Anda di halaman 1dari 19

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Perencanaan Pembangunan

2.1.1. Pengertian Perencanaan

Pada haketnya Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses kegiatan

menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi seperti peristiwa,

keadaan, suasana dan sebagainya. Perencanaan bukanlah masalah kira-kira,

manipulasi atau teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit melainkan persiapan

perencanaan harus dinilai. Bangsa lain yang terkenal perencanaannya adalah bangsa

Amerika Serikat.

Perencanaan sangat menentukan keberhasilan dari suatu program sehingga

bangsa Amerika dan bangsa Jepang akan berlama-lama dalam membahas

perencanaan daripada aplikasinya. Pembangunan Jangka Panjang boleh dikatakan

telah berhasil meletakkan landasan yang kuat bagi pembangunan Jangka Panjang

berikutnya. Adapun tujuan Pembangunan Jangka Panjang adalah mewujudkan

bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan

masyarakat adil makmur dalam negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945. Rumusan yang luas tersebut dapat kita sebut tujuan

normatif atau visi normatif dari pembangunan nasional.

Dalam rangka pencapaian tujuan normatif Pembangunan Jangka Panjang

tersebut di rumuskan pula sebagai sasaran umum ialah terciptanya kualitas manusia

dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri. Masyarakat semakin

berkembang, semakin cerdas dan semakin luas pula horison pilihannya sebagai hasil

sumber daya manusia Indonesia. Menghadapi Pembangunan Jangka Panjang banyak

hal yang perlu di perhitungkan untuk lebih mengarahkan tujuan atau sasaran umum
9

yang akan dicapainya harus lebih rinci agar perkembangannya tidak melebar atau

melenceng tanpa arah yang jelas.

Dalam kerangka ini perlu dirumuskan suatu tujuan dan sasaran yang

strategis. Sebagai unsur di dalam pertama di dalam program pengembangan umum

Indonesia guna mencapai tujuan Pembangunan Jangka Panjang terutama di bidang

kesehatan haruslah berpijak pada dua prinsip pokok yaitu sifatnya yang

komprehensif dan dinamis. Sifat yang komprehensif disebabkan karena seluruh

program pembangunan nasional yang pada hakekatnya dilaksanakan oleh manusia

Indonesia yang mampu untuk melaksanakannya. Manusia Indonesia tersebut adalah

manusia hasil binaan pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan tuntutan pasar

atau tuntutan pembangunan nasional. Untuk menjadi bangsa yang mandiri, pada

dasarnya tidak ada satupun sektor kehidupan bangsa atau sektor pembangunan

nasional yang tidak dijamah oleh Sumber Daya Manusia Indonesia.

Apabila Sumber Daya Manusia Indonesia yang tidak dipersiapkan maka

sektor-sektor tersebut akan diisi oleh tenaga-tenaga asing sesuai dengan dinamisme

kehidupan dunia dewasa ini yaitu dunia terbuka. Dunia yang terbuka memungkinkan

persaingan antar manusia dan antar bangsa. Hanya bangsa dan manusia yang

terampil, bermutu yang akan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa yang lain

dalam era globalisasi ini. Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang komprehensif

berarti bahwa bahwa perencanaan tersebut haruslah sejalan dan seiring dengan

strategi pembangunan serta prioritas nasional.

Sesuai dengan arah dan sasaran Pembangunan Jangka Panjang maka

perencanaan umu nasional haruslah dinamis sesuai dengan dinamika yang hidup di

dalam masyarakat Indonesia yang sedemakin tinggi mutu kehidupannya dan tingkat

pemikiran rakyatnya. Dinamika masyarakat yang semakin meningkat menuntut


10

partisipasi masyarakat luas untuk memberdayakan masyarakat dan mengikutsertakan

dinamika masyarakat. Hal ini berarti pula bahwa proses perencanaan harus rentan

pada perubahan yang hidup di dalam kehidupan yang nyata dan bukan merupakan

rekayasa dari atas atau pemerintah pusat. Meskipun tidak seluruhnya rekayasa

pemerintah bersifat negatif tetapi dinamika menuntut suatu adonan yang serasi antara

tuntutan pemerintah pusat dengan keikutsertaan masyarakat banyak. Kebutuhan

pasar dan kebutuhan rakyat banyak mencerminkan meningkatkan kehidupan

demokrasi dan juga merupakan hasil suatu proses perencanaan umum yang semakin

dekat dengan kebutuhan masyarakat. Perencanaan umum yang dibutuhkan

masyarakat masa depan adalah perencanaan yang didorong oleh mekanisme pasar

dan kebutuhan. Yang berarti tujuan pembangunan nasional akan lebih dekat dan

mendapat support dari masyarakat secara utuh. Dan selanjutnya dunia masa depan,

dunia abad 21 sebagai abad informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta

teknologi telah mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia yang sedang menapak

kearah masyarakat industri. Transformasi masyarakat masa depan menuntut suatu

visi perencanaan umum yang jelas serta mengakomodasikan dinamika transformasi

sosial ekonomi masyarakat. Era teknologi komunikasi akan lebih mendekatkan

manusia satu dengan yang lain sehingga dinamika tersebut harus ditampung untuk

lebih mensukseskan tercapainya tujuan pembangunan nasional. Visi strategis

tersebut harus dapat mengarahkan proses perencanaan umum nasional sehingga

dengan demikian program-program pembangunan nasional yang diprioritaskan pada

segala bidang akan di support oleh adanya Sumber Daya Manusia Indonesia yang

cerdas dan terampil sesuai dengan kebutuhan masyarakat global.

Ferdinand Zweig seperti dituturkan kembali oleh jhingan (2008 : Hal 518)

menyatakan bahwa perencanaan adalah perencanaan perekonomian, bukan


11

perencanaan didalam perekonomian. Ia tidak hanya perencanaan kota, pekerjanaan

umum, atau bagian tertentu dari perekonomian regional, tetapi perekonomian secara

keseluruhan. Jadi perencanaan tidak berarti perencanaan secara sekeping-sekeping,

tetapi perencanaan perekonomian secara menyeluruh. Menurutnya lagi, perencanaan

ekonomi mencakup perluasan fungsi penguasa negara sampai ke pengorganisasian

dan pemanfaatan sumber-sumber ekonomi. Perencanaan mengandung arti dan

mengarah kepada pemusatan perekonomian nasional.

Lewis Lordwin dalam Jhingan (2008 : Hal 518) mengartikan perencanaan

ekonomi sebagai suatu rencana pengorganisasian perekonomian dimana pabrik,

perusahaan, dan industri yang terpisah- pisah dianggap sebagai unit-unit terpadu dari

suatu system tunggal dalam rangka memanfaatkan sumber yang tersedia untuk

mencapai kepuasan maksimum kebutuhan rakyat dalam waktu yang telah di

tentukan.

Salah satu definisi yang paling populer adalah yang dikemukakan oleh

Dickison, masih dalam Jhingan (2008 : Hal 518) mengartikan perencanaan sebagai

pengambilan keputusan ekonomi tentang apa dan berapa banyak, bagaimana, bila

dan dimana akan, diproduksi, serta buat siapa akan dialokasikan, oleh badan

pengambil keputusan yang berwenang atas dasar pengamatan menyeluruh terhadap

sistem perekonomian sebagai satu kesatuan.

Sementara itu, Arthur Lewis (salah seorang pemenang hadiah nobel dibidang

ekonomi) sebagaimana dituturkan oleh arsyad (2005 : Hal 20) membagi perencanaan

dalam 6 pengertian, yaitu :

1. Dalam banyak literatur istilah perencanaan seringkali dihubungkan dengan

faktor letak geografis, bangunan tempat tinggal, bioskop dan lainnya. Hal ini

sering disebut dengan istilah perencanaan kota dan Negara (town and countr
12

planning), atau perencanaan tata guna tanah (land-use planning), atau

perencanaan fisik (physical planning), yang berkaitan dengan tata guna tanah

berdasarkan fungsi dan kegiatan.

2. Perencanaan mempunyai arti keputusan penggunaan dana pemerintah dimasa

yang akan dating, jika pemerintah memiliki dana untuk dibelanjakan.

3. Ekonomi berencana adalah ekonomi dimana setiap unit produksi hanya

memanfaatkan sumber daya manusia, bahan baku, dan peralatan yang

dialokasikan dengan jumlah tertentu dan menjual produknya hanya kepada

perusahaan atau perorangan yang ditunjuk oleh pemerintah.

4. Perencanaan kadang kala berarti setiap penentuan sasaran produksi oleh

pemerintah, apakah itu untuk perusahaan negara (BUMN) atau perusahaan

swasta (BUMS). Pemerintah di sebagian besar NSB menerapkan perencanaan

seperti ini, walaupun kadang kala hanya suatu cabang industri tertentu atau

produk/jasa yang dianggap strategis.

5. Penetapan sasaran untuk perekonomian secara keseluruhan dengan maksud

untuk mengalokasikan semua tenaga kerja, devisa, bahan mentah dan sumber

daya lainnya ke berbagai bidang perekonomian.

6. Perencanaan kadang kala dipakai untuk menggambarkan sarana yang digunakan

pemerintah untuk memaksakan sasaran-sasaran yang di tetapkan sebelumnya

kepada badan usaha swasta.

Menurut Mohammad Hatta, dalam Arsyad (2005 : Hal 21) tujuan perencanaan

adalah mengadakan suatu perekonomian yang di atur, yang direncanakan tujuan dan

jalannya. Sedangakan Widjojo Nitisastro mengemukakan bahwa perencanaan pada

asasnya berkisar pada dua hal : pertama adalah penentuan pilihan secara sadar

mengenai tujuan kongkrit yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas
13

dasar nilai yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan. Yang kedua adalah pilihan-

pilihan diantara cara-cara alternative yang efisien serta rasional guna mencapai

tujuan-tujuan tersebut. Menurut Arsyad (2005 : Hal 21) ciri-ciri dari suatu

perencanaan pemabngunan ekonomi adalah :

1. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perekmbangan sosial

ekonomi yang mantap (steady social economic growth), hal ini dicerminkan

dalam usaha pertumbuhan ekonomi yang positif.

2. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan

perkapita.

3. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. Hal ini sering disebut

sebagai usaha diversifikasi ekonomi.

4. Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice.

5. Usaha perluasan penempatan kerja.

6. Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang

kegiatan-kegiatan pembangunan.

7. Usaha secara terus-menerus menjaga stabilitas ekonomi.

Adapun unsur-unsur pokok dalam perencanaan pembangunan ekonomi adalah

sebagai berikut :

1. Kebijaksanaan dasar atau strategis dasar rencana pembangunan.

2. Adanya kerangka rencana makro.

3. Perkiraan sumber daya- sumber daya bagi pembangunan khususnya sumber-

sumber pembiayaan pembangunan.

4. Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten seperti misalnya kebijakan

fiskal, penganggaran, moneter, harga, serta kebijaksanaan sektoral lainnya.


14

2.1.2. Pengertian Pembangunan

Pengertian Pembangunan menurut Rogers (dalam agus suryono 2001:132)

adalah suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu

masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk

bertambah besarnya kebebasan, keadilan dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk

mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap

lingkungan mereka.

Menurut Fakih (2001:10) Umumnnya orang beranggapan bahwa

pembangunan adalah kata benda netral yang maksudnya adalah suatu kata yang

digunakan untuk menjelaskan proses dan usaha yang meningkatkan kehidupan

ekonomi, politik, budaya, infrastruktur masyarakat dan sebagainya.

Menurut Galtung (dalam Trijono, 2007:3) Pembangunan merupakan upaya

untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun

kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap

kehidupan social maupun lingkungan alam.

Pendapat Katz (dalam Yuwono, 2001:47) mengatakan pembangunan yang

besar dari suatu keadaan tertentu ke keadaan yang dipandang lebih bernilai

Sedangkan Menurut Effendi (2002:2) pembangunan adalah suatu upaya

meningkatkan segenap sumber daya yang dilakukan secara berencana dan

berkelanjutan dengan prinsip daya guna yang merata dan berkeadilan.

Menurut Siagian (2005:9) pembangunan adalah suatu usaha pertumbuhan dan

perubahan yang berencana dana dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara,

dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.


15

Dari pengertian pembangunan yang diungkapkan para pakar di atas, dapat

disimpulkan bahwa Pengertian Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke

arah yang lebih baik dalam lingkungan masyarakat.

Adapun Tujuan Pembangunan terbagi atas 2 bagian, yaitu :

1. Tujuan Umum Pembangun adalah suatu proyeksi terjauh dari harapan-harapan

dan ide-ide manusia, komponen-komponen dari yang terbaik  atau masyarakat

ideal terbaik yang dapat dibayangkan.

2. Tujuan Khusus Pembangunan ialah tujuan jangka pendek, pada tujuan jangka

pendek biasanya yang dipilih sebagai tingkat pencapaian sasaran dari suatu

program tertentu

2.2 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha mikro kecil dan menengah disingkat UMKM adalah Usaha yang relatif

di nilai kecil sehingga usaha ini di kenal dengan usaha untuk mengembangkan

perekonomian kerakyatan yang notaben banyak dilakukan oleh masyarakat.

2.2.1. Pengertian UMKM menurut para ahli

Menurut Undang-Undang nomor 20 Tahun 2008 UMKM adalah Suatu usaha

yang dinilai produktif yang mana usaha tersebut dimiliki perorangan (individu) atau

badan usaha dari perorangan.

Menurut Depnaker (Departemen Tenga Kerja) UMKM adalah Suatu bentuk

usaha yang memiliki lima atau lebih tenaga kerja sedangkan Menurut Akifa P.

Nayla (2014) UMKM adalah jenis usaha yang didirikan secara pribadi dan memiliki

jumlah kekayaannya sebanyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) jumlah

tersebut belum termasuk tanah atau bangunan.


16

Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 UMKM adalah usaha

dengan landasan perekonomian kerakyatan yang berskala sehingga perlu adanya

upaya perlindungan untuk mencegah segala bentuk persaingan yang tidak sehat.

2.2.2 Pentingya Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) bagi

masyarakat

SME (Small Mediun Enterprise) atau yang lebih dikenal oleh masyarakat

dengan sebutan usaha kecil dan menengah (UKM) adalah bentuk kegiatan usaha

yang sudah tidak asing lagi dalam lingkup perekonomian. Batasan usaha kecil

bervariasi dari satu negara ke negara lain. Bahkan dapat berbeda dari satu

instansi /departemen teknis dengan departemen lainnya dalam suatu negara, baik

ditinjau dari aspek permodalan, volume usaha maupun aspek penggunaan tenaga

kerja. Secara garis besar, penentuan usaha kecil dapat dikelompokan atas kriteria

kalitatif dan kuantitatif. Kriteria kualitatif misalnya, tingkat tingkat teknologi yang

digunakan, keadaan manajemen, dan akses terhadap pesan pembangunan. Kriteria

kuantitatif meliputi jumlah tenaga kerja, nilai aset, omzet penjualan dan kombinasi

ketenagakerjaan.

Menurut Keputusan Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah RI : 2009. Salah satu motivasi atau tujuan didirikannya suatu UMKM

adalah melakukan kegiatan atau proses produksi/operasi yang efisien dan efektif.

Pengelolaan produksi/operasi yang efisien dan efektif. Pengelolaan

produksi/operasi suatu usaha terkait bahan baku/ informal/ teknologi/ jaminan

mutu dan kapasitas produk yang erat berhubungan dengan teknologi dan peralatan

teknis serta penanganan proses maupun pasca produk. Kegiatan produksi

merupakan secara sadar dan diikat oleh ketentuan tertentu yang secara terus

menerus mereka bekerja bersama untuk mencapai tujuan UMKM. Manajemen


17

adalah suatu keputusan dan tindakan berdasarkan perencanaan sebelumya untuk

mencapai tujuan UMKM. Bila dua konsep tersebut disatukan yaitu manajemen dan

organisasi maka dapat dimaknai sebagai suatu keputusan dan tindakan berdasarkan

perencanaan sebelumya yang dilakukan oleh lebih dari satu orang yang terkait

ketentuan dalam suatu UMKM yang secara terus menerus berupaya mencapai

tujuan.

Menurut Mudrajat Kuncoro, 2004:193, usaha kecil memiliki beberapa

karateristik yaitu :

1. Pengelolaannya mandiri dan tidak berorientasi untuk membentuk usaha yang

semakin besar.

2. Pengusaha relatif dari kendali luar dalam pengambilan keputusan-Keputusan

pokok.

3. Modal usaha, kebanyakan disediakan sendiri oleh pemilik perseorangan atau

kelompok kecil.

4. Wilayah operasi terutama lokal, dengan pekerjaan dan pemilik yang umumnya

tinggal dalam satu masyarakat tetentu.

5. Ukuran usaha dibanding industry relatif kecil, baik ditinjau dari volume

penjualan.

Deperindag juga mengeluarkan kriteria yang termasuk UMKM. Atas dasar

pandangan yang berbeda setiap orang dapat menentukan kriteria UMKM, dimulai

dari pemerintah sampai pada peneliti. Namun, bank sebagai pihak yang

menyalurkan kredit, ketentuan UMKM harus jelas. Yang perlu diperhatikan dalam

penentuan kriteria kredit UMKM oleh perbankan adalah bahwa penentu kriteria

UMKM berdasarkan nilai ekonomi akan mengalami perubahan seiring dengan

kemajuan ekonomi suatu negara. Sebagai contoh kriteria penentuan jumlah modal
18

yang termasuk kedalam UMKM di negara maju berbeda dengan negara

berkembang.

Usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM bias disebut juga usaha rakyat.

Istilah ini muncul karena adanya stigma bahwa usaha kecil dan menegah biasanya

usaha yang dijalankan secara tradisional, keberadaanya mendominasi

perekonomian nasional dan tersebar sampai pelosok nusantara. Pasar UMKM

sangat luas sehingga untuk melihat potensinya harus dilakukan penelusuran lebih

mendalam.

Selanjutnya menurut (Arief Rahmana 2008) dalam kutipan (Muditomo,

2012:1) usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) dibagi berdasarkan sektor

usahanya sebagai berikut :

1. Pertambangan dan penggalian

2. Industri Pengolahan

3. Listrik dan Air

4. Konstruksi

5. Perdagangan

6. Penyediaan akomodasi dan makan minum

7. Transportasi dan Penggudangan

8. Perantara keuangan

9. Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

10. Administrasi Pemerintah dan Jamsos Wajib

11. Jasa Pendidikan

12. Jasa Kesehatan

13. Jasa Kemasyarakatan,Sosial,Hiburan,dan penerangan lain

14. Jasa Perorangan lain yang melayani rumah tangga


19

Usaha mikro kecil dan menengah selalu menarik untuk dikaji, bukan hanya

dari aspek ketahanan, aspek pembiayaan, perolehan peminjaman atau dari aspek

manajerial usaha. Pada era globalisasi khususnya dengan adanya integrasi ekonomi

di asia tenggara, yaitu penyatuan ekonomi (economic union) yang menjadikan asia

tenggara menjadi suatu komunitas perekonomian dengan basis produksi tunggal

membuat UMKM harus mampu mempertahankan eksistensinya ditengah

gempuran ekonomi global.

Dalam hal ini UMKM dituntut untuk mampu bersaing dan menciptakan

produk yang dapat diterima tidak hanya oleh konsumen dalam negeri (Indonesia)

tetapi juga konsumen di Asia Tenggara. Usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM) selalu hadir karena diperlukan. UMKM ini selalu pula dapat

membuktikan ketahanannya, terutama ketika bangsa kita dilanda badai kritis

ekonomi (sejak juli 1997). UMKM ini tampak merupakan salah satu sektor usaha

penyangga utama yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Untuk membedakan sebuah usaha apakah itu termasuk usaha mikro, usaha

kecil, atau usaha menengah, oleh pemerintah diiberikan batasan berdasarkan

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 sesuai dengan kriterian jenis usaha masing-

masing yang didasarkan atas peredaran usaha atau jumlah aktiva yang dimiliki

sebagai berikut :

Kriteria usaha mikro adalah Usaha mikro memiliki kekayaan paling bersih

paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Kriteria usaha kecil adalah Usaha kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari

Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
20

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.00,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua

setengah miliyar rupiah).

Kriteria usaha menengah adalah Usaha menengah memiliki kekayaan bersih

lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliyar rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

2.500.000.000,00 (dua miliyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Selain pengertian UMKM yang dikeluarkan resmi oleh pemerintah, BPS juga

mengeluarkan pengertian industri kecil dan menengah atau yang lebih dikenal

IKM. Menurut BPS yang termasuk IKM yaitu :

a. Kerajinan rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerja dibawah 3 orang termasuk

tenaga kerja yang tidak di bayar.

b. Usaha kecil, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 5-9 orang.

c. Usaha menengah, sebanyak 20-99 orang.

Secara lebih jelas, penjelasan diatas akan nampak pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1. Kriteria UMKM Menurut UU No 20 Tahun 2008 :


MIKRO USAHA
KRITERIA UMKM USAHA KECIL
USAHA MENENGAH
>. Rp 50 juta >. Rp. 500 juta
Kekayaan bersih (tidak Paling
sampai dengan smpai dengan
termasuk tanah dan banyak Rp.
paling banyak Rp. paling banyak
bangunan 50 juta
500 juta Rp. 10 Miliyar
>. Rp. 300 juta >. Rp 2,5 Milyar
Paling
Hasil penjualan sampai dengan sampai dengan
banyak Rp.
tahunan (Omset/tahun) paling banyak Rp. paling banyak
300 juta
2,5 Milyar Rp. 50 Milyar
21

2.3 Pengertian Pendapatan dan Sumber Pendapatan Daerah

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari

suatu aktivitas yang dilakukannya, dan kebanyakan aktivitas tersebut adalah

aktivitas penjualan produk atau penjualan jasa kepada konsumen. Kata pendapatan

dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing. Bagi investor, pendapatan tidak terlalu

penting jika dibandingkan dengan keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang

akan diterima setelah dikurangi dengan pengeluaran.

2.3.1. Pengertian Pendapatan Menurut Para Ahli

Menurut Kieso, Warfield dan Weygantd Pendapatan adalah arus masuk bruto

dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu

periode, jika arus masuk tersebut mangakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanaman modal (2011;955)

Menurut Skousen, Stice dan Stice Pendapatan adalah arus masuk atau

penyelesaian (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang,

memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama

atau aktivitas centra yang sedang berlangsung (2010;161)

Menurut NiswongerPendapatan adalah kenaikan kotor (gross) dalam modal

pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagang, pelaksanaan jasa kepada

klien, menyewakan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha profesi

yang bertujuan untuk memperoleh pengahailan (2006;56)

Menurut Nafarin Pendapatan adalah arus masuk harta dari kegitatan

perusahaan menjual barang dan jasa dalam suatu periode yang mengakibatkan

kenaikan modal yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (2006;15)
22

Menurut Sofyan Syafri Harahap Pendapatan adalah kenaikan gross didalam

aset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip

akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba (2002;58)

Menurut Dyckman Pendapatan adalah arus masuk peningkatan lainnya atas

aktiva sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya)

selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau

aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang

berlangsung (2002;234)

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang

dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dalam hal ini adalah

UU No 33 Tahun 2004. Pendapatan bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah,

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang sah. Pendapatan asli daerah bertujuan

memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan

otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi.

2.3.2 Sumber Penerimaan Pendapatan Daerah

1. Pajak Daerah

Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada

daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Retribusi daerah

Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah

daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.


23

3. Hasil pengolahan kekayan daerah yang dipisahkan

Kekayaan negara yang dipisahkan adalah komponen kekayaan negar yang

pengelolaannya diserahkan kepada BUMN atau BUMD. Pengelolaan kekayaan

negara yang dipisahkan ini merupakan subbidang keuangan negara yang khusus

ada pada negara-negara nonpublik. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan merupakan bagian dari penerimaan pendapatan asli daerah tersebut,

yang antara lain bersumber dari bagian laba dari perusahaan daerah, bagian laba

dari lembaga keuangan bank, bagian laba atas penyertaan modal kepada badan

usaha lainnya.

4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah meliputi :

-. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan

-. Jasa giro

-. Pendapatan bunga

-. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi,

potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari pejualan atau pengadaan

barang atau jasa oleh Daerah.

Merujuk pada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 1 Ayat 18

menyebutkan penerimaan pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang

diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Sebagai tambahan pengertian penerimaan

pendapatan daerah menurut para ahli kami mengutip dua pendapat yakni menurut

Abdul Halim (2007:96) penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) merupakan

semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.

Sedangkan berdasarkan pendapat yang dikemukakan Mardiasmo (2002:132) PAD

adalah penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil
24

perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dari berbagai pendapatan mengenai

PAD di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan pendapatan asli daerah yang

sumbernya berasal dari daerah itu sendiri berupa dana yang perolehannya dikelola

oleh pemerintah daerah itu sendiri berupa dana yang pemerolehannya dikelola oleh

pemerintah daerah beserta jajarannya dan telah diatur oleh peraturan perundang-

undangan. Dengan kata lain penerimaan pendapatan asli daerah merupakan

penerimaan pendapatan yang diterima oleh pemerintah daerah atas segala sumber-

sumber atau potensi yang ada pada daerah yang harus diolah oleh pemerintah

daerah didalam memperoleh penerimaan pendapatan daerah.

a. Pajak Daerah Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Berdasarkan UU No. 36 tahun 2008 pasal 2 tentang pajak penghasilan bahwa

setiap orang pribadi, orang pribadi yang memiliki warisan belum terbagi badan dan

bentuk usaha tetap dikenakan pajak penghasilan. Pada saat anda mendaftarkan

perusahaan atau badan di kantor pelayanan pajak (KPP) tempat usaha anda akan

berdomisili, maka akan mendapatkan SKT atau surat keterangan terdaftar. Di SKT

tersebut diebutkan pajak-pajak apa yang harus anda bayarkan. Tergantung pada

jenis transaksi yang anda lakukan dan jumlah omset usaha anda dalam setahun.

Sekurangnya anda perlu membayar pajak berikut :

1. PPH pasal 4 Ayat 2 atau PPH Final ( jika ada sewa gedung/kantor, omzet

pejualan, dan lain-lain).

2. PPH pasal 21 (jika memiliki pegawai)

3. PPH pasal 23 (jika ada transaksi pembelian jasa)

b. Retribusi Derah Usaha Mikro Kecil dan Menengah


25

Pemerintah sedang menggodok aturan baru penyederhanaan prosess perizinan

pengusaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Menteri koordinator

perekonomian Chairul Tanjung menjelaskan, berdasarkan beleid tersebut, UMKM

cukup menyerahkan KTP elektronik kepada pemerintah daerah. Selanjunya mereka

akan mendapatkan suatu lembar izin usaha secara gratis karena semua biaya sudah

dibebankan pada anggaran pendapatan belanja daerah setempat. Setelah UMKM

mendapatkan izin pemerintah daerah tidak boleh lagi mengutip retribusi pada

usaha mikro. Khusus pengusaha menengah mereka hanya diwajibkan

mencantumkan nomor pokok wajin pajak (NPWP). Persyaratan lainnya masih

sama dengan yang diterapkan pada pengusaha kecil. Karena usaha mikro

berpindah-pindah, jadinya tidak dikenai wajib NPWP. Ada beberapa keunggulan

yang bias diperoleh pengusaha UMKM setelah mendapatkan surat izin tersebut.

Selain perlindungan legalitas secara hukum, mereka juga mendapatkan akses

permodalan dan pendampingan yang akan diberikan setiap hari oleh pemerintah

daerah.

c. Hasil pengolahan kekayan daerah yang dipisahkan dalam UMKM

Hasil pengolahan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan

penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan. Jenis pendapatan ini dirinci menurut objek pendapatan usaha mikro

kecil dan menengah yang mencakup :

-. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/ BUMD

-. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik negara/ BUMN

-. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta/kelompok

d. Pendapatan asli daerah yang sah


26

Berdasarkan pada dinas pendapatan daerah pendapatan asli daerah yang sah di

peroleh dari keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan

komisi pemotongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari pejualan dan

pengadaan barang atau jasa oleh daerah.

2.4 Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian tentang usaha mikro kecil dan menengah telah dilakukan

oleh:

Ade Raselawati (2012) penelitiannya berjudul Pengaruh Perkembangan Usaha

Kecil dan Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Tujuannya

adalah untuk menganalisis pengaruh perkembangan UMKM seperti (tenaga kerja

UMKM, ekspor UMKM, unit UMKM, dan investasi UMKM terhadap

pertumbuhan ekonomi. Dari penelitian terrdahulu yang diuraikan diatas terdapat

kesamaan yang dilaksanakan penulis saat ini terutama mengenai tentang

perkembangan UMKM.

Aburahman (2010) penelitiannya berjudul Dampak Program Pengembangan

usaha terhadap pendapatan UMKM Kecamatan Kwandang tujuannya adalah

menganalisis dampak UMKM terhadap pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai