Disusun oleh :
Dwi Agung Nugraha
NIM : D300200083
Kelas : PKN A
Dosen Pembimbing :
Drs. Amsori, SH, M.Pd
MPK adalah suatu program pendidikan nilai yang dilaksanakan melalui proses
pembelajaran di Perguruan Tinggi dan berfungsi sebagai model perkembangan jati diri
dan kepribadian para mahasiswa, bertujuan membangun manusia Indonesia yang
beriman dan bertaqwa terhadap uhan YME, berbudi pekerti luhur berkepribadian
mantap, dan mandiri, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan (Irianto Ws, 2005:2). Keberadaan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di tetapkan melalui :
1. Perspektif Historis
kurikulum 1975 Pendidikan Kewarganegaraan dimunculkan dengan nama mata
pelajaran Pendidikan Moral Pancasila disingkat PMP. Generasi tahun 1960 awal
Pendidikan Kewarganegaraan lebih dikenal dengan Civics. Berdasar kurikulum 2013,
Pendidikan Kewarganegaraan jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan
nama mata pelajaran PPKn. Perguruan tinggi menyelenggarakan mata kuliah pendidikan
Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Oleh karna itu, periode pasca Kemerdekaan Indonesia, tahun 1945 sampai saat
ini, bangsa Indonesia telah berusaha mengisi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
melalui berbagai cara, baik perjuangan fisik maupun diplomatis. Perjuangan mencapai
kemerdekaan dari penjajah telah selesai, namun tantangan untuk menjaga dan
mempertahankan kemerdekaan yang hakiki belumlah selesai.
2. Perspektif Sosiologis
PKn pada saat permulaan atau awal kemerdekaan lebih banyak dilakukan pada
tataran social kultural dan dilakukan oleh para pemimpin bangsa. Para pemimpin
mengajak seluruh rakyat untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia. Mengajak umat
berjuang mempertahankan tahah air merupakan PKn dalam dimensi social kultural.
Sangat diperlukan oleh masyarakat dan akhirnya negara bangsa untuk menjaga,
memelihara, dan mempertahankan ekstensi negara-bangsa.
Upaya pendidikan kewarganegaraan pasca kemerdekaan tahun 1945 belum
dilaksanakan di sekolah-sekolah hingga terbitnya buku Civics pertama di Indonesiayang
berjudul Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia (Civics) yang disusun bersama oleh
Mr. Soemardjo, Chalid Rasjidi, Soekarno, dan Mr. J.C.T. Simorangkir. Menurut Prijono,
buku Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia identic dengan istilah “Staatsbugerkunde”
(Jerman), “Civics” (Inggris), atau “Kewarganegaraan” (Indonesia).
3. Perspektif Politik
Secara politis, Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam Pendidikan
sekolah dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat
diindetifikasi dari pernyataan Somantri (1972) bahwa :
Masa Orde Lama, mulai dikenal istilah :
1. Kewarganegaraan (1957) : membahas cara pemerolehan dan kehilangan
kewarganegaraan
2. Civics (1962) : membahasa tentang sejarah kebangkitan nasional, UUD,
pidato-pidato politik kenegaraan.
3. Pendidikan kewargaan Negara (1968)
Masa Orde Baru : Kurikulum 1968, tercantum mata pelajaran Pendidikan
Kewargaan Negara. Dalam mata pelajaran tersebut materi maupun metode yang bersifat
indoktrinatif dihilangkan dan dirubah dengan materi dan metode pembelajaran baru yang
dikelompokkan menjadi Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila.