Anda di halaman 1dari 8

Jangan Takut

Virus Corona

Tingkatkan Imunitas
Tubuh Dengan
Herbal Alami

Terbukti Secara Ilmiah Mampu


Melawan Virus Corona
Kenapa sebaiknya anda mengkonsumsi ANTICOVID?
SARS-CoV-2 merupakan virus yang sangat ganas. Hingga pekan ke-2 bulan maret
2020, SARS-CoV-2, telah menjangkit sebanyak 218.918 (Healhmap.org). Hingga saat ini,
masih belum ditemukan agen terapi yang spesifik untuk melawan virus SARS-CoV-2. Oleh
karena itu, dibutuhkan agen terapi potensial untuk mengatasi virus SARS-CoV-2. Anticovid
merupakan salah satu herbal potensial yang efektif melawan virus SARS-CoV-2. Anticovid
merupakan herbal alami 100%, tanpa tambahan bahan kimia dan tanpa efek samping
yang memiliki bukti ilmiah mampu menangkal dan melawan virus SARS-CoV-2.

Bagaimana Formulasi dan Efektifitas ANTICOVID?


Herbal ANTICOVID mengandung berbagai senyawa aktif, diantaranya adalah
Kaempferol, Quercetin, Digalactosyl diglyceride, Purpurin 18 Methyl Ester, dan
Trigalactosyl digyliceride yang mampu mencegah perkembangan virus SARS-CoV-2.
Perkembangan virus SARS-CoV-2 ditentukan oleh protein 3-chymotrypsin-like protease
(3CL-protease) dan COVID-19 Polymerase. 3CL-protease dan COVID-19 Polymerase ini
berperan dalam replikasi RNA SARS-CoV-2. 3CL-protease adalah protease utama yang
digunakan dalam proses replikasi virus. Senyawa yang dapat menghambat protease
mampu mencegah replikasi dan proliferasi virus, senyawa jenis ini juga mampu
mengurangi resiko mutasi yang diakibatkan oleh resistensi obat. Sedangkan COVID-19
Polymerase juga merupakan protein untuk replikasi RNA yang berfungsi sebagai reseptor
target. Senyawa aktif yang terkandung di dalam ANTICOVID yaitu Kaempferol, Quercetin,
Digalactosyl diglyceride, Purpurin 18 Methyl Ester, dan Trigalactosyl digyliceride yang
mampu mencegah perkembangan virus Corona. Berikut hasil penelitiannya :

Digalactosyl diglyceride
Purpurin
Trigalactosyl digyliceride Kaempferol
Quercetin

3CL-Protease
COVID-19 Polymerase

Kaempferol Purpurin 18 Methyl Ester

Protein 3CL-protease dan COVID-19 Polymerase dapat dihambat melalui senyawa


aktif yang terdapat pada herbal tertentu. Herbal ANTICOVID mengandung senyawa yang
yang mampu berikatan dengan 3CL-protease dan COVID-19 Polymerase. Terdapat 5
senyawa aktif yang berhasil diidentifikasi dari herbal ANTICOVID yaitu: Kaempferol,
Quercetin, Digalactosyl diglyceride, Purpurin 18 Methyl Ester, dan Trigalactosyl
digyliceride. Kami juga menggunakan 2 senyawa pembanding, yaitu Remdesifir dan
Chloroquine. Remdesifir adalah antivirus spektrum luas yang banyak digunakan untuk
menghambat replikasi RNA virus. Sedangkan Chloroquine adalah senyawa kimia yang
telah diklaim oleh Wang et al. (2020) sebagai obat AntiCovid-19 potensial karena dapat
mengontrol infeksi 2019-nCoV sevara in vitro.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada herbal
ANTICOVID yaitu Purpurin 18 Methyl ester memiliki binding affinity yang paling rendah
yaitu -9,5 Kcal/Mol pada 3CL Protease dan -8,3 Kcal/Mol pada COVID-19 Polymerase
(Tabel 1). Kaempferol dan Quercetin juga memiliki binding affinity yang rendah
dibandingkan dengan senyawa kontrol yaitu Chloroquine dan Remdesivir. Binding affinity
suatu senyawa mengambarkan potensinya dalam bereaksi dengan target protein tertentu.
Semakin rendah binding affinity suatu senyawa maka semakin kuat ikatannya terhadap
protein target. Binding affinity yang rendah juga menandakan energi yang dibutuhkan
suatu senyawa dalam berikatan semakin sedikit. Oleh karena itu Ketiga senyawa senyawa
yang terdapat pada herbal ANTICOVID efektif sebagai herbal potensial untuk melawan
virus SARS-CoV-2
Tabel 1. Hasil Uji Molecular Docking

Binding Affinity
Nama Senyawa COVID-19 polymerase
3CL Protease (Kcal/Mol)
(Kcal/Mol)
Remdesivir -7,4 -7,8
Chloroquine -5,5 -5,4
Kaempferol -7,8 -7,6
Quercetin -7,4 -8,1
Digalactosyl diglyceride -6,0 -5,1
Purpurin 18 Methyl Ester -9,5 -8,3
Trigalactosyl digyliceride -6,2 -6,6

Apakah ANTICOVID benar-benar Efektif dan dapat diserap Tubuh?


Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada herbal
ANTICOVID memiliki nilai GPCR ligand, ion channel modulator, kinase inhibitor, nuclear
receptor ligand, protease inhibitor, dan enzyme inhibitor yang memebuhi syarat dan dapat
bereaksi dengan reseptor (Tabel 2). Jika nilai bioaktivitasnya lebih dari 0, maka senyawa
tersebut aktif, jika nilainya antara -5,0-0,0, maka senyawa tersebut semi-aktif dan jika
nilainya kurang dari -5,0 maka senyawa tersebut tidak aktif. Bioaktivitas didefenisikan
sebagai senyawa yang memiliki efek biologis yang menyebakan respon terhadap jaringan
hidup. Seperti yang terlihat di tabel 2, semua senyawa memiliki nilai bioaktivitas antara
-5,0-0,0 dan lebih dari 0 yang menandakan senyawa tersebut memenuhi syarat dan dapat
bereaksi dengan reseptor.

Tabel 2. Bioactivity score

Ion Nuclear
GPCR Kinase Protease Enzyme
Senyawa channel receptor
ligand inhibitor inhibitor inhibitor
modulator ligand
Remdesivir 0,27 -0,35 0,2 -0,48 0,49 0,38
Chloroquine 0,32 0,32 0,38 -0,19 0,05 0,11
Kaempferol -0,1 -0,21 0,21 0,32 -0,27 0,26
Quercetin -0,06 -0,19 0,28 0,36 -0,25 0,28
Digalactosyl
0,19 0,09 0,07 -0,04 0,19 0,33
diglyceride
Purpurin 18
0,21 0,01 0,05 -0,19 -0,01 0
Methyl Ester
Trigalactosyl
-0,39 -1,04 -0,69 -0,67 -0,19 -0,47
digyliceride
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa kimia yang terdapat pada herbal
ANTICOVID dapat diserap tubuh dengan baik. Tingkat penyerapan suatu senyawa di
dalam tubuh bisa dilihat melalui uji bioavailibilitas. Bioavaibilitas senyawa dapat diketahui
melalui uji lipinski (rule of five), dengan kriteria jumlah donor proton hidrogen ≤5, grup
aseptor proton ≤10, memiliki berat molekul ≤500 g/Mol dan nilai MlogPnya adalah ≤5.
Senyawa dengan bioavibilitas oral yang baik juga memiliki number of rotatable bond <10
dan topological polar surface area ≤ 140 Å2. Berdasarkan hasil uji Lipinski, senyawa
Kaempferol dan Quercetin menunjukkan biovaibilitas oral yang baik. Senyawa lain yang
juga berpotensi adalah Purpurin 18 Methyl Ester. Bioavailabilitas menjelaskan potensi dari
suatu senyawa memasuki sirkulasi sistemik seperti penyerapan pada epitel usus dan
akhirnya menimbulkan efek reaksi, senyawa yang memiliki biovaibilitas yang rendah tidak
dapat terserap dengan baik pada epitel usus sehingga pada akhirnya akan terbuang.
Tabel 3. Hasil Uji Lipinski (Rule of Five)

MW (g/ M TPSA
Compound NHA NHD NRB Nv
Mol) Lop P (Å2)
Remdesivir 602.58 0.18 12 4 14 213.36 2
Chloroquine 710.54 3.43 24 17 8 424.20 3
Kaempferol 286.24 -0.03 6 4 1 111.13 0
Quercetin 302.24 -0.56 7 5 1 131.36 0
Digalactosyl diglyceride 458.45 -4.35 13 8 12 207.99 2
Purpurin 18 Methyl Ester 578.66 2.62 7 2 6 122.21 1
Trigalactosyl digyliceride 710.54 3.43 24 17 8 424.20 3
*MW: Molecular Weight; M Log P: Calculated Lipophillicity; NHA: Number of Hydrogen Bond
Acceptor; NHD: Number of Hydrogen Bond Donor; NRB: Number of Rotatable Bond; TPSA:
Topological Polar Surface Area; Nv: Violations of Lipinski Rule

Senyawa kaempferol, quercetin dan Purpurin 18 Methyl Ester dapat menjadi


kandidat obat SARS-CoV2 berdasarkan uji molecular docking, bioactivity dan drugs
likeness. Kaempferol dan Quercetin termasuk kedalam golongan senyawa flavonoid yang
banyak ditemukan pada tumbuhan simplisia yang terkandung di dalam ANTICOVID.

Kaempferol
Quercetin Purpurin

Apakah ANTICOVID hanya mencegah atau bisa mengobati?


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa kaempferol, quercetin dan
Purpurin 18 Methyl Ester dapat menjadi kandidat obat SARS-CoV2 berdasarkan uji
molecular docking, bioactivity dan drugs likeness. Purpurin 18 Methyl Ester memiliki
binding affinity sebesar -9,5 terhadap protein 3CL-Protease yang lebih tinggi sebanyak
72% dipandingkan dengan Choloruine yang diklaim sebagai kandidat obat SARS-CoV2.
Kaempferol dan Quercetin termasuk kedalam golongan senyawa flavonoid yang banyak
terdapat pada herbal yang terkandung di dalam ANTICOVID yang kaya akan kandungan
kaempferol, quercetin dan Purpurin 18 Methyl Ester.

Bagaimana Cara Kerja ANTICOVID?


Proses infeksi SARS-CoV2 diinisiasi melalui pengikatan Protein S Virus dengan
ACE-2 (reseptor yang terdapat pada jaringan paru-paru dan gastrointestinal). Reseptor
protein-S virus SARS-CoV2 tidak bisa menempel pada ACE-2 disebabkan karena
kemampuan senyawa Purpurin yang terdapat di dalam ANTICOVID dalam melakukan
binding dengan ACE-2. Purpurin dapat menghalangi penempelan Protein-S virus dengan
menempel pada ACE-2. Berikut visualisasinya :
Protein-S

Proses infeksi SARS-CoV2 diinisiasi melalui


ACE-2
pengikatan Protein S Virus dengan ACE-2

(reseptor yang terdapat pada jaringan paru-paru) ACE-2

ACE-2

2019-nCov
Virus ACE-2
Human
ACE-2
Target
Reseptor protein-S virus Sel
SARS-CoV2 tidak bisa
menempel pada ACE-2 ACE-2
disebabkan karena
kemampuan Purpurin
dalam melakukan
binding dengan ACE-2. 2
E-
AC

2
E-
Purpurin menempel AC
pada ACE-2 di dalam
Paru-paru sehingga
Protein-S pada Virus
SARS-CoV2 tidak bisa
menempel, sehingga
virus tidak dapat
masuk ke dalam sel
paru-paru.

Jika ada protein-S pada virus SARS-CoV2 yang berhasil melakukan penempelan pada
protein ACE-2, maka purpurin dan berbagai senyawa lainnya yang terdapat pada herbal
ANTICOVID, yaitu Kaempferol, Quercetin, Digalactosyl diglyceride, dan Trigalactosyl
digyliceride akan menghalangi virus SARS-CoV2 untuk berkembang di dalam tubuh
dengan cara menghalangi replikasi RNA. Replikasi RNA SARS-CoV2 dipengaruhi oleh
3CL-protease dan COVID-19 Polymerase. 3CL-protease adalah protease utama yang
digunakan dalam proses replikasi virus SARS-CoV2. Sedangkan COVID-19 Polymerase
juga merupakan protein untuk replikasi RNA SARS-CoV2. Berikut adalah visualisasinya :
ACE-2

ACE-2
Purpurin

2019-nCov ACE-2 RNA


Virus Jika RNA SARS-CoV2 masuk SARS-CoV2 Purpurin
ke dalam sel tubuh, Purpurin
dan berbagai senyawa lain di ACE-2
dalan ANTICOVID juga Human
mampu berikatan dengan
SARS-CoV2 Polymerase dan Target Sel
ACE-2
3CL-Protease sehingga
mampu mencegah replikasi
RNA SARS-CoV2 sehingga
2
virus SARS-CoV2 tidak AC
E-
mampu berkembang
2
E-
AC

AC
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa kaempferol, quercetin dan Purpurin 18
Methyl Ester dapat menjadi kandidat obat SARS-CoV2 berdasarkan uji molecular docking,
bioactivity dan drugs likeness. Senyawa Purpurin 18 Methyl Ester memiliki binding affinity
sebesar -9,5 terhadap protein 3CL-Protease yang lebih tinggi sebanyak 72% dipandingkan
dengan Choloruine yang diklaim sebagai kandidat obat SARS-CoV2.

Apakah ANTICOVID hanya untuk antivirus?


Bahan baku ANTICOVID adalah herbal murni 100% tanpa tambahan zat kimia.
Selain sebagai anti SARS-CoV2, senyawa kimia yang terkandung pada ANTICOVID juga
berfungsi sebagai antivirus jenis lain, misalnya virus penyebab Flu dan Herpes. Selain itu,
ANTICOVID juga berfungsi sebagai antikanker, antidiabetic, dan antikolesterol.
ANTICOVID juga kaya akan kandungan antioksidan dan zat gizi, misalnya vitamin dan
mineral sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari hari untuk memperkuat sistem
imun dan suplemen harian untuk mencukupi nutrisi harian.

ANTICOVID tidak kami jual bebas dan diproduksi dalam jumlah


yang terbatas karena diperuntukkan untuk kalangan sendiri dan
konsumsi Pribadi. Info Lebih Lanjut www.indonegri.id

Anda mungkin juga menyukai