Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum HPT Pangan

5 JENIS PENYAKIT PADA TANAMAN PADI (Oryza Sativa)

Oleh :

Nama : INDAH NURHAYATI

NIM : 180301021

Mata Kuliah : HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PANGAN

Dosen Pengampun : MUHAMMAD MUAZ MUNAUWAR,SP.,MP

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SAMUDRA

LANGSA

2020
1.1 Penyakit Kerdil Pada Tanaman Padi

Gambar 1. Penyakit kerdil pada Gambar 2. Foto dengan objek penyakit


tanaman padi kerdil pada tanaman padi

Lokasi pengambilan objek yang diamati : Desa Tangsi Lama Kec. Seruway
Kab. Aceh Tamiang.

1.1.1 Klasifikasi
Superdomain : Biota
Domain : Virus
Famili : Reoviridae
Upafamili : Spinareovirinae
Genus : Oryzavirus
Spesies : Rice ragged stunt virus
1.1.2 Penyebab Penyakit
Penyakit kerdil rumput yang disebabkan oleh Rice grassy stunt
virus (RGSV) dilaporkan pertama kali di Indonesia tahun 1971 dan
disebut sebagai kerdil rumput tipe I, kemudian pada tahun 2006
ditemukan penyakit kerdil rumput tipe II.
1.1.3 Gejala
Gejala penyakit kerdil rumput diantaranya tanaman menjadi
sangat kerdil, anakan banyak, daun hijau pucat sampai kuning atau
daun-daun sempit berwarna kuning sampai oranye, dan daun sempit
dengan bintik-bintik karat kecil (IRRI 2002).
1.1.4 Serangan
Diagnosis penyakit kerdil tidak dapat mengandalkan hanya dari
gejala saja karena gejala yang muncul beranekaragam serta mirip
dengan gejala kekurangan unsur hara dan kekeringan. Penggunaan
teknik molekuler dengan metode polymerase chain reaction (PCR)
telah dilaporkan berhasil untuk mendeteksi virus penyebab penyakit
tungro dan kerdil (Uehara-Ichiki et al. 2013).

1.2 Penyakit Kresek Pada Tanaman Padi

Gambar 3. Penyakit kresek pada Gambar 4. Foto dengan objek penyakit


tanaman padi kresek pada tanaman padi

Lokasi pengambilan objek yang diamati : Desa Tangsi Lama Kec. Seruway
Kab. Aceh Tamiang.
1.2.1 Klasifikasi
Kingdom : Prokaryoteae
Filum : Bacteria
Kelas : Proteobacteria
Suku : Pseudomonadaceae
Marga : Xanthomonas
Spesies : Xanthomonas oryzae (EPPO,2007).

1.2.2 Penyebab Penyakit


Penyakit Kresek/Hawar daun (Indonesia) / Lodoh (Jawa) atau
BLB (Bacterial Leaf Blight) atau HDB disebabkan oleh Bakteri
Xanthomonas campestris pv. Oryzae.
1.2.3 Gejala Serangan
Gejala dibedakan atas:
(1) Kresek /Layu Daun
Terjadi pada tanaman muda (umumnya muncul pada 1 - 6
minggu setelah tanam). Gejala awal terdapat pada tepi daun atau
bagian daun yang luka berupa garis bercak kebasahan. Bercak
selanjutnya meluas berwarna hijau keabuan, seluruh daun menjadi
keriput dan akhirnya layu seperti tersiram air panas. Gejala kresek
merupakan gejala yang paling merusak dari penyakit hawar daun
bakteri.
(2) Hawar
Terjadi pada tanaman dewasa. Gejala awal berupa bercak
kebasahan pada satu atau kedua sisi daun beberapa cm dari ujung daun.
Bercak meluas berwarna hijau keabuan, kebasahan, daun menggulung,
mengering dengan warna abu-abu keputihan. Luka nampak pertama
kali seperti garis-garis yang mengandung air pada batas daun.
1.3 Penyakit Blas Pada Tanaman Padi

Gambar 5. Penyakit blas pada tanaman Gamabar 6. Foto dengan objek penyakit
padi blas pada tanaman padi

Lokasi pengambilan objek yang diamati : Desa Tangsi Lama Kec. Seruway
Kab. Aceh Tamiang.
1.3.1 Klasifikasi
Klasifikasi jamur P. oryzae adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Mycota
Subdivisi : Eumycotina
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Famili : Moniliaceae
Genus : Pyricularia
Spesies : Pyricularia oryzae Cav. (Sinaga, 2006)
1.3.2 Penyebab Penyakit
Penyakit blas yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia
oryzae (Po) adalah salah satu penyakit penting pada padi gogo, pasang
surut atau lahan rawa dan dapat menyebabkan penurunan produksi
padi secara drastis. Penyakit ini mudah beradaptasi dalam kondisi
lingkungan dengan suhu yang fluktuatif dan kelembaban tinggi. Blas
juga tersebar di sawah tadah hujan maupun sawah beririgasi (Santoso
et al., 2007).
1.3.3 Gejala
Gejala blas pada biji padi biasanya berbentuk bintik-bintik dan
bercak cokelat, dan kadangkadang berbentuk berlian klasik seperti
sering terlihat pada daun. Meskipun peran benih padi dalam siklus
hidup cendawan belum jelas, Po dianggap patogen tular benih yang
sangat penting dan memiliki frekuensi terdeteksi yang rendah (Mew
dan Gonzales, 2002). Namun demikian, dalam teknik penyimpanan
isolat, cendawan Po sering diisolasi dari daun, biji padi/gabah maupun
bagian tanaman lainnya dan sering disimpan pada media kertas saring
steril atau langsung pada biji padi yang merupakan salah satu teknik
penyimpanan cendawan patogen blas. Gen yang berhubungan dengan
sifat virulensi pada Po secara genetik telah dikaji oleh beberapa
peneliti (Chao dan Ellingboe, 1997; Valent et al., 2001).
1.3.4 Serangan
Serangan cendawan Po dapat terjadi pada daun, buku, leher
malai, bulir padi, dan leher daun (Scardaci et al., 1997). Gejala khas
pada malai yang sering ditemukan, yaitu adanya bercak kehitaman
dengan malai yang patah, atau bulir yang mengering dan hampa,
menyebabkan persentase gabah berisi sangat rendah. Pada taraf
serangan blas daun yang tinggi dapat menyebabkan infeksi serangan
pada tangkai malai (neck blast) sehingga dapat menyebabkan
kehilangan hasil (Gill dan Bonman, 1988).
1.4 Penyakit Hawar Daun Bakteri

Gambar 7. Penyakit hawar daun bakteri Gambar 8. Foto dengan objek penyakit
pada tanaman padi hawar daun bakteri pada tanaman padi

Lokasi pengambilan objek yang diamati : Desa Tangsi Lama Kec. Seruway
Kab. Aceh Tamiang.
1.4.1 Klasifikasi
Nama umum : Penyakit Hawar Daun Bakteri
Nama ilmiah : Xanthomonas oryzae
Kingdom : Prokaryoteae
Filum : Bacteria
Kelas : Proteobacteria
Suku : Pseudomonadaceae
Marga : Xanthomonas
Spesies : Xanthomonas oryzae (EPPO,2007).

1.4.2 Penyebab Penyakit

Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) bersifat gram


negatif, berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,45 - 0,75 x 0,65-2,1
μ, dengan satu flagella polar di salah satu ujungnya dengan ukuran
0,03 8,75 μ. Koloni bakteri berwarna kekuningan (Ou 1985, Degrasi et
al. 2010). Patogen ini mempunyai tingkat virulensi yang bervariasi
berdasarkan kemampuannya menginfeks varietas padi yang
mempunyai gen dengan resistensi yang berbeda dan interaksi antara
gen virulen patogen dan gen tahan tanaman (Jha et al. 2007). Sifat
virulensi patogen sangat mudah berubah, bergantung pada kondisi
lingkungannya. Di rumah kaca, reaksinya lebih spesifik terhadap
patotipe yang diinokulasikan, sedangkan pada suatu lokasi di lapangan
dijumpai lebih dari satu patotipe Xoo dan populasinya beragam
(Ochiai et al. 2005, Nayak et al. 2008). Penelitian di Jepang
menunjukkan bahwa beberapa kumpulan gen Xoo telah diketahui dan
diurutkan yang memberikan harapan dapat menjelaskan proses
mekanisme sifat virulensi patogen (Ochiai et al. 2005). Di Indonesia
telah teridentifikasi 11 patotipe bakteri Xoo dengan menggunakan
sistem Kozaka (Hifni dan Kardin 1998, Suparyono et al. 2003).
1.4.3 Gejala
Pada tanaman dewasa umur lebih dari 4 minggu setelah tanam,
penyakit HDB menimbulkan gejala hawar (blight). Gejala diawali
berupa bercak kebasahan berwarna keabu-abuan pada satu atau kedua
sisi daun, biasanya dimulai dari pucuk daun atau beberapa sentimeter
dari pucuk daun. Bercak ini kemudian berkembang meluas ke ujung
dan pangkal daun dan melebar. Bagian daun yang terinfeksi berwarna
hijau keabu-abuan dan agak menggulung, kemudian mengering dan
berwarna abu-abu keputihan. Pada tanaman yang rentan, gejala ini
terus berkembang hingga seluruh daun menjadi kering dan kadang
kadang sampai pelepah. Pada pagi hari saat cuaca lembap dan
berembun, eksudat bakteri sering keluar ke permukaan bercak berupa
cairan berwarna kuning dan pada siang hari setelah kering menjadi
bulatan kecil berwarna kuning. Eksudat ini merupakan kumpulan
massa bakteri yang mudah jatuh dan tersebar oleh angin dan gesekan
daun. Percikan air hujan menjadi pemicu penularan yang sangat efektif
(Ou 1985, Mew 1989, Suparyono dan Sudir 1992).
1.4.4 Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit hawar daun
bakteri
Bakteri Xanthomonas oryzae pv.oryzae (Xoo) dapat bertahan
hidup dalam tanah, jerami tanaman terinfeksi, sisa-sisa tanaman
(singgang = turiang), gabah (benih) dan gulma. Bakteri Xoo dapat
bertahan di tanah selama 1-3 bulan, bergantung pada kelembapan dan
kemasaman tanah. Jerami sisa tanaman yang terinfeksi dan tanaman
inang selain padi dapat menjadi sumber penularan penyakit dari musim
ke musim. Bakteri juga dapat bertahan dalam biji sampai beberapa
saat, sehingga penularan dapat terjadi melalui benih. Bakteri Xoo
dilaporkan dapat bertahan pada gulma seperti Leersia sayanuka, L.
japonica, Zezania latifolia, dan Leptochloa chinensis sebagai inang
alternatif (Ou 1985, White and Young 2009).
1.5 Penyakit Tungro Pada Tanaman Padi

Gambar 9. Penyakit tungro pada tanaman Gambar 10. foto dengan objek
padi Penyakit tungro pada tanaman padi

Lokasi pengambilan objek yang diamati : Desa Tangsi Lama Kec. Seruway
Kab. Aceh Tamiang.
1.5.1 Klasifikasi
Menurut International Committee on Taxonomy of Viruses (2009),
klasifikasi Rice tungro spherical virus adalah sebagai berikut :
Kingdom : Virus
Ordo : Picornavirales
Family : Secoviridae
Genus : Waikavirus
Spesies : Rice tungro spherical virus
Menurut International Committee on Taxonomy of Viruses (2009),
klasifikasi Rice tungro bacilliform virus adalah sebagai berikut :

Kingdom : Virus
Ordo : -
Family : Caulimoviridae
Genus : Tungrovirus
Spesies : Rice tungro bacilliform virus

1.5.2 Penyebab penyakit


Ada dua jenis virus penyebab penyakit tungro yaitu virus
tungro berbentuk batang Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan
virus tungro berbentuk sperikal Rice Tungro Spherical Virus (RTSV)
(Hibino et al., 1978). Partikel virus RTBV memiliki panjang 130 nm
dan diameter 30 nm, sedangkan RTSV berbentuk bulat dengan
diameter 30 nm (Hibino et al., 1978). Kedua virus tersebut terbawa dan
disebarkan oleh wereng hijau Nepothettix virescens secara semi-
permanen dari satu tanam ke tanaman lainnya. Dengan kemampuan
terbang N. virescens yang memiliki jangkauan mencapai puluhan
kilometer melalui angin atau air menyebabkan penyebaran virus tungro
dapat terjadi secara luas. Kedua virus tersebut bukan merupakan virus
yang memiliki hubungan kekerabatan karena RTBV merupakan suatu
pararetrovirus dari famili Caulimoviridae (Mayo and Pringle, 1998)
yang memiliki struktur genom double stranded (ds) DNA 8.0
1.5.3 Gejala
Gejala tungro dapat muncul dari salah satu infeksi kedua virus
tersebut, tetapi gejala terparah disebabkan oleh infeksi kedua-duanya.
Wereng hijau mampu menyebarkan RTSV tanpa RTBV namun
demikian RTBV tidak dapat disebarkan tanpa adanya RTSV. Oleh
karena itu untuk dapat menyebarkan RTBV maka wereng hijau harus
terlebih dahulu mengandung RTSV (Hibino, 1983). Sebagai akibatnya
tanaman menampilkan perbedaan dalam hal penampakan gejalanya.
Tanaman yang terinfeksi dengan kedua virus bersama-sama
menunjukkan gejala yang berat jika dibandingkan tanaman terinfeksi
dengan virus secara terpisah-pisah. Gejala tersebut adalah kerdil,
adanya warna kuning oranye, dan pembentukan anakan yang sedikit
(Hibino, 1983; Hibino, 1996). Tanaman yang terinfeksi hanya dengan
RTBV saja menampilkan gejala yang ringan sedangkan yang terinfeksi
dengan RTSV hanya menunjukkan gejala kerdil saja.
1.5.4 Faktor – faktor
Terdapat beberapa faktor yang secara langsung mempengaruhi
munculnya penyakit tungro antara lain, adanya bibit padi yang
terinfeksi virus, varietas padi yang rentan, adanya vektor, manajemen
pengendalian yang buruk serta kondisi iklim dan cuaca yang
menunjang aktifitas vektor (Agrios, 2005; Zeigler and Savary, 2010).
Faktor-faktor tersebut terakumulasi dan sebagai akibatnya tanaman
padi berproduksi rendah dan petani mengalami kerugian (Zeigler and
Savary, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Amelia Feryna Bulan Dini, I. W. (2015). Identifikasi Virus Penyebab Penyakit Kerdil
pada Tanaman Padi. JURNAL FITOPATOLOGI INDONESIA, 205–
210.

Badan Litbang Pertanian. 2008. “Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah
Irigasi”. Departemen Pertanian.

Puji Lestari, W. T. (2014). Isolasi, Identifikasi, dan Karakterisasi Cendawan Blas


Pyricularia oryzae. Buletin Plasma Nutfah.

Sudir, B. N. (2012). Epidemiologi, Patotipe, dan Strategi Pengendalian Penyakit.


SUDIR ET AL.: PENGENDALIAN PENYAKIT HAWAR DAUN
BAKTERI PADA TANAMAN PADI.

Abadi, L.A. 2003. Pertahanan Tumbuhan dalam Ilmu Penyakit Tumbuhan. Malang:
Bayumedia Publishing dan Fakultas Pertanian Univesitas Brawijaya.
LAMPIRAN

Desa Tangsi Lama Kec. Seruway Kab. Aceh Tamiang.

Anda mungkin juga menyukai