Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nadila Choirunnisa’ Intsani

Kelas / NIM : A / 19190037


Mata Kuliah : Teosofi
Kelompok :8

Ujian Akhir Semester Teosofi


8. Bagaimana peran tasawuf dalam ilmu syariah
Jawaban:
Tasawuf merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan pembinaan
akhlak, pembangunan rohani, sikap sederhana dalam hidup, dan menjauhi hal-hal duniawi
yang dapat melalaikan. Hal ini akan membawa manusia dalam mencapai tujuan mereka
hidup. Syariah merupakan jalan hidup muslim yang memuat ketetapan Allah dan ketentuan
Rasul-Nya, baik berupa larangan maupun berupa suruhan, meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia.

Para sufi telah mempraktikkan ibadah mereka yang sudah sangat jelas terlihat
bahwa praktik tasawuf didasarkan pada kemurnian kehidupan, ketaatan yang ketat
terhadap hukum islam (syari’ah) dan meniru pola kehidupan para nabi. Para sufi berharap
dapat memurnikan diri dari segala keegoisan diri sehingga mampu mencapai derajat
keikhlasan yang tinggi, dan kemurnian niat yang mutlak dalam tidakan dengan cara
penyangkalan diri, introspeksi diri, hati-hati dalam bertindak. Maka, dapat dilihat bahwa
sebenarnya seorang sufi memberikan motivasi dalam setiap ajaran tentang kehidupannya
dalam hubungan sesama maupun hubungan dengan Tuhan. Sehingga pola kehidupan yang
demikian akan menuntun manusia agar selalu hidup secara dinamis.

Dalam aspek hubungan dengan sesama manusia dan hubungan dengan, antara
syari’ah dan tasawuf tidak akan pernah bertolak belakang, tapi bisa saling mengisi secara
kontributif dalam satu tujuan, yaitu Tuhan. Secara sosial, hal ini bisa dilihat sebagai gejala
sosial-keagamaan. Kehidupan tasawuf merupakan suatu revolusi ruhani, sehingga
seseorang yang benar-benar berjalan pada kehidupan tasawuf yang benar-benar lurus,
maka profesi dan karirnya tidakakan terhambat. Begitu pula pada aspek hubungan dengan
Tuhan, antara syari’ah dan tasawuf tetap menjadi dua entitas yang saling mengisi dalam
satu kesatuan menuju Tuhan. Syari’ah merupakan bentuk yang bernuansa hukum, seperti
pemenuhan dalam syarat dan rukun dalam setiap ibadah, sedangkan tasawuf merupakan
bentuk tinjauan esoteris yang bisa diidentikkan dengan konsep ihsan. Dengan dua dimensi
ini akan semakin memantapkan kualitas dari keimanan sosok muslim yang nantinya
menemukan kebenaran yang hakiki (Tuhan) melalui dua dimensi, yaitu rasional (eksoteris)
dan rasa (esoteris).

Oleh sebab itu, para praktisi hukum supaya tidak menggunakan metode rasional
melebihi kapasitas atau jangkauannya. Di lain pihak, para fuqaha juga tidak berhak
mengklaim bahwa apa yang mereka temukan melalui metode rasional ini adalah makna
yang sesungguhnya dari hukum Tuhan dan merupakan kebenaran hakiki. Karena jika
demikian, mereka telah salah mengaplikasikan atau mungkin telah menyalahgunakan
keahlian dan metodologi yang mereka miliki.

Anda mungkin juga menyukai