Anda di halaman 1dari 20

SOSIALISASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN

NOMOR 82 TAHUN 2020 TENTANG PENANGGULANGAN


GANGGUAN PENGLIHATAN DAN
GANGGUAN PENDENGARAN

KOORDINATOR GANGGUAN INDERA DAN FUNGSIONAL


DIREKTORAT P2PTM
Focus Group Discussion : Pengembangan Vision Center
Jakarta, 28 Oktober 2021

DIREKTORAT P2PTM
DIREKTORAT JENDERAL P2P
KEMENTERIAN KESEHATAN
2021
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun
2020 tentang Penanggulangan Gangguan
Penglihatan dan Gangguan Pendengaran

LANDASAN HUKUM
Tujuan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2O09
TENTANG KESEHATAN
a. Memberikan acuan bagi Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dan
masyarakat dalam melakukan penanggulangan
gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran
b. Menurunkan prevelensi gangguan penglihatan dan
Pasal 95 gangguan pendengaran, serta disabilitas yang
Penanggulangan gangguan diakibatkannya
penglihatan dan gangguan c. Menurunkan angka kebutaan dan ketulian
pendengaran merupakan semua
kegiatan yang dilakukan meliputi Target 2030
pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif yang a. penurunan prevalensi Gangguan Penglihatan
ditujukan untuk meningkatkan sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari prevalensi
derajat kesehatan indera tahun 2017; dan
penglihatan, dan pendengaran b. penurunan angka Gangguan Pendengaran menjadi
masyarakat. kurang dari 1,7% (satu koma tujuh persen) dari
populasi penduduk.
Strategi Penanggulangan
Gangguan Penglihatan dan Gangguan Pendengaran
Strategi 3
Peningkatan Akses terhadap
Pelayanan Kesehatan yang Strategi 4
Strategi 2 Berkualitas Melalui Penguatan Menyelenggarakan
Penguatan Peran Sumber Daya dan Surveilans serta
Serta Masyarakat Standarisasi Pemantauan dan
dan Organisasi
Evaluasi Kegiatan
Kemasyarakatan 3 Penanggulangan
Gangguan Indera
2 4

Strategi 1 Strategi 5
Penguatan Advokasi Penyediaan Sumber
dan Koordinasi Lintas 1 5 Daya yang Mencukupi
Program dan Lintas dalam
Sektor Penanggulangan
Indera

Regulasi Kelembagaan Sistem Dukungan


Informasi Pembiayaan
Permenkes No.82 Tahun 2020
Prioritas Penanggulangan Indera

Proritas Penanggulangan
Prioritas Penanggulangan
Gangguan Pendengaran dan
Gangguan Penglihatan (PGP)
Ketulian (PGPKT )
1. Tuli Kongenital
1. Katarak 2. OMSK (Otitis Media Supuratif
2. Kelainan Refraksi Kronis)
3. Glaukoma 3. Gangguan Pendengaran Akibat
Bising (GPAB)
4. Retinopati Diabetikum 4. Gangguan Pendengaran Akibat
5. Kebutaan pada Anak Pemberian Obat Ototoksik
6. Low Vision 5. Presbikusis
6. Sumbatan Serumen

Permenkes No.82 Tahun 2020


Penyelenggaraan Penanggulangan
Gangguan Penglihatan dan
Gangguan Pendengaran

01 Promosi
Kesehatan
Pemberdayaan Masyarakat dan meningkatkan
komitmen dukungan pemangku kepentingan

Surveilans terhadap faktor risiko penyakit, prevalensi


02 Surveilans penyakit, angka disabilitas akibat gangguan penglihatan
dan gangguan pendengaran, serta kinerja program
penanggulangan gangguan indera

Ø Menemukan Faktor Risiko dan Kasus gangguan


03 Deteksi dini
penglihatan dan gangguan pendengaran
Ø Integrasi dan kolaborasi dengan deteksi dini dengan
lintas program : SDIDTK, penjaringan kesehatan, dll

04 Tata laksana
kasus
Ø Pengobatan atau terapi
Ø Habilitasi atau rehabilitasi

Permenkes No.82 Tahun 2020


JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN

Memperluas cakupan dan jangkauan pelayanan,


terutama melalui mobilisasi sumber daya

Meningkatkan komitmen dan integrasi program


Pencegahan dan Pengendalian Gangguan
Penglihatan dan Pendengaran

Meningkatkan kapasitas SDM

Menyelaraskan konsep dan pemahaman dari


para pemangku kepentingan

• Antar Instansi Pemerintah


• Organisasi Profesi
Pelaksanaan Jejaring • Organisasi Disabilitas
Kerja dan Kemitraan • Organisasi Kemasyarakatan, LSM
• NGO, Sektor Swasta
• Akademisi, dll
PERAN PEMERINTAH PUSAT

Membuat kebijakan yang Menyusun materi dalam


mendukung penanggulangan media KIE dan
gangguan penglihatan dan mendistribusikan ke daerah
gangguan pendengaran

Menjamin ketersediaan Meningkatkan kemampuan


sumber daya yang teknis sumber daya manusia
diperlukan

Melakukan kerja sama dan Melakukan pembinaan dan


membentuk jejaring kerja pengawasan kepada Pemerintah
dengan pemangku kepentingan Daerah Provinsi
terkait

Melakukan advokasi dan Melakukan penelitian dan


kerja sama antar lintas pengembangan
program dan lintas sektor
PERAN PEMERINTAH PROVINSI DAN
KABUPATEN/KOTA

PERAN PEMERINTAH DAERAH PERAN PEMERINTAH DAERAH


PROVINSI KABUPATEN/KOTA
a. Membuat & melaksanakan kebijakan dalam a. Membuat & melaksanakan kebijakan
lingkup provinsi sesuai dgn kebijakan sesuai dgn kebijakan Nasional &
Nasional; kebijakan daerah provinsi;
b. Menyediakan sumber daya yg diperlukan; b. Menyediakan sumber daya yg
c. Melakukan kerja sama & membentuk jejaring diperlukan;
kerja; c. Meningkatkan koordinasi LP/LS di
d. Melakukan advokasi & sosialisasi; tingkat kab/kota;
e. Meningkatkan koordinasi LP/LS di tingkat d. Melakukan advokasi & sosialisasi;
provinsi; e. Menyediakan & mengembangkan media
f. Menyediakan & mengembangkan media KIE; KIE;
g. Melakukan Bimtek serta pemantauan & f. Melakukan Bimtek serta pemantauan &
evaluasi kepada daerah tingkat kab/kota; evaluasi kepada Fasyankes dan UKBM;
h. Melakukan penelitian dan pengembangan.
SUMBER DAYA

Tenaga kesehatan yg memiliki


Sumber Daya Manusia kompetensi sesuai Peraturan
PerUU, tenaga non kesehatan,
dan masy terlatih.

Fasilitas kesehatan Fasyankes atau fasilitas lain


sesuai kebutuhan & ketentuan.

Obat dan alat kesehatan Sesuai dgn standar pelayanan.

Dapat bersumber dari APBN,


Pendanaan APBD, APB Desa, dan/atau
sumber lain yg sah sesuai
ketentuan.
PERAN SERTA MASYARAKAT
a. Kegiatan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
b. Keikutsertaan sebagai kader kesehatan;
c. Kegiatan sosial & pendekatan keagamaan utk Penanggulangan
Gangguan Penglihatan & Gangguan Pendengaran;
d. Fasilitasi dan/atau keikutsertaan dalam kegiatan promosi
kesehatan & deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan
pendengaran
e. Mendorong pihak swasta dalam bentuk kemitraan CSR;
f. Partisipasi & dukungan lainnya.
PENCATATAN & PELAPORAN

• Setiap Fasyankes dan penyelenggara UKBM yang


menyelenggarakan Penanggulangan Gangguan
Penglihatan & Gangguan Pendengaran wajib melakukan
pencatatan & pelaporan.
• Pencatatan & pelaporan dilakukan terhadap kegiatan :
a. Promosi kesehatan
b. Surveilans
c. Deteksi dini
d. Tata laksana kasus
• Dilakukan secara berjenjang dan terintegrasi dengan
Sistem Informasi Kesehatan Daerah
PEMBINAAN & PENGAWASAN

Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota melakukan


pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Gangguan
Pendengaran sesuai kewenangan masing-masing, yang
diarahkan untuk :
a. Meningkatkan upaya pencegahan disabilitas
b. Meningkatkan efektivitas kegiatan Penanggulangan
Gangguan Penglihatan dan Gangguan Pendengaran
Dilaksanakan melalui :
a. Bimbingan teknis, dan/atau
b. Pemantauan dan evaluasi

Dapat melibatkan organisasi profesi,


instansi terkait, dan masyarakat.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 82 TAHUN 2020
MENDUKUNG IMPLEMENTASI
INTEGRATED PEOPLE-CENTRED EYE CARE
PENANGGULANGAN GANGGUAN
PENGLIHATAN SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN
TARGET SDG’s

Increased
number of
Loss of Blindness
productivity

Decrease
productivity of
other family
member

BLINDNESS POVERTY Increase


Economic Loss

PENANGGULANGAN GANGGUAN PENGLIHATAN MERUPAKAN UPAYA


AKSELERASI PENCAPAIAN TARGET SDG KE- 1, 2, 3, 8.
WHA RESOLUTION :
VISION FOR EVERYONE

Implementasi Integrated People-


Centred Eye Care ke dalam sistem
kesehatan yang meliputi upaya
Promotif, Preventif,Kuratif dan
Rehabilitatif
GLOBAL TARGET ON EYE HEALTH 2030

GLOBAL TARGETS ON EYE HEALTH 2030

point increase in effective point increase in effective


40% coverage of refractive
30% coverage of cataract
error by 2030 surgery by 2030

INTEGRATED PEOPLE-CENTRED EYE CARE


TARGET NASIONAL
Target 2030
a. penurunan prevalensi Gangguan
Penglihatan sebesar 25 % (dua puluh
lima persen) dari prevalensi tahun 2017;
dan
b. penurunan angka Gangguan
Pendengaran menjadi kurang dari 1,7%
(satu koma tujuh persen) dari populasi
penduduk.

Target
Indikator Renstra
2020 2021 2022 2023 2024
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi
dini gangguan indera (gangguan penglihatan dan/atau 155 200 300 400 514
gangguan pendengaran) pada ≥ 40% populasi

PERLU DUKUNGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR UNTUK INTEGRASI DATA
PROGRAM DETEKSI DINI AGAR DAPAT MENCAPAI TARGET RENSTRA à IDENTIFIKASI SUMBER
DATA YANG TERSEDIA DAN INTEGRASI SISTEM PENCATATAN PELAPORAN
DUKUNGAN DAN PERAN
LP/LS

Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan indera dan fungsional Promosi Kesehatan, penelitian dan
menjadi bagian dari Universal Health pengembangan
Coverage

?
Implementasi integrasi pelayanan
Memperkuat jejaring kemitraan
kesehatan indera dan fungsional
serta pemberdayaan masyarakat
dalam sistem kesehatan

Update data gangguan indera dan


Monitoring dan evaluasi program
fungsional sesuai kondisi terkini
untuk merumuskan action plan yang
efektif efisien dan memiliki daya
ungkit
KESIMPULAN
Tren menunjukkan peningkatan prevalensi gangguan penglihatan
dan gangguan pendengaran secara global.

Penyelenggaraan Program Penanggulangan gangguan penglihatan


dan gangguan pendengaran telah diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 82 Tahun 2020.

Upaya penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan


pendengaran yang diselenggarakan meliputi pelayanan Promotif,
Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif.

Upaya penanggulangan diselenggarakan pada seluruh siklus


hidup dilaksanakan dengan strategi integrasi dan kolaborasi
antara Dinkes, Faskes, Organisasi Profesi, dan lintas sektor lain,
mengacu pada Permenkes No.82 Tahun 2020.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai