Manajemen Pemberian Obat Kel.1
Manajemen Pemberian Obat Kel.1
DISUSUN OLEH :
FASILITATOR :
1
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memberikan pengetahuan kepada kita
semua tenang “Pemberian Obat melalui Oral, Topikal, Parenteral dan Supositoria
“.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen
pembimbing, dan Rekan rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Surabaya ,01-12-2020
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2. Jenis obat yang dapat diberikan melalui oral, tropical parenteral dan
supositoria…..…………………………………………………………………...10
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………30
3.2. Saran……………………………………………………...…………………30
3
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...31
BAB I
PENDAHULUAN
Obat merupakan semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis
layak dapat menyembuhkan. meringankan dan mencegah penyakit gejalanya,
yang diberikan kepada pasien dengan maksud tertentu sesuai dengan guna abat
tersebut. Pemberian obat yang aman dan akurat adalah tanggung jawab penting
bagi seorang perawat. Salah satu tugas terpenting dari seorang peruwal adalah
memberi obul yang umun dan ukurail kepala klien. Obat merupakan alat ularna
terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan
efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam
banyak hal.
1.2.1 Apa pengertian dari obat oral, topical, parenteral dan supositoria?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis obat yang dapat diberikan melalui oral. topical,
1.2.3 Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan sebelum
1.2.5 Apa saja yang perlu dievaluasi setelah prosedur pemberian obat
secara oral, topical, parenteral dan supositoria dilaksanakan?
1.3 Tujuun
1.3.1 Untuk mengeluhui pengertian dari obat oral, tropical, parenteral dan
supositoria.
5
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis obat yang dapat diberikan melalui oral,
1.3.5 Untuk mengetahui apa saja yang perlu dievaluasi setelah prosedur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
1. Obat oral
6
sampai dengan 100 ml cairan. Namun ada beberapa kondisi yang membuat klie
tidak dapat menggunakan obat oral. Kontraindikasi primer pemberian obat oral
meliputi adanya gangguan saluran cerna. ketidakmampuan klien menelan
makanan atau cairan, dan klien yang menggunakan selang lambung.
a. Pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat di pakai
pada keadaan gawat. Obat yang berikan per oral biasanya
membutuhkan waktu 30 sampai dengan 45 menit sebelum di
absorbsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1 sampai dengan 1
jam. Rasa dan bau obat yang tidak enak sering mengganggu pasien.
b. Cara per oral tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami
mual- mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani
pangisapan cairan lambung serta pada pasien yang mempunyai
gangguan menelan.
7
Indikasi pemberian obat oral
a. Antipiretik
b. Analgetik
c. Anti inflamasi
d. Anti rematik/anti pirai
e. Antibakteri dll.
2. Obat topikal
8
Tujuan pemberian obat tropikal
3. Obat parenteral
9
d. dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati, bekerja cepat
dan dosis ekonomis.
a. Kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa
dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan
b. Tidak disukai pasien
c. Berbahaya (suntikan-infeksi)
4. Obat supositoria
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang
diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk torpedo, dapat
melunak, melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan efek yang ditimbulkan
adalah efek sistemik atau lokal. Suppositoria adalah obal solid (padat) berbentuk
peluru yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam anus rektum (suppositoria
rektal), vagina (suppositoria vagina) atau uretra (suppositoria uretra). Pemberian
obat supositoria diberikan pada pasien-pasien khusus yang tidak bisa
mengonsumsi obat secara oral lewal mulut. Hal ini bisa terjadi misalnya pada
pasien yang sedang tidak sadarkan diri.pasien yang tidak menerima sediaan oral
akan muntah, pasien bayi, dan pasien lanjut usia, yang juga sedang dalam keadaan
tidak memungkinkan untuk menggunakan sediaan parenteral (obut suntik).
a. Pembedahan di perut
b. Usu buntu
c. Hipersensitif
d. Radang usus dan radang di anus
1. Pil
Yaitu satu atau lebih dari satu obat yang di campur dengan
hahan kohesif dalam bentuk lonjong. bulat atau lempengan Pil
hendaknya di telan secara utuh karena dapat mengandung obat -
obatan yang rasanya sungat tidak enak atau zat besi yang bisi
membuat gigi penderita berwarna hitam.
2 Tablet
Yaitu obat bubuk yang dipadatkan dalam bentuk lonjong
atau lempengan. Tahlel darat di patahkan untuk mempermudah
dalam menelan.
3) Bubuk
Yaitu obal yang di lubuk bulus. Bubuk ini tidak dapat
larut dalam air dan dapat di berikan kepada penderita dengan cara
11
berikut:
a. Dari kertas pembungkusnya dijatuhkan keatas lidah
penderita
b. Kita campur dalam air atau susu (campuran tersebut harus
terus kita aduk karena bubuk itu tidak larut dalam cairan
tersebut)
c. Di persiapkan dalam pembungkus obat bubuk.
4) Drase
Yaitu obat-obatan yang di bungkus oleh selaput tipis gula.
Harus di telan secara utuh karena dapat mengandung obat - obatan
yang mempunyai kemampuan untuk mengiritasi selaput lendir
lambung pasien.
5) Kapsul
Yaitu obat dalam bentuk cair, bubuk atau minyak dengan di
bungkus gelatin yang juga harus di telan secara utuh karena dapat
menyebabkan muntah akibat iritasi selaput lendir lambaung
pasien.suatu obat di persiapkan dalam bentuk kapsul dengan
harapan agar tetap utuh dalam suasana asam lumbung tetapi
menjadi hancur pada suasana netral atau basa di usus. Dalam
pemberian obat jenis kapsul,bungkus kapsul tidak boleh di buka,
obat tidak boleh dikunyah dan pasien diberitahu untuk tidak
minum susu atau antacid sekurang kurangnya satu jam setelah
minum obat.
6) Sirup
Disini kita memakai sendok pengukur, gelas
pengukur(yang kecil), atau botol tetesan. Kadang-kadang sirup
sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu. Pemberiannya
harus dilakukan dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk
obat yang pahit alau rasanya tidak enak. Pasien dapat diberiminum
dingin (es) sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup,
pasien dapat diberi minum, pencuci mulut atau kembang gula.
Lotion
Lotion ini mirip dengan shake lotion tapi lebih tebal dan cenderung
lebih emollient di alam dibandingkan dengan shake lotion. Lotion
biasanya terdiri dari minyak dicampur dengan air, dan tidak memiliki
kandungan alkohol. Bisanya lotion akan cepat mengering jika
mengandung alkohol yang tinggi
Shake lotion
Cream
Cream adalah campuran yang lebih tebal dari lotion dan akan
mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan wadahnya.Cream
biasanya digunakan untuk melembabkan kulit. Cream memiliki resiko
yang signifikan karena dapat menyebuhkan sensitifitas imunologi yang
tinggi. Creum memiliki tingkat penerimaan yang tinggi oleh pasien.
Cream memiliki variasi dalam bahan, komposisi, pH, dan toleransi antara
merek generik.
Salep
14
yang tidak sudar dan dalam keadaan yang memerlukan kerja obat yang cepat.
Jenis-jenis obat yang diberikan melalui rute parenteral yaitu:
Intravena (IV)
1. Ranitidin
2. Petidin Hidroklorida
3. Eritromisin
4. Protamin Sulfat
5. Fitomenadion (vitamin K)
Intramuskular (IM)
Intracutan
16
Subkutan
a. Vaksin
b. Narkotik
c. Heparin
d. Obat-obatan pre-operasi
e. Insulin
1. Kaltrafen suporitoria
2. Profeid supositoria
3. Dulcolac supositoria
4. Ketoprofen supositoria
5. stsolid supositoria
17
6. Boragino supositoria
a. Benar Pasien
b. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama
generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau
kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, tabel pada botol atau
kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan
botolnya diambil dari rak obat, kedua tabel botol dibandingkan dengan obat yang
diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika lebelnya tidak terbaca, isinya
tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Jika pasien
meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat
perawat harus ingat untuk apa obat diberikan. Ini membantu mengingat nama abat
dan kerjanya.
c. Benar Dosis
18
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rule yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja
yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral,sublingual, parenteral, topikal,
rektal, inhalasi.
e. Benar Waktu
f. Benar Dokumentasi
a. Persiapan pasien
Fisik
19
Klicn dipersilakan duduk pada kursi yang telah disediakan
Kaji kemampuan klien (kemampuan menelan)
Klien tidak dalam kondisi muntah-muntah dan atau tidak Swak
Psikologis
Persiapan alat
c. Persiapan lingkungan
a. Persiapan pasien
b. Persiapan alut
20
6. Waskom
7. Air hangat, handuk, wasslap dan abun basah
8. Kassa balutan atau penutup plastik
c. Persiapan lingkungan
a. Persiapan pasien
1. Bacalah dalar olul pasien yang menunjukan jenis obuil dan curu
pemberiannya
2. Ambil spuit dan jarum pasien dari tempatnya dengan korentang
3. Larutkan lebih dulu obat-obat yang perlu dilarutkan
4. Baca kembali daftarobat tersebut, ambilobat yang dimaksud,kemudian
lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol pada
5. Spuit diisi dengan obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Udara
didalam spuit dikeluarkan, lalu spuit serta kapas alkohol dimaksukan
kedalam bak spuit yang tersedia dan langsung dibawa ke dekat pasien.
6. Baca kembali daftar pemberian obat dan cocokan dengan papan nama atau
langsung tanyakan namanya kepada pasien bersangkutan
7. Posisi pasien diatur sesuai dengan sesuai dengan cara pemberian suntikan
(misalnya sub cuta, intra muscular, atau intra vena). Selanjutnya
permukaan kulit di daerah yang akan disuntik di desinfeksi dengan kapas
alkahol, kemudian obat di suntikkan.
8. Setelah selesai jarum di cabut bekas suntikan di desinfeksi Jengan kapas
alkhohol dan ditahan sebentar agar darah tidak keluar
9. Possi pasien diatur kembali dan dirapikan.
10. Peralatan dibersihkan dibereskan dan dikembalkan ke tempat semula
Persiapan alat
1. intravena
21
a. Daftar buku obat catatan dan judual pemberian obat.
b. Obat dalam tempatnya.
c. Spuit sesuai dengan jenis ukuran
d. Kapas alcohol dalam tempatnya.
c. Cairan pelarut (aquades).
f. Bak injeksi
8. Bengkuk
h. Perlak dan alasnya.
i. Kurun pembedung
2. Intramuscular
3. Subkuran
4. Intraculun
h. Persiapan lingkungan
22
1) Menutup jendela, korden, dan memasung sampiran atau sketsel
bila perlu
2) Menganjurkan orang yang tidak herkesentingan untuk keluar
ruangan
a. Persiapan pasien
b. Persiapan alat
1. Melalui rectal
1) Obul Supositoria dalam tempatnya
2) Sarung tangan
3) Kain kasa
4) Vaseline pelican pelumas
5) Kertas tisu.
2. Melalui vagina
1) Obut dalam tempatnya.
2) Sarung tangan
3) Kain kasa
41 Kertas tisu
5) Kupres sublimat dalam tempatnya.
6) Pengalas
7) Korentang dalam tempatnya
c. Persiapan lingkungan
1)Cuci tangan
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
23
3) Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat
dosis, tepat waktu dan tepat tempat
4) Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari
botol.
maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan
pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan.
Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pernbungkusnya.
b. Kaji kesulitan menclan. Bila ada, jadian tablet dalam bentuk
bulsuk
can cattipur dengan minuman.
c. Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat
yang
membutuhkan pengkajian
d. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi
respons
terhadap obal dengan mencatat hasil pernherian ubat.
5) Cucingan
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3) Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4) gunakan sarung tangan
5) Bersihkan darah yang akan dibari obat dengan air hangat
apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6) Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti
mengoleskan dan mengompres.
7) Kalau perlu, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah
yang diobati.
8) Cuci tangan
1) Cuci tangan
2) Jelaskan pula pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Atur posisi pasien dengan kepala menoleh di sebelah kiri dengan
posisi perawat di posisi katan.
4)Gunakan sarung tangan
24
5) Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab
dari
sudut mata kearah hidung. Apabila sangat koter basuh dengan air
hangat
6) Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah
dengan
ibu jari, jari telunjuk di atas tulang orbita.
7) Teteskan obat mata diatas sakus kunjungtiva. Stelah lelesa
selesai
sesuai dengan dodis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan
herlahan-lahan, apabila menggunakan obat tetes mata.
8) Apabila obat mata jenis saleb, pengang aplikasi saleb diatas
pinggir kelopak mata kemudian pencet tube schingga obat keluar
dan berikan ubat pada kelopak mata bawah. Setelah selesai,
anjurkan pasien untuk melihat kebawah, secara bergantian dan
berikan obat pada kelopak mata bagian atas. Biarkan pasien untuk
memejamkan mata dan merenggngkan kelopak mata.
9) Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10) Cuci tangan
11) Alat obat, jumlah, waktu dan tempat pemberian
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan digunakan
3) Atur posisi pasien dengan kepala miring kekanan atau kekiri
sesuai dengan daerah yang akan diobati, usahakan agar lubang
telinga pasien ke atas
4) Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke
Arah kebelakang pada orang dewasa dan kebawah pada anak-anak.
5) Apabila obat herupa obat tetes, maka teteskan obat dengan
jumlah tetesan sesuai dosis pada dinding saluran untuk mencegah
terhalang oleh gelembang udara.
6) Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukan atau
oleskan salep pada lubang telinga.
7) Pertahankan posisi kepala 12-3 menit.
8) Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu.
9) Cuci tangan.
10) Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian.
a. Intravena
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang alan dilakukan
3) Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan
daerah
yang akan dilakukan
4) Penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke
ataskan
5) Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis
yang akan diberikan
6) Apa bila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka
larutkan dengan pelarut (aquades steril).
7) Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan. Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada
bak injeksi.
8) Desinfeksi dangan kapas alkohol.
9) Lakukan pingikatan dengan karet pembendung (torniqut) pada
bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau
tegangkan dengan tangan /minta bantuan atau membendung di alas
vena yang akan dilakukan penyuntikan.
10) Ambil spuit yang berisi obat
11) Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas
dengan memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut
penyuntikun 15-30 derajat
26
12) Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet
pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis.
13) Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan
penekanan pada daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan
spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok.
14) Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat,obat. tanggal
waktu dan jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan jika ada).
b. Intramuscular
c. Subkutan
I) Cuci tangan
2) Siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
3 Identifikasi klin
4) Beri tahu klien prosedur kerjanya
5) Atur klien pada posisi yang nyaman
6) Pilih area penusukan
7) Pakai sarung
8) Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol
27
9) Pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan non
dominan
10) Buka tutup jarum
11) Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan
non dominan dengan ujung jarum menghadap ke atas dan
menggunakan tangan dominan, masukkan jarum dengan sudut
45 atau 90 derajat
12) Lepaskan tarikan tangan non dominan
13) Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
14) Jika tidak ada darah, masukan ubat perlahan-lahan. jika ada
darah tarik kembali jarum dari kulit tekan tempat penusukan
selama 2 menit dan observasi adanya memar, jika perlu berikan
plester, siapkan obat yung baru.
15) Cubul jarum dengan sudut yang samu ketika jarum di
masukan, sambil melakukan tekanan dengan menggunakan kapas
alkohol pada area penusukan
16) Jika ada perdarahan tekan area itu dengan menggunakan ka
steril sampai perdarahan berhenti.
17) Kembalikan posisi klien
18) Buang alat yang sudah tidak terpakai
19) Buka sarung tangan
20) Cuci tangan dan catat hasil pemberian obali lest obal, tanggal
waktu dan jenis obat, serta reaksinya setelah penyuntikan (jika
ada)
d. Intracutan
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3) bebaskan darah yang akan disuntik, bila menggunakan baju
lengan panjang terbuka dan keatasan
4) Pasang perlak / pangalas di bawah bagian yang akan disuntik
5) Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan encerkan dengan
quades. Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang
lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau seteril.
6) Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan
dilakukan suntikan
7) Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
8) Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke
alas dengan sulut 15-20 derajat lalu permukaan kulit.
28
9) Suntikkkan sampai terjadi gelembung,
10) Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
11) Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu.
tanggal dan jenis obat
a. Melalui rektal
1) Cuci tangan
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Gunakan sarung tangan
4) Buka perbungkus obat dan pegang dengan kain kasa
5) Oleskan pelicin pada ujung obat Supositoria.
6) Regangkan glutea dengan tangan kiri. Kemudian masukan
Supositiria secara berlahan melalui anus. Sphincher ana interna,
serta mengenai dinding rectal + 10 cm pada orang dewasa, 5 cm
pada bayi atau anak.
7) Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar
anal
dengan tisu.
8) Anjurkan pasien untuk tetap berbaring talentang atau miring
selama 45 menit.
9) Setelah selesai, lepaskan sarung tangan kedalam bengko.
10) Cuci tangan.
11) Catat obat, jam jumlah dosis, dan cara pemberian
b. Melalui vagina
1) Cucingan
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Gunakan sarung tangan.
4) Buka pembungkus abat dan pegang dengan kain kasa.
5) Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublime
6) Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal recumbert
7) Apabila jenis obut Supositurin. maka buka pembungkus dan
7) apabila jenis obat supositoria maka buka pembukus dab berikan
pelumas pada obat
8) Renggungkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan
obat sepanjang dinding kanal vagina posterior sampai 7,5-10 cm.
29
9) Setelah obat masuk. bersihkan darah sekitar orivisium dan labia
dengan tisu
10) Anjurkan untuk tetap dalam posisi selama 10 menit agar obat
bereaksi.
11) Cuci tangan
12) Cutal jumlah dosis, waktu, dan cara pemberian.
2.5 Evaluasi
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Setiap obat merupakan racun jika dosis yang liberikan tidak tepat, yang
mana dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika kita salah
menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan
31
akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, sebagai seorang perawat harus melaksanakan
tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang
daput merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo. Robert. (1995) Teknik Dasar Pemberian Olsat Bagi Perawat, Jakarta :
LGC
32