Anda di halaman 1dari 14

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang merupakan kebutuhan utama
industri, perusahaan, media elektronik, serta kebutuhan rumah tangga,
pemerintah mendirikan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memberi jasa
energi listrik untuk r akyat yang membutuhkannya. Untuk menjaga hal-hal yang
dapat mengganggu kelancaran kinerja penyalur energi listrik, Perusahaan Listrik
Negara mendidik tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan, sehingga pada saat ini
jaringan listrik sudah dapat masuk ke pelosok-pelosok desa, yang secara tidak
langsung turut serta meningkatkan kecerdasan bangsa. Jadi jelas terlihat bahwa
peran PLN sangat nyata dalam pembangunan bangsa.

PLTD Waibalun memegang peranan penting dalam pendistribusian


listrik di wilayah flores timur Larantuka. PLTD Waibalun memiliki 5 mesin
diesel, dengan ketentuan 2 diesel beroperasi selama 24 jam, dan 3 mesin diesel
yang lain pada posisi stand by yang dapat dioperasikan setiap saat, dan juga
sebagai sarana pendistribusian listrik untuk menunjang segala kegiatan
operasional di PLTD Waibalun. Diluar unit PLTD waibalun, juga memiliki 6
mesin rental AGREKO.

Mesin diesel adalah motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan


panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang
telah diinjeksikan kedalam ruang bakar. Mesin diesel relatif lebih banyak
menghasilkan arang karbon daripada mesin bensin karena proses pembakaran
yang terjadi akibat udara panas bertekanan tinggi. Sebagai akibat dari udara
bertemperatur tinggi dan bertekanan tinggi maka pemeliharaan setiap sistem
yang ada di Mesin Diesel tersebut harus optimal. Sistem yang bekerja ada
beberapa sistem, misalnya sistem pendingin untuk menjaga temperatur mesin
agar tetap pada suhu optimal ketika bekerja (70°C - 90°C), dan sistem
Pelumasan untuk mengurangi gaya gesek antara dua buah benda yang bergerak.
Sehingga langkah pemeliharaan sistem pendingin dan pelumasan pada Mesin
Diesel sangatlah penting karena bepengaruh terhadap usia dari mesin diesel itu
sendiri.

Proses pembangkitan tenaga listrik dalam prinsipnya merupakan


konversienergi primer menjadi energi mekanik penggerak generator yang
selanjutnya energi mekanik ini dikonversi oleh generator menjadi tenaga listrik.
Untuk menjaga kondisi peralatan dalam PLTD itu berfungsi dengan baik,
maka perlu dilakukan perawatan. Kegiatan perawatan sangat penting
dilakukan agar terhindar dari kerusakan. Oleh karena itu, penulis
mengambil judul “ Perawatan dan Perbaikan Sistem Pelumasan dan
Pendingin Pada Mesin Cummins KTA-50-G8 Pada PLTD Waibalun “.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka
yang menjadi rumusan masalah ialah :
1.1 Bagaimana Pemeliharaan Sistem Pendingin pada Mesin Diesel
Cummins KTA-50-G8
2.1 Bagaimana Pemeliharaan Sistem Pelumasan pada Mesin Diesel
Cummins KTA-50-G8

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pemeliharaan sistem pendingin dan
pelumasan pada Mesin Diesel Cummins KTA-50-G8.
2. Untuk mengantisipasi gangguan/kerusakan pada mesin Cummins
KTA-50-G8 saat beroperasi sehingga, kontinuitas penyaluran Listrik
terhadap pelanggan tetap terjaga.

1.4 Manfaat
Dangan adanya praktek kerja lapangan ini, sebagai mahasiswa saya
mendapatkan :
1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
2. Dapat menambah pengetahuan dari luar, dimana tidak diperoleh
dibangku perkuliahan.
3. Dapat menjalin hubungan baik antara antara Politeknik Negeri
Kupang dengan pihak perusahaan dalam hal ini PT. PLN
(PERSERO) ULPL Maumere.
4. Memberi wawasan baru dalam penggunaan alat – alat teknologi yang
sudah ada demi meningkatkan kualitas kerja.
BAB II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PLTD Waibalun berdiri pada tahun1990-anyang berlokasi di Jl. Nasional


Larantuka- Maumere, dengan mesin pembangkit pertama merk Kubota 2 unit
masing-masing dengan daya 450 kW, 1 unit SWD dengan daya 376 kW, 1 unit
mercy-MTU dengan daya 400 kWdengan beban puncak saat itu 1000 kW.

Sebelum PLTD Waibalun dibangun pembangkit listrik untuk wilayah


flores bagian timur khususnya Larantuka berlokasi di Lokea. PLTD Lokea
berdiri pada tahun 1978 dengan mesin pembangkit pertama merk SWD type
DRO-216 dengan daya 336 kW. Kemudian pada tahun 1983 menambah mesin
pembangkit merk Yanmar 2 unit masing-masing 270 kW dan 500 Kw. Pada
tahun 2003 PLTD Lokea menambah satu unit pembangkit lagi merk MTU
dengan type 18V2000 dengan daya 700 kW.

Seiring dengan bertambah penduduk dan permintaan listrik, maka pada


tahun 2010 PLTD Waibalun menyewa mesin pembangkit Carterpilar 4 unit
masing-masing dengan daya 450 kW. Dengan terus berkembangnya dunia
industri dan adanya pertambahan penduduk ekonomi masyarakat pedesaan,
maka PLN juga mengembangkan penyaluran tenaga listrik ke desa-desa dengan
program listrik asuk desa sehingga jaringan listrik pin meluas sampai tingkat
kecamatan.

Untuk melayani kebutuhan tingginya permintaan energy listrik pada


tahun2017 PLTD Waibalun kembali menyewa mesin pembangkit milik
AGGREKO sebanyak 6 unit dengan daya 4000 kW dan pada tahun 2018
kembali menambah 2 unit mesin CUMMINS dengan dayan1200 kW. Sampai
sekarang PLTD Waibalun hanya mengopersikan 2 unit mesin Cummins dan
sewa Aggreko dengan beban puncak 6000 kW.
2.2 Lokasi Perusahaan

16
17

15 1
2 11
14

13
18 10

8 9

7
6

4
5

Keterangan :

1. Jln. Larantuka – Maumere 10. Tanki BBM Sementara

2. Pos Satpam 11. Tanki BBM

3. Rumah Dinas 12. Tanki BBM

4. Mesin Sewa Aggreko 13. Mesin Cummins 1

5. Rumah Dinas 14. Mesin Cummins 2

6. Kantor PLTD Waibalun 15. Travo

7. Air Hydran 16. Panel Travo

8. Limbah PLTD 17. Mesin kubota, MTU

9. Bak Air 18. Penyulang


2.3 Struktur Organisasi

Manager ULPL Maumere


Huston Ginanjar

Spv. Operasi Spv. Operasi PLTD Spv. Operasi PLTD Spv. Operasi PLTD
PLTD Maumere Waibalun Adonara Lembata
Blasius Say Marsel Ndale Misbahul M

Marthen Day Antonio M. Riberu Lorentinus Bardiman

NIP : 7094038H NIP : 9414010SSH3Y

OPERATOR OPERATOR

 Marianus S. Letor  Rudolf A. Djawa


 Martinus Pati  P. Piter Diaz
 Mikael Sarong  Yohanes F. Fernandes
 Philipus D. Oleona  Elvis P. Araudjo
 Shimad Kamarudin  Martinus S. Molan
2.4 Sumber Daya Yang Dimiliki Perusahaan

2.4.1 Sumber Daya Manusia

No. Nama Jabatan

1 Blasius Say Supervisor Operasi Pembangkit

2 Marthen Day Staff Pemeliharaan Pembangkit

3 Antonio M. Riberu Staff Pemeliharaan Pembangkit

4 Lorentinus Bardiman Staff Logistik Pembangkit

5 Marianus S. Letor Operator Outsorcing

6 Martinus Pati Operator Outsorcing

7 Mikael Sarong Operator Outsorcing

8 Philipus D. Leona Operator Outsorcing

9 Simad Kamarudin Operator Outsorcing

10 Rudolf A. Djawa Operator Outsorcing

11 Piter Diaz Operator Outsorcing

12 Yohanes F. Fernandes Operator Outsorcing

13 Elvis P. Araudjo Operator Outsorcing

14 Martinus S. Molan Operator Outsorcing

2.4.2 Sumber Daya ( Peralatan Utama ) Yang Dimiliki

 2 unit mesin Cummins type KTA 50-G8 dengan daya TPS = 1000 kW
dengan daya mampu = 700 kW.

 2 unit mesin Kubota type L6D20BCS mengalami gangguan.

 1 unit mesin SWD type DRO216 rusak berat.

 Sewa Aggreko dengan daya 4000 kW.

 1 unit alat pengukur nosel.


2.5 Kapasitas Produksi Perusahaan

I. Mesin PLN

Daya
Daya
mampu
No. Merek Mesin Type No Serie Rpm
( kW )
( kW )

6ML -
1 Yanmar 7036 - FMF 750 270 200
HTS

M220L -
2 Yanmar 1864 – FTS 750 500 400
FMF

3 MTU 18 V 2000 539100424 1500 700 300

KTA 50 –
4 Cummins 25426980 1500 1200 1000
G8

KTA 50 –
5 Cummins 25426136 1500 1200 1000
G8

Jumlah PLN 3870 2900

II. Sewa Aggreko

6 Unit 1500 4000 4000


Aggreko

Jumlah Sewa 4000 4000

Jumlah Total 7870 6900

Beban Puncak 6000

Cadangan Daya Operasi 900

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1 MESIN DIESEL

Gambar 1.1 siklus Termodinamika yang terjadi pada Mesin Diesel Ideal

Diagram ini menunjukan siklus diesel ideal atau sempurna. Mula –


mula udara ditekan secara adiabatik (1-2), lalu dipanaskan pada tekanan
konstan hingga penyuntik atau injector menyemprotkan solar dan terjadilah
pembakaran (2-3), gas yang terbakar mengalami pemuaian adiabatik (3-4),
pendinginan pada volume konstan hingga gas yang terbakar dibuang ke pipa
pembuangan dan udara yang baru, memasuki silinder (4-1). Fluida kerja untuk
mesin diesel adalah udara dan solar. Fluida kerja biasanya menyerap kalor pada
suhu yang tinggi (QH), melakukan usaha atau kerja (W), lalu membuang kalor
sisa pada suhu yang lebih rendah (QL). Karena energi kekal, maka
QH = W + QL.
Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan mesin diesel (atau mesin
pemicu kompresi) adalah motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan
panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar
yang telah diinjeksikan kedalam ruang bakar.

2.3 Cara Kerja Mesin Diesel


Gambar 1. 4 langkah yang terjadi pada Mesin Diesel

Pada mesin diesel 4 langkah, terjadi 4 langkah kompresi, langkah usaha, dan
langkah buang pada setiap putaran poros engkol atau 720 derajat putaran (2 kali
putaran penuh). Dengan rasio kompresi sebesar 12 : 1.

a. Langkah Isap atau Intake (Induction Stroke)

Gambar 2. langkah masukan udara (air intake) pada mesin diesel

Pada langkah ini, katup udara masuk (intake valve) membuka lalu piston
bergerak kebawah dari TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah),
yang mengakibatkan piston bergerak kebawah adalah Crankshaft yang berputar
180 derajat. Pergerakan piston menuju TMB mengakibatkan perbedaan tekanan
udara antara saluran masuk dengan ruang bakar, sehingga udara masuk menuju
ruang bakar.

b. Langkah Kompresi

Gambar 3. Langkah kompresi udara pada mesin diesel.


Pada langkah ini Crankshaft bergerak rotasi sebesar 180 derajat yang
mengakibatkan piston bergerak ke atas menuju TMA (Titik Mati Atas). Gerakan
piston menuju TMA ini mengakibatkan udara yang berada dalam ruang bakar
terkompresi, sehingga adanya penambahan tekanan tersebut menjadikan udara
dalam ruang bakar mengalami kenaikan suhu. Udara pada ruang bakar tersebut
bertekanan dan bertemperatur tinggi. Sesaat sebelum piston mencapai TMA,
injector mengkabutkan bahan bakar berupa solar lalu terjadilah sebuah ledakan
(explosion).
Pada langkah ini jarak kompresi mempunyai perbandingan sebesar 12:1 atau
22:1. Artinya jarak piston dari TMB hingga mencapai TMA memiliki jarak
dengan perbandingan 12:1 ataupun 22:1. Udara pada saat langkah kompresi
memiliki temperatur sekitar 700°C – 900°C.

c. Langkah Usaha

Gambar 4. Langkah usaha (power stroke) pada mesin diesel.

Piston yang bergerak ke atas sesaat sebelum mencapai titik mati atas (TMA)
dikabutkan bahan bakar melalui injector. Hal ini mengakibatkan terjadinya
pembakaran beserta ledakan di ruang bakar, karena molekul bahan bakar yang
diinjeksikan injector menyerap udara bertemperatur dan bertekanan tinggi.

d. Langkah Buang

Gambar 5. Langkah buang pada mesin diesel.

Setelah terjadinya pembakaran, piston bergerak menuju Titik Mati Atas (TMA),
katup buang membuka, sehingga gas hasil pembakaran (Exhaust Port) karena
terjadinya perbedaan tekanan antara ruang bakar dengan saluran pembuangan.
3.3 Sistem Pendingin
Tujuan pendingin adalah untuk mempertahankan suhu mesin pada suhu
kerjanya gas pembakaran didalam silinder dapat mencapai suhu kurang
lebih 2500°C sehingga komponen yang dekat dengan ruang bakar akan
menjadi panas seperti dinding silinder, kepala silinder, torak, dan katup.

Gambar 6. Sistem Pendingin mesin diesel.

Keterangan :
1. Aftercooler Housing 9. Oil Cooler
2. Aftercooler Core 10. Water Pump
3. Aftercooler Coolant Supply 11. Coolant Supply From Radiator
4. Aftercooler Coolant Return 12. Bypass Tube
5. Coolant Return to Radiator 13. Coolant to Block V
6. Coolant Transfer Tube (Head to Head) 14. Cylinder Linier
7. Thermostat 15. Cylinder Head
8. Coolant Filters

Variabel PH air yang digunakan sebagai pendingin dalam sistem


sirkulasi pendigin mesin diatur agar berkisar antara 7-9. Hal ini dlakukan
untuk mencegah terjadinya korosi dan kerusakan pada tanki dan pipa
saluran pendigin.
Suhu awal ketika air berada pada radiator berkisar 23°C dan siap
untuk disirkulasikan oleh water pump. Ketika mesin di operasikan, air
yang berada pada blok mesin bersikulasi dengan bantuan water pump
melewati oli cooler, dan diteruskan melewati cylinder liner. Setelah itu
melewati selang bypass tanpa melewati radiator dikarenkan lubang air
menuju radiator masih tertutup oleh thermostat, sementara itu lubang
bypass yang letaknya berseberangan dengan lubang menuju radiator
terbuka memungkinkan waterpump mengalirkan air yang keluar dari blok
mesin untuk kembali masuk kedalam blok mesin untuk mendinginkan
cylinder liner, oil cooler, dan cylinder head. Fase ini disebut pemanasan
dimana air yang bersikulasi di dalam blok mesin sengaja tidak didinginkan
agar suhu kerja mesin 82-93°C tercapai.
Suhu air naik menjadi 82-93°C ketika mesin sudah beroperasi. Air
pada suhu tersebut ketika sampai pada rumah thermostat secara otomatis
thermostat membuka karena telah diatur untuk membuka pada suhu
tersebut oleh pabrik pembuatnya. Maka dari itu, air dari blok mesin masuk
menuju radiator. Dengan membukanya thermostat, ujung dari thermostat
tersebut menutup lubang bypass yang berseberangan dengan jalur keluar
air. Dengan tertutupnya lubang bypass tersebut juga memungkinkan water
pump untuk memompa air dari dalam radiator untuk menjaga suhu kerja
dari mesin tersebut. Air yang keluar dari blok mesin masuk ke radiator
untuk didinginkan dengan bantuan tiupan angin dari fan, baik mekanik
ataupun elektrik, fase ini adalah fase pendinginan. Pada saat mesin bekerja
pada putaran rendah, suhu kerja mesin turun hingga kurang dari 83°C yang
mengakibatkan thermostat kembali mentup secara otomatis dengan tujuan
untuk mempertahankan suhu air agar tetap pada suhu kerja mesin.
Tanpa thermostat, fase pemanasan dan fase pendingin tidak akan
terjadi, dikarenakan tidak ada pengatur masuk-keluarnya air menuju
radiator. Apabila tidak ada thermostat, air yang suhunya masih dingin
(suhu lingkungan) akan langsung masuk menuju radiator, padahal air
dalam kondisi tersebut belum perlu untuk didinginkan (memasuki
radiator). Lubang bypass pun tidak tertutup sehingga water pump akan
memompa air dari lubang bypass tersebut yang akan mengakibatkan debit
air yang didesain untuk berjalan di keseluruhan cylinder liner tidak
tercapai. Dengan berkurangnya debit air tersebut, pendinginan untuk
silinder menjadi berkurang, mengakibatkan suhu pada silinder ini naik dari
suhu kerja optimalnya. Terlebih lagi temperatur air yang dideteksi oleh
sensor temperatur air adalah air yang baru saja didinginkan oleh radiator
secara tidak sengaja terhisap oleh water pump karena terbukanya lubang
bypass sehingga pada panel indikator temperatur menunjukan suhu mesin
dingin sementara pada silinder lainya tidak mendapatkan pendinginan
yang cukup. Pada kondisi ekstrem, kurangnya pendingin akan memicu
pemuaian piston sehingga besar kemungkinan piston tersebut tersendat
karena pemuaian tersebut.

3.3.1 Komponen – Komponen Sistem Pendingin


a. Radiator
Komponen ini adalah penukar panas yang digunakan untuk
memindahkan energi panas dari satu media ke media lainnya yang
bertujuan untuk mendinginkan maupun memanaskan. Biasanya
radiator terdiri dari tanki air bagian atas (upper tank), tanki bagian
bawah (lower water tank), dan radiator core, pada bagian tengahnya.

b. Tutup Radiator
Komponen ini mempunyai dua fungsi, fungsi yang pertama yaitu untuk
menaikkan titik didih air pendingin dengan jalan menahan ekspansi air
pada saat air menjadi panas sehingga tekanan air menjadi lebih tinggi
dari tekanan udara luar, sedangkan fungsi yang kedua untuk
mempertahankan air pendingin di dalam sistem agar tetap penuh
walaupun mesin dalam keadaan dingin atau panas. Untuk mewujudkan
fungsi tersebut, maka pad tutup radiator dilenkapi dengan relief valve
dan vacum valve.
c. Water Pump
Pompa air atau dalam bahasa inggris diebut water pump merupakan
perangkat distribusi sirkulasi medium pendingin. Prinsip kerjanya
adalah dengan berputar mengikuti putaran crankshaft atau poros
mesin, karena itu air radiator tidak dapat bersikulasi.

Anda mungkin juga menyukai