Disusun Oleh :
PO7220219104
C. KLASIFIKASI
1. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan
sesuai dengan berat badan untuk masa ke hamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan –
Sesuai Masa Kehamilan (NKB – SMK).
Makin rendah masa Gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan makin tinggi
morbiditas dan mortalitas nya. Melalui pengelolaan yang optimal dan dengan cara yang
kompleks serta menggunakan alat alat yang canggih, beberapa gangguan yang
berhubungan dengan prematuritas dan dapat di obati, sehingga gejala sisa yang mungkin
diderita di kemudian hari dapat dicegah atau dikurangi
Bayi prematuritas murni digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu:
Bayi yang sangat prematur (extremely premature) (BBLER) dengan berat badan
lahir 1000-1500 gram pada saat lahir
Bayi pada derajat Prematur yang sedang (moderately premature) (BBLSR)
dengan berat badan lahir 1500-2000 gram pada saat lahir
Borderline Premature Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) prematuritas
murni, yaitu BBLR yang mengalami masa gestasi kurang dari 37 minggu. Berat
badan pada masa gestasi itu pada umumnya biasa disebut neonatus kurang bulan
untuk masa kehamilan (Saputra, 2014).
2. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dismatur, Yaitu BBLR yang memiliki
berat badan yang kurang dari seharusnya pada masa kehamilan. BBLR dismatur
dapat lahir pada masa kehamilan preterm atau kurang bulan-kecil masa
kehamilan, masa kehamilan term atau cukup bulan-kecil masa kehamilan, dan
masa kehamilan post-term atau lebih bulan-kecil masa kehamilan (Saputra, 2014).
D. EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian BBLR di Indonesia bervariasi antara satu daerah dengan daerah
lain, yaitu berkisar antara 9% - 30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka
BBLR dengan rentang 2.1% - 17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI,
angka BBLR sekitar 7,5 %. Menurut Data WHO, bahwa prevalensi kejadian BBLR di
dunia yaitu 20 juta (15.5%) setiap tahunnya, dan negara berkembang menjadi kontributor
terbesar yaitu sekitar 96.5% (WHO, 2018). Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang, dimana prevalensi BBLR masih cukup tinggi. Indonesia menduduki
peringkat ke-9 tertinggi di dunia terkait angka kejadian BBLR, yaitu sebesar lebih dari
15,5% dari kelahiran bayi setiap tahunnya (Ika, 2015). Di Provinsi Kalimantan Timur
pada tahun 2018, kejadian BBLR masih tergolong tinggi, yaitu lebih dari 7% berdasarkan
56.6% yang memiliki catatan berat lahir (RISKESDAS, 2018).
E. FAKTOR RESIKO
a. Faktor Ibu
(status gizi, umur, paritas, status ekonomi), riwayat kehamilan buruk (pernah melahirkan
BBLR, aborsi), asuhan antenatal care yang buruk, keadaan janin. Wanita dengan status
ekonomi rendah cenderung memiliki asupan makanan yang tidak memadai, sanitasi
tempat tinggal yang buruk, dan kemampuan untuk mencari perawatan selama kehamilan
yang kurang sehingga dapat mempengaruhi berat lahir bayi mereka (Perera & Manzur,
2014)
b. Faktor Janin
Faktor janin yang dapat menyebabkan BBLR yaitu, kelainan kromosom, infeksius janin
kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
c. Faktor Plasenta
Faktor plasenta meliputi hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom transfusi
bayi kembar (sindrom parabiotik), dan kehamilan kembar.
F. MANISFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis atau biasa disebut gambaran klinis biasanya digunakan untuk
menggambarkan sesuatu kejadian yang sedang terjadi. Manifestasi klinis dari BBLR
dapat dibagi berdasarkan prematuritas dan dismaturitas. Manifestasi klinis dari
premataturitas yaitu :
a) Berat lahir bernilai sekitar < 2.500 gram, panjang badan < 45 cm, lingkaran dada < 30
cm, lingkar kepala < 33 cm.
b) Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
c) Kulit tipis dan mengkilap dan lemak subkutan kurang.
d) Tulang rawan telinga yang sangat lunak.
e) Lanugo banyak terutama di daerah punggung.
f) Puting susu belum terbentuk dengan bentuk baik.
g) Pembuluh darah kulit masih banyak terlihat.
h) Labia minora belum bisa menutup pada labia mayora pada bayi jenis kelamin perempuan,
sedangkan pada bayi jenis kelamin laki – laki belum turunnya testis.
i) Pergerakan kurang, lemah serta tonus otot yang mengalami hipotonik.
j) Menangis dan lemah.
k) Pernapasan kurang teratur.
l) Sering terjadi serangan apnea.
m) Refleks tonik leher masih lemah.
n) Refleks mengisap serta menelan belum mencapai sempurna (Saputra, 2014).
Selain prematuritas juga ada dismaturitas. Manifestasi klinis dari
dismaturitas sebagai berikut :
a. Kulit pucat ada seperti noda
b. Mekonium atau feses kering, keriput, dan tipis
c. Verniks caseosa tipis atau bahkan tidak ada
d. Jaringan lemak dibawah kulit yang masih tipis
e. Bayi tampak gersk cepat, aktif, dan kuat
f. Tali pusat berwarna kuning agak kehijauan (Saputra, 2014).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1) Pemeriksaan skor ballard (Ballard Score dikembangkan oleh Dr. Jeanne L. Ballard
untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan
fisik.)
2) Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan 20
3) Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah
4) Foto dada ataupun babygram diperlukan pada BBL dengan umur kehamilan kurang
bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat atau diperkirakan atau terjadi sindrom gawat
nafas. (hasan 2011)
H. PATOFISIOLOGI
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada ibu,ibu
hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir rendah.apabila
dilihat dari faktor kehamilan,salah satu etiologinya yaitu hamil ganda yang mana pada
dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari satu,maka nutrisi atau gizi yang
mereka peroleh dalam rahim tidak sama dengan janin tunggal,yang mana pada hamil
ganda gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu harus terbagi sehingga kadang salah satu dari
janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR. Kemudian jika dikaji dari faktor
janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi dalam rahim yang mana dapat menggangu atau
menghambat pertumbuhan janin dalam rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi.
(Manggiasih danJaya.2016).
PATHWAY Prematuritas Dismaturitas
Retardasi pertumbuhan
Faktor ibu:dibawah umur (20 Faktor janin: Kelainan
Faktor placenta: intra uterin
th) Paritas, Ras, Infertilitas, kromosom, Malformasi,
Penyakit vaskuler,
Riwayat kehamilan tak baik, TORCH, kehamilan kembar
kehamilan ganda,
Rahim abnormal,stres,dan terlalu banyak
penyakit infeksi. cairan ketuban
Kehilangan panas
Resiko infeksi
Resiko Ketidak
seimbangan tubuh
Reflek menelan belum sempurna
Ketidakefektifan
polanafas
PATHWAY RDN
Atelektasis
Hipoksemia
Asidosis
Transudasi
Penurunan aliran
darah paru
Hambatan pembentukan
zat surfaktan
Atelektasis
Berlangsung terus
menerus sampai
terjadi penyembuhan
atau kematian
I. PENATALAKSANAAN
Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
a. Pengaturan suhu
b. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi sedikit
secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan dini berupa glukosa, ASI atau
PASI mengurangi resiko hipoglikemia,dehidrasi atau hiperbilirubinia.bayi yang daya
isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut.umumnya bayi
dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa lambung
karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap dengan menelan. Dianjurkan
untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan steril untuk bayi dengan berat kurang dari
1000 gram,2-4 ml untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk
bayi dengan berat lebih dari 1500 gram. Apabila dengan pemberian makanan pertama
bayi tidak mengalami kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu
12-48 jam.
c. Mencegah infeksi
Bayi premature mudah terserang infeksi.hal ini disebabkan karena daya tubuh bayi
terhadap infeks kurang antibody relatif belum terbentuk dan daya fagositosis serta reaksi
terhadap peradangan belum baik. Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:
1) Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit
sebelum masuk keruangan rawat bayi.
2) Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah memegang
seorang bayi
3) Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang berhubungan
dengan bayi
4) Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan
5) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang bayi. (Nurafif & Hardi
2016)
d. PMK (Perawatan Metode Kanguru)
Merupakan salah satu alternatif perawatan bagi bayi prematur yang dapat dilakukan
oleh ibu. Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan bayi di dada ibu sehingga terjadi
kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi.
PATHWAY IKTERUS NEONATORUM
Hemoglobin
Hemo Globin
Feco Biliverdin
Kerusakan Indikasi
integritas kulit
Sinar dengan
intensitas tinggi
Ketidakefektifan
termoregulasi
J. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas pasien
Identitas pasien berupa: nama, tanggal lahir, usia, pendidikan, alamat, nama ayah
dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, agama, alamat, suku bangsa.
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga
professional.
3. Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama.
a. Munculnya keluhan
Tanggal munculnya keluhan, waktu munculnya keluhan (gradual/tiba-tiba), presipitasi/
predisposisi (perubahan emosional, kelelahan, kehamilan, lingkungan, toksin/allergen,
infeksi).
b. Karakteristik
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran, postur tubuh, fatigue
b. Tanda – tanda vital
Tekanan darah. Nadi, respirasi, suhu
c. Ukuran anthropometric
Berat badan, panjang badan, lingkar kepala
d. Mata
Konjungtiva, sclera, kelainan mata
Status mood bayi / anak (irritabilitas), pemahaman anak terhadap identitas diri,
e. Hidung
Kebersihan, kelainan
f. Mulut
Kebersihan, bau, mukosa mulut, stomatitis
g. Telinga
Fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
h. Dada
Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (jantung, paru-paru)
i. Abdomen
Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
j. Punggung Ada/tidak kelainan
k. Genetalia
Kebersihan, terpasang kateter/tidak, kelainan
l. Ekstremitas
Odema, infuse/transfuse, kontraktor, kelainan
m. Kulit
Kebersihan kulit, turgor kulit, lesi, kelainan
10. Pemeriksaan tumbuh kembang
1) Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
kejadian-kejadian penting; pertama kali mengangkat kepala, berguling, duduk sendiri,
berdiri, berjalan, berbicara/kata-kata bermakna atau kalimat, gangguan mental perilaku.
2) Pelaksanaan pemeriksaan pertumbuhan
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
L. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir
rendah adalah sebagai berikut :
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi)
2. Hipoglikemi simptomatik,terutama pada laki-laki
3. Penyakit membrane hialin : disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna/cukup,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan
inspirasi,tidak tertinggal udara residu dalam alveoli,sehingga selalu dibutuhkan
tenaga negatif yang tinggi untuk pernapasan berikutnya
4. Aspiksia neonatrum
5. Hiperbilirubinnemia : Bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia,hal
ini mungkin
disebabkan karena ganguan pertumbuhan hati
6. Angka kejadian
a. Amerika serikat : prematur murni (7,1% orang kulit putih dan 17,9 orang kulit
berwarna) dan BBLR (6-16 %)
b. RSCM pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian perinatal dan 73%
disebabkan BBLR. ( Mitayani (2013)
DAFTAR PUSTAKA
2, N. j. (2015). Konsep Dasar Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Retrieved April 2021
Afifah, I. (2020). Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Retrieved April 2021, from repository Web site:
http://repository.um-surabaya.ac.id/4701/3/BAB_2.pdf