Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN INDIVIDU

OBSERVASI PKBM FINORIKEN

NAMA : VERONIKA M.A ODJAN


NIM : 1701170040
M.K : PENDIDIKAN KEAKSARAAN & KESETARAAN

PRODI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan penyertaanNya saya dapat menyelesaikan laporan individu ini tepat pada waktunya.
Terima kasih juga saya panjatkan kepada segala pihak yang telah mendukung dan membantu
dari berjalannya observasi ini hingga menyelesaikan laporan ini, semoga jasa baik kalian
dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi memperbaiki dan
meningkatkan mutu laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
meningkatkan pengetahuan para pembaca mengenai Pendidikan Kesetaraan umumnya dan
PKBM Finoriken khususnya.

Kupang, 12 Desember 2019

Veronika M.A Odjan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar baik lingkungan pendidikan formal
maupun non formal (Depdiknas, 2008;1). Pendidikan kesetaraan merupakan
pendidikan non formal yang mencakup program Paket A setara SD/MI, paket B
setara SMP/MTs dan Paket C setara SMA/MA dengan penekanan dan penguasaan
pengetahuan, keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
profesional peserta didik.
Beragam evaluasi selalu mengikuti proses penyempurnaan pembangunan di
bidang pendidikan Indonesia. Baik di bidang pendidikan formal, informal maupun
non formal. Semua bidang memiliki kepemilikan sendiri-sendiri. Pada jalur non
formal (program pendidikan kesetaraan khususnya kejar paket A, B dan C hingga
kini masih banyak kendala sosial masyarakat). Hal ini disebabkan karena orang
yang terlibat mengikuti program pendidikan yang di bahas di 44 tahun lalu, rata-
rata beranggapan tak ada gunanya melanjutkan ke kesetaraan. Penyebab lain karena
ada perasaaan malu di antara warga belajar sendiri karena program paket kesetaraan
dalam melaksanakan sebuah proses pembelajaran terlebih dahulu kita harus
menentukan apa tujuan yang ingin dicapai oleh individu maupun kelompok. Dapat
dikatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah sebuah kebutuhan dalam diri
individu.
Dalam proses pembelajaran, manusia juga memiliki kebutuhan agar sebuah
proses pembelajaran dapat berjalan secara baik dan tepat sasaran. Pada dasarnya
tujuan belajar bagi manusia adalah untuk memperbaiki kehidupan, sehingga ilmu
yang telah diperoleh dari pendidikan yang diikuti dapat diterapkan dalam
kehidupannya. Agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai maka harus ada proses
dalam pendidikan baik formal maupun non formal, akan tetapi harus dilibatkan
dengan keterampilan di dalamnya. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan
oleh pendidik atau pun tutor dapat diterima dengan baik dan tercapainya tujuan
yang hendak dicapai.
Proses observasi dilakukan agar mengetahui pembelajaran dalam
pendidikan kesetaraan mengenai apa saja yang diterapkan dalam program
kesetaraan sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya
keterampilan. Namun kebanyakan masyarakat tidak menyadari akan kebutuhan.
Oleh karena itu, orang-orang yang berkecimpung di dalam dunia PLS dituntut
untuk mencari tahu kebutuhan tersebut agar dapat di sadari oleh masyarakat. PLS
sendiri memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pendidikan formal.
B. Tujuan dan manfaat
1. Tujuan
Tujuan dari observasi ini, antara lain :
 Mengetahui pengertian dari pendidikan kesetaraan.
 Mengetahui bagaimana standar kelulusan di PKBM Finoriken.
 Mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang terdapat di PKBM
Finoriken.
 Mengetahui apa saja sarana dan prasarana yang ada di PKBM
Finoriken.
 Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah pendidikan
keaksaraan dan kesetaraan.
2. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan observasi pada program kesetaraan
di PKBM Finoriken ini adalah menambah wawasan dan pengalaman belajar
mengenai program kesetaraan serta melihat proses pelaksanaannya.
BAB II
KAJIAN TEORI

Pendidikan kesetaraan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan dalam pendidikan


luar sekolah sebagai suatu sub sistem pendidikan non formal. Yang dimaksud dengan
pendidikan non formal adalah “pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak
terlalu dibutuhkan peraturan-peraturan yang tetap dan ketat”. Dengan adanya batasa
pengertian tersebut, rupanya pendidikan non formal tersebut berada di antara pendidikan
formal dan pendidikan informal. Pendidikan Kesetaraan adalah salah satu satuan pendidikan
pada jalur pendidikan nonformal yang mencakup kelompok belajar (kejar) Program Paket A
setara SD / MI, Program Paket B setara SMP / MTs, dan Program Paket C setara SMA / MA
yang dapat diakses melalui Sanggar Kegiatan Belajar ( SKB), Pusat kegiatan belajar
Masyarakat (PKBM), atau unit sejenis lainnya.
Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional mengacu pada
jalur pendidikan yang terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan mengganti. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka salah satu
upaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan akses pendidikan guna mendukung
pendidikan sepanjang hayat adalah melalui pendidikan kesetaraan. Pendidikan kesetaraan
merupakan program pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan umum yang
mencakup Paket A (setara SD), Paket B (setar SMP), dan Paket C (setara SMA) .
a. Peranan dan Tujuan Pendidikan Kesetaraan
1) Peranan Pendidikan Kesetaraan
Program pendidikan Paket a, b dan c sangat strategis dalam kerangka bekal
pengetahuan dan program penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 12
tahun. Program Penyelenggaraan ini terutama berfokus pada masyarakat yang
berhadapan dengan keterbatasan ekonomi, masyarakat yang bertempat tinggal
di daerah-daerah khusus, seperti daerah perbatasan, daerah perbangkangan,
dan daerah yang terisolir yang belum memiliki fasilitas pendidikan.
Memahami nilai dan manfaat program pendidikan kesetaraan untuk
meningkatkan kualitas masyarakat Menjadi salah satu faktor utama yang
mendorong masyarakat untuk mendukung program yang diselenggarakan
dengan antusias.
Untuk skala nasional, penyelenggaraan program pendidikan, dukungan lalu
lintas untuk mendukung dan mensukseskan program pendidikan wajib belajar
12 tahun yang merupakan penjabaran dari rencana strategis, Departemen
Pendidikan nasional yang menyediakan akses, pemerataan, dan peningkatan
dukungan pendidikan.

2) Tujuan Pendidikan Kesetaraan


Tujuan pendidikan kesetaraan program kejar paket a, b dan c adalah
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap warga belajar jadi dpat
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan SD juga
perjuangan SMP hingga SMA.
3) Kendala yang dihadapai dalam Pendidikan Kesetaraan
Mengajak warga masyarakat untuk belajar di kelompok belajar (Kejar) paket
kemenangan mudah. Sesuai denga sebutannya yaitu Kejar, kita betul-betul
harus mengejar para calon warga belajar ini. Memotivasi mereka dan
menjelaskan akan pentingnya pendidikan. Untuk itu memang perlu memiliki
kemampuan Dalam melakukan terhadap sasaran didik ini. Maklumlah, mereka
adalah orang-orang yang bermasalah. Bermasalah dalam artian membahas
tentang masalah seperti masalah ekonomi sehingga membuat mereka tidak
mampu melanjutkan pendidikannya di pendidikan formal. Faktor-faktor yang
paling berpengaruh terhadap mereka adalah pendidikan yang terbentuk antara
lain yang paling signifikan adalah faktor ekonomi. Oleh karena faktor risiko
ekonomilah yang lebih penting dari pada pendidikan. Pada saat menjalankan
proses belajar ini juga sarat dengan melibatkan seluruh interaksi seperti warga
belajar yang bermalas-malasan. Kendala lainya adalah masalah cuaca yang
kurang bersahabat. Terutama sekali-saat-musim penghujan. Pada musim
penghujan Biasanya warga belajar malas keluar rumah untuk diajak belajar.
BAB III
PEMBAHASAN

Hasill dan Pembahasan Wawancara

1. Gambaran Umum PKBM Finoriken


Pendidikan sebagai hak azasi manusi tercantum pada pasal 28B ayat (2) UUD 1945
yang tertulis “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta hak
atas ke atas perlindungan dari kekeaksaraan diskriminasi”. Pasal 28C ayat (1) yang tertulis,
“etiap prang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya , berhak
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah salah satu komponen pendidikan
yang berfungsi mengembangkan pendidikan luar sekolah. Dengan pemahaman bahwa
pendidikan luar sekolah sama pentingnya dengan pendidikan sekolah, maka pengakuan akan
keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat mempunyai tugas pokok:
1. Melayani warga belajar supaya dapat bertumbuh dan berkembang sedini
mungkin dari belajar sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu
kehidupannya.
2. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja, mencari nafkah,
atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat menempuh
pendidikannya di jalur pendidikan sekolah.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Finoriken berlokasi di Jalan sesawi RT 032 RW
013, Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang . PKBM ini dikepalai atau
pemilik yang biasa disebut pengelolanya oleh ibu Marselina Nenobais, S.Pd . berdiri pada
tanggal 26 juni 2016.
Kemajuan dan perkembangan yang terjadi di PKBM Finoriken ini tidak terlepas dari
adanya pengelolaan yang baik dalam pelaksanaan programnya. Adapun visi , misi dan tujuan
dari PKBM Finoriken, yakni sebagai berikut:
 Visi: Menjadikan PKBM Finoriken terpercaya di masyarakat untuk turut
mrncerdaskan bangsa.
 Misi:
a. Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, dan inofatif
sesuai dengan perkembangan zaman.
b. Membangun citra lembaga sebagai mitra terpercaya masyarakat.

 Tujuan
Menjadikan warga belajar yang mandiri dan kreatif.
Bidang pendidikan luar sekolah atau yang sekarang dikenal dengan pendidikan non
formal merupakan andalan pada lembaga PKBM Finoriken. Berikut ini adalah
kesetaraan adalah salah satu program yang terdapat di PKBM ini. Program kesetaraan
meliputi kelompok belajar paket A setara setara SD/MI, kelompok belajar paket B
setara SMP/MTS dan kelompok belajar paket C setara dengan SMA/MA.
Subjek penelitian yang menjadi fokus adalah standar kelulusan, proses, dan stakeholder
di PKBM Finoriken.
Dalam penyelenggaraan Program Kesetaraan yakni Paket A, paket B, dan paket C dapat
dilihat dari aspek, yakni sebagai berikut :
1. Standar Kelulusan (SKL)
Standar kelulusan di PKBM Finoriken ditentukan oleh lembaga kelulusan
ditentukan oleh pusat pendidikan atau dinas pendidikan. Dalam pembentukan
kurikulumnya PKBM Finoriken menggunakan kurikulum 13 atau K13. Pada
dasarnya standar kurikulum untuk proses pembelajaran yang dijalankan di PKBM
Finoriken telah disusun oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP).
Kenyataan yang ada tutor lebih merasa nyaman dengan menyesuaikan dan
memaparkan materi pembelajaran sebagaimana yang ada dalam buku paket/modul
yang telah disediakann pengelola ditambah materi yang relevan dari sumber lain
agar lebih padat. Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh
PKBM Finoriken melibatkan beberapa orang diantaranya yaitu; penyelenggara
PKBM, tutor pengajar, dan pihak yayasan. Berdasarkan standar kelulusannya juga
dapat dilihat dari ijazah, setiap peserta didik yang lulus ujian paket A, paket B, paket
C mempunyai hak eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA sebagai hasil akhir dari proses pembelajaran.
2. Proses
Dilihat dari proses pembelajarannya di PKBM Finoriken, setiap warga belajar wajib
mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembinaan pelaksanaan kelompok belajar
pendidikan kesetaraan dapat dilakukan melalui :
a. Bimbingan langsung atau tatap muka
Dengan tujuan melakukan bimbingan secara teknis langsung ke kelompok
belajar menyangkut hal-hal yang sifatnya spesifik bagi kelompok belajar
kesetaraan yang bersangkutan. Bimbingan dapat dilakukan berdasarkan
permintaan atau kebutuhan kelompok belajar kesetaraan. Tatap muka diadakan
seminggu sekali pada hari yang telah ditetapkan yaitu; kamis, jumat, sabtu dan
minggu. Kegiatan pembelajaran pendidikan kesetaraan di PKBM Finoriken
dilaksanakan pada siang hari.
b. Belajar mandiri
Pada PKBM Finoriken mewajibkan warga belajar untuk belajar mandiri dengan
tujuan agar warga belajar dapat mencari informasi tanpa bimbingan dari tutor
atau pendidik agar informasi yang diperoleh dapat dipakai sebagai pembelajaran
bagi warga belajar itu sendiri.
Rombongan belajar pada PKBM Finoriken berjumlah maksimal peserta didik
per rombongan belajar adalah :
 Program paket A setara SD/MI : 8 peserta didik
 Program paket B setara SMP/MTs: 34 peserta didik
 Program paket C setara SMA/ MA ; 84 peserta didik
Jadi, jumlah keseluruhan dari rombongan belajar pada PKBM Finoriken per
rombongan belajar Finoriken sebanyak 126 peserta didik yang siap untuk mengikuti
Ujian Nasional.
3. Isi
Pada program kesetaraan di PKBM Finoriken disosialisasikan kepada masyarakat
baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan langsung dapat dilakukan
dalam forum-forum khusus sosialisasi pendidikan kesetaraan ataupun pertemuan-
pertemuan yang dilakukan satuan pendidikan non fomal dengan masyarakat secara
instan dan secara tidak langsung melalui informasi cetak berbentuk panflet atau
brosur-brosur, spanduk dan sebagainya. Sehingga dari kegiatan tersebut
menumbuhkan minat belajar bagi warga masyarakat maka terciptanya tujuan dari
adanya program kesetaraan pada PKBM Finoriken adalah untuk membantu warga
belajar atau peserta didik dalam mendapatkan ijazah agar dapat membantu peserta
didik sehingga mereka dapat menempuh pendidikan kejenjang yang lebih tinggi
atau memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan.
4. Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pendidik dan tenaga pendidikan merupakan anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang di dalamnya
terdapat :
a. Pendidik atau Tutor
Tutor hendaknya memiliki kualifikasi yang dipersyartkan dan standar
kompetensi minimal sebagai tenaga pendidik, yakni berkulifikasi
minimal S1 atau D IV, mangacu pada PP No.19 tahun 2005. Tutor harus
memiliki kompetensi kepribadian, pedagogik/andragogik, kompetensi
professional, dan kompetensi sosial. Tutor pengajar adalah penunjang
keberhasilan warga belajar maka dari itu harus disesuaikan dengan
bidang nya masing-masing dalam memberika pelajaran. Berikut
standar tutor pengajar yang relevan :
1. Tenaga pendidik atau tutor paket A dan paket B memiliki syarat-syarat:
a. Berijazah minimal SMA/Paket C/sederajat, jika di daerah itu tidak
ada yang berijazah S1, dan bagi yang berijazah S1 diprioritaskan
berlatar belakang kependidikan/memiliki akta.
b. Bersedia dan sanggup menjadi tutor paket A dan paket B.
2. Tenaga pendidik atau tutor paket C, memiliki syarat-syarat:
a. Berijazah minimal D2 pendidikan (diprioritaskan S1 kependidikan
atau yang memiliki akta kependidikan).
b. Mata pelajaran yang diajarkan sesuai kualifikasi keilmuan atau
minimal serumpun dengan kualifikasi keilmuan.
c. Bersedia dan sanggup menjadi tutor paket C
3. Tutor dapat direkrut dari pegawai negeri, instansi swasta,
lembaga mitra, organisasi profesi, dan masyarakat biasa sesuai
persyaratan yang ditetapkan dalam pedoman ini.
b. Tenaga Kependidikan
1) Penyelenggara dan Pengelola
Penyelenggara PKBM adalah sekelompok warga masyarakat
setempat yang dipilih oleh komunitas yang mempunyai tanggung
jawab atas perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan program
di PKBM serta bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan
program dan harta kekayaan lembaga. Pengelola program/kegiatan
adalah mereka yang ditunjuk melaksanakan kegiatan
teknis/operasional program tertentu yang ada di PKBM. Jadi,
pengelola di PKBM Finoriken ialah Marselina Nenobais, S.Pd

2) Mitra PKBM
Mitra PKBM adalah pihak-pihak dari luar komunitas maupun
lembaga- lembaga yang memiliki agen atau perwakilan atau aktivitas
atau kepentingan atau kegiatan dalam komunitas tersebut yang
dengan suatu kesadaran dan kerelaan telah turut berpartisipasi dan
berkontribusi bagi keberlangsungan dan pengembangan suatu PKBM.
Pada PKBM Finoriken ini membangun kemitraan dengan Kementrian
Perikanan di Jakarta , Universitas Nusa Cendana Kupang dan
Lembaga-lembaga lain. Adanya kerjasama dengan kementrian
perikanan ini, dengan tujuan agar warga belajar dilatih untuk
membudidayakan ikan lele serta membuat abon ikan. Oleh sebab itu
warga belajar bisa mamanfaatkan kegiatan tersebut untuk mendapatkan
penghasilan lewat keterampilan serta memdapatkan sertifikat.
Sedangkan kerjasama dengan Undana adanya Praktek Pengalaman
Lapangan untuk mahasiswa dan juga kegiatan lainnya.

3) Tenaga Kependidikan Lainnya


Dalam PKBM Finoriken terdapat berbagai pihak yang terlibat dalam
PKBM Finoriken tersebut, antara lain:
a) Marselina Nenobais, S.Pd
b) Yohanis Duka
c) Yakob Fina
d) Matelda Nenobais
e) Yeno Duka (cleaning Service)
Dengan terkumpulnya tenaga-tenaga kependidikan program dimaksud,
tersedianya bahan-bahan belajar/bacaan dan sarana prasarana
keterampilan di PKBM menjadi daya pikat tersendiri bagi masyarakat
untuk datang ke PKBM. Wadah tersebut akan menjadi lebih berdaya
guna dan berhasil, apabila pihak-pihak yang memiliki program serupa
dapat bergabung dan menjalin koordinasi secara optimal.
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana meliputi tempat dan perlengkapan yang dapat digunakan
dan mendukung terjadinya proses pembelajaran. tempat. Tempat belajar harus
kondusif bagi terjadinya pembelajaran. Yang dilengkapi dengan kursi dan meja
untuk belajar, nyaman, ventilasi udara, ruang untuk belajar, taman baca bagi
peserta didik guna mendukung proses pembelajaran.
a) Sarana
Sarana belajar sebagai media yang digunakan untuk belajar dan membantu
warga belajar dalam memperoleh informasi atau pengetahuan. Sarana yang
terdapat di PKBM Finoriken, yaitu :
 Modul
 Buku tulis
 Buku perpustakaan
 Buku ensiklopedia
 Dan berbagai jenis buku lainnya
 Meja
 Komputer
 Kursi
 Dokumen
 Rak buku
 Papan tulis
 Papan struktur
 Mesin jahit
 Tiang bendera dan bendera

b) Prasarana
Prasarana merupakan segala sesuatu yang menjadi penunjang utama
terselenggaranya suatu proses. Proses tersebut dapat berupa pembangunan,
usaha, atau pun proyek. Pada intinya prasarana tertuju pada benda-benda yang
tidak dapat bergerak. Prasarana yang terdapat pada PKBM Finoriken, yaitu:
 Ruang belajar
 Ruang Rapat
 Ruang komputer
 Kantin
 Ruang foto copy
 Perpustakaan
 Kamar mandi
Dengan adanya sarana dan prasarana ini warga belajar dapat menimbah pengetahuan
serta keterampilan untuk kemudian hari.
BAB IV
METODOLOGI

Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
akan digunakan untuk keperluan penelitian atau observasi, metodologi juga merupakan
analsis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Metode yang digunakan dalam observasi ini
adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara merupakan
suatu kegiatan mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mencatat data dan informasi
yang membantu keberlangsungan tujuan belajar itu sendiri baik di lingkungan keluarga,
masyarakat maupun sekolah.
1. Tempat dan waktu
a. Tempat wawancara: di PKBM Finoriken
b. Waktu wawancara: Sabtu, 23 November 2019
2. Prosedur Wawancara
Persiapan wawancara meliputi : pembutan lembaran observasi atau instrument
penelitian.
3. Teknik pengumpulan data
a. Teknik individual
Teknik individual artinya petugas secara langsung menghubungi responden
yang akan menerima dan menikmati program yang di observasi serta
responden juga merupakan juru kunci yang tahu tentang program paket
kesetaraan
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan
dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan
sumber-sumber informasi khusus dari tulisan dan sebagainya
c. Teknik analisis data
Data yang telah diperoleh dari hasil observasi melalui teknik individual yang
diolah kemudian dianalisis dan dibuat dalam bentuk laporan. Ada beberapa
langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis data, yaitu; membuat
laporan dan menentukan hasil identifikasi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Kesetaraan adalah salah satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan
nonformal yang mencakup kelompok belajar (kejar) Program Paket A setara SD / MI,
Program Paket B setara SMP / MTs, dan Program Paket C setara SMA / MA yang dapat
diakses melalui Sanggar Kegiatan Belajar ( SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat
(PKBM), atau unit sejenis lainnya.
Program Kejar paket A, B dan C Dalam program ini warga belajar yang telah selesai
mengikuti pembelajaran dan mengikuti Ujian Pendidikan Nasional Kesetaraan (UNPK) akan
memperoleh ijasah setara. Selain mendapat bekal pengetahuan umum, warga belajar juga
dibekali ketrampilan.
B. Saran
Dengan memperhatikan hasil penelitian dari beberapa kesimpulan, maka dengan ini kami
memberi saran dan harapan agar pengelolaan pada program pendidikan kesetaraan paket A,
B, dan C di PKBM Finoriken yang sudah dilaksanakan bisa lebih baik lagi untuk
kedepannya:
 Saran kami untuk PKBM Finoriken dari sisi pengelolaan untuk fasilitas warga
belajar berupa buku pegangan dan ruang belajar sebaiknya ditambah agar proses
pembelajaran dapat berjalan lebih baik dan warga belajar bisa mengerjakan tugas
dengan maksimal.
 Bagi kami selanjutnya perlu memberikan indikator dan penjelasan yang lebih rinci
dalam pelaksanaan observasi tentang pelaksanaan program pendidikan kesetaraan
paket A, B dan

Anda mungkin juga menyukai