Anda di halaman 1dari 3

Obesitas

Obesitas telah menjadi masalah yang menyabar luas dan mampu menimbulkan
konsekuensi medis. Pengetahuan mengenai bahaya obesitas meliputi penyakit kardiovasikular,
diabetes, stroke, arthritis, dan beberapa jenis kanker. Satu tahun yang lalu, diabetes tipe 2 hampir
tidak pernah muncul pada orang yang berusia di bawah 40 tahun tetapi karena terjado
peningkatan kejadian obesitas pada anak, gangguan tersebut saat ini bahkan terjadi pada usia 10
tahun.

KEMUNGKINAN PENYEBAB OBESITAS

Apa penyebab obesitas? Seperti yang kita ketahui, faktor genetis memengaruhi system
endokrin dan mekanisme otak yang mengontrol asupan makanan dan bertanggung jawab
terhadap mayoritas penderita obesitas ekstrim. Penyebab obesitas saat ini bukan semata-mata
dari faktor genetis. Kita harus melihat bahwa kemungkinan faktor lingkungan mampu
menyebabkan perubahan perilaku seseorang. Berat badan merupakan selisih dari dua faktor,
yaitu kalori yang dikonsumsi dan energy yang dikeluarkan. Jika kita mengonsumsi lebih banyak
kalori daripada yang kita konsumsi, kita akan kehilangan berat badan dalam masyarakat industry
modern, makanan murah, mudah lezat, dan tinggi lemah sangat mudah ditemui. Hal tersebut
mampu meningkatkan jumlah asupan makanan seseorang. Di banyak tempat, restoran cepat saji
letaknya sangat terjangkau, parkirannya mudah, ukuran porsi makanan yang disajikan saat ini
juga lebih banyak.

Restoran cepat saji tentu saja bukan menjasi satu-satunya faktor lingkungan penyebaba
obesitas. Makanan kecil mudah didapati di toko manapun mesin penjual otomatis. Kafetaria
sekolah menyediakan makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan minuman manis untuk murid
sekolah. Seperti yang ditunjukkan Bray, Nielson, dan Popkin, asupan sirup jagung tinggi
fruktosa yang banyak terdapat di minuman ringan, minuman buah, yogurt dengan penambah
rasa, dan makanan panggang, dapat menyebabkan obesitas. Fruktosa tidak seperti glukosa.
Fruktosa tidak dapat menstimulasi sekresi insulin maupun meningkatkan produksi leptin
sehingga gula jenis ini cenderung kurang mengaktifkan mekanisme kenyng pada otak.

Kecenderungan gaya modern lainnya yang turut memengaruhi epidemic obesitas meliputi
pengeluaran energy pada masyarakat. Proporsi pekerjaan yang membutuhkan tingkat aktivitas
fisik yang tinggi sudah sangat berkurang. Artinya bahwa rata-rata kita membutuhkan makanan
yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang kita inginkan. Kita mengeluakan energy dengan
dua sara yaitu dengan melalui produksi panas. Tidak semua aktivitas fisik dikategorikan
‘latihan/olah raga’.

Perbedaan berat badan mencerminkan perbedaan fisiologis dalam metabolisme, tingkat


aktifitas, atau nafsu makan, memiliki dasar faktor keturunan yang kuat. Studi terhadap orang
kembar menyebutkan bahwa 40 persen dan 70 persen keragaman lemak tubuh mengacu pada
perbedaan genetis. Studi kembar juga menemukan bahwa faktor genetis yang kuat berpenaruh
terhadap berat yang dicapai seseorang pada saat melakukan diet tinggi ataupun rendah kalori.
Dengan demikian, faktor keturunan nampaknya memengaruhi efisiensi metabolisme seseorang.

Orang dengan metabolisme yang efisien memiliki sisa kalori cadangan di tempat
penyimpanan nutrisi jangka panjang, dengan demikian sulit untuk mencegah membesarnya
tempat penyimpanan tersebut. para peneliti menyebut kondisi ini dengan ‘thrifty phenotype’.
Kebalikannya orang yang memiliki metabolisme yang tidak efisien (spendthrift phenotype) dapat
makan dalam jumlah besar tanpa menjadi gemuk. Mengapa ada perbedaan genetis dalam
efisiensi metabolisme? Seleksi natural terhadap mekanisme yang membantu nenek moyang kita
dalam menghindari kelaparan jauh lebih kuat daripada mekanisme yang membantu mereka
menghindari obesitas.

Sejauh ini para peneliti telah menemukan beberapa kasus obesitas pada keluarga yang
disebabkan oleh tidak adanya produksi leptin akibat mutasi gen yang bertanggung jawab
terhadap produksi leptin atau produksi reseptor leptin. Pengobatan bagi seseorang yang
kekurangan leptin dengan injeksi leptin memiliki efek dramatis terhadap berat badan seseorang.
Sayangnya leptin tidak berpengaruh terhadap orang dengan reseptor leptin yang sedikit. Pada
banyak kasus, mutasi gen pada leptin dan reseptor leptin sangat jarang sehingga tidak dapat
menjelaskan sebagian besar kasus obesitas.

PENGOBATAN

Obesitas sangat sulit diobati. Keuntungan finansial dari buku diet, spa kesehatan,
program-program pengurangan berat badan membuktikan sulitnya menurunkan berat badan.
Lebih tepatnya pada awalnya berhasil, tetapi dengan cepat berat badan kembali seperti semua.
Kenyataan bahwa terdapat banyak sekali perbedaan pengobatan untuk berat badan yang
ditawarkan kepada public menunjukkan bahwa sekian lama, kita tidak tahu cara melatih orang
menurunkan berat badan. Bukti menunjukkan bahwa mekanisme fisiologis yang membuat
penderita obesitas kesulitan mengurangi asupan kalori mereka terkait dengan mekanisme pada
orang yang mengkonsumsi obat-obatan adiktif (narkoba) dan mengalami sulit berhenti.

Para dokter bedah mulai terlibat dalam membantu penderita obesitas menurunkan berat
badannya. Prosedur yang mereka kembangkan (disebut pembedahan bariatric) didesain untuk
mengurangi jumlah makanan yang dapat dimakan selama makanan atau untuk menggaggu
penyerapan kalori dari usus.

Pengobatan obesitas yang kurang drastic, yaitu olah raga memiliki keuntungan signifikan.
Olah raga membakar kalori, tentu saja, tetapi juga memiliki efek ynag menguntungkan pada laju
metabolism. Terapi jenis lain dalam pengobatan obesitas adalah dengan pemakaian obat-obatan.
Terapi ini merupakan subjek penelitian aktif dalam industry farmasi. Ada tiga cara yang
dimungkinkan untuk membantu orang menurunkan berat badan: mengurangi asupan, mencegah
makanan untuk dicerna, dan meningkatkan laju metabolisme.

Anda mungkin juga menyukai