Anda di halaman 1dari 26

36

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Objek Penelitian

Kabupaten Gorontalo adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Gorontalo, Pulau

Sulawesi yang merayakan hari jadinya setiap tanggal 26 November, terhitung sejak

tahun 1673 atau (16 Syakban 1084 Hijriah). Kabupaten Gorontalo dibentuk

berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah-

Daerah Tingkat II di Sulawesi dengan ibu Kota Semula Isimu. Pada tahun 1987 ibu

kota Kabupaten Gorontalo dipindahkan ke Limboto. Ada sebagian data pada Atlas atau

Peta yang memuat ibu kota Kabupaten Gorontalo adalah Isimu. Jelas hal tersebut tidak

sesuai dengan realita dan fakta yang ada dilapangan saat ini. Sampai dengan tahun

2011, Kabupaten Gorontalo sudah mengalami tiga kali proses pemekaran. Pertama,

tahun 1999 yang melahirkan Kabupaten Boalemo, kedua tahun 2003, yang melahirkan

Kabupaten Bone Bolango, tahun 2007 melahirkan Kabupaten Gorontalo Utara.

Batas Wilayah Letak Kabupaten Gorontalo terletak pada posisi di antara

00.24ʺ-10.02 Lintang Utara (LU) dan 121².59ʺ-123o.32 Bujur Timur (BT) dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Gorontalo Utara

- Sebelah Selatan : Teluk Tomini

- Sebelah Barat : Kabupaten Boalemo

- Sebelah Timur : Bone Bolango dan Kota Gorontalo.


37

Pada tahun 2016, wilayah administrasi Kabupaten Gorontalo terdiri dari 19

Kecamatan, ibu Kota Kabupaten adalah Kecamatan Limboto, Kecamatan yang terluas

adalah Kecamatan Asparaga dengan luas 430,51 km² atau menepati 20,25 % luas

daratan di Kabupaten Gorontalo. Kecamatan yang paling sedikit wilayahnya adalah

kecamatan Tilango dengan luas sebesar 5,79 km² atau menempati presentase 0,27 dari

total seluruh wilayah Kabupaten Gorontalo. Kabupaten Gorontalo memiliki luas

wilayah 1.750,83 km² dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Gorontalo yakni

sebanyak 355.988 jiwa atau 34,22% dari total penduduk.

5.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Usaha mikro kecil dan menengah disingkat UMKM adalah Usaha yang relatif

di nilai kecil sehingga usaha ini di kenal dengan usaha untuk mengembangkan

perekonomian kerakyatan yang notaben banyak dilakukan oleh masyarakat sedangkan

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari suatu

aktivitas yang dilakukannya, dan kebanyakan aktivitas tersebut adalah aktivitas

penjualan produk atau penjualan jasa kepada konsumen. Dalam hal ini dapat di lihat

kontribusi UMKM terhadap PAD berupa pajak, retribusi dan lainnya.

Dijelaskan lagi, bahwa untuk melihat masing-masing variabel yang diteliti

maka lebih lanjut akan dianalisis tentang perkembangan UMKM terhadap pendapatan

asli daerah di Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut:

a. Gambaran Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Gorontalo

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro, memiliki kekayaan bersih paling

banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
38

tempat usaha, dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah) yang terdapat di Kabupaten Gorontalo.

Berikut ini adalah perkembangan jumlah usaha mikro yang beroperasi di

wilayah Kabupaten Gorontalo selama lima tahun terakhir ini yang dijelaskan melalui

tabel dibawah ini :

Tabel 1. Perkembangan Usaha Mikro di Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2016


Tahun
No Sektor Usaha 2012 201 2014 2015 2016
3
1 Pertambangan dan Penggalian 1 - - - -
2 Industri Pengolahan 604 100 1039 855 1.055
2
3 Listrik dan Air - - - - -
4 Kostruksi - - - - -
5 Perdagangan 876 129 1547 2513 2646
3
6 Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 228 318 440 418 418
7 Transportasi 14 14 - 17 17
8 Perantara Keuangan - - - - -
9 Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan - - - 101 101
10 Administrasi Pemerintahan & Jamsos - - - - -
Wajib
11 Jasa Pendidikan - - - - -
12 Jasa Kesehatan - - 54 - -
13 Jasa Kemasy, Sosbud, Hiburan, & - - 1 122 122
Penerangan Lain
14 Jasa Perorangan 188 224 800 69 69
Jumlah 1911 285 3908 4095 4429
1
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gorontalo

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan

jumlah unit usaha mikro di Kabupaten Gorontalo dari tahun 2012 sampai tahun 2016.

Pada tahun 2012, jumlah usaha mikro adalah 1911 unit usaha yang terdiri dari sektor

pertambangan sejumlah 1 unit usaha, sektor industri pengolahan unit usaha, sektor

perdagangan 876 unit usaha, sektor penyedia akomodasi makanan dan minuman 228

unit usaha, transportasi 14 unit usaha, dan sektor jasa perorangan 188 unit usaha.
39

Pada tahun 2013 jumlah usaha mikro di Kabupaten Gorontalo 2851 unit usaha,

atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumya yang terdiri dari sektor industri

pengolahan 1002 unit usaha, sektor perdagangan 1293 unit usaha, sektor penyedia

akomodasi makanan dan minuman 318 unit usaha, trasportasi 14 unit usaha, dan sektor

jasa perorangan 224 unit usaha.

Pada tahun 2014 jumlah usaha mikro di Kabupaten Gorontalo 3908 unit usaha,

atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumya yang terdiri dari sektor industri

pengolahan 1039 unit usaha, sektor perdagangan 1574 unit usaha, sektor penyedia

akomodasi makanan dan minuman 440 unit usaha, sektor kesehatan 54 unit usaha,

sektor jasa kemasyarakatan sosial budaya hiburan dan penerangan lain 1 unit usaha,

dan sektor jasa perorangan 800 unit usaha.

Pada tahun 2015 jumlah usaha mikro di Kabupaten Gorontalo 4095 unit usaha,

atau mengalami penurunan dari tahun sebelumya yang terdiri dari sektor industri

pengolahan 855 unit usaha, sektor perdagangan 2513 unit usaha, sektor penyedia

akomodasi makanan dan minuman 418 unit usaha, sektor transportasi 17 unit usaha,

sektor persewaan dan jasa perusahaan 101 unit usaha, sektor jasa kemasyarakatan sosial

budaya hiburan dan penerangan lain 122 unit usaha, dan sektor jasa perorangan 69 unit

usaha.

Pada tahun 2016 jumlah usaha mikro di Kabupaten Gorontalo 4428 unit usaha,

atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang terdiri dari sektor industri

pengolahan 1055 unit usaha, sektor perdagangan 2646 unit usaha , sektor penyediaan

akomodasi makanan dan minuman 418 unit usaha, sektor transportasi 17 unit usaha,

sektor persewaan dan jasa perusahaan 101 unit usaha, sektor jasa kemasyarakatan sosial
40

budaya hiburan dan penerangan lain 122 unit usaha, dan sektor jasa perorangan 69 unit

usaha.

Secara fluktuasi yang terjadi pada jumlah usaha mikro ini terutama dari tahun

2014 ke tahun 2015 dan tahun 2015 ka tahun 2016 disebabkan oleh usaha tersebut

berkembang menjadi usaha kecil dari segi permodalan dan penghasilannya pertahun.

Sehingga dicatat pada usaha kecil pada tahun yang bersangkutan.

Dari tabel diatas juga, terlihat jelas bahwa sektor yang aktif dalam kegiatan

usaha usaha mikro adalah sektor industri pengolahan, sektor penyediaan akomodasi

makanan dan minuman, sektor usaha persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa

kesehatan, sektor jasa kemasyarakatan, dan jasa perorangan yang melayani kegiatan

rumah tangga. Sedangkan sektor yang pasif adalah sektor pertambangan dan galian,

sektor listrik dan air, sektor konstruksi, sektor perantara keuangan, sektor administrasi

pemerintah dan jaminan sosial wajib, dan sektor jasa pendidikan.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil,

memiliki kekayaan bersih dengan paling banyak Rp. 50.000,000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih

dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

2.500.000.000,00 (dua miliyar lima ratus juta rupiah. Berikut ini adalah perkembangan

jumlah usaha kecil yang yang beroperasi di wilayah Kabupaten Gorontalo selama lima

tahun terakhir ini, yang dijelaskan melalui tabel dibawah ini :


41

Tabel 2. Perkembangan Usaha Kecil di Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 -2106


Tahun
No Sektor Usaha
2012 2013 2014 2015
2016
1 Pertambangan dan Penggalian - 1 1 - -
2 Industri Pengolahan - 2 2 - 2
3 Listrik dan Air - - - - -
4 Kostruksi - - - - -
5 Perdagangan 29 52 58 30 30
6 Penyediaan Akomodasi & Makan 9 12 24 1 1
Minum
7 Transportasi - - - - -
8 Perantara Keuangan - - - - -
9 Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan 1 1 1 2 2
10 Administrasi Pemerintahan & - - - - -
Jamsos Wajib
11 Jasa Pendidikan - - - - -
12 Jasa Kesehatan - - - - -
13 Jasa Kemasy, Sosbud, Hiburan, & - - - - -
Penerangan Lain
14 Jasa Perorangan - - - - -
Jumlah 39 68 86 33 35
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 - 2016

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan terjadi kenaikan dan

penurunan jumlah unit usaha kecil di Kabupaten Gorontalo pada tahun 2012 dan 2016.

Pada tahun 2012 Jumlah usaha mikro adalah 39 unit usaha yang terdiri dari sektor

perdagangan 29 unit usaha, sektor penyedia akomodasi makanan dan minuman 9 unit

usaha, sektor persewaan dan jasa perusahaan 1 unit usaha.

Pada tahun 2013 jumlah usaha kecil di Kabupaten Gorontalo 68 unit usaha,

atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumya yang terdiri dari sektor

pertambangan dan galian 1 unit usaha, sektor industri pengolahan 2 unit usaha, sektor

perdagangan 52 unit usaha, sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman 12

unit usaha, sektor jasa persewaan dan perusahaan 1 unit usaha.

Pada tahun 2014 jumlah usaha kecil di Kabupaten Gorontalo 86 unit usaha,

atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang terdiri dari sektor

pertambangan dan galian 1 unit usaha, sektor industri pengolahan 2 unit usaha, sektor
42

perdagangan 58 unit usaha, sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman 24

unit usaha, sektor jasa persewaan dan perusahaan 1 unit usaha.

Pada tahun 2015 jumlah usaha kecil di Kabupaten Gorontalo 33 unit usaha,

atau mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang terdiri dari sektor perdagangan

30 unit usaha, dan sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman 2 unit usaha.

Pada tahun 2016 jumlah usaha kecil di Kabupaten Gorontalo 33 unit usaha, atau

setengah dari tahun sebelumnya yang terdiri dari sektor industri pengolahan 2 unit

usaha, sektor perdagangan 30 unit usaha, dan sektor penyediaan akomodasi makanan

dan minuman 1 unit usaha.

Secara umum kenaikan dan penurunan yang terjadi pada jumlah usaha kecil ini

terutama dari tahun 2012 ke tahun 2013 disebabkan oleh usaha tersebut berkembang

menjadi usaha menengah dari segi permodalan dan penghasilannya pertahun. Sehingga

dicatat pada usaha kecil pada tahun yang bersangkutan. Selain itu iklim usaha yang

cenderung tidak pasti menyebabkan beberapa sektor usaha gulung tikar.

Dari tabel diatas juga terlihat jelas bahwa sektor yang terlihat aktif dalam

kegiatan usaha mikro adalah sektor industri pengolahan, sektor penyediaan akomodasi

makanan dan minuman, sektor usaha persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa

kesehatan, sektor jasa kemasyarakatan, dan jasa perorangan yang melayani kegiatan

rumah tangga. Sedangkan sektor yang pasif adalah sektor pertambangan galian, sektor

listrik dan air, sektor kontruksi, sektor perantara keuangan, sektor administrasi

pemerintah jaminan sosial wajib, dan sektor jasa pendidikan.

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
43

langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar, memiliki

kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliyar rupiah) tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha, dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

2.500.000.000,00 (dua miliyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

50.000.000.000,00 (lima puluh miliyar rupiah) yang berusaha di wilayah Kabupaten

Gorontalo.

Berikut ini adalah perkembangan jumlah usaha menengah yang beroperasi di

wilayah Kabupaten Gorontalo selama lima tahun terakhir ini, yang dijelaskan melalui

tabel dibawah ini:

Tabel 3. Perkembangan Usaha Menengah di Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 - 2016


Tahun
No Sektor Usaha
2012 2013 2014 2015 2016
1 Pertambangan dan Penggalian - - - - -
2 Industri Pengolahan - - - - -
3 Listrik dan Air - - - - -
4 Kostruksi - - - - -
5 Perdagangan - - - 6 6
6 Penyediaan Akomodasi & Makan - - - - -
Minum
7 Transportasi - - - - -
8 Perantara Keuangan - - - - -
9 Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan - - - - -
10 Administrasi Pemerintahan & - - - - -
Jamsos Wajib
11 Jasa Pendidikan - - - - -
12 Jasa Kesehatan - - - - -
13 Jasa Kemasy, Sosbud, Hiburan, & - - - - -
Penerangan Lain
14 Jasa Perorangan - - - - -
Jumlah - - - 6 6
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Gorontalo
Dari tabel diatas dapat dilihat secara keseluruhan jumlah unit usaha menengah

di Kabupaten Gorontalo hanya berjumlah 6 unit usaha saja pada sektor perdagangan

pada tahun 2015 dan 2016. Sedikitnya unit usaha menengah di Kabupaten Gorontalo
44

ini disebabkan oleh tingginya modal untuk memenuhi kriteria sebagai usaha menengah

yaitu memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliyar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih

dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Rata – rata usaha yang ada

di Kabupaten Gorontalo belum mampu mencukupi modal tersebut.

Dari penjelasan tentang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Kabupaten

Gorontalo pada tahun 2012-2016, maka dapat dilihat perkembangan total kegiatan

usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kabupaten Gorontalo tahun 2012 – 2016

pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Gorontalo


Tahun 2012 – 2016.
Perkembangan
No Tahun Jumlah UMKM
(%)
1 2012 1950
2 2013 2919 49,7
3 2014 3994 35,8
4 2015 4136 3,6
5 2016 4469 8,1
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 – 2016

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan jumlah unit usaha

mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Gorontalo mengalami peningkatan

dan penurunan. Pada tahun 2012 jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di

Kabupaten Gorontalo adalah 1950 unit dengan, kemudian naik sebesar 49,7% pada

tahun selanjutnya menjadi 2919 unit. Pada tahun 2014 naik lagi sebesar 36,8% menjadi

3994 unit, selanjutnya pada tahun 2015 hanya mengalami kenaikan sedikit yaitu

sebesar 3,6% menjadi 4136 unit. Pada tahun 2016 usaha mikro kecil dan menengah
45

(UMKM) di Kabupaten Gorontalo mengalami kenaikan sebesar 8,1% yaitu 4469 unit

usaha.

Kenaikan yang terjadi dari tahun 2012 sampai 2013 ini dipengaruhi oleh

adanya semangat membangun Kabupaten oleh semua elemen masyarakat dan

pemerintah. Selain itu didukung oleh adanya program pemerintah yang khusus

diperuntukkan bagi usaha mikro kecil dan menengah oleh pemerintah. Pada tahun 2013

sampai tahun 2016 sampai mengalami peningkatan karena didukung oleh adanya

program pemerintah dan pengembangan usaha, pemantauan dan evaluasi serta

penyaluran dana. Berikut ini adalah tabel realisasi UMKM dari tahun 2012 -2016

Tabel. 5 Realisasi UMKM dari tahun 2012 – 2016

No Tahun Realisasi UMKM


1 2012 1.806.373.003
2 2013 1.870.374.442
3 2014 2.069.833.895
4 2015 2.747.359.034
5 2016 2.998.203.912
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kab.Gorontalo

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM) tiap tahun mengalami peningkatan seperti pada tabel diatas. Pada tahun 2012

realisasi UMKM sebesar 1.806.373.003, kemudian pada tahun 2013 naik sebesar

1.870.374.442, Pada tahun 2014 realisasinya 2.069.833.895 dan kemudian pada tahun

2015 mengalami peningkatan sebesar 2.747.359.034. dan pada tahun terakhir

realisasinya mengalami kenaikan sedikit yaitu 2.998.203.912.

b. Gambaran Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Gorontalo


46

Pendapatan asli daerah (PAD) adalah Penerimaan yang diperoleh daerah dari

sumber – sumber dalam wilahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah

sesuai dengan perundang – undangan yang berlaku. PAD diukur dari total penerimaan

pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain –lain PAD yang sah. Sejalan dengan

kewenangan tersebut, pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber –

sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintah dan

pembangunan didaerah melalui PAD.

Untuk mengidentifikasi dan menganalisis sektor-sektor mana saja dari PAD

yang potensial untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan penerimaan

pendapatan asli daerah Pemerintah Kabupaten Gorontalo, berikut rincian

perkembangan sumber pendapatan asli daerah.

Tabel 6. Perkembangan sumber Pendapatan Asli daerah Kab.Gorontalo


Tahun 2012
No Uraian Jumlah
1 Pajak Hotel 24.868.083.225
2 Pajak Restorant 43.114.093.968
3 Pajak Hiburan 9.417.048.139
4 Pajak Penerangan Jalan 11.584.356.913
5 Pajak Parkir 4.290.011.370
6 Pajak Reklame 21.636.788.569
JML Pendapatan Pajak Daerah 114.910.382.184
1 Retribusi Jasa Umum 99.570.568.879
2 Retribusi Jasa Usaha 12.511.969.602
3 Retribusi Perijinan Tertentu 29.126.185.734
JML Pendapatan Retribusi Daerah 141.208.724.215
1 Bagian Laba atas Penyertan Modal 4.910.560.066
pada
Perusahaan Milik Daerah/BUMD
Bersambung ke halaman berikut : 47
Sambungan tabel 6, halaman 46
JML Pendapatan Hasil Pengelolaan 4.910.560.066
47

Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
1 Pendapatan Jasa Giro 12.562.824.726
2 Pendapatan Denda Pajak 56.975.966,365
3 Pendapatan Dari Pengembalian 9.549.643.169
4 Penerimaan Lain – lain 5.806.447.748
JML Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 180.701.329.756
Yang
Sah
Sumber Kantor Badan Keuangan Daerah Kab.Gorontalo tahun 2012

Tabel 7. Perkembangan sumber Pendapatan Asli daerah Kab.Gorontalo


Tahun 2013
No Uraian Jumlah
1 Pajak Hotel 32.248.881.972
2 Pajak Restoran 48.513.407.068
3 Pajak Hiburan 9.995.090.144
4 Pajak Reklame 24.205.729.883
5 Pajak Penerangan Jalan 16.994.355.803
6 Pajak Parkir 5.162.155.533
JML Pendapatan Pajak Daerah 137.119.620.400
1 Retribusi Jasa Umum 32.107.327.487
2 Retribusi Jasa Usaha 13.536.597.356
3 Retribusi Perizinan Tertentu 35.116.455.105
JML Pendapatan Retribusi Daerah 80.760.379.948
1 Bagian laba atas Penyertaan Modal 4.524.800.350
pada
Perusahaan Milik Daerah/BUMD
JML Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 4.524.800.350
yang
Dipisahkan
1 Penerimaan Jasa Giro 20.192.004.132
2 Pendapatan Denda Pajak 1.143.884.433
3 Pendapatan dari Pengembalian 25.385.670.430
4 Penerimaan Lain-lain (2.178.946.749)
JML Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah 44.542.612.249
yg Sah
Sumber Kantor Badan Keuangan Daerah Kab.Gorontalo tahun 2013
48

Tabel 8. Perkembangan sumber Pendapatan Asli daerah Kab.Gorontalo Tahun 2014


No Uraian Jumlah
1 Pajak Hotelcccc 41.803.017.281
2 Pajak Restoran 63.001.970.875
3 Pajak Hiburan 12.944.719.326
4 Pajak Reklame 25.483.008.482
5 Pajak Penerangan Jalan 15.789.100.162
6 Pajak Parkir 6.101.636.045
JM Pendapatan Pajak Daearh 165.123.452.171
L
1 Retribusi Jasa Umum 12.435.643.709
2 Retribusi Jasa Usaha 16.988.783.525
3 Retribusi Perijinan Tertentu 68.733.840.603
JM Pendapatan Retribusi Daerah 98.158.267.837
L
1 Bagian laba atas Penyertaan Modal pada 537.954.857,0
Perusahaan Milik Daera/BUMD
2 Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada 8.989.039.585
Perusahaan Milik Pemerintah/BUMN
JM Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 9.526.994.442
L yang Dipisahkan
1 Penerimaan Jasa Giro 14.764.884.971
2 Komisi, Potongan, dan Selisih Nilai Tukar 37.452.656,
Rupiah
3 Pendapatan Denda Keterlambatan 3.954.330.122
Pelaksanaan Pekerjaan
4 Pendapatan Denda Pajak 2.211.682.241
5 Pendapatan Dari Pengembalian 1.139.402.054
6 Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum 611.290.632
7 Penerimaan Lain-Lain 36.413.696.560
JM Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang 58.521.449.182
L Sah
Sumber Kantor Badan Keuangan Daerah Kab.Gorontalo tahun 2014

Tabel 9. Perkembangan sumber Pendapatan Asli daerah Kab.Gorontalo Tahun 2015

No Uraian Jumlah
1 Pajak Hotel 58.597.540.530
2 Pajak Restorant 70.669.938.224
3 Pajak Hiburan 16.243.264.797
4 Pajak Reklame 28.005.529.193
49

5 Pajak Penerangan Jalan 17.666.073.481


6 Pajak Parkir 5.912.356.159
7 Pajak Air Bawah Tanah 3.067.489.752
8 Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah & 25.217.144.362
Bangunan (BPHTB)
JM Pendapatan Pajak Daerah 225.379.336.498
L
II Pendapatan Retribusi Daerah 44.694.879.407
1 Retribusi Jasa Umum 14.358.586.390
2 Retribusi Jasa Usaha 19.609.029.014
3 Retribusi Perijinan Tertentu 10.727.264.003
JM Hasil Retribusi Daerah 44.694.879.407
L
1 Bagian Laba atas Penyertaan Modal 15.890.800
pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD
2 Bagian Laba atas Penyertaan Modal 11.350.767
pada Perusahaan Milik
Pemerintah/BUMN
3 Bagian Laba atas Penyertaan Modal 22.697.681
pada Perusahaan Milik Swasta (PT.
KIM)
JM Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 49.932.248
L yang Dipisahkan
1 Penerimaan Jasa Giro 15.772.480.352
2 Komisi, Potongan dan Selisih Nilai 15.303.840
Tukar Rupiah
3 Pendapatan Denda Keterlambatan 3.152.251.178
Pelaksanaan Pekerjaan
4 Pendapatan Denda Pajak 1.829.759.846
5 Pendapatan Dari Pengembalian 947.574.864
6 Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum 22.800.000
7 Penerimaan Lain-lain 4.717.345.668
8 Pendapatan Dari Kekurangan Bagi Hasil 11.813.484.971
Pajak Prov. Tahun Sebelumnya
JM Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yg Sah 38.271.009.725
L
Sumber Kantor Badan Keuangan Daerah Kab.Gorontalo tahun 2015

Tabel 10. Perkembangan sumber Pendapatan Asli daerah Kab.Gorontalo Tahun 2016
No Uraian Jumlah
1 Pajak Hotel 65.859.844.092
2 Pajak Restorant 82.157.551.577
3 Pajak Hiburan 21.554.181.278
4 Pajak Reklame 26.976.951.857
50

5 Pajak Penerangan Jalan 16.304.763.696


6 Pajak Parkir 6.862.498.055
7 Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah & 25.114.429.583
Bangunan (BPHTB)
8 Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan 27.853.657.632
9 Pajak Air Tanah 7.940.167.435
JM Pendapatan Pajak Daerah 244.830.220.138
L
1 Retribusi Jasa Umum 33.332.919.450
2 Retribusi Jasa Usaha 14.933.645.411
3 Retribusi Perizinan Tertentu 79.573.087.656
JM Pendapatan Retribusi Daerah 127.839.652.517
L
1 Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada 181.319.415
Perusahaan Milik Daerah/BUMD
2 Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada 9.253.891.193
Pemerintah/BUMN
3 Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada 343.094.978
Perusahaan Milik Swasta (PT. KIM)
JM Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 9.788.305.586
L yang Dipisahkan
1 Penerimaan Jasa Giro 7.152.735.788
2 Pendapatan Denda Pajak 2.035.669.936
3 Pendapatan dari Pengembalian 12.476.906.553
4 Pendapatan BULD 95.941.945.992
JM Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang 117.607.258.269
L Sah
Sumber Kantor Badan Keuangan Daerah Kab.Gorontalo tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sumber-sumber PAD untuk

Kabupaten Gorontalo selama periode 2012-2016, yaitu pajak daerah, retribusi daerah,

pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain pendapatan

asli daerah yang sah mengalami terus peningkatan. Berikut ini adalah kesimpulan

perkembangan sumber – sumber PAD di Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2016

yakni:

Tabel 11. Perkembangan Sumber –Sumber PAD di Kabupaten Gorontalo tahun 2012 –
2016 dalam miliyaran rupiah
51

Tahun
Jenis PAD
2012 2013 2014 2015 2016
Pajak Daerah 114.91
137.119 165.123 225.379 244.830
0
Retribusi Daerah 141.20
80.760 98.158 44.694 127.839
8
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan 4.910 4.524 9.526 49.932 9.788
Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli 180.70
44.542 58.521 38.271 117.607
Daerah yang Sah 1
Jumlah 441.72
266.945 331.328 358.276 500.064
9
Sumber Kantor Badan Keuangan Daerah Kab.Gorontalo tahun 2012 - 2016

Jika di perhatikan dari sumber-sumber pandapatan asli daerah tersebut, pajak

daerah dan retribusi daerah masih mendominasi dalam penerimaan pendapatan asli

daerah di Kabupaten Gorontalo bila dibandingkan dengan sumber penerimaan yang

lain yakni pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah yang masih memberi kontribusi kecil.

5.1.2 Analisis Prospek Perkembangan UMKM dan PAD di Kabupaten Gorontalo

Untuk melihat lebih jauh mengenai prospek perkembangan Pendapatan Asli

daerah (PAD) Kabupaten Gorontalo, maka digunakan metode Trend Linier seperti

berikut ini :

Tabel 12. Trend Linier Pendapatan Asli Daerah (PAD)

No THN Y X XY X²
1 2S012 441.730.996.221 -2 -883.461.992.442 4
2 2013 266.947.412.947 -1 -266.947.412.947 1
3 2014 331.330.163.632 0 0 0
4 2015 308.395.157.878 1 308.395.157.878 1
5 2015 500.065.436.510 2 1.000.130.873.020 4
JUMLAH 1.848.469.167.188 2.458.935436.287 10
Sumber : Hasil Olahan 2018
52

Setelah diketahui nilai – nilai indikator Y, X, XY, X², dapat diketahui nilai –

nilai parameter trend dan trend tambahan (a dan b) dengan menggunakan formulasi

sebagai berikut :

Y 1.848.469 .167 .188


a= ∑ N = 5 = 369.693.833.437.6

∑ XY 2.458.935 .436 .287


b= ∑X² = 10 = 245.893.543.628.7

Y= a + bx

Y= 363.693.833.437.6 + 245.893.543.628.7x

Dari perhitungan nilai a dan b diatas, maka berdasarkan persamaan trend linier

Y= a + bx, maka dapat dilihat bahwa rata – rata usaha pendapatan asli Kabupaten

Gorontalo selama tahun pengamatan adalah sebesar 363.693.833.437.6 dan memiliki

kecenderungan meningkat sebanyak 245.893.543.628.7 pada setiap satuan waktu.

Dengan demikian pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Gorontalo dapat di

destimasi untuk tiga tahun mendatang yaitu 2017, 2018, 2019.

Tahun 2017

Y= a + bx

Y= 363.693.833.437.6 + 245.893.543.628.7 (3)

= 363.693.833.437.6 + 737.680.630.886.1

=1.101.374.464.323.7

Tahun 2018

Y= a + bx
53

Y= 363.693.833.437.6 + 245.893.543.628.7 (4)

= 363.693.833.437.6 + 983.574.174.514.8

= 1.347.268.007.952.4

Tahun 2019

Y= 363.693.833.437.6 + 245.893.543.628.7 (5)

Y= 363.693.833.437.6 + 1.229.467.718.143.5

= 1.593.161.551.987.1

Dari hasil estimasi diatas, berikut adalah penjelasan hasil analisis Trend Linier

yang disajikan melalui tabel berikut ini :

Tabel 13. Hasil Prospek Perkembangan Berdasarkan Trend Linier

No Tahun Total PAD


1 2017 1.101.374.464.323.7
2 2018 1.347.268.007.952.4
3 2019 1.593.161.551.987.1

Sumber : Hasil olahan penelitian

Bisa terlihat bahwa tahun 2017, jumlah PAD Kabupaten Gorontalo akan

Mencapai 1.101.374.464.323.7 kemudian pada tahun 2018 mengalami peningkatan lagi

1.347.268.007.952.4 dan pada tahun 2019 mancapai 1.593.161.551.987.1. Dari tabel

dibawah ini kita dapat melihat hasil prospek perkembangan berdasarkan trend linier

secara keseluruhan yaitu dari tahun 2012 – 2019 sebagai berikut :


54

Tabel 14. Prospek perkembangan trend linier secara keseluruhan

No Tahun Total PAD


1 2012 441.730.996.221
2 2013 266.947.412.947
3 2014 331.330.163.632
4 2015 308.395.157.878
5 2016 500.065.436.510
6 2017 1.101.374.464.323.7
7 2018 1.347.268.007.952.4
8 2019 1.593.161.551.987.1

Sumber : Hasil Olahan 2018

Untuk melihat lebih jauh mengenai prospek perkembangan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah di Kabupaten Gorontalo, maka digunakan metode Trend Linier seperti

berikut ini :

Tabel 15. Trend Linier Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

No THN Y X XY X²
1 2012 1.806.373.003 -2 -3.612.746.006 4
2 2013 1.870.374.442 -1 -1.870.374.442 1
3 2014 2.069.833.895 0 0 0
4 2015 2.747.359.034 1 2.747.359.034 1
5 2016 2.998.203.912 2 5.996.407.824 4
JUMLAH 11.492.144.286 14.226.887.306 10

Sumber : Hasil Olahan 2018

Setelah diketahui nilai – nilai indikator Y, X, XY, X², dapat diketahui nilai –

nilai parameter trend dan trend tambahan (a dan b) dengan menggunakan formulasi

sebagai berikut :

Y 11.492.144 .286
a= ∑ N = 5 = 2.298.688.730.6

∑ XY 14.226.887 .306
b= ∑X² = 10 = 1.422.688.730.6
55

Y= a + bx

Y= 2.298.428.857.2 + 1.422.688.730.6x

Dari perhitungan nilai a dan b diatas, maka berdasarkan persamaan trend linier

Y= a + bx, maka dapat dilihat bahwa rata – rata usaha mikro kecil dan menengah di

Kabupaten Gorontalo selama tahun pengamatan adalah sebesar 2.298.428.857.2 dan

memiliki kecenderungan meningkat sebanyak 1.422.688.730 pada setiap satuan waktu.

Dengan demikian usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Gorontalo dapat di

destimasi untuk tiga tahun mendatang yaitu 2017, 2018, 2019.

Tahun 2017

Y= a + bx

Y= 2.298.428.857.2 + 1.422.688.703.6 (3)

= 2.298.428.857.2 + 4.268.066.191.8

= 6.566.495.049

Tahun 2018

Y= a + bx

Y= 2.298.428.857.2 + 1.422.688.703.6 (4)

= 2.298.428.857.2 + 5.690.754.922.4

= 7.989.183.779.6

Tahun 2019

Y= 2.298.428.857.2 + 1.422.688.703.6 (5)

Y= 2.298.428.857.2 + 7.113.443.653
56

= 9.411.872.510.2

Dari hasil estimasi diatas, berikut adalah penjelasan hasil analisis Trend Linier

yang disajikan melalui tabel berikut ini :

Tabel 16. Hasil Prospek Perkembangan Berdasarkan Trend Linier

No Tahun Realisasi UMKM


1 2017 6.566.495.049
2 2018 7.989.183.779.6
3 2019 9.411.872.510.2
Sumber : Hasil olahan penelitian

Bisa terlihat bahwa tahun 2017, jumlah UMKM Kabupaten Gorontalo akan

Mencapai 6.566.495.049kemudian pada tahun 2018 mengalami peningkatan lagi

7.989.183.779.6dan pada tahun 2019 mencapai 9.411.872.510.2. Dari tabel dibawah ini

kita dapat melihat hasil prospek perkembangan berdasarkan trend linier secara

keseluruhan yaitu dari tahun 2012 – 2019 sebagai berikut :

Tabel 17. Prospek perkembangan trend linier secara keseluruhan

No Tahun Realisasi UMKM


1 2012 1.806.373.003
2 2013 1.870.374.442
3 2014 2.069.833.895
4 2015 2.747.359.034
5 2016 2.998.203.912
6 2017 6.566.495.049
7 2018 7.989.183.779.6
8 2019 9.411.872.510.2
Sumber : Hasil Olahan 2018
5.2 Pembahasan

Pendapatan asli daerah di Kabupaten Gorontalo periode 2012-2016

menujukkan jumlah penerimaannya berpluktuatif, karena pada setiap tahunnya

mengalami peningkatan dan penurunan. Jika diperhatikan dari sumber – sumber

pendaptan asli daerah tersebut, pajak daerah dan retribusi daerah masih mendominasi
57

dalam penerimaan pendapatan asli daerah di Kabupaten Gorontalo bila dibandingkan

dengan sumber penerimaan yang lain. Kemampuan keuangan daerah pada dasarnya

adalah kemampuan dari pemerintah daerah dalam meningkatkan sumber – sumber

penerimaan pendapatan asli daerah.

Secara keseluruhan jumlah pendapatan asli daerah di kabupaten Gorontalo

mengalami peningkatan yang cukup pesat, pada tahun 2012 total pendapatan asli

daerah adalah 441.730.996.221, pada tahun 2013 mengalami penurunan yaitu sebesar

266.947.412.947. pada tahun 2014 juga mengalami kenaikan sebesar 331.330.163.632

selanjutnya pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 308.395.157.878 dan pada

tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 500.065.436.510. Berdasarkan hasil

prospek perkembangan total pendapatan asli daerah kabupaten Gorontalo mengalami

peningkatan dan penurunan pada semua periode tahun pengamatan.

Secara umum fluktuasi yang terjadi pada jumlah usaha mikro terutama dari

tahun 2014 sampai 2016 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 dan

2013 hal ini disebabkan karena usaha kecil dari segi permodalan dan penghasilannya

pertahun. Sehingga di catat pada usaha kecil di tahun yang bersangkutan. Sektor yang

aktif dalam kegiatan usaha usaha mikro adalah sektor perdagangan.Sedangkan sektor

yang pasif adalah sektor pertambangan dan galian, sektor listrik dan air, sektor

kontruksi, sektor perantara keuangan, sektor administrasi pemerintah dan jaminan

sosail wajib, dan sektor jasa pendidikan.

Untuk usaha kecil, secara umum kenaikan dan penurunan yang terjadi pada

jumlah usaha kecil ini terutama dari tahun 2012 – 2016 disebabkan oleh usaha tersebut

berkembang menjadi usaha menengah dari segi permodalan dan penghasilannya

pertahun. Sehingga dicatat pada usaha kecil pada tahun yg bersangkutan. Selain itu
58

iklim usaha yang cenderung tidak pasti menyebabkan beberapa sektor usaha gulung

tikar.

Jumlah unit usaha menengah di Kabupaten Gorontalo hanya berjumlah 6 unit

saja pada sektor perdagangan pada tahun 2015 – 2016. Sedikitnya unit usaha menengah

di Kabupaten Gorontalo ini disebabkan oleh tingginya modal untuk memnuhi kriteria

sebagai usaha menengah yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki hasil

penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Rata

– rata unit usaha di Kabupaten Gorontalo belum mampu mencukupi modal tersebut.

Secara keseluruhan jumlah unit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di

Kabupaten Gorontalo mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2012 jumlah

usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Gorontalo adalah 1950 unit

dengan, kemudian naik sebesar 49,7% pada tahun selanjutnya menjadi 2919 unit. Pada

tahun 2014 naik lagi sebesar 36,8% menjadi 3994 unit, selanjutnya pada tahun 2015

hanya mengalami kenaikan sedikit yaitu sebesar 3,6% menjadi 4136 unit. Pada tahun

2016 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Gorontalo mengalami

kenaikan sebesar 8,1% yaitu 4469 unit usaha.

Berdasarkan hasil prospek perkembangan realisasi usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM) Kabupaten Gorontalo tahun 2017 akan mencapai 6.566.495.049,

kemudian tahun 2018 mengalami sedikit peningkatan dari tahun sebelumya menjadi

7.989.183.779.6 dan pada tahun 2019 di perkirakan 9.411.872.510.2.


59

Menurut hukum Ceteris Paribus hasil prediksi akan tercapai apabila faktor –

faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah bersifat konstan dan tidak ada

pengaruh – pengaruh lainnya yang akan terjadi.

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka hipotesis yang diajukan bahwa

realisasi usaha mikro kecil dan menengah UMKM) mengalami peningkatan di tahun –

tahun tertentu, terbukti pada semua periode tahun pengamatan.

Penelitian ini jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, akan nampak

persamaan dan perbedaannya dengan penulisan ini, yaitu :

Ade Raselawati (2012) dengan judul “Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro

kecil dan Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Tujuannya adalah

untuk menganalisis pengaruh perkembangan UMKM seperti (tenaga kerja UMKM,

ekspor UMKM, unit UMKM, dan investasi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dari penelitian terrdahulu yang diuraikan diatas terdapat kesamaan yang dilaksanakan

penulis saat ini terutama mengenai tentang perkembangan UMKM.

Abdurahman (2010) dengan judul “Dampak Program Pengembangan Usaha

Terhadapa Pendapatan UMKM Kecamatan Kwandang”, alat analisis yang digunakan

adalah analisis deskriptif. Sedangkan penelitian saya ada perbedaan khususnya metode

analisis yang digunakan dengan tujuan penelitian yang memprediksi perkembangan

UMKM di tahun – tahun yang akan datang, sedangkan penelitian terdahulu

menganalisis dampak UMKM terhadap Pendapatan. Dalam hal ini persamaanya adalah

keduanya meneliti tentang UMKM.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


60

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan uraian dalam bab-bab sebelumnya maka penulis dapat

menarik simpulan sebagai berikut :

1. Sektor – sektor PAD untuk Kabupaten Gorontalo selama periode 2012 - 2016

memperlihatkan peningkatan untuk setiap tahunnya walaupun peningkatannya

fluktuatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan bahwa sektror-sektor PAD yang perlu

dikembangkan adalah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Dengan berdasarkan hasil penelitian tersebut telah menunjukkan perkembangan

jumlah pendapatan asli daerah semakin meningkat di Kabupaten Gorontalo mulai tahun

2012-2016 sehingga ditahun akan datang diharapkan supaya semua potensi yang dapat

meningkatkan penerimaan PAD tersebut dapat digali dan dimanfaatkan semaksimal

mungkin agar apa yang diusahakan dapat tercapai sesuai yang diinginkan.

3. Dalam penelitian ini variabel yang paling dominan mempengaruhi pertumbuhan

UMKM di sektor ekonomi di Kabupaten Gorontalo adalah pajak dan retribusi. Hal ini

sejalan dengan teori bebrapa ahli ekonomi yang berpendapat bahwa hal tersebut dapat

mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara.

6.2 Saran

Saran yang dapat diajukan penulis berkaitan dengan hasil analisis ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengoptimalisasi sumber-sumber PAD perlu dilakukan intensifikasi dan

ekstensifikasi subjek dan objek pajak. Dalam jangka pendek kegiatan yang paling

mudah dan dapat segera dilakukan adalah melakukan intensifikasi terhadap objek atau

sumber pendapatan daerah yang sudah ada melalui pemanfaatan teknologi.


61

2. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Gorontalo dapat mempertahankan dan

meningkatkan sumber – sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut dalam rangka untuk

meningkatkan kemampuan Kabupaten Gorontalo dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi, maka secara perlahan harus mengurangi ketergantungan akan Dana

Perimbangan dari pemerintah pusat serta menjadikan PAD sebagai sumber penggerak

pertumbuhan ekonomi.

3. Bahwa dengan melihat perkembangan UMKM dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan dan penurunan maka perlu sosialisasi kepada masyarakat akan

ditingkatkan sehingga tingkat pemahaman masyarakat sebagai anggota masyarakat

menjadi melekat dalam arti bahwa segala pembangunan yang dilaksanakan semata-

mata pembiayaannya dari rakyat akan kembali kepada rakyat dalam bentuk

peningkatan fasilitas seperti jalan, sekolah dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai