Anda di halaman 1dari 48

MATERIAL

BETON
Pengikatan serta Pengerasan Semen Portland
a. Hal penting yang harus mendapat perhatian kita pada
semen portland adalah pengikatan dan pengerasannya.
Semen portland merupakan bahan pengikat hidrolis, yang
berarti bahwa pengerasannya melulu tergantung pada reaksi
kimia yang disebabkan oleh air dan semen, Nilai dari semen
portland sebagai bahan pengerasan ditentukan oleh
kelangsungan terjadinya reaksi kimia antara semen dengan
air secara baik. Pada umumnya dibutuhkan sebanyak kira-
kira 20% air dari berat semen yang dipakai agar semen itu
dapat mengeras.

b. Pada reaksi antara semen dan air kita bedakan menjadi 2


(dua) periode yang berlainan
• Pengikatan adalah peralihan dari keadaan plastis
kedalam keadaan keras,
• pengerasan adalah penembahan kekuatan setelah
pengikatan itu selesai.

c. Yang harus kita perhatikan adalah awal pengikatan,


yaitu pada saat mulainya semen menjadi kaku, saat
ini ditentukan dalam jam dan menit setelah semen
itu kita aduk dengan air.
d. Selanjutnya kita perhatikan waktu pengikatan, yaitu
periode yang berlangsung antara permulaan semen menjadi
kaku dan saat semen itu beralih kedalam keadaan
keras/padat. Keadaan ini dapat diartikan bahwa pasta semen
telah menjadi keras, akan tetapi belum cukup kuat. Setelah ini
pengerasan berlangsung terus mula-mula secara cepat,
kemudian lebih lambat untuk jangka waktu yang lama.

e. Pengikatan harus terus berlangsung dengan lambat, sebab


jika tidak demikian adukan beton akan sukar dikerjakan.
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi waktu
pengikatan awal dari semen :

Umur Semen
Selama semen itu disimpan untuk jangka waktu yang lama, maka
semen itu akan menghisap air dan zat asam arang dari udara,
sehingga terjadi pra-hidrasi. Sebagai akibatnya, semen itu akan
menunjukkan proses pengikatan yang lambat. Disamping itu
akan dicapai kekuatan tekan lebih rendah.

Suhu
Kecepatan suatu reaksi kimia tergantung pada suhu dari masa yang
bereaksi serta suhu lingkungannya. Reaksi antara semen dan air
berlangsung lebih cepat pada suhu yang tinggi (perawatan dengan
uap misalnya), akan tetapi untuk proses pengikatan suhu yang
paling tepat kira-kira 23 C°
c. Jumlah air yang Dibutuhkan
Agar reaksi kimia antara semen dan air berlangsung dengan
memuaskan, dibutuhkan air sebanyak kira-kira 20% dari
berat semen.

Tabel Pengaruh umur semen terhadap mutu beton


Waktu Pengurangan Kekuatan Tekan (%)
Setelah 1 bulan 5 – 10
Setelah 2 bulan 10 – 20
Setelah 6 bulan 20 – 30
Setelah 12 bulan 30 - 40
BAHAN PENGISI (AGREGAT) DAN
PERSYARATANNYA
• Agregat yang digunakan dalam campuran beton, terdiri dari
60% sampai 75% dari volume totalnya, oleh karena itu perlu
perhatian terhadap bahan ini, sebab sifat-saifatnya sangat
mempengaruhi hasil pembuatan beton.

• Agregat untuk beton ada 2 macam yaitu :


- Agregat halus berupa pasir, adalah agregat yang semua
butir menembus ayakan 4,80 mm.
- Agregat kasar berupa kerikil atau batu pecah, adalah
agregat yang semua butir tertinggal diatas ayakan 4,80 mm.
• Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak
melebihi :

a. 1/5 jarak terkecil antara sisi cetakan.


b. 1/3 ketebalan pelat lantai.
c. ¾ jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan, kawat-kawat
bundel tulangan atau tendon-tendon pratekan atau selongsong-
selongsong yang ada. Pembatasan ukuran nominal agregat
adalah untuk melengkapi jaminan terbungkusnya tulangan dan
mengurangi adanya kekeroposan pada beton.
Agregat Halus

Agregat halus dapat berupa pasir alam, pasir hasil olahan atau
gabungan dari kedua pasir tersebut. Sesuai dengan SNI 03 – 2847
– 2002, bahwa agregat halus merupakan agregat yang
mempunyai ukuran butir maksimum sebesar 5,00 mm. Adapun
syarat-syarat agregat halus (pasir) untuk campuran beton adalah
sebagai berikut
a. Kadar lumpur Atau bagian butir yang lebih kecil dari 75
mikron (ayakan no 200) dalam % berat maksimum:
* Untuk beton yang mengalami abrasi, 3 %.
* Untuk beton jenis lainnya, 5.0 %.
b. Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah
direpihkan (Friable partikel), maksimum 0,5 %.
c. Kandungan arang dan lignit
d. Bebas dari zat organik yang merugikan beton.
e. Tidak boleh mengandung bahan yang reaktif terhadap alkali jika
agregat halus digunakan untuk membuat beton yang akan
mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang akan
berhubungan dengan tanah basah.
f. Sifat kekal, diuji dengan larutan garam sulfat
1)Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian hancur maksimum 10 %.
2) Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian hancur maksimum 15 %.
Agregat Kasar
Agregat kasar dapat berupa kerikil, pecahan kerikil, batu pecah,
terak tanur tiup atau beton semen hidrolis yang dipecah.
Agregat kasar merupakan agregat yang mempunyai ukuran butir
antara 5,00 mm sampai 40 mm. Agregat kasar (kerikil/batu
pecah) yang akan dipakai untuk membuat campuran beton harus
memenuhi persyaratan-persyaratansebagai berikut :

a . Kerikil atau batu pecah harus terdiri dari butir-butir yang


keras dan tidak berpori serta mempunyai sifat kekal (tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari atau
hujan). Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat
dipakai apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi
20% dari berat agregat seluruhnya.
b. Tidak boleh mengandung bahan yang reaktif terhadap alkali
jika agregat kasar digunakan untuk membuat beton yang akan
mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang akan
berhubungan dengan tanah basah
c. Sifat kekal dari agregat kasar dapat diuji dengan larutan jenuh
garam sulfat sebagai berikut :
1) Jika dipakai natrium sulfat (Na2SO4), bagian yang hancur
maksimum 12% berat agregat.
2) Jika dipakai magnesium sulfat (MgSO4), bagian yang
hancur maksimum 12% berat agregat.
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan-bahan yang
dapat merusak beton seperti bahan-bahan yang reaktif sekali
dan harus dibuktikan dengan percobaan warna dengan laruta
NaOH.
e. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
(terhadap berat kering) dan apabila mengandung lebih dari 1%,
agregat kasar tersebut harus dicuci.
f. Kekerasan dari agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji
dari Rudeloff dengan beban pengji 20 ton dan harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
1) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari
24% berat.
2) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari
22% berat.
g. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang
beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan
ayakan standard ISO harus memenuhi syarat sebagai
berikut.

h. Besar butir agregat kasar maksimum tidak boleh lebih


daripada 1/5 jarak terkecil antarabidang-bidang samping
cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau ¾ dari dari jarak bersih
minimum antara batang-batang atau berkas tulangan
Cara penilaian agregat

Menilai jenis agregat yang akan digunakan sebagai bahan


campuran beton, bergantung kepada :
a. Mutu dari agregat
b. Tersedianya agregat dari quarry
c. Harga agregat
d. Jenis kosntruksi yang akan menggunakan bahan tersebut
Penilaian cocok tidaknya bahan agregat itu ditetapkan antara lain
sebagai berikut :
1. Ukuran serta gradasinya
Agregat dapat bergradasi baik, jelek (celah), seragam seperti
dilihat dibawah ini :
Agregat bergradasi baik
Agregat bergradasi celah (gap graded)
Agregat bergradasi seragam (uniform)

2. Kebersihan Agregat
Bahan - bahan yang dapat mengotori agregat antara lain :
a. Lempung dan lanau
b. Mika
c. Fragmen-fragmen kayu dan arang batu

d. Bahan organik

e. Humus

f. Garam-garam organik

g. Gips

h. Bahan organik yang lain


3. Kekerasannya
Kekerasan agregat diperlukan oleh karena pada waktu
pembuatan beton bahan-bahan ini harus mengalami gerakan-
gerakan yang keras dalam mixer, demikian juga harus menerima
gesekan pada saat pengecoran dan pemadatan.
Agregat harus dapat menahan pengausan, pemecahan
degradasi (penurunan mutu) serta disintegrasi (penguraian
Agregat harus dapat menahan pengausan, pemecahan
degradasi (penurunan mutu) serta disintegrasi (penguraian
4. Kemulusan
Suatu jenis agregat dianggap mulus secara fisik, apabila
agregat itu tidak mengalami perubahan volume besar atau
tetap akibat pemanasan atau pendinginan atau pembasahan
dan pendinginan

5. Bentuk Butiran Agregat


Bentuk butiran agregat menempati kedudukan yang sangat
penting dalam perencanaan suatu campuran beton. Hampir
semua sifat-sifat teknis dari beton ditentukan oleh sifat fisik dan
kimia bahan agregat, sedangkan sifat ekonomi beton muda
ditentukan oleh bentuk butiran dan gradasi dari agregat.
6. Bentuk Permukaan Agregat
Bentuk permukaan yang kasar dari jenis-jens agregat tertentu
dapat menghasilkan beton dengan “slip resistance” yang besar.

BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN


BETON
Persyaratan Air untuk Campuran Beton
a. Air tawar yang dapat diminum.
b. Air harus bersih dan tidak mengandung minyak ; asam
alkali, garam-garam ; bahan-bahan organis atau bahan-bahan
yang dapat merusak beton dan atau baja tulangan.
c. Air yang bereaksi netral terhadap lakmus.
d. Air pencampur yang digunakan pada beton yang didalamnya
tertanam logam aluminium termasuk air bebas yang terkandung
dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah
yang membahayakan.
e. Apabila terdapat keragu-raguan terhadap pemakaian air,
dianjurkan untuk mengirim contoh air itu ke lembaga pemeriksaan
air untuk diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-
zat yang dapat merusak beton/baja tulangan.
f. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada
beton kecuali ketentuan berikut terpenuhi :

1. Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada


campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama
untuk melakukan uji percobaan.
2. Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus 15 x 15 x
15 cm2 yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat
diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama
dengan 90 % dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang
dapat diminum atau air suling
BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) DAN
PERSYARATANNYA
Arti additive dan admixture adalah sama yaitu “bahan tambahan”.
Hanya saja material additive, merupakan bahan tambahan yang
ditambahkan pada saat proses pembuatan semen di pabrik,
sedangkan admixture bahan tambahan yang ditambahkan pada
saat pelaksanaan pembuatan beton di lapangan

a. Air Entraining Agent (ASTM C260) Yaitu bahan


tambahan untuk meningkatkan kadar udara agar beton
tahan terhadap pembekuan dan pencucian terutama untuk
daerah salju, juga harus memenuhi SNI 03 – 2496 – 1991.
b. Admixture Kimia (Bahan Tambahan Kimia), ASTM
C49 dan BS 5075
Yaitu bahan tambahan cairan kimia yang ditambahakan untuk
mengendalikan waktu pengerasan (mempercepat atau
memperlambat), mereduksi kebutuhan air, memudahkan
pengerjaan beton (meningkatkan slump) dan sebagainya.

c. Mineral Admixture (Bahan Tambahan Mineral)


Bahan tambahan mineral ini merupakan bahan padat yang
dihaluskan yang ditambahakan untuk memperbaiki sifat beton
agar beton mudah dikerjakan dan kekuatan serta keawetannya
meningkat.
Bahan-bahan tambahan mineral seperti :
1. Pozzolan
2. Slag
3. Fly Ash (Abuterbang)
4. Abu sekam
5. Silika Fume

d. Bahan Tambahan Lainnya (Miscellanous Admixture)


Yang termasuk kategori bahan tambahan ini ialah
semua bahan tambahan yang tidak termasuk
kategori diatas, seperti :
1. Polymer
2. Fiber Mash
3. Bahan pencegah karatan
4. Bahan tambahan yang dapat mengembang
5. Bahan tambahan untuk perekat (bonding admixture)
Urutan Kerja Pengecoran
Yang Baik

 Penakaran (batching)
 Pencampuran/pengadukan (mixing)
 Pengangkutan (transporting)
 Pemadatan (compacting)
 Penyelesaian (finishing)
 Perawatan (curing)
Penakaran (batching)

 Proses mengukur proporsi dan material beton


sebelum di muat ke dalam pengaduk (mix design)
 Proses pengukuran yang paling akurat adalah
dengan menimbang
Pencampuran/pengadukan (mixing)
 Pencampuran harus dilakukan cukup lama untuk
mendapatkan campuran yang seragam
 Waktu pencampuran tergantung jenis pengaduk.

 Berkisar 30 detik untuk jenis pan-type dan jenis reversing


drum.
 Sekitar 3 menit untuk pengaduk free-fall.

 PBI 89 mensyaratkan minimal 1,5 menit.

 Untuk drum yg berputar dgn kapasitas sampai 1 m3, waktu


pencampuran dibutuhkan 1,5 sampai 2 menit setelah semua
material masuk.
Pengangkutan (transporting)
 Beton diangkut dengan berbgai cara, mulai dari
kereta dorong penuang (dumpers), truk ready-
mix, sampai pompa beton.
 Sedikitnya ada 3 macam gerakan, yaitu dari
pengadukan sampai ke lokasi, dari lokasi ke
bagian yang dicor secara vertikal dan horizontal.
Penuangan
 Tujuan penuangan: tuangkan beton sedekat mungkin
dgn kedudukan akhirnya, dgn secepat dan seefisien
mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan
beton dapat dipadatkan secara penuh.

Untuk penuangan beton atau pengecoran dalam air, dapat


ditambahkan sekitar 10% semen untuk menghindari
kehilangan pada saat penuangan. Penuangan ini dapat
dilakukan dengan alat-alat bantu, (1). Karung (protective
sandbag walling) 2. bak khusus, 3. tremi, dsb
• Tuangkan campuran dalam lapisan-lapisan yang seragam.

• Hindari menuang dalam tumpukan yang besar atau miring


karena akan terjadi pemisahan.

• Pada kolom dan dinding, tiap lapisan sebaiknya tidak lebih


tebal dari 45 cm.

• Bila lebih tebal dari itu maka udara akan terjebak dan tidak
dapat keluar, biarpun memakai penggetar.

• Tiap lapisan harus dipadatkan terlebih dahulu sebelum


dituangi lagi dengan lapisan baru.Hindari terbentuknya
sambungan dingin (cold joint)
• Kolom dan dinding ekspose, kecepatan
menuangnya harus lebih dari 2 meter per jam

Pemadatan (compacting)
 Setelah beton diaduk, diangkut dan dituangkan, ia masih
mngandung udara dalam bentuk rongga udara.
 Pemadatan adalah untuk mengeluarkan udara sebanayak
mungkin, kalau dapat kurang dari 1 % (tidak termasuk
air entrainment).
• Jumlah udara yg terjebak tergantung pada
kelecakan beton segar. Beton dengan slump
sebesar 25 mm mengandung udara 20%. Itu
sebabnya beton denan slump rendah memerlukan
pemadatan yg lebih baik.

• Untuk setiap 1% udara, kekuatan akan menurun


5 sampai 6%.
• Rongga udara akan menambah permeabilitas, yg
akan mengurangi ketahanan beton. Tidak
mampu menghadapi cairan yg gak agresif
maupun pelapukan akibat cuaca (weathering),
menyebabkan karatan, juga akan mengurangi
lekatan beton dgn baja.
Kalau waktu pengadukan kurang
lama akan berakibat campuran
tidak menyatu (belum seragam)
sebaliknya apakah ada pengaruh
kalau terlalu lama
pencampurannya? Secara umum
tidak bermasalah, hanya saja
konsistensinya dapat menurun.
Jika dipakai bahan kimia air
entrainment, kadar udaranya
akan berkurang bila waktu
pencampuran lama.
konsolidasi
 Konsolidasi : adalah proses memadatkan beton segar untuk
pengecoran di dalam acuan dan sekitar bagian yg tertanam dan
tulangan, dan untuk menghilangkan udra yg terjebak atau pori
udara insidental dalam beton.
 Rongga udara dapat disingkirkan dengan skop, dirojok atau bahkan dengan
menginjak-injak.

 Pemadatan yg terbaik dan tercepat adalah dengan menggunakan penggetar


(vibrator). Bila campuran digetarkan, gesekan dalam antar agregat akan
berkurang- seperti gula atau pasir yg dipadatkan dengan mengetuk-ngetuknya.

 Batang Rojokan harus cukup panjang untuk mencapai dasar acuan, dan cukup
tipis untuk lewat antara tulangan dan acuan.
Pemadatan dengan Vibrator
 Vibrasi baik internal maupuin eksternal adalah metode yg paling banyak
dipakai.

 Bila beton digetarkan, gsekan antara butir agregat kasar dihilangkan sementara
beton menjadi seperti cair. Ia settle di alam acuan di bawah aktifitas gravitasi
dan buih udara besar yg terjebak lebih mudah naik ke permukaan.

 Vibrator dalam (internal vibrator, jarum penggetar) adalah jenis yg paling


sering dipakai, karena langsung masuk ke dlmcampuran, dapat dipindahkan
dgn mudah.

 Jarum dihubungkan ke motor penggerak dgn slang yg fleksibel. Jarum


umumnya silindris, diameter 20-80 mm. Vibrator diameter kecil berfrekwensi
tinggi ( 10.000-15.000 rpm, atau 170-250 hz), dgn amplitudo rendah (0,40-0,75
mm). Jika diameter bsar frekwensi makin kecil dan amplitudo makin besar.
Penyelesaian (finishing)

 Lantai beton dapat diselesaikan dgn banyak cara, tergantung


tujuan penggunaanya.
 Bila misalnya masih akan dipasang ubin, praktis cukup diratakan
saja (strike off atau screeding).
 Untuk permukaan beton ekspose perlu disapu, float atau trowel
finish.
 STRIKE OFF atau SCREEDING
 Strike off atau Screeding adalah membuang beton yg berkelebihan untuk
meratakan permukaan. Memakai tepian yg lurus (lurus atau lengkung, sesuai
permukaan yg diharapkan), dengan gerakan seperti gergaji secara horizontal
 FLOATING Dengan Float tangan dari kayu, atau logam, atau mesin dengan
bilah-bilah.

 Tujuannya untuk membenamkan agregat yg persis di bawah permukaan, menyingkirkan


cacat humps (tonjolan kecil) dan rongga-rongga kecil (voids), memadatkan mortal pada
permukaan sebagai persiapan operasi finishing dan menjaga permukan tetap terbuka
sehingga, kelengasan yg berlebihan dapat keluar.Float membuat tekstur yg rata (tetapi
tidak licin), yang mempunyai keahanan slip yg baik cocok untuk beton eksterior.

 TROWELLINGMerupakan float dgn tekanan untuk mendapatkan permukaan


yang padat, rata dan kedap air, terutama pada lantai yg tidak akan diberi penutup lagi
(identik dengan pembuatan pavement yg biasanya secara awam dilakukan dgn
memukul-mukul dengan sapu lidi).

 Pada lantai pabrik dimana akan terdapat beban berat dan gesekan, permukaan beton
perlu diperkeras dgn memadatkan dgn alat trowel. Ini dilkukan setelah beton mulai set
dan cukup keras untuk menerima tekanan alat sehingga air dan material halus tidak naik
ke permukaan. Bila di tunda terlalu lama akan sulit dikerjakan. Kadang-kadang
ditambah serbuk besi utk memperkeras permukaan.
Perawatan (curing )

 Jumlah air di dalam beton cair sebetulnya sudah lebih dari cukup
(sekitar 12 liter per ak semen) untuk mnyelesaikan reaksi hidrasi.
Namun sebagian air hilang karena menguap sehingga hidrasi
selanjutnya terganggu.
 Karena hidrasi relatif cepat pd hari-hari pertama, perawatan yg
ling penting adalah pada umur mudanya.
 Kehilangan air yg cepat juga menyebabkan beton menyusut,
terjadi tegangan tarik pada beton yg sedang mengering sehingga
dpt menimbulkan retak.
 Beton dirawat sebanyak 7 hri akan lebih kuat sekitar 50%
daripada beton tidak dirawat.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai