Anda di halaman 1dari 13

MODUL PRAKTIKUM : CBR LABORATORIUM

PENYUSUN MODUL : LUSIANA PRATANA

NIM : 1211820011

KELOMPOK :2

ASISTEN PENANGGUNG JAWAB : SAYLSIA NILAM AZZURA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari praktikum ini adalah perbandingan antara beban penetrasi suati
bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang
sama.

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan nilai California Bearing
Ratio tanah dan campuran tanah agregat yang di padatkan di laboratorium pada kadar
air tertentu dengan kondisi tanah unsoaked atau tidak terendam dan soaked atau
terendam.

1.2 Teori dan Rumus

Penentuan nilai CBR didasari dari penggunaan atau aplikasi di lapangan. Bila kita
hendak membuat suatu jalan di atas tanah yang lunak, maka pekerasan jalan yang
dibuat harus tebal. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan teganganya yang
bekerja pada tanah tetap besar.
Dari kebutuhan di atas, maka dapat disimpulkan pada tanah yang lunak tidak
seluruh struktur pekerasan dibuat dari bahan yang memiliki kekuatan tinggi. Pada
bagian atas dibuat dengan menggunakan bahan yang memiliki kekuatan tinggi,
semakin ke bawah semakin rendah kekuatannya. Hal ini dikarenakan tegangan yang
bekerja pada lapisan bahwa lebih kecil dari lapisan di atasnya.

Dari contoh kebutuhan lapangan seperti di atasm perencanaan dibuat berdasarkan


pada perhitungan tegangan-tegangan serta penentuan kakuatan bahan secara teliti
yang saat ini tidak umum dilakukan karena tidak ekonomis. Cara yang umum
dilakukan di Indonesia ialah dengan penentuan CBR, yaitu hubungan antara
penurunan dengan besarnya tekanan pada tanah. Penentuan CBR secara laboratorium
dilakukan umumnya untuuk keperluan pembangunan jalan baru dan landasan
lapangan terbang.

Nilai CBR yang diperoleh kemudian di pakai untuk menentukan tebal lapisan
perkerasan yang diperlukan diatas lapisan yang dinilai CBR-nya sudah ditentukan.
Untuk mendapatkan tebal perkersan dari nilai CBR dipergunakan grafik.

Di dalam penentuan nilai CBR secara laboratorium, beban standar di peroleh dari
percobaan yang dilakukan terhadap batu pecah kelas A, yang di asumsikan memiliki
nilai CBE 100%. Kekuatan batu pecah ini dianggap equivalent dengan beban standar
yang dinyatakan dalam hubungan antara penurunan dan besarnya tekanan pada
contoh tersebut.

Dinyatakan dengan rumus:


Dimana:

 Beban standar untuk penetrasi 0.1 inch = 1000 psi


 Beban standar untuk penetrasi 0.2 inch = 1500 psi
 Beban standar untuk penetrasi 0.3 inch = 1900 psi
 Beban standar untuk penetrasi 0.4 inch = 2500 psi
 Beban standar untuk penetrasi 0.5 inch = 2600 psi

Besarnya beban di dapat dari pembacaan load dial pada saat penetrai yang
kemudian dikalibrasikan dengan grafik kalibrasi proving ring, atau digunakan rumus:

 Untuk penetrasi 0.1 inch:

ATAU

 Untuk penetrasi 0.2 inch:

ATAU

Pada umumnya nilai CBR laboratorium diambil dari percobaan 0.1 inch. Dan
bila CBR laboratorium 0.2 inch lebih dari 0.1 inch dalam satu percobaan, maka
percobaan harus diulangi kembali. Dan bila hasil pengulangan percobaan didapatkan
hasil yang sama maka nilai CBR diambil dari nilai CBR dengan menggunakan
penetrasi 0.2 inch.

Nilai CBR bergantung pada 2 faktor yang cukup menentukan:

1. Kadar air serta berat isi kering saat pemadatan


2. Perubahan kadar air yang mungkin terjadi setelah perkerasan dibuat

Pada contoh tanah yang tidak terendam atau unsoaked nilai CBRnya sangat tinggi
pada kadar air rendah dan semakin rendah nilai CBRnya bila kadar airnya semakin
tinggi. Sedangkan pada contoh tanah terendam atau soaked nilai CBRnya rendah
pada kadar air rendah dan semakin tinggi nilai CBRnya bila kadar airnya semakin
tinggi dan mendekati kadar air optimum, setelah melewati kadar air optimum maka
nilai CBRnya akan turun kembali.

Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih akurat, maka diperlukan penelitian


laboratorium guna mendapatkan data tentang jenis dan sifat-sifat tanah baik dalam
keadaan asli maupun akibat pembebanan. Sehubungan dengan hal tersebut, jenis
percobaan di laboratorium dapat dibagi menjadi dua bagian:

1. Sifat fisik (indeks properties)


Yaitu sifat tanah dalam keadaan aseli yang digunakan untuk menentukan jenis
tanah
2. Sifat mekanis tanah (engineering properties)
Yaitu sifat tanah jika memperoleh pembebanan yang digunakan sebagai
parameter dalam suatu perencanaan konstruksi.

Dalam perhitungan CBR laboratorium juga menggunakan rumus-rumus untuk


menentukan kadar air.

Rumus – rumus:

Dimana:
W : penambahan jumlah air (cc)
W basah : berat tanah basah (gr)
W kering : berat tanah kering (gr)
1.3 Alat dan Bahan
Alat
 Stop Watch
 Beban permukaan untuk penetrasi
 Piring logam yang berlubang lubang kecil (perforate plate)
 Alat pengukur pengembangan (swelling)
 Alat penumbuk
 Alat pengujian CBR

Bahan

 alat yang digunakan adalah sampel tanah permukaan yang lolos pada
saringan no. 4 (4,75 mm)
BAB 2

ANALISA PERCOBAAN

2.1 Cara Kerja


Persiapan percobaan
1. Siapkan sampel tanah yang akan diuji lalu tumbuk
2. Saring sampel dengan saringan no. 4
3. Tambahkan air sesuai dengan perhitungan pada sampel yang sudah
dipersiapkan
4. Tanah diaduk merata sehingga air meresap kedalam tanah secara
merata dan keseluruhan
5. Pasang cetakan: leher dan keeping alas

Prosses Percobaan

1. Masukan benda uji/sampel ke dalam cetakan yang sudah disiapkan


2. Padatkan dengan 56 tumbukan pada tiap lapisan (terdiri dari 3
lapisan)
3. Pasang beban seberat 5 pound pada benda uji/sampel
4. Pasang benda uji pada alat pengujian CBR
5. Lakukan pengujian
6. Pembacaan beban dilakukan pada penetrasi 0,025 : 0,050 : 0,075 :
0,100 : 0,125 : 0,150 : 0,175 : 0,200 : 0,225 : 0,250 : 0,275 : 0,300 :
0,325 : 0,350 : 0,375 : 0,400 : 0,425 : 0,450 : 0,475 : 0,500 (dalam
satuan inchi)
7. Setelah pengujian selesai dilakukan uji kadar air yang terdapat pada
benda uji
8. Dari hasil pengujian di dapat grafik hubungan antara beban dan
penetrasi
BAB 3

ANALISA PERHITUNGAN DATA

3.1 Data Praktikum

Tabel perolehan data praktikum CBR

3.2 Analisa Hasil Perhitungan dari Data Praktikum


 Nilai CBR

Untuk penetrasi 0.1 inch:

ATAU
 Nilai CBR

Untuk penetrasi 0.2 inch:

ATAU
3.2 Grafik Hubungan Antara Beban dan Penetrasi

Beban 1 & Penetrasi


500
Beban: Silinder 1

400
300
200
100
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Penetrasi

Beban 2 & Penetrasi


500

400
Beban: Silinder 2

300

200

100

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Penetrasi

Beban 3 & Penetrasi


500

400
Beban: Silinder 3

300

200

100

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Penetrasi
BAB 4

PENUTUP

4.1 Standar Kekerasan CBR

CBR General Rating Uses


0 -3 Very poor Sub-Grade
3–7 Poor to fair Sub-Grade
7 – 20 Fair Sub-Base
20 - 50 Good Base of sub-base
>50 Excellent Base

4.2 Kesimpulan

 Nilai CBR 0,1 inchi paling besar terdapat pada beban yang terletak di
Silinder 1 sebesar 3,70%
 Nilai CBR 0,1 inchi paling kecil terdapat pada beban yang terletak di
Silinder 2 sebesar 3,33%
 Nilai CBR 0,2 inchi paling besar terdapat pada beban yang terletak di
Silinder 3 sebesar 5,11%
 Nilai CBR 0,2 inchi paling kecil terdapat pada beban yang terletak di
Silinder 2 sebesar 4,75%
4.3 Lampiran
Daftar Pustaka

 CBR (California Bearing Ratio) ~ LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


TEKNIK SIPIL USU
 CBR Fendy | Fendy Santoso - Academia.edu
(https://www.academia.edu/19846011/CBR_Fendy?auto=download)
 LABORATORIUM GEOTEKNIK FTSP JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
(https://www.coursehero.com/file/36690657/kompaksidocx/)
 CBR Laboratorium - Lauw Tjun Nji

Anda mungkin juga menyukai