Anda di halaman 1dari 25

Program Studi DIII Teknik Listrik

Jurusan Teknik Elektro


Politeknik Negeri Malang

3
CUBICLE 20 KV

3.1 Tujuan Percobaan


1. Mengerti dan memahami fungsi, operasi dan konstruksi dari switchgear tegangan
menengah
2. Mengerti dan memahami name plate sebuah switchgear tegangan menengah
3. Dapat Mengoperasikan Cubicle 20 KV
4. Dapat Memelihara Cubicle 20 KV

3.2 Teori Dasar


Cubicle 20 kV adalah komponen peralatan – peralatan untuk memutuskan dan
menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan
control yang terpasang pada ruang tertutup. Yang berfungsi sebagai pembagi, penyalur,
pengukur, pengontrol, dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik. Disebut cubicle
karena peralatan – peralatan tersebut dikemas plat blok berbentuk almari dengan pintu di
bagian depan yang bisa dibuka dan ditutup menurut standard operasi yang diminta.
Cubicle 20 kV atau Switchgear 20 kV ini berisi peralatan – peralatan :
 Busbar.
 Circuit Breaker (CB).
 Load Break Switch (LBS).
 Disconnecting Switch (DS) atau Switch (S).
 Earthing Switch (ES).
 Current Transformer (CT)
 Potensial Transformer (PT).
 Peralatan Ukur ( Voltmeter, Amperemeter, kWh meter ).
 Relay Proteksi.
 Interlocking Control.

Laboratorium Sistem Tenaga 13


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
Dikatakan cubicle 20 kV atau Switchgear 20 kV, karena peralatan –peralatan tersebut
bekerja pada tegangan nominal antar phasa 20 kV, yang termasuk kategori tegangan
menengah adalah (> 1 kV hingga 20 kV). Cubicle 20 kV ini banyak digunakan di :
1. Gardu distribusi 20 kV pada jaringan distribusi 20 kV di PLN atau di industri berskala
besar yang memiliki jaringan distribusi sendiri.
2. Cubicle gardu distribusi yang banyak terpasang di beberapa tempat; antara lain
yang berdekatan dengan konsumen, gedung perkantoran, hotel, maupun industri
menengah.

Fungsi Cubicle TM/20 kV.


1. Tempat operasi switching ON – OFF bagi jaringan distribusi (radial, loop, spindle).
2. Tempat operasi switching ON – OFF terhadap trafo distribusi.
3. Tempat operasi switching ON – OFF bagi motor – motor TM (dengan tegangan
nominal lebih rendah 3,3 s/d 12 kV).

Persyaratan cubicle 20 kV:


A) Konstruksi:
1. Kuat/kokoh.
2. Jarak hantaran terbuka (antar phasa, phasa-body) tergantung dari jenis
penyekatnya (udara; minyak; gas).
3. Sambungan / terminating sesuai SOP.
B) Elektrik:
1. Tegangan (tegangan kerja max, tegangan impuls).
2. Kekuatan tahanan isolasi (TID).
3. Arus (arus nominal; arus hubung singkat).
C) Operasional
1. Urutan kerja peralatan switching (DS, LBS, CB, ES).
2. Relay proteksi
3. Sistem interlocking.

Pengujian Cubicle 20 kV.


Pengujian peralatan cubicle 20 kV meliputi:
 Ketahanan isolasi.

Laboratorium Sistem Tenaga 14


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
 Meliputi komponen-komponen seperti: CB, LBS, DS, Busbar, harus mempunyai
standart isolasi yang sesuai dengan ketetapan PLN.
 Pengujian tegangan tinggi DC dan tegangan tinggi AC.
1. Pengujian/pengukuran ratio CT dan PT.
2. Pengujian operasional peralatan switching (urutan kerja, sistem interlocking, kerja
relay proteksi).
3. Pengujian kontinyuiti (kabel - kabel penghubung ke peralatan,
4. kabel kontrol, kabel instrumen).

Fasilitas dan Peralatan Gardu Induk


Busbar berfungsi untuk menyalurkan dan membagikan tenaga listrik ke peralatan –
peralatan lain di dalam suatu cubicle. Konstruksi dari busbar bermacam – macam
tergantung dari sistem hubungan rangkaiannya. Bentuk – bentuk busbar yang banyak
digunakan pada gardu induk adalah :
1. Busbar plat (strip busbar)
2. Busbar pipa (tubular busbat)
3. Busbar kanal (Chanal busbar)
4. Busbar bulat padat (Round solid busbar)
5. Busbar kawat anyam (Stranded busbar)

Karena busbar merupakan salah satu peralatan listrik yang penting dan yang merupakan
tempat saluran transmisi maupun distribusi, maka busbar harus kuat dalam menahan
berat kawat maupun menahan tegangan yang tinggi, sehingga dibutuhkan bahan – bahan
yang khusus untuk mem- buatnya. Bahan – bahan yang biasa digunakan dalam
pembuatan busbar adalah :
1. Tembaga.
Karena bahan ini mempunnyai tahanan spesifik yang rendah dan mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi, maka banyak digunakan untuk bahan busbar
terutama pada kapasitas arus yang besar.

2. Alumunium.
Bahan ini mempunyai bahan spesifik 1,6 kali lebih besar dari tembaga. Sehingga
untuk arus yang sama alumunium busbar mem- punyai penampang yang lebih
besar, akan tetapi bahan alumunium lebih ringan daripada tembaga, sehingga

Laboratorium Sistem Tenaga 15


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
harga daripada alumunium busbar menjadi lebih murah. Busbar ini banyak
digunakan pada instalasi outdoor pada tegangan tinggi.

Di dalam melaksanakan pemilihan busbar harus diperhatikan beberapa faktor :


1) Pengaruh korosi.
2) Pengaruh skin effect (efek isolasi) yang akan timbul.
3) Kemampuan untuk menerima arus hubung singkat.
4) Biaya pembangunan yang tersedia.
5) Terjadinya corona terutama untuk tegangan tinggi.

Pemutus Tenaga (PMT)


Pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) ialah suatu peralatan listrik yang
digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik sesuai dengan ratingnya.
Pada waktu pemutusan/menghubungkan arus listrik, akan terjadi busur api. Pemadaman
busur api listrik pada waktu pemutusan dapat dilakukan oleh beberapa macam bahan,
yaitu : minyak, udara, dan gas.
Pemutus tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) ini dapat dioperasikan secara otomatis
maupun secara manual dengan waktu pemutusan atau penyambungan yang tetap sama,
sebab faktor ini ditentukan oleh struktur mekanismenya yang menggunakan pegas –
pegas. Karena itu circuit breaker (CB) dapat dioperasikan untuk memutus maupun
menghubungkan rangkaian dalam keadaan tidak dilalui arus maupun keadaan dilalui arus
beban. Apabila terjadi gangguan, Circuit Breaker (CB) memutus rangkaian secara
otomatis, dan untuk operasi ini Circuit Breaker (CB) ini dilengkapi dengan relay – relay.
Fungsi dari masing – masing relay adalah meng- amankan sistem terhadap gangguan
yang berbeda – beda macamnya, dan untuk ini diperlukan koordinasi tersendiri.

Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh Circuit Breaker (CB) adalah :
1. Dalam keadaan tertutup, harus sanggup dialiri beban penuh untuk jangka waktu
tertentu.
2. Bila dikehendaki harus dapat membuka dalam keadaan berbeban bila sedikit terjadi
beban lebih.
3. Harus dapat memutus secara cepat arus beban yang mungkin mengalir bila terjadi
hubung singkat pada sistem.
4. Bila kontak dalam keadaan terbuka, jarak antar kontak harus tahan terhadap
tegangan rangkaian.

Laboratorium Sistem Tenaga 16


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
5. Untuk membebaskan gangguan dari sistem, maka apabila terdapat gangguan harus
segara reopening.
6. Pada bagian kontak harus tahan terhadap arus hubung singkat untuk beberapa saat
sampai gangguan tersebut dibebaskan oleh peralatan pengaman lainnya (fuse dan
sebagainya) yang lebih dekat dengan titik gangguan.
7. Harus tahan terhadap arus magnetisasi transformator atau saluran yang sifatnya
induktif atau kapasitif.
8. Harus tahan terhadap efek pembusuran pada kontak – kontaknya, gaya
elektrodinamis dan panas yang timbul pada waktu terjadi hubung singkat.

Bila dilihat dari konstruksinya Circuit Breaker ini terdiri dari 2 bagian utama, yaitu :
1. Ruang Media Kontak
Adalah tempat memutuskan atau menutup rangkaian arus listrik sekaligus sebagai
tempat pemadaman busur api.
2. Mekanisme Penggerak
Adalah bagian yang menyediakan tenaga untuk menggerakkan kontak gerak pada
pembukaan atau penutupan Circuit Breaker.

Jenis Circuit Breaker (CB) ini dibedakan dari cara dan bahan yang dipakai untuk
memadamkan busur api yang terjadi diantara kontak – kontak Circuit Breaker (CB)
tersebut, mulai membuka karena adanya gangguan.

Prosedur pengoperasian dan Pemeliharaan cubicle 20 kv

Sebelum cubicle dioperasikan, operator perlu untuk memahami segala aspek tentang
cubicle tersebut, sehingga peralatan – peralatan dalam cubicle tersebut tidak mengalami
kerusakan atau ketidak presisian dalam kerjanya. Hal itu bisa terjadi karena baik dalam
pengangkutan dari produsen ke tempat tujuan tidak mengindahkan tata cara yang
ditentukan oleh pabrik selaku produsen kubikel tersebut, serta dalam proses
pengoperasian maupun pemeliharaan tidak dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.

Pemeliharaan Peralatan Cubicle 20 kV


Pemeliharaan adalah kegiatan yang harus dilakukan sebagai usaha untuk
mengembalikan atau mempertahankan atau mendayagunakan setiap peralatan dengan
tujuan agar peralatan dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya serta menjamin

Laboratorium Sistem Tenaga 17


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
keandalan peralatan tersebut sampai mencapai umur ekonomisnya. dan untuk menjamin
kontinuitas penyaluran tenaga listrik.

Jenis kegiatan Pemeliharaan

Pemeliharaan Cubicle 20 kV dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam, yaitu:


 Pemeliharaan Rutin
 Pemeliharaan korektif
 Pemeliharaan prediktif
 Pemeliharaan darurat (emergency)

Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin pada dasarnya dimaksudkan untuk memper-tahankan agar peralatan
tetap sesuai dengan kemampuannya.
Pemeliharaan rutin dibedakan sesuai dengan kurun waktu pelaksanaan pemeliharaan,
yaitu :
 Harian
 Mingguan
 Bulanan
 Enam (6) bulanan
 Tahunan
Kurun waktu ini disesuaikan dengan pengalaman operasi dari peralatan tersebut, buku
manual operasi dan pemeliaharaan peralatan dari pabriknya atau buku – buku petunjuk
operasi dan pemeliharaan dari PLN.

Pemeliharaan Harian (inspeksi)


Tujuannya adalah untuk memantau kondisi fisik peralatan sewaktu operasi, apakah
terdapat kelainan atau tidak, sehingga kesiapan operasi peralatan selalu dipantau.
Pada cubicle 20 kV, pemeliharaan harian dilakukan dengan cara pemeriksaan visual
keadaan cubicle dalam kondisi operasi (bertegangan).

Pemeliharaan Bulanan (kondisi operasi)


Yang dilakukan untuk pemeliharaan bukanan ini adalah pen-catatan counter kerja PMT
sekaligus pencatatan kWH.

Laboratorium Sistem Tenaga 18


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
Pemeliharaan enam bulanan dan tahunan (kondisi padam)
Yang dilakukan untuk pemeliharaan ini adalah pemeliharaan setiap komponen yang
terdapat di cubicle 20 kV tersebut. Per-alatan yang dipelihara, macam kegiatan dan
perioda pe-meliharaan dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 3.1. Pola dan macam pemeliharaan cubicle 20 kV

No Peralatan Yang Dipelihara Macam Kegiatan Period


e
1 Trafo Pemakaian Sendiri. 6 bulan
 Trafo Unit  Pembersihan bodi trafo 1 tahun
 Pembersihan bushing sisi 20
kV.
 Pembersihan terminal sisi
220 / 380 Volt.
 Pengukuran harga isolasi
belitan (primer-grounding,
sekunder-grounding, primer-
sekunder).
 Pemeriksaan dan
pemeliharaan breather
aparatus (penggantian
silicagel).
 Pemeriksaan atau
pengukuran tegangan tembus
minyak isolasi
 PMT / LBS (20 kV)  Pemeriksaan kekencangan
baut – baut. 6 bulan
 Pemeriksaan / pembersihan 1 tahun
sambungan – sambungan.
 Pembersihan isolator.
 Pemeriksaan kekencangan

Laboratorium Sistem Tenaga 19


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
baut – baut.
 Pengukuran nilai tahanan
isolasi.
 Untuk PMT, pemeliharaan
lainnya sama dengan PMT
penyulang.
2 Penyulang 20 kV 6 bulan
 PMS Rel (DS) 20 kV.  Pembersihan isolator – isolator 1 tahun
Jenis konvensional yang ada.
 Pembersihan contact-point.
 Pembersihan kekencangan
je- pitan pisau.
 Pemeriksaan alignmet.
 Pemeriksaan mekanik peng-
gerak.
 Pemeriksaan sistem
interlock
 PMT (kopel, seksi,  Pemberian pelumas.
penyulang) 20 kV jenis  Pembersihan fisik PMT.
Low Oil Content  Pembersihan isolator – isolator 1 tahun
tumpu.
 Pemeriksaan terminal kabel
out going.
 Penggantian minyak isolasi.
 Pemeriksaan kekencangan
baut – baut.
 Pemeriksaan mekanik peng-
gerak dan pemberian pelumas-
an.
 Pengukuran nilai tahanan
isolasi.
 Pengukuran nilai tahanan
kontak..
 Pemeriksaan terminal / jack
kabel - kabel control.

Laboratorium Sistem Tenaga 20


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
 Pengukuran tegangan pick-
up / drop-off tripping dan
closing coil.
 Pemeriksaan mekanik tripping
/closing.
 Percobaan operasi secara
 PMT (kopel, seksi, manual.
Penyulang) 20 kV  Pembersihan fisik PMT.
Media Gas SF6  Pembersihan isolator –
isolator tumpu. 1 tahun
 Pemeriksaan terminal kabel
out going.
 Pengukuran tekanan Gas
SF6.
 Pemeriksaan kekencangan
baut – baut.
 Pemeriksaan mekanik peng-
gerak dan pemberian pelumas-
an
 Pengukuran nilai tahanan
isolasi.
 Pengukuran nilai tahanan
kontak.
 Pemeriksaan terminal / jack
kabel - kabel control.
 Pengukuran tegangan pick-up /
drop-off tripping dan closing
coil.
 Pemeriksaan mekanik
tripping / closing.
 Percobaan operasi secara
 PMT (kopel, seksi, manual. 1 tahun
penyulang) 20 kV  Pengukuran arus bocor.
Media Vacuum  Pembersihan fisik PMT.
 Pembersihan isolator –

Laboratorium Sistem Tenaga 21


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
isolator tumpu.
 Pemeriksaan terminal kabel
out going.
 Pemeriksaan celah (gap)
kontak.
 Pemeriksaan kekencangan
baut – baut.
 Pemeriksaan mekanik peng-
gerak dan pemberian pelumas-
an
 Pengukuran nilai tahanan
isolasi.
 Pengukuran nilai tahanan
kontak.
 Pemeriksaan terminal / jack
kabel - kabel control.
 Pengukuran tegangan pick-up /
drop-off tripping dan closing
coil.
 Pemeriksaan mekanik tripping /
closing.
 Percobaan operasi secara
 Trafo Arus (CT) 20 kV manual 1 tahun
 Pengukuran arus bocor.
 Pembersihan fisik CT.
 Pembersihan terhadap
kelainan fisik.
 Pembersihan bidang kontak
 Pemeriksaan kekencangan
baut – baut.
 Pengukuran nilai tahanan
isolasi.
 Pemeriksaan terminal
terminal sekunder.
 Pengujian rasio (bila perlu).

Laboratorium Sistem Tenaga 22


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
 Trafo tegangan (PT)  Pemeriksaan system pen- 1 tahun
20 kV tanahan.
 Pembersihan fisik PT.
 Pemeriksaan terhadap
kelainan fisik.
 Pemeriksaan terminal –
terminal kabel sekunder.
 Pengukuran nilai tahanan
isolasi.
3 Rel atau Busbar 20 kV  Pemeriksaan suhu operasi 6 bulan
dengan infraRed thermo vision.
 Pemeriksaan fisik rel atau
busbar.
 Pemeriksaan kekencangan
baut – baut.
 Pembersihan isolator tumpu.
 Pengukuran nilai tahanan
isolasi.
 Pengukuran nilai tahanan
kontak antar sambungan.
 Pembersihan lingkungan
instalasi.
4 Kabel 20 kV  Pemeriksaan terminasi kabel. 6 bulan
 Pembersihan terminasi kabel.
 Pemeriksaan kekencangan
baut – baut sambungan.
 Pengukuran tahanan isolasi.
 Pemeriksaan pentanahan
kabel.
5 Sistem proteksi 20 kV
 Relai proteksi  Pemeriksaan instalasi dan 1 tahun
elektronik per- alatan catu daya berikut
system alarmnya.
 Pembersiahn PCB dari
karbon, deposit dan

Laboratorium Sistem Tenaga 23


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
sebagainya (bila perlu).
 Pengukuran tegangan
output DC converter (bila
perlu).
 Pembersihan kontak -
kontak relai utama (bila
mungkin) beserta relai
bantunya.
 Pemeriksaan kabel
pengawatan.
 Pengujian individu :
1. pengujian arus kerja
pada tap setting.
2. pengujian karakteristik
waktu kerja pada tap
setting
3. pengujian arus kerja
instantaneous.
4. pengujian fungsi (mengukur 1 tahun
 Relay proteksi terhadap opening time).
mekanik 5. pengujian fungsi relai
rekloser (bila ada).
 Pemeriksaan instalasi dan
per- alatan catu daya berikut
sistem alarmnya.
 Pembersihan mekanik relai
dari karbon, deposit dan
sebagainya (bila perlu).
 Pembersihan kontak - kontak
relay utama (bila mungkin)
beserta relai bantunya.
 Pemeriksaan kabel
pengawatan.
 Pengujian individu :
1. Pengujian arus kerja pada

Laboratorium Sistem Tenaga 24


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
tap setting.
2. Pengujian karakteristik
waktu kerja pada tap
setting
3. Pengujian arus 6 bulan
kerja instantaneous.
 Function test 4. pengujian fungsi (mengukur
terhadap opening time).
5. pengujian fungsi relai
rekloser (bila ada).
 Injeksi arus
sekunder.
6 Peralatan Pengukuran,  Pemebersiahan fisik 1 tahun
Amperemeter, kV-meter, peralatan.
kWH meter  Palibrasi terhadap standard.
 Pemeriksaan kabel
pengawatan.
7 Instalasi sumber daya DC Tidak tersambung ke beban 1 tahun
 Rectifier Unit  Pembersihan fisik peralatan.
 Pembersihan kontak – kontak
magnetic breaker.
 Pengukuran tegangan kerut
(ripple voltage) output rectifier
untuk berbagai beban.
 Pengujian mode operasi (boost
charger, float charge, manual
charge).
 Kalibrasi peralatan ukur.
 Pengujian fungsi voltage
droper
 Pemeriksaan kekencangan
baut-baut terminal kabel input,
output dan system control (bila
perlu).
 Pengukuran tegangan

Laboratorium Sistem Tenaga 25


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
output terhadap ground (DC 6 bulan
Ground).
 Rectifier Unit A. Tidak tersambung ke beban
 Pembersihan fisik peralatan.
 Pembersihan kontak -
kontak magnetic breacker.
 Pengukuran kesetabilan
tegangan output pada kondisi
berbagai beban (0% - 100%).
 Pengukuran tegangan kerut
(ripple voltage) output rectifier
untuk berbagai beban.
 Pemeriksaan kekencangan
baut-baut terminal kabel input,
output dan system control (bila 1 tahun
perlu) .
A. Tidak tersambung ke beban
 Batere Set
 Pembersihan fisik batere
berikut terminal - terminal &
lingkungannya.
 Pembersihan lingkungan
dan system ventilasi.
 Pembersihan peralatan
pemutus arus : Pelebur, ohm
saklar berikut pelapisan zat
anti oksida ( missal : gemuk,
vet).
 Pemeriksaan kekencangan
baut terminal.
 Pemeriksaan / pmbersihan
isolasi dudukan batere.
 Pengujian kapasitas batere
( alat : BCT 2000).
 Pelapisan terminal batere
dengan zat anti oksida.

Laboratorium Sistem Tenaga 26


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
 Pembersihan / pemeriksaan 6 bulan
peralatan kerja pemeliharaan
batere.
Tersambung ke beban
 Batere Set  Pembersihan fisik batere berikut
terminal - terminal dan
lingkungannya.
 Pembersihan lingkungan dan
system ventilasi.
 Pembersihan peralatan pemutus
arus : Pelebur, ohm saklar
berikut pelapisan zat anti
oksida (misal : gemuk).
 Pemeriksaan BD elektrolit.
 Pengisian batere dengan
metode boost-charge.
 Pemeriksaan kekencangan baut
terminal.
 Pelapisan terminal batere
dengan zat anti oksida

8 Instalasi Peralatan Bantu  Pembersihan fisik sumber catu 1 tahun


 Instalasi fire detector daya berikut pengukuran
tegangan output
 Pemeriksaan kekencangan baut
terminal disetiap sensor /
detector
 Pemeriksaan tegangan pada
baut terminal disetiap sensor /
detector
 Pengujian / pengaktifan kerja
 Tabung - tabung pe- pada setiap sensor, baik dengan 1 tahun
madam kebakaran asap maupun dengan panas.
 Pembersihan fisik tabung APK.
 Pemeriksaan tekanan tabung.

Laboratorium Sistem Tenaga 27


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
 Pemeriksaan keutuhan selang /
hose and nozzle.
 Pemadam api konven-  Pemeriksaan dudukan / ganjal 1 tahun
sional tabung.
 Pembersihan pasir dari benda –
benda lain.
 Penambahan pasir (bila di-
perlukan).
 Penggantian / pengecetan drum
bak pasir (bila diperlukan).

3.3 Peralatan Yang Digunakan

1. Handle
2. Megger
3. Detektor urutan fasa
4. Tool Kits

3.4 Prosedur Percobaan

Pada Sisi Incoming :


Pengecekan sebelum dialiri tegangan.
1. Periksa, apakah ada komponen penghubung yang tertinggal.

Laboratorium Sistem Tenaga 28


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
2. Periksa, apakah ada komponen yang tertinggal.
3. Pada ketiga phasa :
 Periksa, apakah fuse benar – benar dalam kondisi baik.
 Periksa, apakah tutup panel pada bagian distribusi benar – benar menutupi semua
phasa.
 Periksa, apakah pada bagian indikator benar – benar telah tersambung.

Pasang kembali panel depan.

Test pengoperasian sebelum dialiri tegangan

Operasikan saklar beberapa


kali, untuk memastikan Operasikan saklar pentanahan
bahwa semua peralatan beberapa kali, untuk me-
dapat ber- fungsi dengan baik mastikan bahwa semua per-
alatan dapat berfungsi dengan
baik

Energize kabel MV (medium voltage) disisi incoming

Bagian pemutus ini harus pada


posisi membuka.

Laboratorium Sistem Tenaga 29


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang

Indikator tegangan.

Pada saat saluran mendapat aliran


tegangan, maka seketika itu lampu
indikator tegangan harus menyala.

Pengujian ketepatan phasa.

Jika urutan phasa benar, lampu indikator


akan OFF.
Jika urutan phasa tidak benar, lampu akan
tetap ON.

Pada Sisi Metering:


Pengecekan sebelum dienergize.
 Periksa, apakah ada komponen yang tertinggal.
 Periksa, apakah fuse benar – benar dalam kondisi baik.
 Periksa, apakah cover pada bagian distribusi benar – benar menutupi semua phasa.

Pasang kembali tutup panel depan.

Laboratorium Sistem Tenaga 30


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang

Pemeriksaan pengoperasian sebelum dialiri tegangan.

Operasikan disconnector dan saklar


pentanahan beberapa kali, sehingga benar
– benar meyakin- kan bisa berfungsi
dengan semestinya.

Pengindikasi sirkit LV (low voltage) pada posisi saklar terisolasi.

Prosedur Sebelum Pengukuran Tahanan Isolasi


Alat yang akan diukur harus bebas dari tegangan AC ataupun DC atau tegangan induksi,
karena tegangan tersebut akan mempengaruhi hasil pengukuran. Gambar 4.1. adalah
gambar Megger merk Metriso 1000 dan pelaksanaan prosedur pengukuran adalah
sebagai berikut :
A) Periksa batere, apakah dalam kondisi baik.
B) Mechanical zero check pada kondisi megger OFF, jarum penunjuk harus tepat
berimpit dengan garis skala. Bila tidak tepat atur pointer zero 10 pada alat ukur.

Laboratorium Sistem Tenaga 31


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
C) Lakukan electrical zero check.
 Pasang kabel test pada megger terminal 1 dan 3, serta hubung singkatkan
ujung yang lain.
 Letakkan saklar pemilih (8) di posisi 500.
 Letakkan saklar pemilih skala (7) pada posisi skala 1.
 Hidupkan (ON) megger, jarum akan bergerak dan harus me- nunjuk tepat ke
angka nol, bila tidak tepat atur pointer 11. Bila dengan pengaturan pointer tidak
berhasil (penunjukan tidak mencapai nol) periksa atau ganti batere.
D) Pasang kabel test ke peralatan yang diukur (lihat gambar pemasangan dan table
pengukuran).
E) Pilih tegangan ukur melalui saklar (8) sesuai dengan tegangan kerja alat yang
diukur.
F) Hidupkan (ON) megger, baca tampilan pada saklarnya.
Bila skala 1 hasil ukur menunjuk, pindahkan pemilih skala ke skala 2, bila hasilnya sama,
pindahkan pada skala 3, dan tunggu sampai waktu pengukuran yang ditentukan pada
tabel atau hingga jarum penunjuk tidak bergerak lagi.
Catat hasil ukur dan kalikan dengan faktor pengali dari alat ukur, bandingkan hasil ukur
dengan standard tahanan isolasi. Harga terendah adalah 1 MΩ / kV.

Pembagian Pengukuran Tahanan Isolasi


Dalam percobaan pengukuran tahanan isolasi akan dibagi menjadi empat pokok
bahasan, antara lain :

Pengukuran Tahanan Isolasi Current Transformer (CT)


1. Prosedur pengukuran tahanan isolasi current transformer, adalah sebagai berikut :
2. Lepas kabel terminal sekunder
3. Laksanakan prosedur pengukuran seperti diatas dengan terminal yang diukur seperti
pada gambar dibawah.
4. Pilih tegangan pengukuran seperti table dibawah :

Laboratorium Sistem Tenaga 32


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
P1
M
1S1
M
M
1S2

M
CT 2S1

2S2
M
M
P2

Tabel 3.2
Terminal yang diukur Tegangan ukur Hasil pengukuran
Primer – sekunder 1000 volt
Primer – sekunder 1000 volt
Primer – Ground 1000 volt
Sekunder 1 – sekunder 2 1000 volt
Sekunder 1 – Ground 1000 volt
Sekunder 2 – ground 1000 volt

Pengukuran Tahanan Isolasi PMT dan PMS


Prosedur pengukuran tahanan isolasi PMT dan PMS, adalah sebagai berikut :
1) Keluarkan PMT dari cubicle.
2) Laksanakan prosedur pengukuran seperti di atas dengan terminal yang diukur
seperti pada gambar 4.3.
3) Pilih tegangan pengukuran seperti tabel di bawah ini.

Laboratorium Sistem Tenaga 33


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
PMT / PMS PMT / PMS

R S T R S T

M M M

M M M

Tabel 3.3
Terminal yang Tegangan ukur Hasil Pengukuran Keterangan
diukur
R – Ground 1000 volt PMT posisi masuk
S – Ground 1000 volt PMT posisi masuk
T – Ground 1000 volt PMT posisi masuk
R–R 1000 volt PMT posisi keluar
S–S 1000 volt PMT posisi keluar
T–T 1000 volt PMT posisi keluar
R-S 1000 volt PMT posisi masuk
S-T 1000 volt PMT posisi masuk
T–R 1000 volt PMT posisi masuk

Pengukuran Tahanan Isolasi Busbar ( Rel )


1) Keluarkan semua PMT dari cubicle
2) Lepas PT bila terpasang.
3) Laksanakan prosedur pengukuran seperti diatas dengan terminal yang diukur
seperti pada gambar 4.8.
4) Pilih tegangan pengukuran seperti table 7 di bawah ini.

Laboratorium Sistem Tenaga 34


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
Rel / busbar Rel / busbar

R S T R S T

M M M M M M

Tabel 3.4
Terminal Yang Diukur Tegangan ukur Hasil Pengukuran
R – Ground 1000 volt
S – Ground 1000 volt
T – Ground 1000 volt
R–S 1000 volt
S–T 1000 volt
T–R 1000 volt

3.5 Analisis Data dan Pembahasan


1. Dari tabel 3.2 sampai dengan 3.4, apakah ada nilai pengukuran yang menunjuk ke
angka nol? Jika tidak, apakah arti nilai nol tersebut?
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
2. Dari tabel 3.2 sampai dengan 3.4, apakah ada nilai pengukuran yang menunjuk ke
angka tak hingga? Jika ada sebutkan dan apakah arti nilai tak hingga tersebut?
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Laboratorium Sistem Tenaga 35
Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

3.6 Pertanyaan
1. Apakah arti penting peralatan K3 pada saat melakukan pemeliharaan Cubicle 20KV?
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
2. Sebutkan peralatan K3 yang harus tersedia bila akan melakkukan pemeliharaan
Cubicle 20 KV!
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
3. Jelaskan item-item name plate dari cubicle 20 KV
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Laboratorium Sistem Tenaga 36


Program Studi DIII Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

3.7 Kesimpulan
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Laboratorium Sistem Tenaga 37

Anda mungkin juga menyukai