BETON
Pengikatan serta Pengerasan Semen Portland
a. Hal penting yang harus mendapat perhatian kita pada
semen portland adalah pengikatan dan pengerasannya.
Semen portland merupakan bahan pengikat hidrolis, yang
berarti bahwa pengerasannya melulu tergantung pada reaksi
kimia yang disebabkan oleh air dan semen, Nilai dari semen
portland sebagai bahan pengerasan ditentukan oleh
kelangsungan terjadinya reaksi kimia antara semen dengan
air secara baik. Pada umumnya dibutuhkan sebanyak kira-
kira 20% air dari berat semen yang dipakai agar semen itu
dapat mengeras.
Umur Semen
Selama semen itu disimpan untuk jangka waktu yang lama, maka
semen itu akan menghisap air dan zat asam arang dari udara,
sehingga terjadi pra-hidrasi. Sebagai akibatnya, semen itu akan
menunjukkan proses pengikatan yang lambat. Disamping itu
akan dicapai kekuatan tekan lebih rendah.
Suhu
Kecepatan suatu reaksi kimia tergantung pada suhu dari masa yang
bereaksi serta suhu lingkungannya. Reaksi antara semen dan air
berlangsung lebih cepat pada suhu yang tinggi (perawatan dengan
uap misalnya), akan tetapi untuk proses pengikatan suhu yang
paling tepat kira-kira 23 C°
c. Jumlah air yang Dibutuhkan
Agar reaksi kimia antara semen dan air berlangsung dengan
memuaskan, dibutuhkan air sebanyak kira-kira 20% dari
berat semen.
Agregat halus dapat berupa pasir alam, pasir hasil olahan atau
gabungan dari kedua pasir tersebut. Sesuai dengan SNI 03 – 2847
– 2002, bahwa agregat halus merupakan agregat yang
mempunyai ukuran butir maksimum sebesar 5,00 mm. Adapun
syarat-syarat agregat halus (pasir) untuk campuran beton adalah
sebagai berikut
a. Kadar lumpur Atau bagian butir yang lebih kecil dari 75
mikron (ayakan no 200) dalam % berat maksimum:
* Untuk beton yang mengalami abrasi, 3 %.
* Untuk beton jenis lainnya, 5.0 %.
b. Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah
direpihkan (Friable partikel), maksimum 0,5 %.
c. Kandungan arang dan lignit
d. Bebas dari zat organik yang merugikan beton.
e. Tidak boleh mengandung bahan yang reaktif terhadap alkali jika
agregat halus digunakan untuk membuat beton yang akan
mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang akan
berhubungan dengan tanah basah.
f. Sifat kekal, diuji dengan larutan garam sulfat
1)Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian hancur maksimum 10 %.
2) Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian hancur maksimum 15 %.
Agregat Kasar
Agregat kasar dapat berupa kerikil, pecahan kerikil, batu pecah,
terak tanur tiup atau beton semen hidrolis yang dipecah.
Agregat kasar merupakan agregat yang mempunyai ukuran butir
antara 5,00 mm sampai 40 mm. Agregat kasar (kerikil/batu
pecah) yang akan dipakai untuk membuat campuran beton harus
memenuhi persyaratan-persyaratansebagai berikut :
2. Kebersihan Agregat
Bahan - bahan yang dapat mengotori agregat antara lain :
a. Lempung dan lanau
b. Mika
c. Fragmen-fragmen kayu dan arang batu
d. Bahan organik
e. Humus
f. Garam-garam organik
g. Gips
Penakaran (batching)
Pencampuran/pengadukan (mixing)
Pengangkutan (transporting)
Pemadatan (compacting)
Penyelesaian (finishing)
Perawatan (curing)
Penakaran (batching)
• Bila lebih tebal dari itu maka udara akan terjebak dan tidak
dapat keluar, biarpun memakai penggetar.
Pemadatan (compacting)
Setelah beton diaduk, diangkut dan dituangkan, ia masih
mngandung udara dalam bentuk rongga udara.
Pemadatan adalah untuk mengeluarkan udara sebanayak
mungkin, kalau dapat kurang dari 1 % (tidak termasuk
air entrainment).
• Jumlah udara yg terjebak tergantung pada
kelecakan beton segar. Beton dengan slump
sebesar 25 mm mengandung udara 20%. Itu
sebabnya beton denan slump rendah memerlukan
pemadatan yg lebih baik.
Batang Rojokan harus cukup panjang untuk mencapai dasar acuan, dan cukup
tipis untuk lewat antara tulangan dan acuan.
Pemadatan dengan Vibrator
Vibrasi baik internal maupuin eksternal adalah metode yg paling banyak
dipakai.
Bila beton digetarkan, gsekan antara butir agregat kasar dihilangkan sementara
beton menjadi seperti cair. Ia settle di alam acuan di bawah aktifitas gravitasi
dan buih udara besar yg terjebak lebih mudah naik ke permukaan.
Pada lantai pabrik dimana akan terdapat beban berat dan gesekan, permukaan beton
perlu diperkeras dgn memadatkan dgn alat trowel. Ini dilkukan setelah beton mulai set
dan cukup keras untuk menerima tekanan alat sehingga air dan material halus tidak naik
ke permukaan. Bila di tunda terlalu lama akan sulit dikerjakan. Kadang-kadang
ditambah serbuk besi utk memperkeras permukaan.
Perawatan (curing )
Jumlah air di dalam beton cair sebetulnya sudah lebih dari cukup
(sekitar 12 liter per ak semen) untuk mnyelesaikan reaksi hidrasi.
Namun sebagian air hilang karena menguap sehingga hidrasi
selanjutnya terganggu.
Karena hidrasi relatif cepat pd hari-hari pertama, perawatan yg
ling penting adalah pada umur mudanya.
Kehilangan air yg cepat juga menyebabkan beton menyusut,
terjadi tegangan tarik pada beton yg sedang mengering sehingga
dpt menimbulkan retak.
Beton dirawat sebanyak 7 hri akan lebih kuat sekitar 50%
daripada beton tidak dirawat.
Terima kasih