Anda di halaman 1dari 10

MODEL CIRC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENULIS TEKS PIDATO DAN KEMANDIRIAN BELAJAR


(CIRC Model to Improve Speech Text Writing Ability and Learning Independence)

Rini Septiana Mulyasari


IKIP Siliwangi Bandung
HP 089689289888
E-mail: riniseptianamulyasari85@gmail.com

Abstrak: Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan


salah satu model kooperatif yang fokus menekankan pengembangan kemampuan membaca
dan menulis siswa. Dalam pelaksanaannya, model ini membantu siswa dalam memahami
sebuah bacaan dengan cara berkelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar
piikiran dengan teman lain, sehingga siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Tahap-
tahap dalam pelaksanaan model CIRC adalah (1) Orientasi, (2) Organisasi, (3) Pengenalan
konsep, (4) Publikasi, (5) Penguatan dan refleksi. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan: (1) pengembangan model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) untuk meningkatkan kemampuan menulis teks pidato dan
kemandirian belajar peserta didik di SMP Kabupaten Karawang. Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan yang dilaksanakan untuk menjawab beberapa permasalahan yang
terjadi di tempat tugas peneliti bekerja dan di beberapa SMP di Kabupaten Karawang.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik dan guru SMP yang berada di Kabupaten
Karawang. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa terjadi peningkatan kemampuan
menulis teks pidato dan kemandirian belajar, yang ditandai dengan meningkatnya
keaktifan peserta didik pada Siklus I dengan nilai rerata sebesar 16,25 dan nilai rerata pada
siklus II sebesar 18,93 dengan nila rerata maksimal sebesar 25. Peningkatan kemampuan
menulis teks pidato ditandai dengan meningkatnya ketuntasan belajar peserta didik, yaitu
nilai rerata pada siklus I sebesar 77,31 dan nila rerata pada siklus II sebesar 81,37.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengembangan Model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) efektif diterapkan dalam meningkatkan pembelajaran
menulis teks pidato dan kemandirian belajar peserta didik.
Kata Kunci: CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), menulis teks
pidato, kemandirian belajar

Abstract: The Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) model is a


cooperative model that focuses on the development of students' reading and writing skills.
In practice, this model helps students understand a reading in groups. Each member of the
group exchanges ideas with other friends, so that students are active in learning activities.
The stages in implementing the CIRC model are (1) Orientation, (2) Organization, (3)
Introduction to concepts, (4) Publication, (5) Strengthening and reflection. This study aims
to describe: (1) the development of the Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) model to improve the ability to write speech texts and the learning independence of
students in SMP Kabupaten Karawang. This research is a development research
conducted to answer some of the problems that occur at the researcher's assignment and
in several junior high schools in Karawang Regency. The subjects of this study were junior
high school students and teachers in Karawang Regency. Based on the results of the study,
it is proven that there is an increase in the ability to write speech texts and independent
learning, which is indicated by the increased activity of students in Cycle I with a mean
value of 16.25 and a mean value in Cycle II of 18.93 with a maximum average value of 25.
The ability to write speech texts is marked by the increase in students' learning

1
completeness, namely the mean value in cycle I is 77.31 and the mean value in cycle II is
81.37. The conclusion of this research is that the development of the Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) Model is effectively applied in improving the
learning of writing speech texts and the learning independence of students.
Keywords: CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), writing speech
texts, independent learning

PENDAHULUAN
Menulis bukanlah suatu keterampilan yang mudah untuk dipelajari, karena
keterampilan menulis dapat diperoleh melalui proses belajar yang memerlukan ketekunan
berlatih. Nurgiyantoro (2013:136) menyatakan bahwa menulis merupakan kemampuan
yang lebih sulit dikuasai dibandingkan tiga kemampuan lain yaitu menyimak, berbicara,
dan membaca. Kesulitan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Semakin rajin peserta didik berlatih terampilan menulis yang dimilki juga akan semakin
meningkat. Untuk itu peserta didik perlu dimotivasi supaya gemar menulis. Di era
globalisasi seperti ini keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Dalam dunia pendidikan,
keterampilan menulis mempunyai arti yang sangat penting. Dengan berlatihnya peserta
didik menulis dan mengungkapkan ide, peserta didik akan terampil dan terarah
kemampuan berekspresinya. Pelaksanaan pembelajaran menulis yang bervariasi meliputi
metode, teknik, dan media pembelajaran yang bervariasi akan mendorong minat peserta
didik untuk meningkatkan keterampilan menulisnya. Kemampuan menulis teks pidato
tidak terlepas dari keterampilan menulis yang merupakan salah satu keterampilan
berbahasa di samping keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan
menyimak yang menjadi tujuan setiap pengajaran bahasa di Sekolah mata pelajaran bahasa
dan sastra Indonesia dengan Kompetensi Inti: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di Sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Sedangkan Kompetensi Dasar: (4.4) Menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan
dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) secara lisan
dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan. Dengan indikator:
Menyusun teks pidato persuasif dan Menyajikan pidato persuasif secara menarik.
Menurut Warsidi (2008:72), pidato adalah kata-kata yang disampaikan dan ditujukan
kepada orang banyak.
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tersebut keterampilan
menulis teks pidato perlu dipelajari oleh peserta didik. Di samping itu, keterampilan
menulis teks pidato relevan dengan kebutuhan peserta didik misalnya, dalam suatu
organisasi peserta didik sering terlibat dengan kegiatan berpidato. Pada saat pemilihan
ketua OSIS, acara perpisahan peserta didik, peringatan hari besar nasional, peringatan hari
besar keagamaan, dan juga keperluan berinteraksi sosial dalam acara-acara
kemasyarakatan. Keterampilan menulis teks pidato perlu dimiliki setiap peserta didik,
tetapi pada pembelajaran menulis teks pidato kecenderungan peserta didik malas dan
pembelajaran menulis di SMP yang dilaksanakan selama ini kurang produktif, dalam arti
manfaat atau hasil dari pembelajaran menulis teks pidato hanya sebatas pengetahuan bagi
peserta didik karena realisasinya dalam kehidupan sehari-hari kurang. Guru bahasa dan
sastra Indonesia pada umumnya menerangkan hal-hal yang berkenaan dengan teori
menulis teks pidato. Sementara pelatihan menulis teks pidato jarang diimplementasikan.
Akibatnya keterampilan menulis teks pidato yang dimiliki peserta didik rendah. Teks
pidato dan berpidato sangat erat hubungannya. Teks pidato sebagai persiapan sebelum

2
tampil berpidato dihadapan publik dan teks pidato turut ambil bagian dalam menentukan
keberhasilan berpidato. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa dan sastra
Indonesia SMP Negeri di Karawang, kemampuan menulis teks pidato peserta didik,
khususnya di kelas IX masih rendah. Standar kompetensi kelulusan minimal (KKM) yang
ditetapkan untuk KD menulis teks pidato adalah 70 sedangkan nilai rata-rata kelas IX pada
pembelajaran menulis teks pidato adalah 6,6. Adapun rendahnya kemampuan menulis
tersebut disebabkan oleh: kurangnya minat peserta didik dalam hal menulis teks pidato itu
sulit, sulitnya mengembangkan topik karena kurannya pengetahuan, perbendaharaan kata
yang kurang memadai untuk menulis teks pidato dengan lancar, dan kurangnya
pengetahuan mengenai sistematika menulis teks pidato yang baik dan benar. Dalam belajar
minat sebagai awal yang menentukan segalanya, karena minat merupakan kecenderungan
hati, keinginan atau ketertarikan yang tinggi terhadap sesuatu. Tanpa adanya minat dalam
belajar, keinginan untuk memperdalam materi menjadi kurang berminat cenderung
melakukan aktifitas yang lain dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika
diadakan evaluasi ringan banyak peserta didik yang menunjukkan tidak paham pada materi
yang telah disampaikan oleh guru, lalu mengatakan bahwa menulis teks pidato itu sulit.
Kurangnya minat dan adanya anggapan bahwa menulis teks pidato itu sulit, merupakan
hambatan yang saling berkaitan, untuk itu motivasi sangat diperlukan untuk menumbuhkan
minat peserta didik dalam belajar menulis teks pidato dan mengahapus anggapan bahwa
menulis teks pidato itu sulit. Topik dalam menulis teks pidato merupakan salah satu
penunjang keefektifan apa yang ingin disampaikan pembicara kepada khalayak ramai atau
penulis kepada pembaca. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu pengetahuan,
pengalaman, pengamatan, pendapat, penalaran, buku bacaan, dan khalayak.
Perbendaharaan kata yang kurang memadai atau kosakata yang rendah disebabkan oleh
rendahnya minat baca peserta didik. Dengan rajin membaca buku ilmu pengetahuan luas,
sehingga kendala sulitnya mengembangkan topik karena kurangnya pengetahuan dan
perbendaharaan kata yang kurang memadai dalam meningkatkan keterampilan menulis
teks pidato dapat teratasi.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks pidato dalam penelitian ini
adalah pendekatan Model CIRC. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman dalam membaca, menulis, memahami kosakata
dan seni berbahasa. Fokus utama kegiatan Model CIRC adalah membuat penggunaan
waktu menjadi lebih efektif. Peserta didik dikondisikan dalam tim-tim kooperatif yang
kemudian dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi
tujuan lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Tujuan
utama Model CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para peserta
didik mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.
Tahapan dalam model ini antara lain sebagai berikut: Orientasi, Organisasi, Pengenalan
konsep, Publikasi, dan Penguatan dan refleksi.
Model CIRC ini menggabungkan kegiatan membaca dengan kegiatan lainnya, seperti
menulis, diskusi, dan presentasi terpadu. Menurut Huda (2016: 221-222), tujuan
pembelajaran pada model CIRC ini peserta didik dituntut untuk bekerja sama dalam
mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas, sehingga
terbentuknya pemahaman dan pengalaman belajar yang baik.
Pengembangan model dalam suatu pembelajaran, tentu sangat penting, karena sangat
berpengaruh pada hasil belajar. Maka dari itu pengembangan model merupakan langkah
awal yang harus dicapai dalam pembelajaran. Jika peserta didik sudah paham terhadap
suatu materi, maka akan memperoleh hasil yang baik. Sesuai dengan UU RI NO 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni, Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

3
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Permasalahan yang dikemukakan di atas, menjadi acuan bagi penulis untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di masa mendatang. Dengan adanya permasalahan
tersebut, penulis berusaha untuk memperbaiki pembelajaran, agar peserta didik lebik aktif
dalam belajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC).
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, penulis akan melakukan Penelitian dengan
judul “Pengembangan Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Pidato dan Kemandirian Belajar Peserta
didik di SMP Kabupaten Karawang.

LANDASAN TEORI
Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
CIRC adalah salah satu model pembelajaran kooperatif terpadu membaca, dan
menulis, di mana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk meningkatkan
kemapuan pemahaman dalam membaca, menulis, memahami kosakata dan seni berbahasa.
Fokus utama kegiatan CIRC adalah membuat penggunaan waktu menjadi lebih efektif.
Peserta didik dikondisikan dalam tim-tim kooperatif yang kemudian dikoordinasikan
dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi tujuan lain seperti pemahaman
membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Tujuan utama CIRC adalah
menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para peserta didik mempelajari
kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas (Slavin, 2010:203).
Tahapan dalam model ini antara lain sebagai berikut: (1) Orientasi. Pada fase ini, guru
melakukan apersepsi dan pengetahuan awal peserta didik tentang materi yang akan
diberikan. Kegiatan ini juga memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada
peserta didik. (2) Organisasi. Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok,
dengan memperhatikan keheterogenan akademik. Membagikan bahan bacaan tentang
materi yang akan dibahas kepada peserta didik. Menjelaskan mekanisme diskusi kelompok
dan juga tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran berlangsung. (3)
Pengenalan konsep. Mengenalkan tentang suatu konsep baru yang mengacu pada hasil
penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa didapat dari keterangan guru, buku paket,
film, kliping, poster atau media lainnya. (4) Publikasi. Peserta didik mengkomunikasikan
hasil temuan-temuannya. Membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas baik
dalam kelompok atau di depan kelas. (5) Penguatan dan refleksi. Pada fase ini guru
memberikan penguatan berhubungan dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-
penjelasan ataupun memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Langkah
selanjutnya peserta didik diberi kesempatan untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil
pembelajarannya.

Kemampuan Menulis Teks Pidato


Marwoto dikutip dalam Dalman (2014:4) menyatakan bahwa menulis adalah
mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dengan
demikian tulisan dapat membantu menjelaskan gagasan-gagasan yang ada di dalam pikiran
seseorang. Sedangkan kemampuan menulis teks pidato adalah kegiatan menuangkan ide,
gagasan, pikiran, informasi dalam penyampaiannya memanfaatkan struktur bahasa dan
kosa kata dengan media tulisan. Aspek dalam kemampuan menulis teks pidato antara lain:

4
(1) Isi Gagasan, (2) Organisasi, (3) Gaya: Pilihan Struktur Kosa Kata/Diksi, (4) Tata
Bahasa, dan (5) Ejaan.

Kemandirian Belajar
Hamzah B. Uno (2011: 77-78) mendefinisikan kemandirian Belajar adalah
kemampuan peserta didik dalam mengelola diri, mengarahkan diri, dan mengontrol diri
melalui menentukan sikap yang ditunjukkan oleh perilaku peserta didik, sehingga peserta
didik mampu menempatkan dirinya sesuai peran ketika melakukan kerja individu maupun
kelompok. Indikator kemandirian belajar adalah: (1) kemauan untuk belajar tinggi, (2)
bertanggungjawab di dalam menyelesaikan kewajiban, (3) tidak mudah terpengaruh orang
lain dalam proses penentuan keputusan, (4) berinisiatif dalam melakukan sesuatu, (5)
percaya diri dalam bertindak, dan (6) mampu bekerja sama dengan orang lain.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembagan (Reserach and Development)
dengan model Borg and Gall, berjenis kuantitatif. Menurutnya bahwa model
pengembangan untuk mengembangkan suatu produk sehingga menjadi efektif dan dapat
digunakan sebagai latihan di sekolah. Penelitian dan pengembangan model Borg and Gall
dapat digunakan untuk merancang produk baru dan prosedur. Dikembangkan melalui
beberapa tahapan secara sistematik diuji di lapangan, dievaluasi, dan disempurnakan,
sehingga tujuan dari penelitian pengembangan ini sampai memenuhi kriteria yang
ditentukan seperti keefektifan, kualitas, atau standar dalam penelitian (Meredith D. Gall,
2003:89).
Penelitian ini dilakukan di SMP Kabupaten Karawang antara lain: SMP Negeri 2
Karawang Timur, SMP Negeri 2 Karawang Barat, dan SMPN 8 Karawang Barat. Ketiga
SMP tersebut berstatus Negeri dan berada dalam satu Komisariat, yaitu Komisariat
Karawang Kota. Adapun alasan penelitian ini dilaksanakan di SMP-SMP tersebut adalah
sebagai berikut: 1) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar keterampilan menulis teks
pidato perlu dipelajari oleh peserta didik. Di samping itu, keterampilan menulis teks pidato
relevan dengan kebutuhan peserta didik misalnya, dalam suatu organisasi peserta didik
sering terlibat dengan kegiatan berpidato; 2) SMP Negeri 2 Karawang Timur, SMP Negeri
2 Karawang Barat, dan SMPN 8 Karawang Barat merupakan sekolah-sekolah yang terbuka
dan bersedia menerima segala bentuk penelitian yang berhubungan dengan pendidikan,
terutama dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan profesionalitas guru.
Subjek penelitian ini adalah guru dan peserta didik, khususnya kelas IX dari ketiga SMP
tersebut. Dengan jumlah guru sebanyak 3 orang dan peserta didik sebanyak 120, terdiri
atas 3 SMP. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: 1)
berlangsungnya proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik
kelas IX di ketiga SMP tersebut; 3) informan, yaitu tiga guru adalah Bapak Madyara,
M.Pd., berasal dari SMPN 2 Karawang barat, Ibu Asih Murniasari, S.Pd., berasal dari
SMPN 2 Karawang Timur, dan Ibu Desi Sukmawati, M.Pd., berasal dari SMPN 8
Karawang Barat, serta beberapa peserta didik dari masing-masing SMP tersebut yaitu kelas
IX; dan 4) dokumen yang meliputi cacatan hasil observasi selama proses pembelajaran,
hasil tes peserta didik, daftar nilai, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), cacatan hasil
wawancara yang ditranskip, dan foto kegiatan pembelajaran. Teknik pengumpulan data
yang digunakan meliputi: observasi, wawancara, tes atau pemberian tugas. 1) Observasi
terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam mengelola kelas serta dalam
memancing keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menulis teks pidato yang sedang
berlangsung. Sementara itu, observasi terhadap peserta didik difokuskan dalam lima
indikator, yaitu: isi gagasan, Organisasi Isi, Gaya: pilihan struktur dan kosa kata/diksi, Tata

5
Bahasa, dan Ejaan. 2) Wawancara dengan guru dan peserta didik dilakukan pada setiap
siklus. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan
pembelajaran menulis teks pidato di kelas IX di SMP Negeri 2 Karawang Timur, SMP
Negeri 2 Karawang Barat, dan SMPN 8 Karawang Barat. 3) Tes atau Pemberian Tugas.
Dalam penelitian ini, guru melakukan tes atau memberikan tugas untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam menulis teks pidato setelah mengikuti pembelajaran
menulis teks pidato dan kemandirian belajar dengan pengembangan model Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC). Penelitian ini menggunakan model
pengembangan Borg and Gall, karena untuk mengembangkan suatu produk sehingga
menjadi efektif dan dapat digunakan sebagai latihan di sekolah. Penelitian dan
pengembangan model Borg and Gall dapat digunakan untuk merancang produk baru dan
prosedur. Dikembangkan melalui beberapa tahapan secara sistematik diuji di lapangan,
dievaluasi, dan disempurnakan, sehingga tujuan dari penelitian pengembangan ini sampai
memenuhi kriteria yang ditentukan seperti keefektifan, kualitas, atau standar dalam
penelitian.

PEMBAHASAN
Peningkatan kemampuan menulis teks pidato dinilai dari hasil observasi kinerja guru
dan peserta didik selama melaksanakan tindakan prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan, berikut diuraikan peningkatan kemampuan menulis teks
pidato peserta didik. Peningkatan kemampuan peserta didik selama proses pembelajaran
menulis teks pidato, mulai dari prasiklus, siklus I, dan siklus II dinilai dari lima indikator,
yaitu (1) Isi gagasan, (2) Organisasi isi, (3) Gaya: pilihan struktur dan kosa kata/diksi, (4)
Tata Bahasa, (5) Ejaan, dan (6) Melakukan tanya jawab terkait dengan materi atau
memberi penugasan.
Berdasarkan hasil pengamatan dari prasiklus sampai dengan siklus II, diketahui bahwa
indikator tersebut mengalami peningkatan. Pada observasi prasiklus nilai Orientasi peserta
didik adalah 12,75. Pada siklus I rata-rata nilai kinerja adalah 16,25. Dilanjutkan pada
siklus II, pembelajaran mulai berubah. Nilai rata-rata kemampuan peserta didik pada siklus
II adalah 18,93 dari skor maksimal yaitu 25.
Untuk lebih jelasnya, rekapitulasi peningkatan nilai kemampuan peserta didik dapat
dilihat pada gambar 1

Peningkatan Nilai Rerata Kemampuan


Peserta Didik dalam Mengikuti KBM
18.93
16.25

12.75

Pra-siklus Siklus I Siklus II

Gambar 1.
Peningkatan Nilai Rerata Kemampuan Peserta Didik dalam Mengikuti KBM

Nilai rata-rata peserta didik selalu mengalami peningkatan dari prasiklus sampai
dengan siklus II. Pada kegiatan prasiklus yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
awal peserta didik dalam menulis teks pidato diperoleh nilai rata-rata kemampuan menulis
6
teks pidato adalah 73,24 dengan nilai terendah 58,75 dan nilai tertinggi 87,5. Pada siklus I,
nilai terendah yang dicapai peserta didik adalah 68,75, sedangkan nilai tertinggi 87,5. Rata-
rata nilai kemampuan menulis teks pidato pada siklus I mencapai 78,67 Pada siklus II, nilai
terendah yang dicapai peserta didik adalah 70, sedangkan nilai tertinggi 90. Rata-rata nilai
kemampuan menulis teks pidato pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 81,37.
Nilai rerata tersebut sudah melebihi KKM yang ditentukan yaitu 80. Untuk lebih jelasnya,
rekapitulasi peningkatan nilai kemampuan menulis teks pidato peserta didik dari prasiklus
sampai dengan siklus II dapat dilihat pada gambar 2.

Peningkatan Nilai Rerata


Kemampuan Menulis Teks Pidato
82.97

78.67

73.24

Pra-siklus Siklus I Siklus II


Gambar 2.
Peningkatan Nilai Rerata Kemampuan Menulis Teks Pidato

Berdasarkan hasil penilaian kemampuan menulis teks pidato peserta didik, dapat
diketahui persentase keberhasilan peserta didik yang dapat mencapai nilai KKM yang telah
ditentukan (80) dan persentase peserta didik yang belum mencapai KKM. Berikut disajikan
persentase keberhasilan atau ketuntasan belajar peserta didik dalam pembelajaran menulis
teks pidato. Untuk lebih jelasnya peningkatan nilai ketuntasan belajar peserta didik dapat
dilihat pada gambar 3.

Peningkatan Persentase Nilai Ketuntasan belajar dalam Menulis Teks Pidato

81.25 81.25
90
80
70 53.13
46.88
60
50
40 18.25 18.75
30
20
10
0
Pra-siklus Siklus I Siklus II

Tuntas Belum Tuntas


Gambar 3.
Peningkatan Persentase Nilai Ketuntasan Belajar dalam Menulis Teks Pidato

Berdasarkan gambar diagram di atas, dapat dilihat bahwa: (1) persentase jumlah
peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan belajar menulis teks pidato pada prasiklus
sebanyak 18,75% (6 peserta didik) dan yang belum tuntas sebanyak 81,25% (26 peserta
didik); (2) persentase jumlah peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan belajar menulis
teks pidato pada siklus I sebanyak 53,125% (17 peserta didik) dan yang belum tuntas
46,875% (15 peserta didik); dan (3) persentase jumlah peserta didik yang mencapai nilai
ketuntasan belajar menulis teks pidato pada siklus II sebanyak 81,25% (26 peserta didik)
dan yang belum tuntas 18,75% (6 peserta didik).
7
Tabel 1.
Rekapitulasi Peningkatan Nilai Proses dan Hasil Belajar Menulis Teks Pidato

Rata-Rata
No Objek Penilaian
Pra-siklus Siklus I Siklus II
1. Kemampuan Siswa 12,75 16,25 18,93
Kemampuan Menulis Teks
2. Pidato 73,44 77,31 81,37

Berdasarkan perumusan masalah dan deskripsi hasil pengamatan tindakan, tujuan


penelitian serta paparan hasil penelitian, berikut ini dijabarkan pembahasan hasil yang
meliputi hal-hal berikut ini.
Peningkatan kemampuan peserta didik, meningkatnya kemampuan peserta didik
melalui pengembangan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
dan kemandiran belajar, pengembangan model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dan kemandirian belajar ternyata memberikan kontribusi yang luar
biasa dalam proses pembelajaran menulis teks pidato pada peserta didik kelas IX SMP di
kabupaten Karawang. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan yang cukup
signifikan ketika sebelum dan setelah pengembangan model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dan kemandirian. Setelah diterapkannya model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan kemandirian belajar
didapatkan hasil bahwa lebih dari 75% peserta didik dapat aktif dalam pembelajaran
dengan hasil perolehan nilai yang memuaskan. Peningkatan kemampuan menulis teks
pidato dinilai dari hasil observasi kemampuan peserta didik selama melaksanakan tindakan
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan, berikut diuraikan
peningkatan kemampuan peserta didik. Peningkatan kemampuan peserta didik selama
proses pembelajaran menulis teks pidato, mulai dari prasiklus, siklus I, dan siklus II dinilai
dari lima indikator, yaitu (1) kemauan untuk belajar tinggi, (2) bertanggung-jawab di
dalam menyelesaikan kewajiban, (3) tidak mudah terpengaruh orang lain dalam proses
penentuan keputusan, (4) berinisiatif dalam melakukan sesuatu, (5) percaya diri dalam
bertindak, dan (6) mampu bekerja sama dengan orang lain. Kemampuan peserta didik juga
bertambah dalam pembelajaran menulis teks pidato. Peserta didik lebih mampu dalam
mengeluarkan pendapat maupun mampu saat berdiskusi.
Pengembangan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan
kemandirian belajar merupakan salah satu variasi model mengajar yang membuat peserta
didik aktif dan diyakini mampu meningkatkan kesuksesan peserta didik dan keterampilan
pembelajaran lebih baik daripada model pembelajaran tradisional.
Hal di atas dapat tercapai dengan baik karena adanya interaksi yang bagus antara guru
dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Juga ketepatan strategi pembelajaran
menjadi salah satu faktor penting keberhasilan dalam penelitian. Hal ini diharapkan dapat
memaksimalkan kemampuan peserta didik dalam belajar, sehingga apa yang menjadi
tujuan bersama dalam proses belajar-mengajar dapat tercapai dan memberikan manfaat
yang luar biasa bagi peserta didik dan juga guru. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan
bahwa pengembangan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
dan kemandirian belajar memang terbukti sangat efektif dan tepat digunakan dalam
meningkatkan kemampuan kemampuan peserta didik dalam menulis teks pidato peserta

8
didik kelas IX SMP di kabupaten Karawang. Peningkatan kemampuan menulis teks pidato
peserta didik kelas IX SMP di kabupaten Karawang melalui pengembangan model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan kemandirian belajar,
metode pembelajaran yang inovatif dan pemanfaatan media yang sesuai turut
mempengaruhi ketercapaian kompetensi tersebut. Metode pembelajaran merupakan unsur
penting keberhasilan guru dalam mengajar. Dengan menguasai beberapa metode
pembelajaran, maka seorang guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariatif
sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran dapat
tercapai. Tindakan dalam penelitian ini adalah kemampuan belajar menulis teks pidato
menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan
kemandirian belajar. Kegiatan belajar mengajar menulis teks pidato dengan menggunakan
model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan kemandirian belajar
dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dan siklus II masing-masing dilaksanakan dalam
dua pertemuan. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis pada prasiklus, siklus I, dan
siklus II dapat dikemukakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan kemandirian belajar pada
peserta didik kelas IX SMP di kabupaten Karawang mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut meliputi peningkatan kemampuan dalam proses pembelajaran yaitu meningkatnya
kemampuan peserta didik dan hasil pembelajaran yang dapat dilihat dari peningkatan
kemampuan menulis teks pidato peserta didik. Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) tepat digunakan dalam pembelajaran menulis teks pidato karena
dengan pembelajaran kooperatif kondisi kelas dapat menjadi dinamis sehingga interakasi
terjadi multi-arah. Peran teman sebaya dalam belajar bersama memegang peranan penting
untuk memunculkan kemandirian dan motivasi peserta didik dalam memahami
pembelajaran. Kemandirian belajar peserta ddik diharapkan untuk membisakan belajar
mandiri, tidak selalu bergantung dengan orang lain, percaya diri, bangga dengan nilai yang
diraihnya serta mampu mengontrol dirinya sendiri dan selanjutnya menuangkan ide-ide
dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan teks pidato.

SIMPULAN
Pengembangan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
untuk meningkatkan kemampuan menulis teks pidato dan kemandirian belajar dapat
meningkatkan kualitas proses belajar pada pembelajaran menulis pidato. Hal tersebut
ditandai melalui peningkatan rerata nilai kemandirian peserta didik. Nilai rerata
kemandirian belajar peserta didik pada prasiklus adalah 12,75 dari nilai maksimal 25
dengan kriteria sedang, pada siklus I adalah 16,25 dari nilai maksimal 25 dengan kriteria
sedang, pada siklus II adalah 18,93 dari nilai maksimal 25 dengan kriteria baik.
Pengembangan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan
kemandirian belajar dapat meningkatkan kemampuan menulis teks pidato. Dengan kata
lain, pengembangan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan
kemandirian belajar dapat meningkatkan kemampuan menulis teks pidato pada peserta
didik kelas IX SMP. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari peningkatan rata-rata nilai
kemampuan menulis teks pidato dan persentase ketuntasan belajar pada setiap siklusnya.
Pada prasiklus nilai rata-rata tes kemampuan menulis teks pidato mencapai 73,44 dengan
persentase ketuntasan belajar 18,75%. Pada siklus I nilai rata-rata tes kemampuan menulis
teks pidato mencapai 77,31 dengan persentase ketuntasan belajar 53,125%. Pada Siklus II
nilai rata-rata tes kemampuan memahami teks pidato 81,375 dengan persentase ketuntasan
belajar 81,25%. Pengembangan model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) dan kemandirian belajar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru
dalam memberikan materi menulis teks pidato kepada peserta didik. Dilihat dari segi

9
proses, pengembangan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
dan kemandirian belajar dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam diskusi
kelompok dan minat menulis teks pidato peserta didik. Dari segi hasil penggunaan model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan kemandirian belajar dapat
meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis teks pidato peserta didik. Peningkatan
tersebut dapat dilihat dari hasil kerja peserta didik dalam menulis teks pidato. Langkah-
langkah efektif yang dapat dilakukan dalam pengoptimalan pengembangan model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan kemandirian belajar dalam
pembelajaran menulis teks pidato meliputi: (1) orientasi, (2) organisasi, (3) pengenalan
konsep, (4) publikasi, dan (5) penguatan dan refleksi. Melihat penjelasan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengembangan model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dan kemandirian belajar dapat meningkatkan kemampuan menulis
teks pidato peserta didik kelas IX SMP di Kabupaten Karawang. Pengembangan model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) tepat digunakan dalam
pembelajaran menulis teks pidato karena dengan pembelajaran kooperatif kondisi kelas
dapat menjadi dinamis, sehingga interakasi terjadi multi-arah. Peran teman sebaya dalam
belajar bersama memegang peranan penting untuk memunculkan kemandirian dan
motivasi dalam memahami pembelajaran. Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) tepat digunakan dalam pembelajaran menulis pidato, karena dengan
kemandirian, peserta didik diharapkan untuk membisakan belajar mandiri, tidak selalu
bergantung dengan orang lain, percaya diri, bangga dengan nilai yang diraihnya serta
mampu mengontrol dirinya sendiri dan selanjutnya menuangkan ide-ide dan gagasannya ke
dalam bentuk tulisan teks pidato.

DAFTAR PUSTAKA
Borg & Gall. (2003). Education Research. New York: Allyn and Bacon.
Dalman. (2014). Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hamzah B. Uno. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara
Huda, M. (2016). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nurgiyantoro, Burhan. (2013). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jogjakarta: BPFE.
Slavin, Robert E. (2010). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. (Terjemahan
Narulita Yusron). Bandung: Nusa Media.
Warsidi, E dan Farika. (2008). Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas, Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas,

10

Anda mungkin juga menyukai