BAB I
PENDAHULUAN
Karena desakan dari golongan muda yang semakin bertubi-tubi akhirnya ada
tokoh yang berani menjaminkan nyawanya bahwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia pasti terjadinya, beliau adalah Ahmad Soebardjo, beliaulah yang akhirya
bisa mendesak agar golongan muda mau memperbolehkan Ir. Sukarno, Moh. Hatta,
dan rombongannya untuk pulang ke Jakarta
Selain Soekarno dan Moh. Hatta banyak tokoh yang telah berjasa agar
proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan. Para tokoh tersebut tidak
hanya menyumbangkan ide dan pemikiran tapi juga mencurahkan segala waktu dan
tenaga agar Bangsa Indonesia dapat memproklamasikan kemerdekaannya. Dalam
perumusan naskah teks Proklamasi yang bertepat di kediaman Laksamana Maeda.
Rumah Laksamana Maeda dipilih karena kedekatan Laksamana maeda dengan para
pemimpin Bangsa Indonesia dan karena rumah Laksamana Maeda yang merupakan
Extra territorial yang harus di hormati oleh Rikugun (angkatan darat Jepang). Dalam
perumusan Naskah Proklamasi ada seorang yang bertugas mencatat hasil diskusi
2
susunan Teks Proklamasi dan beliau juga yang mengetik Teks Proklamasi yang
dibacakan Soekarno-Hatta, beliau adalah Sayuti Melik.
Banyak yang harus disiapkan untuk melancarkan pembacaan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia seperti tiang bendera yang digunakan untuk mengibarkan
sang saka Merah Putih, Mikrofon dan pengeras suara. Selain itu juga harus ada yang
menjaga keamanan saat Proses pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
dalam hal ini dr. Munawardi menugaskan Barisan Pelopor dan PETA untuk menjaga
keamanan disekitar kediaman Soekarno.
Setelah pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sesegera
mungkin untuk menyebarluaskan berita tentang pembacaan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, namun Jepang menentang penyiaran tersebut akhirnya gedung tempat
radio yang akan digunakan sebagai penyiaran berita kemerdekaan Indonesia disegel,
namun syahrudin dengan berani memasuki halaman gedung dan memanjat untuk
segera membuka gedung. Setelah berhasil masuk teks proklamasi di serahkan ke
kepala bagian siaran.
Segeralah Proklamasi kemerdekaan Indonesia disiarkan melalui radio ke
seluruh Indonesia. Dan masih banyak lagi tokoh yang ada dibalik keberhasilan
terjadinya pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
a. Bagaimana peran para tokoh proklamasi dan peran para tokoh peristiwa
sekitar proklamasi?
b. Apa hasil dari perjuangan para tokoh proklamasi
c. Bagaimana cara meneladani para tokoh proklamasi pada zaman sekarang?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tokoh penting yang berperan di saat proklamasi dan peristiwa sekitar
proklamasi
1. Ir. Sukarno
Sukarno atau Bung Karno, lahir di Surabaya tanggal 6 Juni 1901.
Sudah aktif dalam berbagai pergerakan sejak menjadi mahasiswa di Bandung.
Tahun 1927, bersama kawankawannya mendirikan PNI. Oleh karena
perjuangannya, ia seringkali keluar-masuk penjara. Kemudian pada zaman
Jepang, ia pernah menjadi ketua Putera, Chuo Sangi In dan PPKI, serta pernah
menjadi anggota BPUPKI. Begitu tiba di tanah air, dari perjalanannya ke
Saigon, Sukarno menyampaikan pidato singkat. Isi pidato itu antara lain,
pertanyataan bahwa Indonesia sudah merdeka sebelum jagung berbunga. Hal
ini semakin membakar semangat rakyat Indonesia. Bersama Moh. Hatta,
Sukarno menjadi tokoh sentral yang terus didesak oleh para pemuda agar
segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, sampai akhirnya ia harus
diungsikan ke Rengasdengklok.
Sepulangnya dari Rengasdengklok ia bersama Moh. Hatta dan Ahmad
Subarjo merumuskan teks proklamasi, dan menuliskannya pada secarik kertas.
Sukarno bersama Moh. Hatta diberi kepercayaan untuk menandatangani teks
proklamasi tersebut. Tanggal 17 Agustus 1945, peranan Sukarno semakin
penting. Secara tidak langsung ia terpilih menjadi tokoh nomor satu di
Indonesia. Sukarno dengan didampingi Moh. Hatta, diberi kepercayaan
membacakan teks proklamasi sebagai pernyataan Kemerdekaan Indonesia.
5
3. Ahmad Subarjo
“Saya menjamin bahwa tanggal 17 Agustus 1945 akan terjadi
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Kalau Saudara-saudara ragu,
nyawa sayalah yang menjadi taruhannya”. Ucapan itu bukan main-main bagi
Ahmad Subarjo. Ucapan tersebut berhasil meyakinkan Golongan Muda,
bahwa para senior akan melaksanakan proklamasi sesuai dengan desakanpara
pemuda. Menjadi taruhan untuk peristiwa yang sangat penting menunjukkan
bahwa Subarjo tidak menghitung jiwa dan raganya demi kemerdekaan
Indonesia. Kerelaan tokoh untuk mengorbankan diri demi bangsa dan negara
adalah salah satu teladan yang perlu selalu kita lakukan. Ahmad Subarjo lahir
di Karawang Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896.
la tutup usia pada bulan Desember 1978. Pada masa pergerakan
nasional ia aktif di PI dan PNI. Kemudian pada masa pendudukan Jepang
sebagai Kaigun, bekerja pada Kantor Kepala Biro Riset Angkatan Laut Jepang
pimpinan Laksamana Maeda. Ia juga sebagai anggota BPUPKI dan PPKI.
Ahmad Subarjo tidak hadir pada saat Bung Karno membacakan teks
6
4. Sukarni Kartodiwiryo
Tokoh inilah yang sering menjadi perdebatan para pembaca sejarah
Indonesia sekitar proklamasi kemerdekaan. Banyak yang mengira tokoh ini
perempuan, karena Sukarni lebih banyak digunakan untuk nama perempuan di
Jawa Tengah. Sukarni Kartodiwiryo adalah salah seorang pimpinan gerakan
pemuda di masa proklamasi. Tokoh ini dilahirkan di Blitar pada tanggal 14
Juli 1916 dan meninggal pada tanggal 4 Mei 1971. Sejak muda, ia sudah aktif
dalam pergerakan politik. Semasa pendudukan Jepang, ia bekerja pada kantor
berita Domei. Kemudian aktif di dalam gerakan pemuda. Bahkan ia menjadi
pemimpin gerakan pemuda yang berpusat di Asrama Pemuda Angkatan Baru
di Menteng Raya 31 Jakarta. Sukarni merupakan pelopor penculikan Sukarno
dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok. Ia juga tokoh yang mengusulkan agar
teks proklamasi ditandatangani oleh Sukarno dan Moh. Hatta atas nama
bangsa Indonesia. La juga memimpin pertemuan untuk membahas strategi
penyebarluasan teks proklamasi dan berita tentang proklamasi.
5. Sayuti Melik
Dilahirkan pada tanggal 22 November 1908, anak dari Abdul Mu'in
alias Partoprawito, seorang bekel jajar atau kepala desa di Sleman,
Yogyakarta. Sedangkan ibunya bernama Sumilah. Pendidikan dimulai dari
Sekolah Ongko Loro (Setingkat SD) di desa Srowolan, sampai kelas IV dan
diteruskan sampai mendapat Ijazah di Yogyakarta. Nasionalisme sudah sejak
kecil ditanamkan oleh ayahnya kepada Sayuti kecil. Ketika itu ayahnya
menentang kebijaksanaan pemerintah Belanda yang menggunakan sawahnya
untuk ditanami tembakau.
Ketika belajar di sekolah guru di Solo, 1920, ia belajar nasionalisme
dari guru sejarahnya yang berkebangsaan Belanda, H.A. Zurink. Pada usia
belasan tahun itu, ia sudah tertarik membaca majalah Islam Bergerak
7
pimpinan K.H. Misbach di Kauman, Solo, ulama yang berhaluan kiri. Ketika
itu banyak orang, termasuk tokoh Islam, memandang Marxisme sebagai
ideologi perjuangan untuk menentang penjajahan. Dari Kiai Misbach ia
belajar Marxisme. Perkenalannya yang pertama dengan Bung Karno terjadi di
Bandung pada 1926. Tulisan-tulisannya mengenai politik menyebabkan ia
ditahan berkali-kali oleh Belanda. Pada tahun 1926 ditangkap Belanda karena
dituduh membantu PKI dan selanjutnya dibuang ke Boven Digul (1927-1933).
Tahun 1936 ditangkap Inggris, dipenjara di Singapura selama setahun. Setelah
diusir dari wilayah Inggris ditangkap kembali oleh Belanda dan dibawa ke
Jakarta, dimasukkan sel di Gang Tengah (1937-1938).
Sepulangnya dari pembuangan, Sayuti berjumpa dengan SK Trimurti,
dan terlibat dalam berbagai kegiatan pergerakan secara bersama. Akhirnya
pada 19 Juli 1938 mereka menikah. Pada tahun itu juga Mereka mendirikan
koran Pesat di Semarang yang terbit tiga kali seminggu dengan tiras 2 ribu
eksemplar. Karena penghasilannya masih kecil, pasangan suami-istri itu
terpaksa melakukan berbagai pekerjaan, dari redaksi hingga urusan
percetakan, dari distribusi dan penjualan hingga langganan. Trimurti dan
Sayuti Melik bergiliran masuk keluar penjara akibat tulisan mereka
mengkritik tajam pemerintah Hindia Belanda. Sayuti sebagai bekas tahanan
politik yang dibuang ke Boven Digul selalu dimata-matai dinas intel Belanda
(PID). Pada zaman pendudukan Jepang, Maret 1942 koran Pesat diberedel
Japan, Trimurti ditangkap Kempetai, Jepang juga mencurigai Sayuti sebagai
orang komunis. Pada 9 Maret 1943, diresmikan berdirinya Putera (Pusat
Tenaga Rakyat) dipimpin “Empat Sekawan” Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hadjar
Dewantara, dan Kiai Mas Mansoer. Saat itu Soekarno meminta pemerintah
Jepang membebaskan Trimurti, lalu membawanya ke Jakarta untuk bekerja di
Putera, dan kemudian di Djawa Hookoo Kai, Himpunan Kebaktian Rakyat
Seluruh Jawa. Dan lalu Trimurti dan Sayuti Melik dapat hidup relatif
tenteram. Sayuti terus berada di sisi Bung Karno.
8
Konsep naskah proklamasi disusun oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan
Achmad Subardjo di rumah Laksamana Muda Maeda[1]. Wakil para pemuda,
Sukarni dan Sayuti Melik. Masing-masing sebagai pembantu Bung Hatta dan
Bung Karno, ikut menyaksikan peristiwa tersebut. Setelah selesai, dinihari 17
Agustus 1945, konsep naskah proklamasi itu dibacakan di hadapan para
hadirin. Namun, para pemuda menolaknya. Naskah proklamasi itu dianggap
seperti dibuat oleh Jepang. Dalam suasana tegang itu, Sayuti memberi
gagasan, yakni agar teks proklamasi ditandatangani Bung Karno dan Bung
Hatta saja, atas nama bangsa Indonesia. Usulnya diterima dan Bung Karno
pun segera memerintahkan Sayuti untuk mengetiknya. Ia mengubah kalimat
"Wakil-wakil bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia"
9. Suwiryo
Raden Suwiryo (lahir di Wonogiri, Jawa Tengah, 17 Februari 1903 –
meninggal di Jakarta, 27 Agustus 1967 pada umur 64 tahun) adalah seorang
tokoh pergerakan Indonesia. Ia juga pernah menjadi Wali kota Jakarta dan
Ketua Umum PNI. Ia juga pernah menjadi Wakil Perdana Menteri pada
Kabinet Sukiman-Suwiryo
Proses Suwiryo menjabat sebagai wali kota dimulai pada Juli 1945
pada masa pendudukan Jepang. Kala itu dia menjabat sebagai wakil wali kota
pertama Jakarta, sedangkan yang menjadi wali kota seorang pembesar Jepang
(Tokubetsyu Sityo) dan wakil wali kota kedua adalah Baginda Dahlan
10
10. Muwardi
Tokoh muda Muwardi, bertugas dalam bidang pengamanan jalannya
upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia telah menugaskan anggota
Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan di sekitar kediaman Bung
Karno. Setelah upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia juga membagi
tugas kepada para anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan
Bung Karno dan Moh. Hatta.
Soekarno dan Hatta. Penolakan tersebut tidak membuat Sutan Sjahrir menarik
dukungan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sutan Sjahrir
menolak apabila kemerdekaan Indonesia dilakukan melalui persetujuan
Jepang atau Sidang PPKI.
Hingga Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus
1945, Sutan Sjahrir menolak hadir karena ia tidak suka dengan keterlibatan
beberapa perwira Jepang dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Meskipun demikian, ketika pemerintah Negara Indonesia
terbentuk, Sutan Sjahrir dipilih oleh Soekarno sebagai ketua Badan Pekerja
KNIP.
13. Syahruddin
Syahruddin adalah seorang wartawan Domei yang berperan penting
dalam penyebaran berita proklamasi kemerdekaan. Meskipun kantor berita
terebut milik Jepang, semangat pemuda untuk menyebar luaskan berita
kemerdekaan Indonesia lebih besar daripada rasa takut mereka kepada Jepang.
Semanga tersebut juga ditunjukkan oleh Sjahruddin. Ketika menerima salinan
naskah proklamasi, Sjahruddin dengan berani menyusup ke kantor berita Hoso
Kanri Kyoku. Naskah proklamasi kemudian diserahkan kepada Jusuf
Ronodipuro untuk disiarkan ke seluruh daerah dan luar negeri.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
B. Saran
Kita harus bisa menghormati dengan sesama kita, kita harus senantiasa
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar bangsa Indonesia akan selalu satu
14
dan tidak ada lagi perpecahan. Dengan cara kita untuk menjaga persatuan
adalah bentuk perjuangan dan bentuk rasa cinta tanah air.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-lembaga-eksekutif-legislatif-
yudikatif.html
http://socialonesmansaboy.blogspot.com/2016/04/peran-tokoh-nasional-dalam-
kemerdekaan.html
https://prezi.com/tqu8j48p9t5n/meneladani-perjuangan-para-tokoh-proklamas/
http://isi.ac.id/proklamasi-kemerdekaan-indonesia-17-agustus/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemisahan_kekuasaan
https://id.wikipedia.org/wiki/Frans_Mendur
https://id.wikipedia.org/wiki/Moewardi
https://id.wikipedia.org/wiki/Suwiryo
https://id.wikipedia.org/wiki/Sayuti_Melik
http://socialonesmansaboy.blogspot.com/2016/04/peran-tokoh-nasional-mhatta-
dalam.html
http://dysenthree.blogspot.com/2017/02/makalah-sejarah-indonesia-tokoh.html