4.1. Hasil
Foto Pengamatan Morfologi tanaman kakao
No. Foto pengamatan Keterangan
1. Akar a. akar lateral
b. akar utama (tunggang).
c. cabang akar
a Akar tanaman kakao
b mempunyai akar tunggang
c (Radik primaria). membentuk
akar tunggang, melainkan akar-
akar serabut yang banyak
jumlahnya. Setelah dewasa
tanaman tersebut akan
membentuk dua akar yang
menyerupai akar tunggang
2. Batang a. cabang plagiotrop
b. cabang ortotrop
c. jorket
a Cabang-cabang pada tanaman
kakao tumbuh kearah atas dan
c samping. Cabang yang tumbuh
b kearah atas disebut cabang
Orthotrop dan cabang yang
tumbuh kearah samping
disebut dengan Plagiotrop.
3. Daun a. pangkal daun (pangkal daun)
b. tulang daun utama
c. ujung daun (meruncing)
a
Daun-daun dewasa selalu
b berwarna hijau. Bentuk helai
daun bulat memanjang, ujung
c daun meruncing, dan pangkal
daun runcing. Susunan tulang
daun menyirip dan tulang
menonjol ke permukaan bawah
helai daun
4. Buah dan biji 1. Buah kakao
2. daging buah kakao
3. buah kakao diiris melintang
4. biji kakao (berwarna ungu)
Buah kakao berupa buah buni
yang daging bijinya sangat
lunak. Kulit buah mempunyai
sepuluh alur dan tebalnya 1 – 2
cm, umumnya ada tiga macam
warna buah kakau, yaitu hijau
muda sampai hijau tua, waktu
muda dan menjadi kuning
(1) (2) (3) setelah masak, warna merah
serta campuran antara merah
dan hijau.
(4)
5. Bunga a. mahkota bunga
b. daun kelopak
b c d c. tangkai sari
a
d. benang sari
Bunga kakao tergolong bunga
sempurna, terdiri atas daun
kelopak (Calyx) sebanyak 5
helai dan benang sari
( Androecium) berjumlah 10
helai. Diameter bunga 1,5
centimeter. Bunga disangga
oleh tangkai bunga yang
panjangnya 2 – 4 centimeter
4.2. Pembahasan
Kakao termasuk tanaman perkebunan berumur tahunan. Tanaman tahunan
ini dapat mulai berproduksi pada umur 3-4 tahun. Tanaman kakao menghasilkan
biji yang selanjutnya bisa diproses menjadi bubuk coklat. Adapun morfologinya
tanaman kakao yaitu: akar, batang,daun, bunga, buah dan biji. Sistim perakaran
kakao sangat berbeda tergantung dari keadaan tanah tempat tanaman tumbuh.
Pada tanah-tanah yang permukaan air tanahnya dalam terutama pada lereng –
lereng gunung, akar tunggang tumbuh panjang dan akar-akar lateral menembus
sangat jauh ke dalam tanah. Sebaliknya pada tanah yang permukaan air tanahnya
tinggi, akar tunggang tumbuh tidak begitu dalam dan akar lateral berkembang
dekat permukaan tanah. Ukuran akar tanaman kakao untuk panjang lurus ke
bawah kira-kira ± 15 meter dan akar untuk kesamping ± 8 meter. Akar tunggang
ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak
dan bercabang cabang lagi. Warna akarnya adalah kecoklatan. Perkembangan
pada sebagian besar akar lateral tanaman kakao berada pada dekat permukaan
tanah.
Tinggi tanaman kakao jika dibudidayakan di kebun maka tinggi
tanaman kakao umur 3 tahun mencapai 1,8 – 3 meter dan pada umur 12 tahun
dapat mencapai 4,5 – 7 meter. Tinggi tanaman tersebut beragam, dipengaruhi oleh
intensitas naungan dan faktor-faktor tumbuh yang tersedia. Tanaman kakao
bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang
arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air
(wiwilan atau chupon), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping
disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan).
Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimosfirme
artinya bersifat tumbuh ke dua arah. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya
panjang, yaitu 7,5-10 cm, sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai
daunnya hanya 2,5 cm. Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung
daun meruncing (acuminatus), dan pangkal daun runcing (acatus). Susunan tulang
daun menyirip dan tulang daun menonjol kepermukaan bawah helai daun.
Permukaan daun licin dan mengkilap.
Tanaman kakao berbunga sepanjang tahun dan tumbuh secara
berkelompok pada bantalan bunga yang menempel pada bunga tua, cabang-
cabang dan ranting-ranting. Tanaman kakao bersifat kauliflori, artinya bunga
tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat
bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut
dengan bantalan bunga (cushion). Setelah melalui beberapa proses fisiologi
tumbuhan, maka bunga ini akan menjadi buah. Buah kakao berupa buah buni
yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh alur dan
tebalnya 1 – 2 cm, Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya
ada dua macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak
putih jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika
muda berwarna merah, setelah masak berwarna jingga (oranye). Bagian-bagian
tanaman kakao yang telah diuraikan diatas dapat dilihat pada gambar 1.
5.1. Kesmpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat dismpulkan
bahwa:
Morfologi dan botani tanaman kakao seperti: akar, batang, daun, buah, dan
bunga.
Unsur-unsur lingkungan yang dapat mempengaruhi ciri morfologi kopi yaitu
elevasi atau ketinggian area serta temperatur, jenis curah hujan, cahaya
matahari, dan angin dll.
Tanaman kakao yang diamati lumayan baik pertumbuhannya namun belum
memenuhi persyaratan morfologi tanaman kopi yang baik
Jember salah satu kabupaten yang mempunyai potensi dalam produksi
tanaman kakao
Selain iklim, tanah, dan serangan OPT serta teknik budidaya juga dapat
menyebabkan morfologi tanaman kopi menjadi tidak normal
Varietas tanaman kakao yang paling umum dibudidayakan di Indonesia yaitu
varietas Criolo, Forastero dan Trinitario
5.2. Saran
Sebaiknya, pengamatan dilakukan di tempat perkebunan yang berisi
beberapa macam varietas kakao agar praktikan dapat memahami, membedakan
serta mengenal lebih lanjut morfologi-morfologi tanaman kakao dengan varietas
lain.