sudah saya jelaskan tadi nggih bu. Hal ini untuk membantu kami
menemukan permasalahan dan mendiskusikan terkait pemecahan masalah.
FASE KERJA
Perawat S : Selamat pagi bu Sulasmi nama saya perawat Salwa, seperti yang sudah dijelaskan
oleh perawat Dessy tadi serangkaian proses pengkajian ini akan dilakukan bersama
saya berlangsung kurang lebih selama 1 jam kedepan apakah ibu bersedia ?
Ny. S : Bersedia mbak
Perawat S : Apakah ibu nyaman melakukan pengkajian di ruangan ini ? atau mungkin ingin
pindah ke tempat lain agar lebih nyaman bu ?
Ny. S : di sini saja tidak masalah mbak.
Perawat S : Baik kalau begitu kita mulai ya bu. Kalau boleh saya tahu, apakah ibu pernah
bersikap seperti itu sebelumnya?
Ny. S : Tidak pernah mbak.
Perawat S : Sebelumnya, apakah ibu memiliki masalah yang berat sehingga menunjukkan sikap
seperti ini ?
Ny. S : Iya mbak, saya baru bercerai dengan suami sebulan yang lalu karena suami saya
suka bermain judi mbak. Saya gak kuat mbak karena harta kami habis gara-gara
suami saya, rasanya saya sangat marah sekali kepada suami saya mbak karena tega
sekali menghabiskan harta untuk bermain judi.
Perawat S : apa yang ibu lakukan selama menghadapi masalah tersebut?
Ny. S : saya tidak berdaya mbak, rasanya saya ingin marah terus karena hal ini. Rasanya
saya ingin membanting barang yang ada di depan saya agar saya bisa tenang.
Perawat S : apakah ibu pernah menceritakan masalah ini kepada saudara ibu sebelumnya?
Ny. S : tidak pernah mbak saya pendam sendiri. Karena jika saya cerita takut
merepotkan saudara saya.
Perawat S : selain masalah ini apakah ada masalah lain yang membuat ibu marah?
Ny. S : ada mbak, usaha saya juga sedang bangkrut mbak yang saya rintis dengan susah
payah karena uangnya habis dibuat judi oleh suami saya. Jadi saya tidak tahu
harus bagaimana lagi mbak selain marah.
Perawat S : menurut ibu menunjukkan sikap marah apakah ada keuntungan yang ibu
terima ?
Ny. S : mungkin dengan marah bisa membuat saya lega mbak karena saya gak tau harus
bagaimana lagi.
Perawat S : Lalu menurut ibu apa kerugiannya jika ibu marah-marah seperti itu?
Ny. S : mungkin saya akan dijauhi banyak orang mbak jika saya marah-marah terus
menerus tanpa sebab yang jelas.
Perawat S : Baik. Jadi menurut ibu nih untung atau tidak jika marah tanpa sebab seperti itu.
Ny. S : rugi sih mbak.
Perawat S : Baik bu dari semua masalah yang ibu ceritakan tadi mulai dari ibu bercerai
karena suami ibu dulu selalu bermain judi, menghabiskan harta dan ibu
mengalami bangkrut sehingga ibu tidak tahu harus melakukan apa lagi selain
marah. Dari hal ini masalah yang sedang ibu hadapi yaitu tidak bisa atau tidak
tahu cara mengendalikan emosi sehingga ibu selalu ingin merasa marah dalam
berbagai hal.
Ny. S : lalu apa yang harus saya lakukan mbak?
Perawat. S : ibu bisa melakukan terapi relaksasi nafas dalam jika sudah merasa ingin marah.
Tujuan dari terapi ini untuk mengendalikan emosi, menurunkan kecemasan dan
mengurangi stress. Jadi caranya seperti ini bu. Tenangkan pikiran ibu, duduk
dengan tenang, tarik nafas dari hidung sedalam-dalamnya kemudian tahan 2-
3menit hembuskan pelan” lewat mulut dan ulangi sampai 3kali bu. Boleh ibu
coba terapi relaksasi nafas dalam ini untuk mengendalikan emosi ibu jika ingin
marah.
Ny. S : jadi seperti itu ya mbak, akan saya lakukan saran yang mbak berikan.
Perawat S : iya bu bisa ibu lakukan saat dirumah.
Ny. S : iya mbak.
Perawat S : baik bu apakah ada yang ingin ditanyakan ?
Ny. S : tidak ada mbak.
Perawat S : baik ibu bagaimana perasaan ibu, setelah kita berbincang-bincang hari ini ?
Ny. S : Alhamdulillah mbak sudah lebih tenang dan bisa mendapatkan solusi untuk saya.
Perawat S : Baik bu, apakah ibu bersedia jika kita bertemu kembali untuk melakukan terapi
selanjutnya?
Ny. S : bersedia mbak.
Perawat S : baik bu kita bertemu kembali kapan bu? besok lusa hari senin, tanggal 8 Maret
2021 jam 10 pagi, bagaimana ?
Ny. S : boleh mbak saya bisa hari senin.
Perawat S : Baik bu kita bertemu lagi hari senin tanggal 8 maret 2021 jam 10 pagi. Saya
akan bantu untuk penjadwalan terapinya ya bu.
Ny. S : baik mbak terima kasih.
Perawat S : baik ibu sama sama sampai bertemu lagi.
Ny. S : baik mbak terima kasih.

NARATOR
Nah itulah tadi, roleplay bagaimana kita melakukan pengkajian pada klien dengan kasus Koping
Tidak Efektif dan pemberian terapi manajemen stress yang tepat kepada klien. Dalam video
tergambar bagaimana perawat mengajarkan terapi relaksasi nafas dalam bersama pasien untuk
mengendalikan emosi. Demikian Roleplay dari kelompok kami. Sampai jumpa di video roleplay
selanjutnya ………………

Anda mungkin juga menyukai