Disusun oleh:
Dosen:
Prof. Ir. Krishna Mochtar, MSCE, PhD, IPU
Pondasi dalam suatu bangunan merupakan bagian paling bawah dan berhubungan
langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, pondasi berfungsi untuk memikul beban
bangunan yang ada diatasnya. Untuk menghasilkan bangunan yang kokoh, pondasi juga harus
direncanakan dan dikerjakan dengan sangat hati-hati. Pondasi harus diperhitungkan
sedemikian rupa baik dari segi dimensi maupun secara analitis mekanis.
Setiap pondasi bangunan perlu direncanakan berdasarkan jenis, kekuatan dan daya
dukung tanah tempat berdirinya. Bagi tanah yang stabil dan memiliki daya dukung baik, maka
pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya berlapis dan
memiliki daya dukung buruk, maka pondasinya juga harus lebih kompleks.
Untuk mengurangi kelemahan dari tanah tersebut, ada alternatif lain tanpa memperbaiki
tanahnya melainkan dengan cara pondasi berselimut. Sehingga disini pondasi didesain dengan
gabungan antara pondasi yang dikombinasikan dengan selimut di bawahnya. Landasan pondasi
ini adalah baja atau beton dengan selimut melingkar tipis di pinggiran pondasi. Dengan adanya
selimut di bawahnya diyakini bahwa daya dukung pondasi akan meningkat. Penelitian ini
adalah untuk menentukan daya dukung pondasi telapak pada tanah berlapis dengan dan tanpa
selimut dengan parameter yang mempengaruhinya.
Pembahasan Beton pada paper kali ini dibati oleh aspek aspek dibawah ini:
• Bagaimana mengetahui perbedaan antara pondasi yang satu dengan pondasi yang lain
serta fungsinya dan kekuatannya.
1.3 Tujuan
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah diharapkanya para mahasiswa agar mampu
mengetahui Jenis – jenis Podasi, mengetahui perbedaan antara pondasi satu dengan yang
lainya, serta mengetahui struktur dari masing masing jenis pondasi.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pondasi merupakan suatu komponen struktur yang sangat penting karena semua
beban yang timbul akan diterima oleh pondasi. Kestabilan berdirinya suatu
bangunan ditentukan atau tergantung pada kekuatan konstruksi pondasinya. Sebuah ban
gunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung diatas tanah, untuk
itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang disebut pondasi, jadi pondasi ada
lah bangunan sub struktur dibawah tanah yang berfungsi sebagai pendukung seluruh berat
dari bangunan dan meneruskan beban yang didukung ke tanah dibawahnya sekaligus
menstabilkan beban.
Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan bang
unan diatasnya, tidak boleh terjadi penurunan sebagian atau seluruhnya melebihi batas-
batas yang diijinkan. Hal yang juga penting berkaitan dengan
pondasi adalah apa yang disebut soil investigation, atau penyelidikan tanah. Pondasi
harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat. Untuk
membuat pondasi maka diperlukan adanya pekerjaan galian tanah, hal ini
dilakukan karena pada umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal +/- 50 cm adalah
lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai daya dukung yang baik, oleh
karena itu pada dasar pondasi tidak boleh diletakkan pada lapisan tanah humus ini.
Untuk menjaga kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang besar,
dasar pondasi harus diletakkan lebih dari 50 cm di dalam permukaan tanah
sampai mencapai lapisan yang keras. Lebar galian tanah pondasi dibuat secukupnya asal
bisa untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah terusik akan berubah sifat maupun
kekuatannya.
Pondasi menerus yang juga disebut pondasi langsung adalah jenis pondasi yang
banyak dipakai untuk bangunan rumah yang tidak bertingkat. Untuk seluruh panjang,
jenis pondasi ini mempunyai ukuran yang sama besar dan terletak pada
kedalaman yang sama. Oleh karena itu untuk memasang pondasi menerus lebih
dahulu harus dibuatkan galian tanahnya dengan kedalaman yang sama, yang
kemudian dipasang profil – profil untuk memasang pondasi sehingga diperoleh
bentuk yang direncanakan.
Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dapat dibuat dari
pasangan batu bata dengan lebar dasar 2-3 kali tebal pasangan bata dan pondasi
dinding setengah bata cukup diletakan pada kedalaman 60 – 80 cm. Selain itu
bahan pondasi yang mendukung beban bangunan yang lebih besar dan banyak
yang dipakai adalah pasangan batu kali. Lebar dasar pondasi umumnya tidak kurang
dari dua setengah kali tebal
Diatas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi
sebagai balok pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding. Untuk dinding yang
memikul beban agak berat atau karena daya dukung tanah kecil digunakan pondasi jalur
pelat beton. Untuk menambah ketahanan bangunan terhadap gempa, pondasi sebaiknya
dibuat menerus pada sekeliling bangunan tanpa terputus.
Batu kali ini diikat menjadi satu kesatuan yang erat dan kuat dengan adukan
perekat dari campuran 1 kp : 1 pc : 5 ps. Sebelum pasangan batu kali dibuat
bangunan bawahnya diberi pasir urug setebal 20 cm dan batu kosong satu lapis. Kemudian
setelah pasangan batu kali selesai dikerjakan, lubang sisa di kanan kiri diurug dengan pasir.
Pondasi rakit adalah sebuah pelat beton besar yang digunakan untuk menghubungkan
permukaan (interface) antara satu atau lebih kolom dalam beberapa garis (jalur) dengan tanah
dasar. Secara umum pelat pondasi rakit dapat dianalisis dengan dua anggapan.
Pertama, plat pondasi rakit dianggap merupakan struktur yang fleksibel berarti pelat
pondasi akan mengalami deformasi yang tidak sama akibat beban yang bekerja. Kedua, pelat
pondasi rakit dianggap struktur yang kaku dimana berarti pelat dianggap mengalami deformasi
yang sama akibat beban yang bekerja. Pondasi ini dapat menopang Gedung bertingkat banyak,
tandon air minyak, mesin, peralatan industry dan bangunan berat lain yang terutama memiliki
luasan besar. Jenis pondasi rakitan yang umum antara lain:
• Pelat rata
• Balok dan pelat
• Pelat dengan kaki tiang
Jenis jenis pondasi rumah dangkal umumnya dibuat pada kedalaman rendah yaitu hanya
1/3 dari panjang fondasi dengan kedalaman maksimal 3 meter. Pondasi dangkal digunakan
hanya pada wilayah yang kondisi permukaan tanahnya kuat untuk menampung beban
bangunan. Ada 7 jenis pondasi dangkal yang biasa digunakan:
• Pondasi tapak;
• Pondasi jalur;
• Pondasi rakit;
• Pondasi sumuran;
• Pondasi umpak;
• Pondasi plat beton lajur; dan
• Pondasi strauss pile.
Jenis pondasi dalam biasanya digunakan pada permukaan tanah yang tidak terlalu
kokoh dengan kedalaman pondasi lebih dari 3 meter. Pondasi dalam biasa digunakan pada
bangunan yang ukurannya cukup lebar dengan jarak antar tiang bangunan sekitar 6 meter. Jenis
jenis pondasi rumah dalam yang biasa digunakan yaitu:
b. Pondasi Jalur
c. Pondasi Rakit
e. Pondasi Umpak
i. Pondasi Piers
j. Pondasi Caissons
Jenis pondasi rumah yang terakhir ini sering juga disebut sebagai
pondasi bor pile. Biasanya pondasi Caissons dibangun di kedalaman
permukaan tanah yang dibutuhkan dengan melalui pengeboran atau
pengerukan tanah. Setelah itu, biasanya pondasi beton bertulang
dicor melalui lobang galian yang sudah dibor. Sistem pengeboran
sendiri bisa dilakukan dengan cara manual ataupun pengeboran
dengan sistem hidrolik
.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pondasi merupakan hal terpenting dan bagian dari sebuah konstruksi yang akan dibangun,
sedangkan jenis – jenis fondasi itu digunakan sesuai dengan bangunan yang akan dibangun dan
fungsi serta kekuatannya.
DAFTAR PUSTAKA
• https://rizkiwirsa.wordpress.com/2017/08/15/teknik-sipil-gambar-struktur-bangunan/
• https://dokumen.tips/documents/makalah-pondasi-56182aa78aaa6.html
• http://eprints.undip.ac.id/28167/1/pengertian_dan_macam_pondasi.pdf
• http://eprints.ums.ac.id/49092/4/BAB%20I.pdf
• https://www.99.co/blog/indonesia/jenis-pondasi-rumah/