Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

(BBLR) DENGAN RDN

Disusun Oleh :

MUHAMMAD REZA ANUGRAH

PO7220219104

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PROGRAM STUDI


SARJANA TERAPAN

KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2021


A. DEFINISI
a. Pengertian BBLR
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram
(Arief dan Weni, 2016).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) Acuan lain dalam pengukuran BBLR juga
terdapat pada Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) gizi.Dalam
pedomantersebut bayi berat lahir rendah (BBLR) bayi yang lahir dengan beratkurang dari
2500 gram diukur pada saat lahir atau sampai hari ke tujuh setelah lahir (Putra,2012).
b. Pengertian RDS
Respiratory Distress Syndrome (RDS) atau sindrom gawat napas. Ini adalah
gangguan pernapasan pada bayi. Dahulu penyakit ini dikenal dengan nama penyakit
membran hialin. RDS bisa mengakibatkan bayi memerlukan oksigen tambahan dan
bantuan pernapasan.
Perkembangan penyakit dengan RDS bergantung pada ukuran dan usia kehamilan
bayi, tingkat keparahan penyakit, keberadaan infeksi, apakah bayi mengalami
kelaintan jantung atau patent ductus arteriosus, dan apakah bayi membutuhkan
bantuan mekanis untuk bernapas. Biasanya RDS memburuk pada 48 pertama sampai
72 jam, kemudian membaik setelah mendapatkan pengobatan.
B. ETIOLOGI
Etiologi dari BBLR dapat dilihat dari faktor maternal dan faktor fetus. Etiologi
dari maternal dapat dibagi menjadi dua yaitu prematur dan IUGR (Intrauterine Growth
Restriction). Yang termasuk prematur dari faktor maternal yaitu Preeklamsia, penyakit
kronis, infeksi, penggunaan obat, KPD, polihidramnion, iatrogenic, disfungsi plasenta,
plasenta previa, solusio plasenta, inkompeten serviks, atau malformasi uterin. Sedangkan
yang termasuk IUGR (Intrauterine Growth Restriction) dari faktor maternal yaitu
Anemia, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit kronis, atau pecandu alcohol atau
narkortika. Selain etiologi dari faktor maternal juga ada etiologi dari faktor fetus. Yang
termasuk prematur dari faktor fetus yaitu Gestasi multipel atau malformasi. Sedangkan,
yang termasuk IUGR (Intrauterine Growth Restriction) dari faktor fetus yaitu Gangguan
kromosom, infeksi intrauterin (TORCH), kongenital anomali, atau gestasi multipel
(Bansal, Agrawal, dan Sukumaran, 2013).

C. KLASIFIKASI

Bayi BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan
sesuai dengan berat badan untuk masa ke hamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan –
Sesuai Masa Kehamilan (NKB – SMK).
Makin rendah masa Gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan makin tinggi
morbiditas dan mortalitas nya. Melalui pengelolaan yang optimal dan dengan cara yang
kompleks serta menggunakan alat alat yang canggih, beberapa gangguan yang
berhubungan dengan prematuritas dan dapat di obati, sehingga gejala sisa yang mungkin
diderita di kemudian hari dapat dicegah atau dikurangi
Bayi prematuritas murni digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu:
 Bayi yang sangat prematur (extremely premature) (BBLER) dengan berat badan
lahir 1000-1500 gram pada saat lahir
 Bayi pada derajat Prematur yang sedang (moderately premature) (BBLSR)
dengan berat badan lahir 1500-2000 gram pada saat lahir
 Borderline Premature Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) prematuritas
murni, yaitu BBLR yang mengalami masa gestasi kurang dari 37 minggu. Berat
badan pada masa gestasi itu pada umumnya biasa disebut neonatus kurang bulan
untuk masa kehamilan (Saputra, 2014).
2. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dismatur, Yaitu BBLR yang memiliki
berat badan yang kurang dari seharusnya pada masa kehamilan. BBLR dismatur
dapat lahir pada masa kehamilan preterm atau kurang bulan-kecil masa
kehamilan, masa kehamilan term atau cukup bulan-kecil masa kehamilan, dan
masa kehamilan post-term atau lebih bulan-kecil masa kehamilan (Saputra, 2014).

D. EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian BBLR di Indonesia bervariasi antara satu daerah dengan daerah
lain, yaitu berkisar antara 9% - 30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka
BBLR dengan rentang 2.1% - 17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI,
angka BBLR sekitar 7,5 %. Menurut Data WHO, bahwa prevalensi kejadian BBLR di
dunia yaitu 20 juta (15.5%) setiap tahunnya, dan negara berkembang menjadi kontributor
terbesar yaitu sekitar 96.5% (WHO, 2018). Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang, dimana prevalensi BBLR masih cukup tinggi. Indonesia menduduki
peringkat ke-9 tertinggi di dunia terkait angka kejadian BBLR, yaitu sebesar lebih dari
15,5% dari kelahiran bayi setiap tahunnya (Ika, 2015). Di Provinsi Kalimantan Timur
pada tahun 2018, kejadian BBLR masih tergolong tinggi, yaitu lebih dari 7% berdasarkan
56.6% yang memiliki catatan berat lahir (RISKESDAS, 2018).

E. FAKTOR RESIKO
a. Faktor Ibu
(status gizi, umur, paritas, status ekonomi), riwayat kehamilan buruk (pernah melahirkan
BBLR, aborsi), asuhan antenatal care yang buruk, keadaan janin. Wanita dengan status
ekonomi rendah cenderung memiliki asupan makanan yang tidak memadai, sanitasi
tempat tinggal yang buruk, dan kemampuan untuk mencari perawatan selama kehamilan
yang kurang sehingga dapat mempengaruhi berat lahir bayi mereka (Perera & Manzur,
2014)

b. Faktor Janin
Faktor janin yang dapat menyebabkan BBLR yaitu, kelainan kromosom, infeksius janin
kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
c. Faktor Plasenta
Faktor plasenta meliputi hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom transfusi
bayi kembar (sindrom parabiotik), dan kehamilan kembar.

F. MANISFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis atau biasa disebut gambaran klinis biasanya digunakan untuk
menggambarkan sesuatu kejadian yang sedang terjadi. Manifestasi klinis dari BBLR
dapat dibagi berdasarkan prematuritas dan dismaturitas. Manifestasi klinis dari
premataturitas yaitu :
a) Berat lahir bernilai sekitar < 2.500 gram, panjang badan < 45 cm, lingkaran dada < 30
cm, lingkar kepala < 33 cm.
b) Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
c) Kulit tipis dan mengkilap dan lemak subkutan kurang.
d) Tulang rawan telinga yang sangat lunak.
e) Lanugo banyak terutama di daerah punggung.
f) Puting susu belum terbentuk dengan bentuk baik.
g) Pembuluh darah kulit masih banyak terlihat.
h) Labia minora belum bisa menutup pada labia mayora pada bayi jenis kelamin perempuan,
sedangkan pada bayi jenis kelamin laki – laki belum turunnya testis.
i) Pergerakan kurang, lemah serta tonus otot yang mengalami hipotonik.
j) Menangis dan lemah.
k) Pernapasan kurang teratur.
l) Sering terjadi serangan apnea.
m) Refleks tonik leher masih lemah.
n) Refleks mengisap serta menelan belum mencapai sempurna (Saputra, 2014).
Selain prematuritas juga ada dismaturitas. Manifestasi klinis dari
dismaturitas sebagai berikut :
a. Kulit pucat ada seperti noda
b. Mekonium atau feses kering, keriput, dan tipis
c. Verniks caseosa tipis atau bahkan tidak ada
d. Jaringan lemak dibawah kulit yang masih tipis
e. Bayi tampak gersk cepat, aktif, dan kuat
f. Tali pusat berwarna kuning agak kehijauan (Saputra, 2014).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1) Pemeriksaan skor ballard (Ballard Score dikembangkan oleh Dr. Jeanne L. Ballard
untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan
fisik.)
2) Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan 20
3) Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah
4) Foto dada ataupun babygram diperlukan pada BBL dengan umur kehamilan kurang
bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat atau diperkirakan atau terjadi sindrom gawat
nafas. (hasan 2011)

H. PATOFISIOLOGI
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu,ibu
hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir rendah.apabila
dilihat dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil ganda yang mana pada
dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari satu,maka nutrisi atau gizi yang
mereka peroleh dalam rahim tidak sama dengan janin tunggal,yang mana pada hamil
ganda gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu harus terbagi sehingga kadang salah satu dari
janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR. Kemudian jika dikaji dari faktor
janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi dalam rahim yang mana dapat menggangu atau
menghambat pertumbuhan janin dalam rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi.
(Manggiasih danJaya.2016).
PATHWAY Prematuritas Dismaturitas

Retardasi pertumbuhan
Faktor ibu:dibawah umur (20 Faktor janin: Kelainan
Faktor placenta: intra uterin
th) Paritas, Ras, Infertilitas, kromosom, Malformasi,
Penyakit vaskuler,
Riwayat kehamilan tak baik, TORCH, kehamilan kembar
kehamilan ganda,
Rahim abnormal,stres,dan terlalu banyak
penyakit infeksi. cairan ketuban

Berat badan < 2500


Bayi lahir premature (BBLR/BBLSR)

Permukaan tubuh relative lebih luas Prematuritas

Fungsi organ-organ belum baik

Kehilangan panas

Resiko infeksi
Resiko Ketidak
seimbangan tubuh
Reflek menelan belum sempurna

Sumber: Nanda jilid 2 (2015) Pertumbuhan dinding dada belum sempurna


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Vaskuler paru imatur

Ketidakefektifan
polanafas
PATHWAY RDN

Atelektasis

Hipoksemia

Asidosis

Transudasi

Penurunan aliran
darah paru

Hambatan pembentukan
zat surfaktan

Atelektasis

Berlangsung terus
menerus sampai
terjadi penyembuhan
atau kematian
I. PENATALAKSANAAN
Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
a. Pengaturan suhu

Untuk mencegah hipotermi,diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan istirahat


kosumsi O2 yang cukup.bila dirawat dalam inkubator maka suhunya untuk bayi dengan
BB 2 kg adalah 35 dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34. Bila tidak ada
inkubator,pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-
botol hanyat yang dibungkus dengan handuk atau lampu petromak didekat tidur bayi.bayi
dalam inkubator hanya dipakaikan popok untuk memudahkan pengawasan mengenai
keadaan umum,warna kulit,pernafasan,kejang dan sebagainya sehingga penyakit dapat
dikenali sedini mungkin, untuk mengukur suhu tubuh bayi menggunakan NTE (Natural
Thermal Environment).

b. Pengaturan makanan/nutrisi

Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi sedikit
secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan dini berupa glukosa, ASI atau
PASI mengurangi resiko hipoglikemia,dehidrasi atau hiperbilirubinia.bayi yang daya
isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut.umumnya bayi
dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa lambung
karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap dengan menelan. Dianjurkan
untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan steril untuk bayi dengan berat kurang dari
1000 gram,2-4 ml untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk
bayi dengan berat lebih dari 1500 gram. Apabila dengan pemberian makanan pertama
bayi tidak mengalami kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu
12-48 jam.

c. Mencegah infeksi

Bayi premature mudah terserang infeksi.hal ini disebabkan karena daya tubuh bayi
terhadap infeks kurang antibody relatif belum terbentuk dan daya fagositosis serta reaksi
terhadap peradangan belum baik. Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:

1) Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit
sebelum masuk keruangan rawat bayi.
2) Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah memegang
seorang bayi
3) Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang berhubungan
dengan bayi
4) Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan
5) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang bayi. (Nurafif & Hardi
2016)
d. PMK (Perawatan Metode Kanguru)
Merupakan salah satu alternatif perawatan bagi bayi prematur yang dapat dilakukan
oleh ibu. Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan bayi di dada ibu sehingga terjadi
kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi.
PATHWAY IKTERUS NEONATORUM

Hemoglobin

Hemo Globin

Feco Biliverdin

Peningkatan Pemecahan bilirubin berlebih


destruksi eritrosit, Hb
dan eritrosit
Suplai bilirubin
abnormal
melebihi tampungan

Hepar tidak mampu


melakukan konjugasi

Ikterik neonatus Peningkatan


bilirubin dalam Sebagian masuk
Ikterus pada sklera leher darah, obstruksi kembali ke siklus
dan badan, peningkatan usus, tinja amerohepatik
bilirubin indirect berwarna pucat

Kerusakan Indikasi
integritas kulit
Sinar dengan
intensitas tinggi

Kekurangan Resiko cidera Gangguan suhu


volume cairan tubuh

Ketidakefektifan
termoregulasi
J. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas pasien
Identitas pasien berupa: nama, tanggal lahir, usia, pendidikan, alamat, nama ayah
dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, agama, alamat, suku bangsa.
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga
professional.
3. Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama.
a. Munculnya keluhan
Tanggal munculnya keluhan, waktu munculnya keluhan (gradual/tiba-tiba), presipitasi/
predisposisi (perubahan emosional, kelelahan, kehamilan, lingkungan, toksin/allergen,
infeksi).
b. Karakteristik

Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi), lokasi dan radiasi, timing (terus


menerus/intermiten, durasi setiap kalinya), Hal-hal yang meningkatkan atau
menghilangkan atau mengurangi keluhan, gejala-gejala lain yang berhubungan.c.
Masalah sejak muncul keluhan.
Perkembangannya membaik, memburuk, atau tidak berubah.
4. Riwayat masa lampau
a. Prenatal
Keluhan saat hamil, tempat ANC, kebutuhan nutrisi saat hamil, usia kehamilan (preterm,
aterm, post term), kesehatan saat hamil dan obat yang diminum.
b. Natal
Tindakan persalinan (normal atau Caesar), tempat bersalin, obat-obatan yang digunakan.
c. Post natal
Kondisi kesehatan, apgar score, Berat badan lahir, Panjang badan lahir, anomaly
kongenital.
d. Penyakit waktu kecil
e. Pernah dirawat di rumah sakit
Penyakit yang diderita, respon emosional
f. Obat-obat yang digunakan (pernah/sedang digunakan)
Nama obat dan dosis, schedule, durasi, alasan penggunaan obat.
g. Allergi
Reaksi yang tidak biasa terhadap makanan, binatang, obat, tanaman, produk
rumah tangga.
h. Imunisasi ( imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi)
5. Riwayat keluarga
Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga (baik berhubungan
/ tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita klien), gambar genogram dengan
ketentuan yang berlaku (symbol dan 3 generasi).
6. Riwayat sosial
a. Yang mengasuh anak dan alasannya
b. Pembawaan anak secara umum (periang, pemalu, pendiam, dan kebiasaan
menghisap jari, membawa gombal, ngompol)
c. Lingkungan rumah (kebersihan, keamanan, ancaman, keselamatan anak,
ventilasi, letak barang-barang)
7. Keadaan kesehatan saat ini
Diagnosis medis, tindakan operasi, obat-obatan, tindakan keperawatan, hasil
laboratorium, data tambahan.
8.Pengkajian pola fungsi Gordon
a. Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Status kesehatan sejak lahir, pemeriksaan kesehatan secara rutin, imunisasi, penyakit
yang menyebabkan anak absen dari sekolah, praktek pencegahan kecelakaan (pakaian,
menukar popok,dll), kebiasaan merokok orang tua, keamanan tempat bermain anak dari
kendaraan, praktek keamanan orang tua (produk rumah tangga, menyimpan obat-
obatan,ddl).
b. Nutrisi metabolik
Pemberian ASI / PASI, jumlah minum, kekuatan menghisap, makanan yang disukai /
tidak disukai, makanan dan minuman selama 24 jam, adakah makanan tambahan/vitamin,
kebiasaan makan, BB lahir dan BB saat ini, masalah dikulit:rash, lesi,dll.
c. Pola eliminasi
Pola defekasi (kesulitan, kebiasaan, ada darah/tidak), mengganti pakaian dalam / diapers
(bayi), pola eliminasi urin (frekuensi ganti popok basah/hari, kekuatan keluarnya urin,
bau, warna)
d. Aktivitas dan pola latihan
Rutinitas mandi (kapan, bagaimana, dimana, sabun yang digunakan), kebersihan sehari-
hari, aktivitas sehari-hari (jenis permainan, lama, teman bermain, penampilan anak saat
bermain, dll), tingkat aktivitas anak/bayi secara umum, tolerans, persepsi terhadap
kekuatan, kemampuan kemandirian anak (mandi, makan, toileting, berpakaian, dll.)
e. Pola istirahat tidur
Pola istirahat/tidur anak (jumlahnya), perubahan pola istirahat, mimpi buruk, nokturia,
posisi tidur anak, gerakan tubuh anak.
f. Polakognitif-persepsi
Responsive secara umum anak, respons anak untuk bicara, suara, objek sentuhan, apakah
anak mengikuti objek dengan matanya, respon untuk meraih mainan, vocal suara, pola
bicara kata-kata, kalimat, menggunakan stimulasi/tidak, kemampuan untuk mengatakan
nama, waktu, alamat, nomor telepon, kemampuan anak untuk mengidentifikasi
kebutuhan; lapar, haus, nyeri, tidak nyaman.
g. Persepsi diri – pola konsep diri
.kompetensi, banyak/tidaknya teman.
h. Pola peran – hubungan
Struktur keluarga, masalah/stressor keluarga, interaksi antara anggota keluarga dan anak,
respon anak/bayi terhadap perpisahan, ketergantungan anak dengan orang tua.
i. Sexualitas
Perasaan sebagai laki-laki / perempuan (gender), pertanyaan sekitar sexuality bagaimana
respon orang tua.
j. Koping – pola toleransi stress
Apa yang menyebabkan stress pada anak, tingkat stress, toleransi stress, pola penanganan
masalah, keyakinan agama.
k. Nilai – pola keyakinan
Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen, keyakinan akan kesehatan,
keyakinan agama.

9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran, postur tubuh, fatigue
b. Tanda – tanda vital
Tekanan darah. Nadi, respirasi, suhu
c. Ukuran anthropometric
Berat badan, panjang badan, lingkar kepala
d. Mata
Konjungtiva, sclera, kelainan mata
Status mood bayi / anak (irritabilitas), pemahaman anak terhadap identitas diri,
e. Hidung
Kebersihan, kelainan
f. Mulut
Kebersihan, bau, mukosa mulut, stomatitis
g. Telinga
Fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
h. Dada
Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (jantung, paru-paru)
i. Abdomen
Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
j. Punggung Ada/tidak kelainan
k. Genetalia
Kebersihan, terpasang kateter/tidak, kelainan
l. Ekstremitas
Odema, infuse/transfuse, kontraktor, kelainan
m. Kulit
Kebersihan kulit, turgor kulit, lesi, kelainan
10. Pemeriksaan tumbuh kembang
1) Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
kejadian-kejadian penting; pertama kali mengangkat kepala, berguling, duduk sendiri,
berdiri, berjalan, berbicara/kata-kata bermakna atau kalimat, gangguan mental perilaku.
2) Pelaksanaan pemeriksaan pertumbuhan

a. Pengukuran Berat badan


b. Pengukuran Tinggi badan
c. Pengukuran lingkar lengan atas d. Pengukuran lingkar kepala
e. Kecepatan tumbuh. (Doenges,2012).

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosis Keperawatan yang sering muncul menurut :


a. Pola Nafas Tidak efektif yang berhubungan dengan Imaturitas paru dan
neuromuscular, penurunan energy dan keletihan. (D.0005)
Kategori: Fisiologis, subkategori: Respirasi
b. Risiko termoregulasi tidak efektif yang berhubungan dengan kontrol suhu imatur dan
berkurangnya lemak tubuh subkutan. (D.0148)
Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan dan proteksi
c. Resiko infeksi yang berhubungan dengan defek pertahanan imunologik.(D.0142)
Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan dan proteksi
d. Defisit Nutrisi yang berhubungan dengan ketidakmampuan mengingesti nutrient
karena imaturitas dan/ atau sakit. (D.0019)
Kategori: fisiologis, subkategori: nutrisi dan cairan.

e. Hipotermi berhubungan dengan Pola nafas tidak efektif (D.0005) berhubungan


dengan maturitas pusat pernafasan,keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.

L. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir
rendah adalah sebagai berikut :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi)
2. Hipoglikemi simptomatik,terutama pada laki-laki
3. Penyakit membrane hialin : disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna/cukup,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan
inspirasi,tidak tertinggal udara residu dalam alveoli,sehingga selalu dibutuhkan
tenaga negatif yang tinggi untuk pernapasan berikutnya
4. Aspiksia neonatrum
5. Hiperbilirubinnemia : Bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia,hal
ini mungkin
disebabkan karena ganguan pertumbuhan hati
6. Angka kejadian
a. Amerika serikat : prematur murni (7,1% orang kulit putih dan 17,9 orang kulit
berwarna) dan BBLR (6-16 %)
b. RSCM pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian perinatal dan 73%
disebabkan BBLR. ( Mitayani (2013)
DAFTAR PUSTAKA

2, N. j. (2015). Konsep Dasar Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Retrieved April 2021

(2020, January 20). Retrieved from https://gustinerz.com/menentukan-usia-gestasi-bayi-baru-lahir-


dengan-ballard-score/

Afifah, I. (2020). Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Retrieved April 2021, from repository Web site:
http://repository.um-surabaya.ac.id/4701/3/BAB_2.pdf

Featured, I. K. (2020, Oktober 25). Retrieved from https://blog.wecare.id/2020/10/mengenal-penyakit-


rds-gangguan-pernapasan-pada-bayi-dan-kode-icd-untuk-rds/

Poverawati, S. (2012). Retrieved April 2021, from http://repository.pkr.ac.id/796/15/BAB%202.pdf

Whitney. (2011). Retrieved April 2021

Willy, T. (2019, January 27). Retrieved from https://www.alodokter.com/kelahiran-prematur

Anda mungkin juga menyukai