BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sulawesi yang merayakan hari jadinya setiap tanggal 26 November, terhitung sejak
tahun 1673 atau (16 Syakban 1084 Hijriah). Kabupaten Gorontalo dibentuk
Daerah Tingkat II di Sulawesi dengan ibu Kota Semula Isimu. Pada tahun 1987 ibu
kota Kabupaten Gorontalo dipindahkan ke Limboto. Ada sebagian data pada Atlas atau
Peta yang memuat ibu kota Kabupaten Gorontalo adalah Isimu. Jelas hal tersebut tidak
sesuai dengan realita dan fakta yang ada dilapangan saat ini. Sampai dengan tahun
2011, Kabupaten Gorontalo sudah mengalami tiga kali proses pemekaran. Pertama,
tahun 1999 yang melahirkan Kabupaten Boalemo, kedua tahun 2003, yang melahirkan
00.24ʺ-10.02 Lintang Utara (LU) dan 121².59ʺ-123o.32 Bujur Timur (BT) dengan
Kecamatan, ibu Kota Kabupaten adalah Kecamatan Limboto, Kecamatan yang terluas
adalah Kecamatan Asparaga dengan luas 430,51 km² atau menepati 20,25 % luas
kecamatan Tilango dengan luas sebesar 5,79 km² atau menempati presentase 0,27 dari
wilayah 1.750,83 km² dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Gorontalo yakni
Usaha mikro kecil dan menengah disingkat UMKM adalah Usaha yang relatif
di nilai kecil sehingga usaha ini di kenal dengan usaha untuk mengembangkan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari suatu
penjualan produk atau penjualan jasa kepada konsumen. Dalam hal ini dapat di lihat
maka lebih lanjut akan dianalisis tentang perkembangan UMKM terhadap pendapatan
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro, memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
38
tempat usaha, dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00
wilayah Kabupaten Gorontalo selama lima tahun terakhir ini yang dijelaskan melalui
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan
jumlah unit usaha mikro di Kabupaten Gorontalo dari tahun 2012 sampai tahun 2016.
Pada tahun 2012, jumlah usaha mikro adalah 1911 unit usaha yang terdiri dari sektor
pertambangan sejumlah 1 unit usaha, sektor industri pengolahan unit usaha, sektor
perdagangan 876 unit usaha, sektor penyedia akomodasi makanan dan minuman 228
unit usaha, transportasi 14 unit usaha, dan sektor jasa perorangan 188 unit usaha.
39
Pada tahun 2013 jumlah usaha mikro di Kabupaten Gorontalo 2851 unit usaha,
atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumya yang terdiri dari sektor industri
pengolahan 1002 unit usaha, sektor perdagangan 1293 unit usaha, sektor penyedia
akomodasi makanan dan minuman 318 unit usaha, trasportasi 14 unit usaha, dan sektor
Pada tahun 2014 jumlah usaha mikro di Kabupaten Gorontalo 3908 unit usaha,
atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumya yang terdiri dari sektor industri
pengolahan 1039 unit usaha, sektor perdagangan 1574 unit usaha, sektor penyedia
akomodasi makanan dan minuman 440 unit usaha, sektor kesehatan 54 unit usaha,
sektor jasa kemasyarakatan sosial budaya hiburan dan penerangan lain 1 unit usaha,
Pada tahun 2015 jumlah usaha mikro di Kabupaten Gorontalo 4095 unit usaha,
atau mengalami penurunan dari tahun sebelumya yang terdiri dari sektor industri
pengolahan 855 unit usaha, sektor perdagangan 2513 unit usaha, sektor penyedia
akomodasi makanan dan minuman 418 unit usaha, sektor transportasi 17 unit usaha,
sektor persewaan dan jasa perusahaan 101 unit usaha, sektor jasa kemasyarakatan sosial
budaya hiburan dan penerangan lain 122 unit usaha, dan sektor jasa perorangan 69 unit
usaha.
Pada tahun 2016 jumlah usaha mikro di Kabupaten Gorontalo 4428 unit usaha,
atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang terdiri dari sektor industri
pengolahan 1055 unit usaha, sektor perdagangan 2646 unit usaha , sektor penyediaan
akomodasi makanan dan minuman 418 unit usaha, sektor transportasi 17 unit usaha,
sektor persewaan dan jasa perusahaan 101 unit usaha, sektor jasa kemasyarakatan sosial
40
budaya hiburan dan penerangan lain 122 unit usaha, dan sektor jasa perorangan 69 unit
usaha.
Secara fluktuasi yang terjadi pada jumlah usaha mikro ini terutama dari tahun
2014 ke tahun 2015 dan tahun 2015 ka tahun 2016 disebabkan oleh usaha tersebut
berkembang menjadi usaha kecil dari segi permodalan dan penghasilannya pertahun.
Dari tabel diatas juga, terlihat jelas bahwa sektor yang aktif dalam kegiatan
usaha usaha mikro adalah sektor industri pengolahan, sektor penyediaan akomodasi
makanan dan minuman, sektor usaha persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa
kesehatan, sektor jasa kemasyarakatan, dan jasa perorangan yang melayani kegiatan
rumah tangga. Sedangkan sektor yang pasif adalah sektor pertambangan dan galian,
sektor listrik dan air, sektor konstruksi, sektor perantara keuangan, sektor administrasi
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil,
memiliki kekayaan bersih dengan paling banyak Rp. 50.000,000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
2.500.000.000,00 (dua miliyar lima ratus juta rupiah. Berikut ini adalah perkembangan
jumlah usaha kecil yang yang beroperasi di wilayah Kabupaten Gorontalo selama lima
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan terjadi kenaikan dan
penurunan jumlah unit usaha kecil di Kabupaten Gorontalo pada tahun 2012 dan 2016.
Pada tahun 2012 Jumlah usaha mikro adalah 39 unit usaha yang terdiri dari sektor
perdagangan 29 unit usaha, sektor penyedia akomodasi makanan dan minuman 9 unit
Pada tahun 2013 jumlah usaha kecil di Kabupaten Gorontalo 68 unit usaha,
atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumya yang terdiri dari sektor
pertambangan dan galian 1 unit usaha, sektor industri pengolahan 2 unit usaha, sektor
Pada tahun 2014 jumlah usaha kecil di Kabupaten Gorontalo 86 unit usaha,
atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang terdiri dari sektor
pertambangan dan galian 1 unit usaha, sektor industri pengolahan 2 unit usaha, sektor
42
Pada tahun 2015 jumlah usaha kecil di Kabupaten Gorontalo 33 unit usaha,
atau mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang terdiri dari sektor perdagangan
30 unit usaha, dan sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman 2 unit usaha.
Pada tahun 2016 jumlah usaha kecil di Kabupaten Gorontalo 33 unit usaha, atau
setengah dari tahun sebelumnya yang terdiri dari sektor industri pengolahan 2 unit
usaha, sektor perdagangan 30 unit usaha, dan sektor penyediaan akomodasi makanan
Secara umum kenaikan dan penurunan yang terjadi pada jumlah usaha kecil ini
terutama dari tahun 2012 ke tahun 2013 disebabkan oleh usaha tersebut berkembang
menjadi usaha menengah dari segi permodalan dan penghasilannya pertahun. Sehingga
dicatat pada usaha kecil pada tahun yang bersangkutan. Selain itu iklim usaha yang
Dari tabel diatas juga terlihat jelas bahwa sektor yang terlihat aktif dalam
kegiatan usaha mikro adalah sektor industri pengolahan, sektor penyediaan akomodasi
makanan dan minuman, sektor usaha persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa
kesehatan, sektor jasa kemasyarakatan, dan jasa perorangan yang melayani kegiatan
rumah tangga. Sedangkan sektor yang pasif adalah sektor pertambangan galian, sektor
listrik dan air, sektor kontruksi, sektor perantara keuangan, sektor administrasi
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
43
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar, memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha, dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
2.500.000.000,00 (dua miliyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
Gorontalo.
wilayah Kabupaten Gorontalo selama lima tahun terakhir ini, yang dijelaskan melalui
di Kabupaten Gorontalo hanya berjumlah 6 unit usaha saja pada sektor perdagangan
pada tahun 2015 dan 2016. Sedikitnya unit usaha menengah di Kabupaten Gorontalo
44
ini disebabkan oleh tingginya modal untuk memenuhi kriteria sebagai usaha menengah
yaitu memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Rata – rata usaha yang ada
Dari penjelasan tentang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Kabupaten
Gorontalo pada tahun 2012-2016, maka dapat dilihat perkembangan total kegiatan
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kabupaten Gorontalo tahun 2012 – 2016
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan jumlah unit usaha
dan penurunan. Pada tahun 2012 jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di
Kabupaten Gorontalo adalah 1950 unit dengan, kemudian naik sebesar 49,7% pada
tahun selanjutnya menjadi 2919 unit. Pada tahun 2014 naik lagi sebesar 36,8% menjadi
3994 unit, selanjutnya pada tahun 2015 hanya mengalami kenaikan sedikit yaitu
sebesar 3,6% menjadi 4136 unit. Pada tahun 2016 usaha mikro kecil dan menengah
45
(UMKM) di Kabupaten Gorontalo mengalami kenaikan sebesar 8,1% yaitu 4469 unit
usaha.
Kenaikan yang terjadi dari tahun 2012 sampai 2013 ini dipengaruhi oleh
pemerintah. Selain itu didukung oleh adanya program pemerintah yang khusus
diperuntukkan bagi usaha mikro kecil dan menengah oleh pemerintah. Pada tahun 2013
sampai tahun 2016 sampai mengalami peningkatan karena didukung oleh adanya
penyaluran dana. Berikut ini adalah tabel realisasi UMKM dari tahun 2012 -2016
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) tiap tahun mengalami peningkatan seperti pada tabel diatas. Pada tahun 2012
realisasi UMKM sebesar 1.806.373.003, kemudian pada tahun 2013 naik sebesar
1.870.374.442, Pada tahun 2014 realisasinya 2.069.833.895 dan kemudian pada tahun
Pendapatan asli daerah (PAD) adalah Penerimaan yang diperoleh daerah dari
sumber – sumber dalam wilahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan perundang – undangan yang berlaku. PAD diukur dari total penerimaan
pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain –lain PAD yang sah. Sejalan dengan
Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
1 Pendapatan Jasa Giro 12.562.824.726
2 Pendapatan Denda Pajak 56.975.966,365
3 Pendapatan Dari Pengembalian 9.549.643.169
4 Penerimaan Lain – lain 5.806.447.748
JML Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 180.701.329.756
Yang
Sah
Sumber Kantor Badan Keuangan Daerah Kab.Gorontalo tahun 2012
No Uraian Jumlah
1 Pajak Hotel 58.597.540.530
2 Pajak Restorant 70.669.938.224
3 Pajak Hiburan 16.243.264.797
4 Pajak Reklame 28.005.529.193
49
Tabel 10. Perkembangan sumber Pendapatan Asli daerah Kab.Gorontalo Tahun 2016
No Uraian Jumlah
1 Pajak Hotel 65.859.844.092
2 Pajak Restorant 82.157.551.577
3 Pajak Hiburan 21.554.181.278
4 Pajak Reklame 26.976.951.857
50
Kabupaten Gorontalo selama periode 2012-2016, yaitu pajak daerah, retribusi daerah,
asli daerah yang sah mengalami terus peningkatan. Berikut ini adalah kesimpulan
yakni:
Tabel 11. Perkembangan Sumber –Sumber PAD di Kabupaten Gorontalo tahun 2012 –
2016 dalam miliyaran rupiah
51
Tahun
Jenis PAD
2012 2013 2014 2015 2016
Pajak Daerah 114.91
137.119 165.123 225.379 244.830
0
Retribusi Daerah 141.20
80.760 98.158 44.694 127.839
8
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan 4.910 4.524 9.526 49.932 9.788
Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli 180.70
44.542 58.521 38.271 117.607
Daerah yang Sah 1
Jumlah 441.72
266.945 331.328 358.276 500.064
9
Sumber Kantor Badan Keuangan Daerah Kab.Gorontalo tahun 2012 - 2016
daerah dan retribusi daerah masih mendominasi dalam penerimaan pendapatan asli
lain yakni pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah yang masih memberi kontribusi kecil.
daerah (PAD) Kabupaten Gorontalo, maka digunakan metode Trend Linier seperti
berikut ini :
No THN Y X XY X²
1 2S012 441.730.996.221 -2 -883.461.992.442 4
2 2013 266.947.412.947 -1 -266.947.412.947 1
3 2014 331.330.163.632 0 0 0
4 2015 308.395.157.878 1 308.395.157.878 1
5 2015 500.065.436.510 2 1.000.130.873.020 4
JUMLAH 1.848.469.167.188 2.458.935436.287 10
Sumber : Hasil Olahan 2018
52
Setelah diketahui nilai – nilai indikator Y, X, XY, X², dapat diketahui nilai –
nilai parameter trend dan trend tambahan (a dan b) dengan menggunakan formulasi
sebagai berikut :
Y= a + bx
Y= 363.693.833.437.6 + 245.893.543.628.7x
Dari perhitungan nilai a dan b diatas, maka berdasarkan persamaan trend linier
Y= a + bx, maka dapat dilihat bahwa rata – rata usaha pendapatan asli Kabupaten
Tahun 2017
Y= a + bx
= 363.693.833.437.6 + 737.680.630.886.1
=1.101.374.464.323.7
Tahun 2018
Y= a + bx
53
= 363.693.833.437.6 + 983.574.174.514.8
= 1.347.268.007.952.4
Tahun 2019
Y= 363.693.833.437.6 + 1.229.467.718.143.5
= 1.593.161.551.987.1
Dari hasil estimasi diatas, berikut adalah penjelasan hasil analisis Trend Linier
Bisa terlihat bahwa tahun 2017, jumlah PAD Kabupaten Gorontalo akan
dibawah ini kita dapat melihat hasil prospek perkembangan berdasarkan trend linier
Untuk melihat lebih jauh mengenai prospek perkembangan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah di Kabupaten Gorontalo, maka digunakan metode Trend Linier seperti
berikut ini :
Tabel 15. Trend Linier Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
No THN Y X XY X²
1 2012 1.806.373.003 -2 -3.612.746.006 4
2 2013 1.870.374.442 -1 -1.870.374.442 1
3 2014 2.069.833.895 0 0 0
4 2015 2.747.359.034 1 2.747.359.034 1
5 2016 2.998.203.912 2 5.996.407.824 4
JUMLAH 11.492.144.286 14.226.887.306 10
Setelah diketahui nilai – nilai indikator Y, X, XY, X², dapat diketahui nilai –
nilai parameter trend dan trend tambahan (a dan b) dengan menggunakan formulasi
sebagai berikut :
Y 11.492.144 .286
a= ∑ N = 5 = 2.298.688.730.6
∑ XY 14.226.887 .306
b= ∑X² = 10 = 1.422.688.730.6
55
Y= a + bx
Y= 2.298.428.857.2 + 1.422.688.730.6x
Dari perhitungan nilai a dan b diatas, maka berdasarkan persamaan trend linier
Y= a + bx, maka dapat dilihat bahwa rata – rata usaha mikro kecil dan menengah di
Dengan demikian usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Gorontalo dapat di
Tahun 2017
Y= a + bx
= 2.298.428.857.2 + 4.268.066.191.8
= 6.566.495.049
Tahun 2018
Y= a + bx
= 2.298.428.857.2 + 5.690.754.922.4
= 7.989.183.779.6
Tahun 2019
Y= 2.298.428.857.2 + 7.113.443.653
56
= 9.411.872.510.2
Dari hasil estimasi diatas, berikut adalah penjelasan hasil analisis Trend Linier
Bisa terlihat bahwa tahun 2017, jumlah UMKM Kabupaten Gorontalo akan
7.989.183.779.6dan pada tahun 2019 mencapai 9.411.872.510.2. Dari tabel dibawah ini
kita dapat melihat hasil prospek perkembangan berdasarkan trend linier secara
pendaptan asli daerah tersebut, pajak daerah dan retribusi daerah masih mendominasi
57
dengan sumber penerimaan yang lain. Kemampuan keuangan daerah pada dasarnya
mengalami peningkatan yang cukup pesat, pada tahun 2012 total pendapatan asli
daerah adalah 441.730.996.221, pada tahun 2013 mengalami penurunan yaitu sebesar
selanjutnya pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 308.395.157.878 dan pada
Secara umum fluktuasi yang terjadi pada jumlah usaha mikro terutama dari
tahun 2014 sampai 2016 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 dan
2013 hal ini disebabkan karena usaha kecil dari segi permodalan dan penghasilannya
pertahun. Sehingga di catat pada usaha kecil di tahun yang bersangkutan. Sektor yang
aktif dalam kegiatan usaha usaha mikro adalah sektor perdagangan.Sedangkan sektor
yang pasif adalah sektor pertambangan dan galian, sektor listrik dan air, sektor
Untuk usaha kecil, secara umum kenaikan dan penurunan yang terjadi pada
jumlah usaha kecil ini terutama dari tahun 2012 – 2016 disebabkan oleh usaha tersebut
pertahun. Sehingga dicatat pada usaha kecil pada tahun yg bersangkutan. Selain itu
58
iklim usaha yang cenderung tidak pasti menyebabkan beberapa sektor usaha gulung
tikar.
saja pada sektor perdagangan pada tahun 2015 – 2016. Sedikitnya unit usaha menengah
di Kabupaten Gorontalo ini disebabkan oleh tingginya modal untuk memnuhi kriteria
sebagai usaha menengah yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Rata
– rata unit usaha di Kabupaten Gorontalo belum mampu mencukupi modal tersebut.
Secara keseluruhan jumlah unit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di
Kabupaten Gorontalo mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2012 jumlah
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Gorontalo adalah 1950 unit
dengan, kemudian naik sebesar 49,7% pada tahun selanjutnya menjadi 2919 unit. Pada
tahun 2014 naik lagi sebesar 36,8% menjadi 3994 unit, selanjutnya pada tahun 2015
hanya mengalami kenaikan sedikit yaitu sebesar 3,6% menjadi 4136 unit. Pada tahun
2016 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Gorontalo mengalami
kemudian tahun 2018 mengalami sedikit peningkatan dari tahun sebelumya menjadi
Menurut hukum Ceteris Paribus hasil prediksi akan tercapai apabila faktor –
faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah bersifat konstan dan tidak ada
realisasi usaha mikro kecil dan menengah UMKM) mengalami peningkatan di tahun –
ekspor UMKM, unit UMKM, dan investasi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dari penelitian terrdahulu yang diuraikan diatas terdapat kesamaan yang dilaksanakan
adalah analisis deskriptif. Sedangkan penelitian saya ada perbedaan khususnya metode
menganalisis dampak UMKM terhadap Pendapatan. Dalam hal ini persamaanya adalah
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan uraian dalam bab-bab sebelumnya maka penulis dapat
1. Sektor – sektor PAD untuk Kabupaten Gorontalo selama periode 2012 - 2016
fluktuatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan bahwa sektror-sektor PAD yang perlu
jumlah pendapatan asli daerah semakin meningkat di Kabupaten Gorontalo mulai tahun
2012-2016 sehingga ditahun akan datang diharapkan supaya semua potensi yang dapat
mungkin agar apa yang diusahakan dapat tercapai sesuai yang diinginkan.
UMKM di sektor ekonomi di Kabupaten Gorontalo adalah pajak dan retribusi. Hal ini
sejalan dengan teori bebrapa ahli ekonomi yang berpendapat bahwa hal tersebut dapat
6.2 Saran
Saran yang dapat diajukan penulis berkaitan dengan hasil analisis ini adalah
sebagai berikut :
ekstensifikasi subjek dan objek pajak. Dalam jangka pendek kegiatan yang paling
mudah dan dapat segera dilakukan adalah melakukan intensifikasi terhadap objek atau
meningkatkan sumber – sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut dalam rangka untuk
Perimbangan dari pemerintah pusat serta menjadikan PAD sebagai sumber penggerak
pertumbuhan ekonomi.
menjadi melekat dalam arti bahwa segala pembangunan yang dilaksanakan semata-
mata pembiayaannya dari rakyat akan kembali kepada rakyat dalam bentuk