OLEH :
KACANDRA SUGENY
1514401008
OLEH :
KACANDRA SUGENY
1514401008
KACANDRA SUGENY
1514401008
ABSTRAK
Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang
progresif, artinya penyakit ini berlangsung seumur hidup dan semakin memburuk
secara lambat dari tahun ke tahun. Di sumatra barat (PPOK) sebagai penyakit ke
enam pada tahun 1990 dan akan meningkat menjadi penyebab ke 3 pada tahun
2020 di seluruh dunia (Maranata,2010). Metode penulisan yang digunakan adalah
metode deskriptrif yang berbentuk studi kasus. Tehnik pengumpulan data secara
observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi
kepustakaan. Hasil Asuhan Keperawatan didapatkan diagnosa, bersihan jalan
napas tidak efektif, ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, intoleransi
aktivitas, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, defisit perawatan diri. Perencanaan
tindakan keperawatan dapat disusun berdasarkan masalah yang dihadapi klien
dengan berpedoman pada kriteria tujuan dan memperhatikan sarana dan
prasarana yang ada. Setelah dilakukan asuhan keperawatan sela 3 hari didapat
diagnosa ketidak efektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian, ketidak
seimbangan cairan elektrolit teratasi sebagian, intoleransi aktivitas teratasi, nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian, defesit perawatan diri teratasi.
Pelaksanaan tindakan yang penulis lakukan sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah disusun tetapi aplikasi disesuaikan dengan kondisi
klien, dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan
dapat menilai pembahasan yang terjadi pada klien. Kesimpulan dalam asuhan
keperawatan penulis menemukan hambatan, namun berkat adanya kerjasama
penulis, keluarga, perawat ruangan, serta tim kesehatan lain, sehingga
penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai rencana untuk
mendapatkan asuhan keperawatan yang optimal. Saran dari penulis diharapkan
institusi kesehatan bisa melakukan pelayanan secara optimal dan menjadikan
NANDA NIC-NOC sebagai acuan dari perencanaan dan implementasi di institusi
masin-masing.
KACANDRA SUGENY
1514401008
ABSTRACT
4
KATA PENGANTAR
7
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga Laporan Studi Kasus dengan judul
"Asuhan Keperawatan Pada Nn.S Dengan Penyakit Paru Obtruktif Kronik Di Rawat
Inap Paru RSAM Bukittinggi tahun 2018 " ini dapat disajikan dalam bentuk tulisan.
Dalam penyusunan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Yendrizal Jafri, S. Kp, M. Biomed selaku Ketua STIKes Perintis Padang
2. Ibu Ns. Endra Amalia, M. Kep selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan
STIKes Perintis Padang
4. Ibu Ns. Andriyani selaku Kepala Ruangan di Rawat Inap Paru sekaligus
Pembimbing klinik di Ruang Rawat Inap Paru RSAM Bukittinggi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama praktek.
7. Ibu NS. Dia Resti DND, M.Kep selaku Penguji yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penulisan Laporan Studi Kasus ini
8. Ibu Ns. Yuli Permata Sari, M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan selama mengikuti pendidikan.
9. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Program Studi DIII Keperawatan STIKes
Perintis Padang yang telah banyak memberikan ilmu serta bimbingan yang
bermanfaat bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa Laporan Studi Kasus ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun
agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat lebih baik dan menuju kesempurnaan.
Akhir kata penulis mengharapkan agar Laporan Studi Kasus ini bermanfaat bagi kita
semua, semoga allah SWT memberikan rahmad dan hidayah kepada kita semua.
Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halam
an
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
data tersebut dapat disadari angka kematian yang disebabkan PPOK terus
(PPOK) sebagai penyakit ke enam pada tahun 1990 dan akan meningkat
2010).
Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang
perjalanan penyakit ini, antara lain faktor resiko yaitu faktor yang
yang didapat dari buku register ruang rawat paru RSUD Dr. Ahcmad
Dampak dari penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) jika dibiarkan bisa
dasar manusia (KDM), klien yang terkena penyakit tersebut bisa sering
kelelahan karna batuk dan sesak nafas, sehingga Activity Daily Living
(ADL) klien juga dapat terganggu, klien juga bisa mengalami gangguan
istirahat dan tidur juga nutrisi, dan jika terus dibiarkan bisa menyebabkan
kematian. Hasil dari pengkajian di ruang paru pada tanggal 6 Juni 2018
klien mengatakan sesak disertai batuk dan dahak tidak mau keluar, pola
nafas klien terlihat agak cepat dengan respirasi 24 x/menit, sesak dirasakan
pada daerah dada, dan tidak ada penyebaran, dan juga sesak bertambah
1.2 Tujuan
Mochtar Bukittinggi.
1.3 Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
2013).
penyakit paru yang berlangsung lama dan di tandai oleh peningkatan resistensi
B. West, 2010).
a. Hidung
pertambahan usia.
b. Faring
c. Laring
memudahkan batu
d. Trakea
a. Bronkus
b. Bronkiolus
napas.
c. Bronkiolus Terminalis
d. Bronkiolus Respiratori
alveoli.
f. Alveoli
21
dinding alveoli.
mekanisme pertahanan.
3. Paru
basis, paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh
4. Pleura
dan kiri mediastinum, dan terpisah satu sama lain oleh jantung
atas, tengah, dan bawah. Paru kiri memiliki fisura oblik dan
tidak bergerak.
rongga dada.
ini adalah + 1,5 mmHg (lebih tinggi dari tekanan udara). Udara
2.1.3 Etiologi
1. Kebiasaan merokok
3. Faktor genetik
normal seorang perokok. Selain itu, sering terjadi nyeri kepala dan
pilek. Selama pilek dahak menjadi kuning atau hijau karena ada
Mengi/bengek pun bisa timbul sebagai salah satu gejala PPOK. Pada
usia sekitar 60 tahun sering timbul sesak nafas ketika bekerja dan
berat sehingga penderita sering tidak mau makan. Gejala lain yang
jantung. Pada stadium akhir bisa terjadi sesak nafas berat, yang
2.1.5 Patofisiologi
Asap rokok, polusi udara dan terpapar alergen masuk ke jalan nafas
paru.
kolaps.
Dalam kondisi seperti ini, perfusi menurun dan ventilasi tetap sama.
terminalis.
awal fase ekspirasi. Udara yang mudah masuk ke alveoli pada saat
polusi udara, dan paparan di tempat kerja (terhadap batu bara, kapas,
penyakit ini. Prosesnya dapat teradi dalam rentang lebih dari 20-30
tahun.
PPOK juga ditemukan terjadi pada individu yang tidak mempunyai enzim
peningkatan usia.
kronik.
sekunder.
3. Pemeriksaan Laboratorium
sekunder.
4. Pemeriksaan Sputum
6. Pemeriksaan Bronkhogram
7. EKG
Kelainan EKG yang paling awal terjadi adalah rotasi clock wise
aksis ke kanan dan P-pulmonal pada hantaran II, III, dan aVF.
Mutaqin, 2009).
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
b. Medis
2.1.8 Komplikasi
1. Gagal napas
Hasil analisis gas darah Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60
b. Bronkodilator adekuat.
c. Terapi oksigen yang adekuat terutama waktu latihan atau waktu tidur.
d. Antioksidan
c. Demam
d. Kesadaran menurun.
2. Infeksi berulang
3. Kor pulmonal
2.2.1 Pengkajian
a) Pengumpulan Data
1) Identitas
anak
2) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
terjadi.
Walid, 2009:37).
3) Pemeriksaan Fisik
untuk pemeriksaan.
b. Kesadaran
2010:35).
d. Sistem neurologi
e. Sistem pendengaran
f. Sistem pernafasan
39
g. Sistem kardiovaskular
h. Sistem gastrointestinal
i. Sistem perkemihan
j. Sistem integumen
k. Sistem musculoskeletal
4) Pemeriksaan Penunjang
2010:55).
5) Therapy
6) Analisa data
lain :
tubuh.
faktor biologis.
41
2.2.3 Intervensi
No Diagnosa NOC NIC
1. Ketidak seimbangan Fluid balance Fluid management
penu • Mendemontrasikan batuk efektif dan 2. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
suara nafas bersih,tidak ada sianosis suctioning.
mpuk dan dyspneu (mampu mengeluarkan 3. Informasikan pada klien dan keluarga
sputum, mampu bernafas dengan tentang suctioning.
an mudah, tidak ada pursed lips). 4. Minta klien nafas dalam sebelum suction
secret • Menunjukan jalan nafas yang paten dilakukan.
(klien tidak merasa tercekik, irama 5. Berikan O2 dengan menggunakan nasal
Respi nafas, frekuensi pernafasan dalam untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal.
rentang normal, tidak ada suara nafas 6. Gunakan alat yang steril setiap melakukan
ratory abnormal). tindakan.
cairan berlebih muncul memburuk. 7. Monitor status oksigen pasien.
status 14. Atur kemungkinan tranfusi. 8. Hentikan suksion dan berikan oksigen
15. Persiapan untuk tranfusi. apabila pasien menunjukan bradikardi,
peningkatan saturasi O2, dll.
9. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift
Kriteria Hasil : atau jaw thurst bila perlu.
1. Pastikan kebutuhan oral / tracheal
10. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
suctioning.
ventilasi.
3. Intoleransi aktifitas Energy consevation • Mamp
u
b.d ketidakseimbangan Airway melaku
tolerance suplai oksigen ke tubuh kan
aktifitas sehari
(ADLs) secara
Kriteria Hasil : mandiri.
• Tanda
• Berpatisipasi dalam tanda
aktifitas fisik tanpa vital
disertai peningkatan normal
tekanan darah, nadi dan .
RR.
44
• Energy psikomotor.
• Level kelemahan.
• Mampu berpindah :
dengan atau tanpa
bantuan alat.
• Status kardiopulmunari
adekuat.
4. Defisit perawatan diri Self care : Activity of Daily Living 1. Monitor kebutuhan klien untuk
(ADLs) alat-alat bantu untuk kebersihan
b.d kelemahan diri, berpakaian, berhias, toileting
dan makan.
2. Sediakan bantuan sampai klien
Kriteria Hasil : mampu secara utuh untuk
46
•
melakukan self-care.
3. Dorong klien untuk melakukan
• Klien terbebas dari bau badan.
•
3. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake.
Kriteria Hasil : 4. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
5. Berikan makanan yang terpilih
Adanya peningkatan berat (sudah di konsultasikan dengan
badan sesuai dengan tujuan. ahli gizi).
• Berat badan ideal dengan 6. Ajarkan pasien bagaiamna
tinggi badan. membuat catatan makanan harian.
• Mampu mengidentifikasi badan yang berarti.
• kebutuhan nutrisiTidak ada tanda-tanda . 7. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori.
•
49
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
No. MR : 335655
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan keluarga: Saudara
II. Alasan Masuk
RS Medina karna sesak napas dan batuk lebih kurang 2 minggu yang
sesak datang saat klien beraktifitas dan hilang saat istirahat, sesak
Klien mengatakan sudah punya riwayat PPOK dari tahun 1995 dan
sudah 3 kali masuk rumah sakit yaitu tahun 1996, 2015 dan
sekarang.
Asma.
52
Genogram
60
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Menikah
: Pasien
• Nadi : 85 kali/menit
• Pernafasan : 30 kali/menit
• Suhu : 360C
Berat badan :
53
• Sebelum masuk RS : 45 kg
• BB sesudah masuk RS : 40 kg
1. Kepala
a. Rambut
b. Mata
c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, telinga ada
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, hidung tampak bersih tidak ada secret,
tidak ada lesi, tidak tampak ada polip, terpasang oksigen 5 liter,
2. Leher
54
getah bening
3. Thorax.
a. Paru-paru
Pa :Tidak ada nyeri tekan, fremitus taktil sama kanan dan kiri.
b. Jantung
dilakukan palpasi.
(-).
4. Abdomen
P : Timpani
5. Genetalia
55
6. Ekstemitas
tetes/menit.
7. Integument
8. Kekuatan otot
555 555
555 555
V. Data Biologis
No Aktifitas Sehat Sakit
1. Makan dan Minum
56
Makan
•
5 gelas sehari 5 gelas sehari
• Kuning
• Kopi Tidak ada
Pesing
•
Tidak ada Tidak ada
Kuning Cair
2
Eliminasi
Pesing Tidak ada
BAB Warna
Bau Cair
1 kali sehari
• Konsistensi
Frekuensi 1-2 kali sehari
Tidak ada
• Kesulitan
Warna Kuning
Kuning
• Bau
• Konsistensi Khas
3 Istirahat dan tidur Khas
• Kesulitan
Lembek
• Waktu tidur Lunak
Siang
Terpasang
Tidak ada
dan Siang dan
BAK
• Lama tidur pempers
• Waktu bangun
malam 7- malam 10
• Frekuensi
Hal yang
mempermuda h 8 jam jam
tidur
• Kesulitan Pagi Pagi
4 Personal hygiene
seminggu
5 Rekreasi
6 Ketergantungan
• Merokok
Ada Tidak ada
• Minum
• Obat-obatan Ada Tidak ada
Pasien mengatakan tidak ada alergi obat atau pun makan dan
minuman.
2. Perilaku verbal
3. Emosi
58
4. Persepsi penyakit
5. Konsep diri
6. Adaptasi
1. Pola komunikasi
masyarakat baik.
59
1. Keyakinan
2. Ketaatan beribadah
X. Pemeriksaan Penunjang
Data Laboratorium
7.33 –7.43
38 – 50
30 50
22 – 29
60 – 85
4. HCT : 31.0% - -
5. HB : 10.4 g/dl - -
6. HCO3 : 50.4 21 – 28 22 – 29
Mmol/L
7. SO2% : 80.1 % 95 – 99 65 – 85
61
1 Nitralkor 2x1
Jam 06.00 Nyeri
dada
Glaukoma,anemia
berat, Sakit kepala
berdenyut,
(oral) mg dan
jam yang peningkatan
TIK, dll. sensasi rasa
terbakar dikulit,
18.00
b
e
r
h
u
b
u
n
g
62
a
n
m
e
m
b
u
r
u
k
n
y
a
n
y
e
r
i
d
a
d
a
,
d
e
n
g
a
63
n
s
u
p
l
a
i
m
u
a
l
,
m
e
m
p
e
r
l
a
m
b
a
t
d
e
n
y
64
u
t
d
a
r
a
h
j
a
n
t
u
n
g
,
d
l
l
.
2 Lanzoprazo 1x1
Jam 18.00 Pada
pasien Diare,
penyakit hati, dll.
Pusing, denyut
jantung el mg
asam lambung
cepat, gerak otot
65
3 ISDN 1 x 1 Jam
18.00 Pada pasien
Hipotensi, anemia,
Pusing, sakit kepala,
mual, (oral) mg
angina dan
dehidrasi, gangguan
fungsi kulit
memerah atau timbul
gagal jantung hati
dll. ruam dll.
4 Damco 2 x1 Jam
06.00 Penyakit
arteri Pasien
perdarahan dan ibu
Sakit kepala, diare,
mual dll. mg dan
jam perifer,
Hamil.
18.00
penyakit
buergar,
obliterans
66
arteriosclerosi
s
5 Arkine 1 x 1 Jam
18.00 Mengobati
Pada pasien
glaukoma
Kekeringan pada
mulut,
(oral) mg
gejala sudut sempit,
ileus cepat lelah, mual dan
parkienson
paralitik, hipertrofi prostat.
muntah, konstipasi dll.
6 Haloperido 1x1
Jam 18.00
Pasien
Gatal-gatal,
disfungsi
(oral) mg
skizofrenia ereksi,otot
kaku, gejala
seperti penyakit parkinson dll.
67
7 Dospinol 1x1
Jam 18.00 -
- -
(oral) mg
8 Methil. P 1x1
Jam 21.00 Pada
pasien Penderita
hipertensi, Mual
dan muntah,nyeri ulu
(injeksi)
ampul yang alergi
dan jantung, ginjal,
hati, hati, sakit
perut, gangguan
inflamasi
diabetes.
pencernaan, lemas
dan
lelah, sulit tidur dll.
10 Lasix 1 x1 Jam
06.00 Pasien yg
Pada pasien yang
alergi Hipokalamia
dan
(injeksi) ampul
mengalami furosemid,
68
11 Combivent 3x1
Jam 05.00, Pasien
ppok Pasien
jantung, kejang,
Sakit kepala, pusing,
rasa (injeksi) mcg
13.00 dan dan
asma diabetes,
glaukoma dll. mual,
mulut kering, tremor
21.00
dll.
12 Nairet 3 x jam
05.00, Asma
bronkial, Pasien
dengan MAOI
Tremor, kram
kronik,
(injeksi) 0,3 13.00
dan
bronki
tis,
69
Palpita
si. mg
21.00
emfise
ma.
13 Bisolvon 3x1
Jam 05.00, Pasien
batuk Pasien tukak
lambung yg
Gangguan saluran
a
(injeksi)
13.00 dan
Berdahak.
berat dan
aktif.
21.00
p
e
n
c
e
r
n
a
70
e u
,
k
o
n
s
t
i
p
a
s
i
d
a
n
n
y
e
r
i
l
a
m
b
71
a. Data Subjektif
saat istirahat.
dikeluarkan.
RS.
b. Data Objektif
kental.
ANALISA DATA
3. DS : Intoleransi Ketidakseimban
• Klien mengatakan aktifitas
gan suplai badannya letih.
DO : oksigen ke
74
penumpukan secret.
oksigen ke tubuh.
3.3 Intervensi
t • T
e
a k
a
k n
a
e
n
d
Kriteria Hasil : a
r
• Mempertahanka a
n urine output h
sesuai dengan ,
usia dan BB, BJ
urine normal, n
76
• Tidak ada tanda-tanda 7. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan malnutrisi kalori.
• Tidak terjadi penurunan berat 8. Berikan informasi tentang kebutuhan
badan yang berarti nutrisi.
9. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan.
5. Defisit perawatan diri b/d Self care : Activity of Daily 1. Monitor kebutuhan klien
Living kelemahan (ADLs) untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian,
Kriteria hasil : berhias, toileting dan
makan.
• Klien terbebas 2. Sediakan bantuan sampai
dari bau klien mampu secara utuh
badan. untuk melakukan self-care.
• Menyatakan 3. Dorong klien untuk
kenyamanan melakukan aktivitas sehari-
terhadap hari yang normal sesuai
kemampuan kemampuan yang dimiliki.
untuk 4. Dorong untuk melakukan
melakukan secara mandiri, tapi beri
ADLs. bantuan ketika klien tidak
• Dapat mampu melakukannya.
melakukan 5. Ajarkan klien/ keluarga
ADLS dengan untuk mendorong
bantuan kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya
jika pasien tidak mampu
untuk melakukannya.
6. Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
80
3.4 Implementasi
u
n
t
u
k
m
e
n
d
a
p
a
83
t
k
a
n
a
l
a
t
b
a
n
t
u
a
n
a
k
t
i
v
i
t
a
s
s
e
84
p
e
r
t
i
k
u
r
s
i
r
o
d
a
,
k
r
e
k
.
6.
M
e
m
b
a
85
n
t
u
u
n
t
u
k
m
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k
a
s
i
k
a
n
86
a
k
t
i
v
i
t
a
s
y
a
n
g
s
e
s
u
a
i
.
7.
B
a
n
t
u
87
p
a
s
i
e
n
/
k
e
l
u
a
r
g
a
u
n
t
u
k
m
e
n
g
i
d
e
n
88
t
i
f
i
k
a
s
i
k
e
k
u
r
a
n
g
a
n
d
a
l
a
m
b
e
r
a
89
k
t
i
v
i
t
a
s
.
06 Juni 2018 e
mencegah konstipasi. • Klien tampak tidak m
5. Berikan makanan yang mengahabiskan o
terpilih (sudah di makanan. ni
konsultasikan dengan ahli • Makanan klien to
gizi). habis hanya ½ r
6. Berikan informasi tentang porsi. ke
kebutuhan nutrisi. b
A : Masalah kebutuhan ut
nutrisi kurang dari u
kebutuhan ha
n
tubuh belum
S
teratasi. :
kl
ie
n
P : Intervensi dilanjutkan :
u
nt
• Kaji
u
adanya
k
alergi
al
makana
at
n.
-
Kolaborasi al
dengan ahli at
gizi. bantu untuk kebersihan • Klien
mengatakan diri, berpakaian, berhias,
1. M
91
u ke
nt m
u a
k m
m p
el ua
ak n
u ya
ka n
n g
ak di
ti m
vi ili
ta ki
s .
se 4. M
ha e
ri- m
ha be
ri ri
ya d
n or
g o
n n
or ga
m n
al u
se nt
su u
ai k
93
m n
el ti
ak da
u k
ka m
n a
se m
ca p
ra u
m m
an el
di ak
ri, u
ta ka
pi n
be n
ri ya
ba .
nt O:
ua
n • Gigi klien masih kuning dan masih ada
ke sisa makanan di gigi.
ti
ka A : Masalah belum teratasi.
kl
P : Intervensi dilanjutkan.
ie
94
O:
• Klien tampak
batuk.
96
• Dahak klien
tampak sedikit. TD
: 110/70 mmHg, N
: 85x/i, RR : 30x/i,
S :36,2 0C .
A:
• Masalah
ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas belum
teratasi.
P:
• Intervensi
dilanjutkan
97
A:
•
Masalah kebutuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
mulai teratasi.
P:
• Intervensi :
Anjurkan klien
meningkatkan
konsumsi sayuran
dan buah- buahan
5. Kamis Defisit perawatan diri 09.00 WIB 1. Memonitor kebutuhan S:
b/d kelemahan klien untuk alat-alat bantu
07 Juni 2018 untuk kebersihan diri, • Klien mengatakan
berpakaian, berhias, mulut sudah segar
toileting dan makan.
2. Menyediakan bantuan O:
sampai klien mampu secara
utuh untuk melakukan self- • Tampak kuning
care. digigi klien sudah
3. Memberi dorong untuk berkurang dan sisa
melakukan secara mandiri, makanan tidak ada
tapi beri bantuan ketika lagi.
klien tidak mampu
melakukannya. A:
Masalah teratasi
•P
100
:
• Intervensi
dilanjutkan
perawat ruangan
bersihan
jalan nafas
teratasi
sebagian.
P:
Intervensi
•
dilanjutkan oleh
perawat ruangan.
S:
102
Klien mengatakan
•
makan klien masih
sedikit.
O:
• Makanan klien
habis 1/2 dari porsi
yang diberikan.
• Mukosa bibir klien
terlihat kering
A:
• Masalah kebutuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
teratasi sebagian.
P:
•
Anjur
kan
klien
meni
ngkat
kan
kons
umsi
sayur
an
103
dan
buah-
buah
an.
Inter
vensi
dilanj
utkan
oleh
pera
wat
ruana
gan.
104
BAB IV
PEMBAHASAN
Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Di Ruang Paru RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi pada tanggal 06 – 08 Juni 2018. Beberapa hal yang perlu dibahas dan
Keperawatan pada klien dengan Penyakit Paru Obtruktif Kronik (PPOK) sesuai
dengan teori-teori yang ada. Untuk melihat lebih jelas asuhan keperawatan yang
diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai akan diuraikan sesuai
4.1 Pengkajian
tidak mau diajak diskusi tentang penyakit nya dan juga klien tidak
riwayat merokok.
Jadi dari data di atas ada kesenjangan antara teori dan kasus, pada
dengan PPOK sejak 20 tahun yang lalu, klien mengatakan tidak ada
106
ajak diskusi dan karena sesak datang dengan tiba-tiba, juga sedang
daerah dada. Dan pada teori juga di dapatkan data tidak ada nyeri
tekan pada daerah dada. Jadi ada kesamaan antara teori dengan
lain :
penumpukan secret.
penumpukan secret.
teori dapat ditegakka pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada
buah segar), dan kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk.
Yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, rencana tindakan yang akan
pada klien dan keluarga tentang suctioning, minta klien nafas dalam
peningkatan saturasi O2, buka jalan nafas, dan gunakan teknik chin lift
mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda dan krek, bantu
positif bagi yang aktif, monitor respon fisik, emosi, social dan
spiritual.
terlebih dahulu melakukan pendekatan pada klien dan keluarga klien agar
tindakan yang akan diberikan dapat disetujui klien dan keluarga klien,
memburuk.
beraktivitas.
jumlah kalori dan nutrisi yang di butuhkan pasien, menganjurkan pasien untuk
melakukannya.
tindakan keperawatan.
tindakan keperawatan.
c) Adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan petugas ruangan
asuhan keperawatan.
4.5 Evaluasi
perawat dan tenaga medis lainnya untuk melanjutkan intervensi yang telah
sebelumnya.
e) Untuk diagnosa kelima yaitu defisit perawatan diri, hasil yang penulis
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Paru Obtruktif Kronik (PPOK) Di Ruang Rawat Inap Paru RSUD Dr.
a. Pengkajian.
b. Diagnosa.
Y yaitu:
penumpukan secret.
d. Implementasi
rawat inap paru Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018 hampir
e. Evaluasi
Evaluasi dapat berupa respon verbal, respon non verbal, dan hasil
keperawatan.
5.2 Saran
118
DAFTAR PUSTAKA
120
Alimul H, Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi konsep dan perawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Global Iniative For Chrocic Obstruktive Lung Disease. Pocket Guide to COPD
Diagnosis, Management, and prevention. 2014.
Junaidi Iskandar. 2010. Penyakit Paru dan Saluran Nafas. Jakarta : Bhuana Ilmu
Populer.
Sherwood L. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. 6 th ed. Jakarta : EGC.
Smeltzer. 2011. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
Agama : ISLAM
Anak Ke : 1 ( Pertama )
Alamat : Jorong balik – bukit, Kenagarian Andaleh,
Kecamatan Luak, Kabupaten 50 kota
Ibu : Peni
Riwayat pendidikan
1. SDN 03 Andaleh
2. SMPN 5 Payakumbuh
3. SMAN 3 Payakumbuh
4. Program Studi D III Keperawatan STIKes Perintis Padang
122
123
124
125
126