Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 5 : CONCRETE FOUNDATION

Disusun oleh:

Nama : Lusiana Pratana


NIM : 1211820011

Dosen:
Prof. Ir. Krishna Mochtar, MSCE, PhD, IPU

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

SERPONG – TANGERANG SELATAN


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pondasi dalam suatu bangunan merupakan bagian paling bawah dan berhubungan
langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, pondasi berfungsi untuk memikul beban
bangunan yang ada diatasnya. Untuk menghasilkan bangunan yang kokoh, pondasi juga harus
direncanakan dan dikerjakan dengan sangat hati-hati. Pondasi harus diperhitungkan
sedemikian rupa baik dari segi dimensi maupun secara analitis mekanis.

Setiap pondasi bangunan perlu direncanakan berdasarkan jenis, kekuatan dan daya
dukung tanah tempat berdirinya. Bagi tanah yang stabil dan memiliki daya dukung baik, maka
pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya berlapis dan
memiliki daya dukung buruk, maka pondasinya juga harus lebih kompleks.

Dalam mendesain pondasi harus mempertimbangkan penurunan dan daya dukung


tanah. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total
(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial (sebagian
pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang
didukungnya.

Untuk mengurangi kelemahan dari tanah tersebut, ada alternatif lain tanpa memperbaiki
tanahnya melainkan dengan cara pondasi berselimut. Sehingga disini pondasi didesain dengan
gabungan antara pondasi yang dikombinasikan dengan selimut di bawahnya. Landasan pondasi
ini adalah baja atau beton dengan selimut melingkar tipis di pinggiran pondasi. Dengan adanya
selimut di bawahnya diyakini bahwa daya dukung pondasi akan meningkat. Penelitian ini
adalah untuk menentukan daya dukung pondasi telapak pada tanah berlapis dengan dan tanpa
selimut dengan parameter yang mempengaruhinya.

1.2 Rumusan Masalah

Pembahasan Beton pada paper kali ini dibati oleh aspek aspek dibawah ini:

• Bagaimana mengetahui perbedaan antara pondasi yang satu dengan pondasi yang lain
serta fungsinya dan kekuatannya.

1.3 Tujuan

Tujuan ditulisnya makalah ini adalah diharapkanya para mahasiswa agar mampu
mengetahui Jenis – jenis Podasi, mengetahui perbedaan antara pondasi satu dengan yang
lainya, serta mengetahui struktur dari masing masing jenis pondasi.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pondasi

Pondasi merupakan suatu komponen struktur yang sangat penting karena semua
beban yang timbul akan diterima oleh pondasi. Kestabilan berdirinya suatu
bangunan ditentukan atau tergantung pada kekuatan konstruksi pondasinya. Sebuah ban
gunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung diatas tanah, untuk
itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang disebut pondasi, jadi pondasi ada
lah bangunan sub struktur dibawah tanah yang berfungsi sebagai pendukung seluruh berat
dari bangunan dan meneruskan beban yang didukung ke tanah dibawahnya sekaligus
menstabilkan beban.

Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan bang
unan diatasnya, tidak boleh terjadi penurunan sebagian atau seluruhnya melebihi batas-
batas yang diijinkan. Hal yang juga penting berkaitan dengan
pondasi adalah apa yang disebut soil investigation, atau penyelidikan tanah. Pondasi
harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat. Untuk
membuat pondasi maka diperlukan adanya pekerjaan galian tanah, hal ini
dilakukan karena pada umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal +/- 50 cm adalah
lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai daya dukung yang baik, oleh
karena itu pada dasar pondasi tidak boleh diletakkan pada lapisan tanah humus ini.

Untuk menjaga kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang besar,
dasar pondasi harus diletakkan lebih dari 50 cm di dalam permukaan tanah
sampai mencapai lapisan yang keras. Lebar galian tanah pondasi dibuat secukupnya asal
bisa untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah terusik akan berubah sifat maupun
kekuatannya.

2.2 Pengertian Pondasi Setempat

Pondasi setempat; dibuat pada bagian yg terpisah (di bawah kolom


pendukung/kolom struktur, tiang, dsb), juga biasa digunakan pada konstruksi
bangunan kayu di daerah rawa-rawa. Pada bangunan sementara sering juga
digunakan penumpu batu alam massif yang bertarah dan diletakkan di atas permukaan
tanah yang diratakan. Adapun ciri-ciri pondasi setempat adalah :

• Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter


• Pondasi dibuat hanya di bawah kolom
• Masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor sloof, tidak digunakan
untuk mendukung beban.
Bentuk-bentuk Pondasi Setempat

Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain:

• Pondasi pilar, dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.


• Pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk bulat sampai kedalaman tanah
keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu-batu besar.
• Pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di
bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di
bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya. Pondasi kayu
dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1 meter.

2.3 Pengertian Pondasi Menerus

Pondasi menerus yang juga disebut pondasi langsung adalah jenis pondasi yang
banyak dipakai untuk bangunan rumah yang tidak bertingkat. Untuk seluruh panjang,
jenis pondasi ini mempunyai ukuran yang sama besar dan terletak pada
kedalaman yang sama. Oleh karena itu untuk memasang pondasi menerus lebih
dahulu harus dibuatkan galian tanahnya dengan kedalaman yang sama, yang
kemudian dipasang profil – profil untuk memasang pondasi sehingga diperoleh
bentuk yang direncanakan.

Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dapat dibuat dari
pasangan batu bata dengan lebar dasar 2-3 kali tebal pasangan bata dan pondasi
dinding setengah bata cukup diletakan pada kedalaman 60 – 80 cm. Selain itu
bahan pondasi yang mendukung beban bangunan yang lebih besar dan banyak
yang dipakai adalah pasangan batu kali. Lebar dasar pondasi umumnya tidak kurang
dari dua setengah kali tebal

Diatas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi
sebagai balok pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding. Untuk dinding yang
memikul beban agak berat atau karena daya dukung tanah kecil digunakan pondasi jalur
pelat beton. Untuk menambah ketahanan bangunan terhadap gempa, pondasi sebaiknya
dibuat menerus pada sekeliling bangunan tanpa terputus.
Batu kali ini diikat menjadi satu kesatuan yang erat dan kuat dengan adukan
perekat dari campuran 1 kp : 1 pc : 5 ps. Sebelum pasangan batu kali dibuat
bangunan bawahnya diberi pasir urug setebal 20 cm dan batu kosong satu lapis. Kemudian
setelah pasangan batu kali selesai dikerjakan, lubang sisa di kanan kiri diurug dengan pasir.

Ciri-ciri Pondasi menerus adalah :

• Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama

• Dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom

• Biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat;


2.4 Pengertian Pondasi Rakit/Pelat

Pondasi rakit adalah sebuah pelat beton besar yang digunakan untuk menghubungkan
permukaan (interface) antara satu atau lebih kolom dalam beberapa garis (jalur) dengan tanah
dasar. Secara umum pelat pondasi rakit dapat dianalisis dengan dua anggapan.

Pertama, plat pondasi rakit dianggap merupakan struktur yang fleksibel berarti pelat
pondasi akan mengalami deformasi yang tidak sama akibat beban yang bekerja. Kedua, pelat
pondasi rakit dianggap struktur yang kaku dimana berarti pelat dianggap mengalami deformasi
yang sama akibat beban yang bekerja. Pondasi ini dapat menopang Gedung bertingkat banyak,
tandon air minyak, mesin, peralatan industry dan bangunan berat lain yang terutama memiliki
luasan besar. Jenis pondasi rakitan yang umum antara lain:

• Pelat rata
• Balok dan pelat
• Pelat dengan kaki tiang

2.5 Jenis Pondasi Berdasarkan Fungsinya

Pondasi Tipe Dangkal

Jenis jenis pondasi rumah dangkal umumnya dibuat pada kedalaman rendah yaitu hanya
1/3 dari panjang fondasi dengan kedalaman maksimal 3 meter. Pondasi dangkal digunakan
hanya pada wilayah yang kondisi permukaan tanahnya kuat untuk menampung beban
bangunan. Ada 7 jenis pondasi dangkal yang biasa digunakan:

• Pondasi tapak;
• Pondasi jalur;
• Pondasi rakit;
• Pondasi sumuran;
• Pondasi umpak;
• Pondasi plat beton lajur; dan
• Pondasi strauss pile.

Pondasi Tipe Dalam

Jenis pondasi dalam biasanya digunakan pada permukaan tanah yang tidak terlalu
kokoh dengan kedalaman pondasi lebih dari 3 meter. Pondasi dalam biasa digunakan pada
bangunan yang ukurannya cukup lebar dengan jarak antar tiang bangunan sekitar 6 meter. Jenis
jenis pondasi rumah dalam yang biasa digunakan yaitu:

• Pondasi tiang pancang;


• Pondasi Piers; dan
• Pondasi Caissons.
a. Jenis Pondasi Tapak

Pondasi tapak (pad foundations)


biasanya dipakai untuk mendukung
titik beban tunggal pada sebuah
bangunan. Biasanya, detail pondasi
tapak dibangun dalam bentuk bulat
atau melingkar dan juga bentuk kotak
atau persegi. Tetapi, pondasi tapak
juga bisa dibangun dalam bentuk
bertingkat untuk menopang beban
dari kolom yang cukup berat. Jenis
pondasi ini biasanya dibangun
dengan struktur lapisan beton
bertulang dengan ketebalan yang sama.

b. Pondasi Jalur

Pondasi jalur dikenal juga sebagai pondasi memanjang


(strip foundations) biasanya digunakan untuk bangunan
dengan beban memanjang. Umumnya, jenis pondasi
rumah ini dibuat dengan kolom memanjang yang
berbentuk trapesium atau persegi. Jenis pondasi jalur ini
biasanya dibangun dengan campuran pecahan batu, batu
kali, dan cor beton tanpa tulang.

c. Pondasi Rakit

Pondasi rakit atau (raft foundations) biasanya digunakan


untuk menampung beban di are yang luas agar lebih
menyebar. Biasanya, detail pondasi rakit ini disusun dari
plat beton besar dengan beberapa jalur kolom-kolom
bergaris sesuai permukaan tanah. Pondasi rakit terdiri dari
pelat beton bertulang yang digunakan pada tanah lunak
atau longgar yang daya tahannya rendah.
d. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran (cyclop beton) adalah pondasi


berbentuk bulat yang menggunakan beton
selebar 60-80 cm pada kedalaman 1-2 meter di
dalam tanah. Setelah itu, pondasi sumuran diisi
coran beton yang dicampur dengan batu kali
dengan tambahan elemen pembesian di atasnya.
Dari sekian banyak jenis jenis pondasi rumah,
biasanya pondasi sumuranlah yang dipakai
untuk tanah yang tak stabil dengan ukuran sigma
lebih kecil yaitu sekitar 1,5 kg/cm2.

e. Pondasi Umpak

Jika kamu ingin rumah yang tahan terhadap


goncangan, maka pilihlah pondasi umpak. Sistem
yang ada pada pondasi ini dapat membantu
menyelaraskan bangunan dengan goncangan,
sehingga tiang bangunan tidak akan patah meskipun
ada gempa. Pondasi umpak ini diletakkan di atas
permukaan tanah yang telah dipadatkan atau
dikeraskan dengan batu kali dan sloof sebagai
pengikatnya.

f. Pondasi Beton Lajur

Model pondasi plat beton berlajur ini digunakan untuk


mendukung sederet kolom pada bangunan.
Kekuatannya pun dapat diandalkan karena secara
detail pondasi rumah ini seluruhnya dibuat dari beton
bertulang yang sangat padat. Pondasi ini harganya
lebih murah dibandingkan pondasi batu kali dan cocok
untuk pengganti pondasi batu kali dengan ukuran lebar
yang sama persis.

g. Pondasi Strauss Pile

Pondasi strauss pile merupakan jenis pondasi yang dibuat dengan


cara mengebor dan menggali tanah secara manual. Alat bor yang
digunakan sendiri yaitu alat bor auger manual yang dibantu
pengoperasiannya oleh manusia. Kekurangan utama dari
pondasi strauss pile yaitu batas kedalaman serta diameternya. Batas
kedalamannya hanya berkisar 4-10 meter dan batas diameternya
hanya berkisar 20-30 cm. Oleh karena itu, dibanding jenis jenis
pondasi rumah lainnya itu, pondasi ini lebih cocok digunakan untuk
hunian atau bangunan hingga maksimal tiga lantai.
h. Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang sistemnya


hampir sama seperti pondasi bore pile,
hanya saja jenis pondasi ini terbuat dari
beton jadi yang langsung ditancapkan ke
dalam tanah. Biasanya, pondasi tiang
pancang digunakan pada tanah yang
kondisinya lembek, tanah berrawa, dan
tanah yang memiliki kandungan air
tinggi. Bahan yang biasa digunakan
untuk pondasi tiang pancang di
antaranya kayu besi, kayu ulin, baja,
serta beton bertulang.

i. Pondasi Piers

Pondasi Piers dibuat dengan cara


memasang struktur pondasinya ke dalam
galian tanah. Keuntungan dari jenis
pondasi ini ada pada biayanya yang jauh
lebih murah dibandingkan memasang
jenis pondasi terusan. Bentuk pondasi
Piers biasanya terbuat dari beton pre-cast
dalam bentuk persegi panjang atau
berbentuk bulat dalam berbagai ukuran
dan bentuk sesuai kebutuhan.

j. Pondasi Caissons

Jenis pondasi rumah yang terakhir ini sering juga disebut sebagai
pondasi bor pile. Biasanya pondasi Caissons dibangun di kedalaman
permukaan tanah yang dibutuhkan dengan melalui pengeboran atau
pengerukan tanah. Setelah itu, biasanya pondasi beton bertulang
dicor melalui lobang galian yang sudah dibor. Sistem pengeboran
sendiri bisa dilakukan dengan cara manual ataupun pengeboran
dengan sistem hidrolik

.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pondasi merupakan hal terpenting dan bagian dari sebuah konstruksi yang akan dibangun,
sedangkan jenis – jenis fondasi itu digunakan sesuai dengan bangunan yang akan dibangun dan
fungsi serta kekuatannya.
DAFTAR PUSTAKA

• https://rizkiwirsa.wordpress.com/2017/08/15/teknik-sipil-gambar-struktur-bangunan/
• https://dokumen.tips/documents/makalah-pondasi-56182aa78aaa6.html
• http://eprints.undip.ac.id/28167/1/pengertian_dan_macam_pondasi.pdf
• http://eprints.ums.ac.id/49092/4/BAB%20I.pdf
• https://www.99.co/blog/indonesia/jenis-pondasi-rumah/

Anda mungkin juga menyukai