Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan penyertaanNya saya dapat menyelesaikan laporan individu ini tepat pada waktunya.
Terima kasih juga saya panjatkan kepada segala pihak yang telah mendukung dan membantu
dari berjalannya observasi ini hingga menyelesaikan laporan ini, semoga jasa baik kalian
dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi memperbaiki dan
meningkatkan mutu laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
meningkatkan pengetahuan para pembaca mengenai Pendidikan Kesetaraan umumnya dan
PKBM Finoriken khususnya.
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar baik lingkungan pendidikan formal
maupun non formal (Depdiknas, 2008;1). Pendidikan kesetaraan merupakan
pendidikan non formal yang mencakup program Paket A setara SD/MI, paket B
setara SMP/MTs dan Paket C setara SMA/MA dengan penekanan dan penguasaan
pengetahuan, keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
profesional peserta didik.
Beragam evaluasi selalu mengikuti proses penyempurnaan pembangunan di
bidang pendidikan Indonesia. Baik di bidang pendidikan formal, informal maupun
non formal. Semua bidang memiliki kepemilikan sendiri-sendiri. Pada jalur non
formal (program pendidikan kesetaraan khususnya kejar paket A, B dan C hingga
kini masih banyak kendala sosial masyarakat). Hal ini disebabkan karena orang
yang terlibat mengikuti program pendidikan yang di bahas di 44 tahun lalu, rata-
rata beranggapan tak ada gunanya melanjutkan ke kesetaraan. Penyebab lain karena
ada perasaaan malu di antara warga belajar sendiri karena program paket kesetaraan
dalam melaksanakan sebuah proses pembelajaran terlebih dahulu kita harus
menentukan apa tujuan yang ingin dicapai oleh individu maupun kelompok. Dapat
dikatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah sebuah kebutuhan dalam diri
individu.
Dalam proses pembelajaran, manusia juga memiliki kebutuhan agar sebuah
proses pembelajaran dapat berjalan secara baik dan tepat sasaran. Pada dasarnya
tujuan belajar bagi manusia adalah untuk memperbaiki kehidupan, sehingga ilmu
yang telah diperoleh dari pendidikan yang diikuti dapat diterapkan dalam
kehidupannya. Agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai maka harus ada proses
dalam pendidikan baik formal maupun non formal, akan tetapi harus dilibatkan
dengan keterampilan di dalamnya. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan
oleh pendidik atau pun tutor dapat diterima dengan baik dan tercapainya tujuan
yang hendak dicapai.
Proses observasi dilakukan agar mengetahui pembelajaran dalam
pendidikan kesetaraan mengenai apa saja yang diterapkan dalam program
kesetaraan sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya
keterampilan. Namun kebanyakan masyarakat tidak menyadari akan kebutuhan.
Oleh karena itu, orang-orang yang berkecimpung di dalam dunia PLS dituntut
untuk mencari tahu kebutuhan tersebut agar dapat di sadari oleh masyarakat. PLS
sendiri memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pendidikan formal.
B. Tujuan dan manfaat
1. Tujuan
Tujuan dari observasi ini, antara lain :
Mengetahui pengertian dari pendidikan kesetaraan.
Mengetahui bagaimana standar kelulusan di PKBM Finoriken.
Mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang terdapat di PKBM
Finoriken.
Mengetahui apa saja sarana dan prasarana yang ada di PKBM
Finoriken.
Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah pendidikan
keaksaraan dan kesetaraan.
2. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan observasi pada program kesetaraan
di PKBM Finoriken ini adalah menambah wawasan dan pengalaman belajar
mengenai program kesetaraan serta melihat proses pelaksanaannya.
BAB II
KAJIAN TEORI
Tujuan
Menjadikan warga belajar yang mandiri dan kreatif.
Bidang pendidikan luar sekolah atau yang sekarang dikenal dengan pendidikan non
formal merupakan andalan pada lembaga PKBM Finoriken. Berikut ini adalah
kesetaraan adalah salah satu program yang terdapat di PKBM ini. Program kesetaraan
meliputi kelompok belajar paket A setara setara SD/MI, kelompok belajar paket B
setara SMP/MTS dan kelompok belajar paket C setara dengan SMA/MA.
Subjek penelitian yang menjadi fokus adalah standar kelulusan, proses, dan stakeholder
di PKBM Finoriken.
Dalam penyelenggaraan Program Kesetaraan yakni Paket A, paket B, dan paket C dapat
dilihat dari aspek, yakni sebagai berikut :
1. Standar Kelulusan (SKL)
Standar kelulusan di PKBM Finoriken ditentukan oleh lembaga kelulusan
ditentukan oleh pusat pendidikan atau dinas pendidikan. Dalam pembentukan
kurikulumnya PKBM Finoriken menggunakan kurikulum 13 atau K13. Pada
dasarnya standar kurikulum untuk proses pembelajaran yang dijalankan di PKBM
Finoriken telah disusun oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP).
Kenyataan yang ada tutor lebih merasa nyaman dengan menyesuaikan dan
memaparkan materi pembelajaran sebagaimana yang ada dalam buku paket/modul
yang telah disediakann pengelola ditambah materi yang relevan dari sumber lain
agar lebih padat. Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh
PKBM Finoriken melibatkan beberapa orang diantaranya yaitu; penyelenggara
PKBM, tutor pengajar, dan pihak yayasan. Berdasarkan standar kelulusannya juga
dapat dilihat dari ijazah, setiap peserta didik yang lulus ujian paket A, paket B, paket
C mempunyai hak eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA sebagai hasil akhir dari proses pembelajaran.
2. Proses
Dilihat dari proses pembelajarannya di PKBM Finoriken, setiap warga belajar wajib
mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembinaan pelaksanaan kelompok belajar
pendidikan kesetaraan dapat dilakukan melalui :
a. Bimbingan langsung atau tatap muka
Dengan tujuan melakukan bimbingan secara teknis langsung ke kelompok
belajar menyangkut hal-hal yang sifatnya spesifik bagi kelompok belajar
kesetaraan yang bersangkutan. Bimbingan dapat dilakukan berdasarkan
permintaan atau kebutuhan kelompok belajar kesetaraan. Tatap muka diadakan
seminggu sekali pada hari yang telah ditetapkan yaitu; kamis, jumat, sabtu dan
minggu. Kegiatan pembelajaran pendidikan kesetaraan di PKBM Finoriken
dilaksanakan pada siang hari.
b. Belajar mandiri
Pada PKBM Finoriken mewajibkan warga belajar untuk belajar mandiri dengan
tujuan agar warga belajar dapat mencari informasi tanpa bimbingan dari tutor
atau pendidik agar informasi yang diperoleh dapat dipakai sebagai pembelajaran
bagi warga belajar itu sendiri.
Rombongan belajar pada PKBM Finoriken berjumlah maksimal peserta didik
per rombongan belajar adalah :
Program paket A setara SD/MI : 8 peserta didik
Program paket B setara SMP/MTs: 34 peserta didik
Program paket C setara SMA/ MA ; 84 peserta didik
Jadi, jumlah keseluruhan dari rombongan belajar pada PKBM Finoriken per
rombongan belajar Finoriken sebanyak 126 peserta didik yang siap untuk mengikuti
Ujian Nasional.
3. Isi
Pada program kesetaraan di PKBM Finoriken disosialisasikan kepada masyarakat
baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan langsung dapat dilakukan
dalam forum-forum khusus sosialisasi pendidikan kesetaraan ataupun pertemuan-
pertemuan yang dilakukan satuan pendidikan non fomal dengan masyarakat secara
instan dan secara tidak langsung melalui informasi cetak berbentuk panflet atau
brosur-brosur, spanduk dan sebagainya. Sehingga dari kegiatan tersebut
menumbuhkan minat belajar bagi warga masyarakat maka terciptanya tujuan dari
adanya program kesetaraan pada PKBM Finoriken adalah untuk membantu warga
belajar atau peserta didik dalam mendapatkan ijazah agar dapat membantu peserta
didik sehingga mereka dapat menempuh pendidikan kejenjang yang lebih tinggi
atau memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan.
4. Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pendidik dan tenaga pendidikan merupakan anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang di dalamnya
terdapat :
a. Pendidik atau Tutor
Tutor hendaknya memiliki kualifikasi yang dipersyartkan dan standar
kompetensi minimal sebagai tenaga pendidik, yakni berkulifikasi
minimal S1 atau D IV, mangacu pada PP No.19 tahun 2005. Tutor harus
memiliki kompetensi kepribadian, pedagogik/andragogik, kompetensi
professional, dan kompetensi sosial. Tutor pengajar adalah penunjang
keberhasilan warga belajar maka dari itu harus disesuaikan dengan
bidang nya masing-masing dalam memberika pelajaran. Berikut
standar tutor pengajar yang relevan :
1. Tenaga pendidik atau tutor paket A dan paket B memiliki syarat-syarat:
a. Berijazah minimal SMA/Paket C/sederajat, jika di daerah itu tidak
ada yang berijazah S1, dan bagi yang berijazah S1 diprioritaskan
berlatar belakang kependidikan/memiliki akta.
b. Bersedia dan sanggup menjadi tutor paket A dan paket B.
2. Tenaga pendidik atau tutor paket C, memiliki syarat-syarat:
a. Berijazah minimal D2 pendidikan (diprioritaskan S1 kependidikan
atau yang memiliki akta kependidikan).
b. Mata pelajaran yang diajarkan sesuai kualifikasi keilmuan atau
minimal serumpun dengan kualifikasi keilmuan.
c. Bersedia dan sanggup menjadi tutor paket C
3. Tutor dapat direkrut dari pegawai negeri, instansi swasta,
lembaga mitra, organisasi profesi, dan masyarakat biasa sesuai
persyaratan yang ditetapkan dalam pedoman ini.
b. Tenaga Kependidikan
1) Penyelenggara dan Pengelola
Penyelenggara PKBM adalah sekelompok warga masyarakat
setempat yang dipilih oleh komunitas yang mempunyai tanggung
jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan program
di PKBM serta bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan
program dan harta kekayaan lembaga. Pengelola program/kegiatan
adalah mereka yang ditunjuk melaksanakan kegiatan
teknis/operasional program tertentu yang ada di PKBM. Jadi,
pengelola di PKBM Finoriken ialah Marselina Nenobais, S.Pd
2) Mitra PKBM
Mitra PKBM adalah pihak-pihak dari luar komunitas maupun
lembaga- lembaga yang memiliki agen atau perwakilan atau aktivitas
atau kepentingan atau kegiatan dalam komunitas tersebut yang
dengan suatu kesadaran dan kerelaan telah turut berpartisipasi dan
berkontribusi bagi keberlangsungan dan pengembangan suatu PKBM.
Pada PKBM Finoriken ini membangun kemitraan dengan Kementrian
Perikanan di Jakarta , Universitas Nusa Cendana Kupang dan
Lembaga-lembaga lain. Adanya kerjasama dengan kementrian
perikanan ini, dengan tujuan agar warga belajar dilatih untuk
membudidayakan ikan lele serta membuat abon ikan. Oleh sebab itu
warga belajar bisa mamanfaatkan kegiatan tersebut untuk mendapatkan
penghasilan lewat keterampilan serta memdapatkan sertifikat.
Sedangkan kerjasama dengan Undana adanya Praktek Pengalaman
Lapangan untuk mahasiswa dan juga kegiatan lainnya.
b) Prasarana
Prasarana merupakan segala sesuatu yang menjadi penunjang utama
terselenggaranya suatu proses. Proses tersebut dapat berupa pembangunan,
usaha, atau pun proyek. Pada intinya prasarana tertuju pada benda-benda yang
tidak dapat bergerak. Prasarana yang terdapat pada PKBM Finoriken, yaitu:
Ruang belajar
Ruang Rapat
Ruang komputer
Kantin
Ruang foto copy
Perpustakaan
Kamar mandi
Dengan adanya sarana dan prasarana ini warga belajar dapat menimbah pengetahuan
serta keterampilan untuk kemudian hari.
BAB IV
METODOLOGI
Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
akan digunakan untuk keperluan penelitian atau observasi, metodologi juga merupakan
analsis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Metode yang digunakan dalam observasi ini
adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara merupakan
suatu kegiatan mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mencatat data dan informasi
yang membantu keberlangsungan tujuan belajar itu sendiri baik di lingkungan keluarga,
masyarakat maupun sekolah.
1. Tempat dan waktu
a. Tempat wawancara: di PKBM Finoriken
b. Waktu wawancara: Sabtu, 23 November 2019
2. Prosedur Wawancara
Persiapan wawancara meliputi : pembutan lembaran observasi atau instrument
penelitian.
3. Teknik pengumpulan data
a. Teknik individual
Teknik individual artinya petugas secara langsung menghubungi responden
yang akan menerima dan menikmati program yang di observasi serta
responden juga merupakan juru kunci yang tahu tentang program paket
kesetaraan
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan
dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan
sumber-sumber informasi khusus dari tulisan dan sebagainya
c. Teknik analisis data
Data yang telah diperoleh dari hasil observasi melalui teknik individual yang
diolah kemudian dianalisis dan dibuat dalam bentuk laporan. Ada beberapa
langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis data, yaitu; membuat
laporan dan menentukan hasil identifikasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Kesetaraan adalah salah satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan
nonformal yang mencakup kelompok belajar (kejar) Program Paket A setara SD / MI,
Program Paket B setara SMP / MTs, dan Program Paket C setara SMA / MA yang dapat
diakses melalui Sanggar Kegiatan Belajar ( SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat
(PKBM), atau unit sejenis lainnya.
Program Kejar paket A, B dan C Dalam program ini warga belajar yang telah selesai
mengikuti pembelajaran dan mengikuti Ujian Pendidikan Nasional Kesetaraan (UNPK) akan
memperoleh ijasah setara. Selain mendapat bekal pengetahuan umum, warga belajar juga
dibekali ketrampilan.
B. Saran
Dengan memperhatikan hasil penelitian dari beberapa kesimpulan, maka dengan ini kami
memberi saran dan harapan agar pengelolaan pada program pendidikan kesetaraan paket A,
B, dan C di PKBM Finoriken yang sudah dilaksanakan bisa lebih baik lagi untuk
kedepannya:
Saran kami untuk PKBM Finoriken dari sisi pengelolaan untuk fasilitas warga
belajar berupa buku pegangan dan ruang belajar sebaiknya ditambah agar proses
pembelajaran dapat berjalan lebih baik dan warga belajar bisa mengerjakan tugas
dengan maksimal.
Bagi kami selanjutnya perlu memberikan indikator dan penjelasan yang lebih rinci
dalam pelaksanaan observasi tentang pelaksanaan program pendidikan kesetaraan
paket A, B dan