Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Biotik.

P-ISSN: 2337-9812, E-ISSN: 2549-1768


Vol. 8, No.1 Ed. April 2020, Hal. 11-23

ANALISIS SISTEM PENILAIAN HOTS (HIGHER ORDER THINKING


SKILLS) DALAM MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS DAN KREATIF

1Deni Nasir Ahmad, 2Luluk Setyowati, 3Aster Pujaning dan 4Huri Suhendri
1,2,3,4
Universitas Indraprasta PGRI

Email : deninasirahmad@gmail.com

DOI: 10.22373/biotik.v8i1.6600

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah peneliti ingin menguji kemampuan yang dimiliki peserta
didik selama menjalankan proses pembelajaran dan belajar mereka yakni berupa
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif dalam melakukan
penganalisisan masalah yang baru atau yang diberikan dalam setiap pengkajian
yang terjadi dalam pembelajaran Biologi khususnya pada materi Kingdom Fungi
(Jamur) kelas X SMA. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan
kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik pada kelas X tahun
ajaran 2018/2019 berjumlah 40 Peserta didik di Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) 6 Depok. Hasil dalam penelitian dengan menggunakan uji analisis
deskriptif data adalah sebagai berikut : a. Penilaian dengan pemberian soal HOTs
(Higher Order Thinking Skills) menunjukkan bahwa peserta didik mulai terlatih
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dimana menghasilkan analisis
skor rata-rata sebesar 71, skor tertinggi sebesar 96 dan terendah 48. b.
Berdasarkan analisis uji deskriptif data menunjukkan rata-rata skor kelas atau
sampel sebesar 68,55 dengan skor tertinggi sebesar 100 dan terendah sebesar 33,
menunjukkan bahwa penilaian dengan soal HOTs (Higher Order Thinking Skills)
pada kemampuan berpikir kreatif peserta didik, memberikan pengaruh pada
kemampuan luaran peserta didik yakni berupa produk yang akan dihasilkan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian dengan
menggunakan soal Hots (Higher Order Thinking Skills) mampu memberikan
perubahan pada kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif
peserta didik.

Kata Kunci : HOTs, Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif

ABSTRACT

The purpose of this study is that the researcher wants to test the abilities of the
students during their learning and learning processes in the form of critical
thinking skills and the ability to think creatively in analyzing new or given

11
Deni Nasir Ahmad

problems in each assessment that occurs in Biology learning, especially in


Kingdom Fungi material ( Mushroom) high school class X. The method used is
quantitative and qualitative methods. The sample in this study were students in
class X in the 2018/2019 school year, amounting to 40 students in the State High
School (SMAN) 6 Depok. The results of the study using descriptive data analysis
test are as follows: a. Assessment by giving HOTs (Higher Order Thinking Skills)
shows that students begin to be trained to develop critical thinking skills which
results in an average score analysis of 71, the highest score of 96 and the lowest of
48. b. Based on the analysis of descriptive test data shows the average score of the
class or sample of 68.55 with the highest score of 100 and the lowest of 33,
indicating that the assessment with HOTs (Higher Order Thinking Skills) on
students' creative thinking ability, influences the ability student outcomes in the
form of products to be produced. Based on these results it can be concluded that
the assessment using Hots (Higher Order Thinking Skills) is able to provide a
change in students' critical thinking abilities and creative thinking abilities.

Keywords: HOTs, Critical Thinking, Creative Thinking

PENDAHULUAN
Tantangan pendidikan di serta mutu, investasi, dan transformasi
Indonesia yang mendasari terbentuknya bidang pendidikan [1]. Untuk
kurikulum 2013, terdiri atas beberapa menjawab tantangan yang terjadi pada
faktor: (a) Tantangan Internal. pendidikan di Indonesia diharapkan
Tantangan besar yang dihadapi adalah peserta didik dalam setiap kegiatan
sumberdaya manusia usia produktif pembelajaran menekankan pada
yang melimpah; (b) Tantangan pembelajaran penyelesaian masalah
Eksternal antara lain terkait dengan yaitu berbasis kemampuan berpikir
arus globalisasi dan berbagai isu yang tingkat tinggi (Higher Order Thinking
terkait dengan masalah lingkungan Skills atau HOTs) sehingga memancing
hidup, kemajuan teknologi dan setiap peserta didik dapat
informasi, kebangkitan industri kreatif meningkatkan kemampuan berpikir
dan budaya, dan perkembangan kreatif. Sejalan dengan hal tersebut
pendidikan di tingkat internasional. penyempurnaan kurikulum 2013
Tantangan eksternal juga terkait mengenai pola pikir dalam setiap
dengan pergeseran kekuatan ekonomi pembelajaran adalah sebagai berikut:
dunia, pengaruh dan imbas teknosains (1) pola pembelajaran yang berpusat

12
Analisis Sistem Penilaian HOTS ...

pada guru menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak


berpusat pada peserta didik. peserta (multidisciplines); dan (9) pola
didik harus memiliki pilihan-pilihan pembelajaran pasif menjadi
terhadap materi yang dipelajari untuk pembelajaran kritis[2].
memiliki kompetensi yang sama; (2) Berdasarkan keterangan
pola pembelajaran satu arah (interaksi tersebut menjelaskan bahwa kurikulum
guru-peserta didik) menjadi 2013 dalam kegiatan pembelajaran
pembelajaran interaktif (interaktif guru bertujuan untuk mempersiapkan
- peserta didik - masyarakat - manusia Indonesia agar memiliki
lingkungan alam, sumber/media kemampuan hidup sebagai pribadi dan
lainnya); (3) pola pembelajaran warga negara yang beriman, produktif,
terisolasi menjadi pembelajaran secara kreatif, inovatif, dan afektif serta
jejaring (peserta didik dapat menimba mampu berkontribusi pada kehidupan
ilmu dari siapa saja dan dari mana saja bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
yang dapat dihubungi serta diperoleh dan peradaban dunia. Oleh sebab itu
melalui internet); (4) pola pembelajaran pembelajaran yang diperlukan dalam
pasif menjadi pembelajaran aktif- kurikulum 2013 mengaktifkan
mencari (pembelajaran siswa aktif kemampuan berpikir kritis,
mencari semakin diperkuat dengan penganalisisan sampai dengan berpikir
model pembelajaran pendekatan sains); kreatif. Oleh karena itu untuk
(5) pola belajar sendiri menjadi belajar mengetahui seberapa besar kemampuan
kelompok (berbasis tim); (6) pola dalam pembelajaran tersebut
pembelajaran alat tunggal menjadi diperlukan adanya alat evaluasi atau
pembelajaran berbasis alat multimedia; penilaian untuk mengetahui seberapa
(7) pola pembelajaran berbasis massal besar kemampuan yang telah tercapai
menjadi kebutuhan pelanggan (users) dalam kegiatan pembelajaran yang
dengan memperkuat pengembangan telah dilakukan. Menurut Setiawati,
potensi khusus yang dimiliki setiap dkk (2018), penilaian adalah proses
peserta didik; (8) pola pembelajaran pengumpulan dan pengolahan
ilmu pengetahuan tunggal informasi untuk mengukur pencapaian
(monodiscipline) menjadi pembelajaran hasil belajar peserta didik, meliputi

13
175
Deni Nasir Ahmad

aspek: sikap, pengetahuan, dan bahwa HOTs (Higher Order Thinking


keterampilan. Selanjutnya dalam Skills) dapat menghasilkan kemampuan
Taksonomi Bloom mengenai berpikir pada tahap tingkat tinggi yakni
ketercapaian hasil belajar terbagi atas 6 mampu menganalisis sampai dengan
kategori yaitu: (a) pengetahuan mencipta atau inovasi.
(knowledge); (b) pemahaman Menurut Setiawati, dkk (2018)
(comprehension); (c) penerapan berpendapat bahwa soal-soal HOTS
(application); (d) analisis; (e) sintesis pada konteks asesmen mengukur
dan (f) Evaluasi [3]. kemampuan: 1) transfer satu konsep ke
Dari hasil kajian para ahli konsep lainnya, 2) memproses dan
diperlukan alat evaluasi atau penilaian menerapkan informasi, 3) mencari
yang dapat meningkatkan kemampuan kaitan dari berbagai informasi yang
berpikir tingkat tinggi atau lebih berbeda-beda, 4) menggunakan
dikenal HOTs (Higher Order Thinking informasi untuk menyelesaikan
Skills). Berdasarkan hasil penelitian masalah, dan 5) menelaah ide dan
Sumaryanta (2018), bahwa penilaian informasi secara kritis[5]. Pendapat
HOTs adalah penilaian yang tersebut menjelasakan bahwa soal-soal
melibatkan kemampuan HOTs siswa, HOTs menekankan pada kemampuan
antara lain: kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep terlebih dahulu,
logis, reflektif, metakognitif, kreatif, memproses dan menerapkan informasi
pemecahan masalah tidak rutin, non- berdasarkan atas pemberian masalah
algoritmatik, analisis, evaluasi, yang kemudian ditanggapi berupa
mencipta, melibatkan pembentukan kemampuan berpikir kritis. Selanjutnya
konsep, pemikiran kritis, kreativitas/ menurut Sumaryanta (2018)
brainstorming, penyelesaian masalah, berpendapat bahwa soal yang
representasi mental, penggunaan digunakan untuk mengukur HOTs
aturan, penalaran, dan pemikiran logis, tidak dapat sembarang soal, tetapi soal-
dan / atau membutuhkan pemikiran ke soal yang memiliki sifat antara lain:
tingkat yang lebih tinggi daripada non algorithmic, cenderung kompleks,
hanya menyatakan kembali fakta [4]. memiliki solusi yang mungkin lebih
Dari keterangan tersebut menjelaskan dari satu (open ended approach), dan

176
14
Analisis Sistem Penilaian HOTS ...

membutuhkan usaha untuk menemukan mampu meningkatkan kemampuan


struktur dalam ketidakteraturan berpikir tingkat tinggi atau HOTs
sehingga soal-soal yang memiliki ciri- (Higher Order Thinking Skills). Dari
ciri tersebut akan mendorong siswa hal tersebut maka dapat dibuat rumusan
untuk melakukan analisis, masalah penelitian sebagai berikut : a.
mengevaluasi, dan/atau mencipta suatu penilaian dengan menggunakan soal
cara atau prosedur yang diperlukan HOTs (Higher Order Thinking Skills)
untuk memecahkan masalah yang mempengaruhi perkembangan
dihadapi tersebut[4]. Kedua pendapat kemampuan berpikir kritis peserta
tersebut dapat disimpulkan bahwa soal- didik. b. penilaian dengan
soal yang diberikan kepada peserta menggunakan soal HOTs (Higher
didik dalam menguji kemampuan Order Thinking Skills) dapat
berpikir tingkat tinggi atau Higher mempengaruhi perkembangan
Order Thinking Skills (HOTS) berupa kemampuan berpikir kreatif peserta
soal penganalisisan, kemampuan didik.
pengevaluasian berupa kemampuan
berpikir kritis dan pengkreasian atau METODE PENELITIAN
mencipta yakni mengembangkan Jenis penelitian ini adalah
kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif.
memecahkan masalah yang diberikan Dimana analisis penelitian kualitatif
atau yang dihadapi. yakni dilakukan melalui penelaah
Berdasarkan kajian pendapat untuk mengetahui validitas isi
yang telah dilakukan menjelaskan instrument tes yaitu kesesuaian antara
bahwa untuk melihat adanya soal-soal dalam tes dengan indikator
peningkatan dalam kegiatan yang telah disusun sebelumnya.
pembelajaran diadakan evaluasi atau Beberapa aspek yang dianalisis secara
penilaian. Dalam penilaian diperlukan kuantitatif yaitu normalitas dan
adanya indikator penilaian dan soal- realibilitas, tingkat kesukaran butir
soal yang mampu meningkatkan soal, daya pembeda butir soal serta
kemampuan menganalisis soal efisiensi pengecoh. Analisis secara
sehingga peserta didik diharapkan kuantitatif dilakukan dengan

15
177
Deni Nasir Ahmad

menggunakan program pengelolaan proses pembelajaran dan belajar


statistik. mereka yakni berupa kemampuan
Sebelumnya sampel telah berpikir kritis dan kemampuan berpikir
diberikan materi pembelajaran oleh kreatif dalam melakukan
guru dengan metode bervariatif, yakni penganalisisan masalah yang baru atau
metode ceramah-diskusi-presentasi, yang diberikan dalam setiap pengkajian
metode demostrasi-diskusi-presentasi yang terjadi dalam pembelajaran
hasil (charta jamur). Peneliti hanya Biologi khususnya pada materi
menguji seberapa besar kemampuan Kingdom Fungi (Jamur) kelas X SMA.
berpikir kritis dan kreatif dalam Sampel dalam penelitian ini adalah
kegiatan pembelajaran dengan peserta didik pada kelas X tahun ajaran
memberikan beberapa instrumen soal 2018/2019 berjumlah 40 Peserta didik
HOTs (Higher Order Thinking Skills) di Sekolah Menengah Atas Negeri
yang dibuat peneliti dan telah diuji (SMAN) 6 Depok. Skala penilaian
validitas dan reliabelitas sebelumnya dibuat oleh peneliti adalah sebagai
untuk menguji hasil kegiatan berikut berdasarkan panduan penilaian
pembelajaran berupa kemampuan kinerja [6]:
sampel berpikir kritis dan kreatif.
Dalam penelitian ini peneliti
menguji kemampuan yang dimiliki
peserta didik selama menjalankan
Tabel 1. Skala Penilaian
No Skor Penilaian Keterangan

Jika menjawab soal tidak sesuai dengan ketepatan


1 0
jawaban dan tidak ada langkah kerja atau alasan.
Jika menjawab soal tidak sesuai dengan ketepatan
2 1
jawaban tetapi ada langkah kerja atau alasan.
Jika menjawab soal sesuai tetapi tidak tepat dan
3 2
masih diperbaiki langkah kerja atau alasan.
Jika menjawab soal dan langkah kerja atau alasan
4 3
sesuai dengan ketepatan dan kebenaran.

16
178
Analisis Sistem Penilaian HOTS ...

HASIL PENELITIAN
Adapun hasil dari kegiatan Dalam mengukur kemampuan
penelitian adalah sebagai berikut : berpikir kritis dengan kriteria penilaian
1. Kemampuan Berpikir Kritis adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan Indikator Uji


Skala Kriteria
No Indikator
Penilaian Penilaian

Mampu merumuskan pokok-pokok


1 0-3 9
permasalahan
Mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
2 0-3 18
dalam menyelesaikan suatu masalah
Mampu memilih argumen logis, relevan, dan
3 0-3 21
akurat
Mampu mendeteksi bias berdasarkan sudut
4 0-3 24
pandang yang berbeda
Mampu menentukan akibat dari suatu
5 pernyataan yang diambil sebagai suatu 0-3 28
keputusan.

Jumlah 15 100

Sumber : Ennis (Fatmawati, 2014: 913)

Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut :

Gambar 1. Histogram Skor Penilaian Kemampuan Berpikir Peserta Didik

17
167
Analisis Sistem Penilaian HOTS ...

Dari hasil analisis tersebut didik dimana rata-rata skor yang


terlihat bahwa soal HOTs diperoleh peserta didik sebesar 71.
mempengaruhi kemampuan berpikir Dimana skor penilaian peserta didik
kritis peserta didik dimana terjadinya dikelompokkan sebagai berikut :
variasi skor yang diperoleh peserta

Tabel 3. Kelompok Skor Penilaian dan Persentase Yang Diperoleh Peserta


didik
No Skor Jumlah Persentase

1 48 2 5%
2 52 4 10 %
3 56 3 7,5 %
4 60 3 7,5 %
5 64 2 5%
6 68 3 7,5 %
7 72 4 10 %
8 76 6 15 %
9 80 3 7,5 %
10 84 5 12,5 %
11 88 3 7,5 %
12 92 1 2,5 %
13 96 1 2,5 %

Jumlah 40 100 %

167
18
Deni Nasir Ahmad

Dari tabel tersebut terlihat berpikir kritis dalam pemecahan


bahwa ada sekitar 15 persen peserta masalah yang diberikan dan ada sekitar
didik dengan skor nilai 76 paling 57,5 persen peserta didik sudah
banyak dimiliki peserta didik memecahkan permasalahan yang
sedangkan sekitar 2,5 persen peserta diberikan dengan melakukan
didik memilki skor nilai terbesar yakni pengembangan kemampuan berpikir
96. Menunjukkan bahwa ada sekitar kritis.
42,5 persen dihitung dari rata-rata
peserta didik yakni dengan rata-rata 2. Kemampuan Berpikir Kreatif
skor nilai sebesar 71, kurang memiliki Adapun hasil dari penelitian
kemampuan berpikir kritis untuk uji kemampuan berpikir kreatif
dimungkinkan peserta didik belum adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Histogram Uji Kemampuan Berpikir Kreatif

Dari grafik tersebut terlihat sebesar 68,55. Dengan kelompok skor


bahwa peserta didik dalam nilai adalah sebagai berikut :
menyelesaikan masalah yang diberikan
sudah mulai mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif mereka
dengan dibuktikan bahwa rata-rata

19168
Deni Nasir Ahmad

Tabel 4. Kelompok Skor Penilaian dan Persentase Yang Diperoleh Peserta


Didik

No Skor Jumlah Persentase

1 33 1 2,5 %
2 40 4 10 %
3 47 5 12,5 %
4 53 2 5%
5 60 4 10 %
6 67 3 7,5 %
7 73 2 5%
8 80 9 22,5 %
9 87 6 15 %
10 93 3 7,5 %
11 100 1 2,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel tersebut terlihat dimungkinkan peserta didik belum


bahwa ada sekitar 22,5 persen peserta berpikir kreatif dalam pemecahan
didik dengan skor nilai 80 paling masalah yang diberikan dan ada
banyak dimiliki peserta didik sekitar 52,5 persen peserta didik
sedangkan sekitar 2,5 persen peserta sudah memecahkan permasalahan
didik memilki skor nilai terbesar yakni yang diberikan dengan melakukan
100. Menunjukkan bahwa ada sekitar pengembangan kemampuan berpikir
47,5 persen dihitung dari rata-rata kreatif.
peserta didik yakni dengan rata-rata Dari hasil analisis uji soal
skor nilai sebesar 68,5, kurang dengan menggunakan soal HOTs
memiliki kemampuan berpikir kreatif menunjukkan bahwa rata-rata peserta

20
168
Deni Nasir Ahmad

didik sudah mampu menjawab Oleh sebab itu pembiasaan


pertanyaan soal HOTs. Dimana peserta dalam pemberian soal dan
didik sudah mampu berpikir kreatif pembelajaran dengan HOTs akan
dan berpikir kritis dalam memecahkan menjadikan peserta didik menjadi
permasalahan pada soal HOTs dimana terbiasa berpikir kritis dalam
peserta didik telah memahami akan menyelesaikan permasalahan dengan
situasi yang dialami peserta didik melakukan kemampuan berpikir
selama melakukan kegiatan kreatif dalam menemukan solusi yang
pembelajaran. Sehingga kemampuan diharapkan[9]. Serta melalui cara
berfikir tinggi (Higher Order penilaian (soal-soal) menggunakan
Thinking) digunakan apabila HOTs peserta didik terus diasah dalam
seseorang menerima informasi baru meningkatkan kemampuan berpikir
dan menyimpannya untuk kemudian kritis dan kretif[10]. HOTs mampu
digunakan atau disusun kembali untuk memberikan peserta didik untuk
keperluan problem solving mengembangkan daya kreatif peserta
berdasarkan situasi[7]. Sejalan dengan didik dengan melalui permasalahan-
hal tersebut dalam penelitian Dinni permasalahan yang terjadi di
(2018) bahwa High Order Thingking lingkungan sebagai suatu solusi
Skills (HOTS), merupakan dimana dalam materi pembelajaran
kemampuan untuk menghubungkan, fungi (Jamur) diminta peserta didik
memanipulasi, dan mengubah untuk berpikir kritis dalam menjawab
pengetahuan serta pengalaman yang tantangan pangan yang akan datang
sudah dimiliki secara kritis dan kreatif sebagai protein alternatif dan
dalam menentukan keputusan untuk menciptakan alternatif pangan tersebut
menyelesaikan masalah pada situasi menjadi teknologi pangan siap makan
baru[8]. Dari pengambilan putusan berupa kemasan.
yang dilakukan oleh peserta didik Oleh sebab itu HOTs
secara kritis akan menimbulkan pola menjadikan solusi pembelajaran yang
pikir peserta didik pada kemampuan diminta dalam kurikulum 13 dimana
berpikir kreatif. peserta didik harus mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif

21
164
Analisis Sistem Penilaian HOTS ...

untuk menghasilkan produk. kreatif peserta didik dengan rata-rata


Perencanaan yang matang akan 68,5. Menunjukkan bahwa penilaian
mengahasilkan luaran yang HOTs dengan melalui pembelajaran
diinginkan, sejalan dengan hasil HOTs akan meningkatkan kemampuan
penelitian Fuaddilah Ali Sofyan yang diharapkan yakni kemampuan
(2019), yaitu dengan berpikir kritis dan kreatif
mengamplikasikan HOTS pada
kurikulum 2013 dapat mempermudah KESIMPULAN
proses pembelajaran dan membuat Dari hasil penelitian dapat
siswa lebih aktif dan tidak tepaku pada disimpulkan sebagai berikut Penilaian
metode ceramah saja yang dan pembelajaran HOTs akan
disampaikan oleh guru serta dengan memberikan pengaruh terhadap
menggunakan pendekatan HOTS, perubahan kemampuan berpikir kritis
situasi kelas yang semula kurang aktif dan kreatif dimana masing-masing
setelah diterapkan metode pemberian peserta didik diajak untuk melakukan
tugas, kondisi kelas berubah menjadi pengembangan dan melatih
aktif [11]. kemampuan berpikir kritis dan kreatif
Oleh karenanya pembelajaran mereka dalam menyelesaikan
dengan menggunakan HOTs permasalahan yang diberikan. Dengan
meningkatkan kemampuan berpikir penilaian dan pembelajaran dengan
kritis dan berpikir kreatif terbukti dari menggunakan HOTs diharapkan
hasil penelitian peneliti yakni peserta pembelajaran menjadi bermakna
didik mengalami perubahan berpikir dimana adanya interaksi aktif peserta
dalam menyelesaikan permasalahan didik dalam menggali pengetahuan
yang diberikan dimana kemampuan dan pengalaman dalam pembelajaran
berpikir kritis peserta didik dengan yang telah diperoleh.
rata-rata sebesar 71 dan berpikir
2
22
165
Deni Nasir Ahmad

DAFTAR PUSTAKA
[1]Peraturan Menteri Pendidikan Model Creative Problem
Pendidikan dan Kebudayaan Solving. MODELING: Jurnal
Republik Indonesia. Nomor Program Studi PGMI:
70 Tahun 2013. Volume 5, Nomor 1, Maret
[2]Peraturan Menteri Pendidikan dan 2018
Kebudayaan Nomor 69 Tahun [8]Fardah, D. K. 2012. Analisis Proses
2013 Mengenai Kurikulum dan Kemampuan Berpikir
2013 Kreatif Siswa dalam
[3]Sani, R. A. 2016. Penilaian Matematika Melalui Tugas
Autentik. Jakarta : PT. Bumi Open-Ended. Jurnal Kreano:
Aksara. Volume 3 Nomor 2 Desember
[4]Sumaryanta. 2018. Penilaian HOTs 2012
Dalam Pembelajaran [9]Ichsan, I. Z. Diana V. S dan Mieke
Matematika. Indonesian M. 2019. Environmental
Digital. Journal of Learning Based on Higher
Mathematics and Education: Order Thinking Skills: A
Volume 8 Nomor 8 Tahun Needs Assessment.
2018. International Journal for
[5]Setiawati, dkk. 2019. Penilaian Educational and Vocational
Berorientasi Higher Order Studies: Vol. 1, No. 1, May
Thinking Skills. Jakarta: 201 9, pp. 21 -24
Direktorat Jenderal Guru dan [10]Fanani, M dan Zainal. 2018.
Tenaga Kependidikan. Strategi Pengembangan Soal
[6]Tim Pusat Penilaian Pendidikan Higher Order Thinking Skill
Kemendikbud. 2019. (Hots) Dalam Kurikulum
Panduan Penilaian Kinerja 2013. Edudeena, Vol.II, No.1
(Performance Assessment). Januari 2018, 57-76
Jakarta : Pusat Penilaian [11]Sofyan, F. A. 2019. Implementasi
Pendidikan Kemendikbud. HOTs Pada Kurikulum 2013.
[7]Wahid, A dan Hamid R. A.K. 2018. Jurnal Inventa: Vol III. No 1
Integrasi Higher Order Maret 2019.
Thinking Skill (Hots) Dengan

23
164

Anda mungkin juga menyukai