Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kedokteran Syiah Kuala ISSN: 1412-1026

Volume 20, Number 2, Agustus 2020 E-ISSN: 25500112


Pages: 121-130 DOI: https://doi.org/10.24815/jks.v20i2.18507

Polisitemia vera; aspek klinis dan tatalaksana terbaru

Muhammad Riswan, Rizqi Aulia Oetama, Muhsin Muhsin


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111
Email: riswanfinasim@gmail.com

Abstrak. Polisitemia Vera (PV) adalah gangguan kronis klonal mieloproliperatif yang ditandai dengan peningkatan hebat
dalam jumlah sel darah merah dan volume darah total, dan biasanya disertai dengan leukositosis, trombositosis dan
splenomegali. Pada PV terjadi defek primer pada ekson 14 tirosin kinase JAK2 yang menyebabkan hilangnya domain pseudo
kinase auto-inhibitor JAK2 serta hipersensitivitas terhadap pembentukan koloni eritroid EPO dan EPO independen. Gejala
umum yang muncul biasanya tidak spesifik seperti kelelahan, sakit kepala, pusing, penglihatan kabur sementara, amaurosis
fugax dan gejala lain yang menunjukkan serangan transient ischemic. Kriteria diagnostik dari World Health Organization
(WHO) yang diperbarui memperkenalkan beberapa perubahan signifikan dengan kriteria sebelumnya yakni menurunkan
ambang batas kadar hemoglobin dan cut-off nilai hematokrit, peningkatan fitur histopatologis dan karakterisasi mutasi.
Tatalaksana PV meliputi plebotomi untuk mengurangi hematokrit, pemberian obat hydroxyurea, serta antitrombotik, diberikan
sesuai dengan stratifikasi risiko. Mitigasi risiko trombosis dan plebotomi penting dilakukan dan juga dapat dilakukan pada
fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia saat ini. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya komplikasi yang akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien PV.

Kata kunci: polisitemia vera, janus kinase 2, plebotomi

Abstracts. Polycythemia Vera (PV) is a chronic myeloproliferative clonal disorder characterized by severe increase in red
blood cell count and total blood volume, and is usually accompanied by leukocytosis, thrombocytosis and splenomegaly.
There is a primary defect in exon 14 tyrosine kinase JAK2 which causes the loss of the JAK2 auto-inhibitor pseudo kinase
domain and hypersensitivity to the formation of EPO and EPO erythroid colonies. General symptoms that appear in PV
patients are usually not specific such as fatigue, headache, dizziness, temporary blurred vision, amaurosis fugax and other
symptoms that indicate transient ischemic attacks. The updated diagnostic criteria from the World Health Organization
(WHO) introduce some significant changes to the previous criteria, namely lowering the hemoglobin level threshold and
hematocrit cut-off, increasing histopathological features and mutation characterization. PV management includes phlebotomy
to reduce hematocrit, administration of hydroxyurea drugs, and antithrombotic, which are given according to risk
stratification. Mitigation of the risk of thrombosis and phlebotomy is important and can also be done at existing health
facilities in Indonesia. This is important to prevent complications that will increase the morbidity and mortality of PV patients.

Keywords: Polycythemia Vera, Janus kinase 2, phlebotomy

Pendahuluan Negara maju seperti Amerika sendiri untuk


angka kejadian dari polisitemia vera ialah 2,3
Polisitemia Vera (PV) atau disebut juga per 100.000 penduduk dalam setahun,
Polisitemia rubra vera adalah gangguan kronis sedangkan di Indonesia belum ada laporan
klonal myelopoliperatif yang ditandai dengan tentang angka kejadiannya. Sejarah polisitemia
peningkatan hebat dalam jumlah sel darah merah vera dimulai tahun 1892 ketika Louis Hendri
dan volume darah total, dan biasanya disertai Vaquez pertama kali menjelaskan polisitemia
dengan leukositosis, trombositosis dan vera pada pasien dengan eritrositosis dan
splenomegali. Sumsum tulang biasanya hepatosplenomegali. Kemudian tahun 1951
hiperseluler dan penampakan hiperplasia dari William mengklasifikasikan polisitemia vera,
garis myeloid, eritroid, dan megakariosit.1 trombositosis esensial dan juga mielofibrosis
idiopatik sebagai penyakit mieloproliferatif.2
Polisitemia vera dapat mengenai semua umur,
sering pada pasien berumur 40-60 tahun dengan Etiopatogenesis dari polisitemia vera belum
perbandingan antara pria dan wanita yakni 2 : 1. sepenuhnya dimengerti, suatu penelitian

121
Muhammad et al.- Polisitemia vera; aspek klinis

sitogenetik menemukan adanya kelainan PV ditandai dengan pembentukan sel darah


molekular kariotip abnormal di sel induk merah berlebih atau disebut juga eritrositosis
hematopoiesis, yaitu kariotip 20q, 13q, 11q, 7q, dan pada sekitar 40% pasien dapat disertai
6q, 5q, trisomi8, trisomi9 dan pada tahun 2005 dengan berbagai tingkatan leukositosis dan
ditemukannya mutasi JAK2V617F yang trombositosis. Perkiraan kejadian PV adalah 0,4-
dipercaya merupakan hal penting pada 2,8 × 105 per tahun di Eropa dan 0,8-1,3 × 105
etiopatogenesis polisitemia vera.3 per tahun di Amerika Serikat, serta median usia
Manifestasi klinis polisitemia vera terjadi karena pasien yang dilaporkan saat diagnosis berkisar
peningkatan jumlah total eritrosit yang antara 65 hingga 74 tahun.9 Prevalensi PV
meningkatkan viskositas atau kekentalan darah diperkirakan mencapai sekitar 22 kasus per
yang kemudian menyebabkan penurunan 100.000 populasi dan diyakini lebih sering
kecepatan aliran darah sehingga dapat terjadi pada orang Yahudi keturunan Eropa
menyebabkan trombosis dan penurunan laju Timur daripada Eropa dan Asia lainnya. PV
transport oksigen dalam tubuh. Hal tersebut menunjukkan dominansi laki-laki pada semua
mengakibatkan terganggunya oksigenasi ras dan etnis, dengan rasio pria terhadap wanita
jaringan. Pada trombosis, mutasi Jak2 sekitar 2: 1. Usia rata-rata presentasi PV adalah
menyebabkan aktivasi dan interaksi.1,4 60 tahun, dengan jarang terlihat pada usia
dibawah 40 tahun. Polisitemia akibat
Definisi, epedemiologi dan pathogenesis hemoglobinopati dan penyakit jantung sianosis
kongenital kemungkinan akan terdeteksi pada
Polisitemia ataupun eritrositosis mengacu pada pasien yang jauh lebih muda.10
peningkatan massa dari sel darah merah absolut
di dalam tubuh. Dalam praktik, kondisi tersebut Defek primer pada hampir 95% kasus
dicerminkan dengan peningkatan kadar polisitemia vera adalah mutasi yang didapat di
hemoglobin ataupun hematokrit yang melebihi ekson 14 tirosin kinase JAK2 (V617F).11
apa yang dianggap fisiologis untuk usia dan Myeloproliferative neoplasm non BCR-ABL
jenis kelamin tertentu. Massa sel darah merah dicirikan myeloproliferasi dari klonal sel dan
absolut standar biasanya tidak melebihi 36 ml/kg derivasinya yang didorong oleh mutasi terutama
pada pria dan 32 ml/kg pada wanita. Rentang pada Janus kinase 2 (JAK2), calreticulin
referensi untuk kadar hemoglobin normal dan (CALR), ataupun myeloproliperative leukemia
hematokrit bervariasi tergantung ketinggian virus oncogene (MPL). Mutasi juga telah
wilayah, etnis dan juga negara.5 dijelaskan dalam exon 12 dari JAK2. Mutasi ini
mengakibatkan hilangnya domain pseudokinase
Polisitemia vera (PV) adalah suatu keadaan atau auto-inhibitor JAK2, yang mengakibatkan
penyakit dimana tubuh memproduksi sel darah aktivasi konstitutifnya. Aktivasi konstitutif ini
merah dalam jumlah yang berlebih. Peningkatan menghasilkan hipersensitivitas terhadap
sel darah merah pada polisitemia vera lebih pembentukan koloni eritroid EPO dan EPO
mengarah pada jumlah sel, bukan pada independen.7,8,11 Sekitar 96% pasien PV
peningkatan masa kehidupan dari sel. memiliki mutasi JAK2 di exon 14 (JAK2V617F)
Polisitemia vera merupakan bagian kelompok dan 3% lainnya memperlihatkan mutasi somatik
penyakit yang dinamakan dengan di exon 12 dari JAK2. Mutasi CALR dan MPL
myeloproliferative neoplasm (MPN). MPN dapat juga dapat muncul pada PV walaupun jarang.7,8
dibagi menjadi beberapa kelompok lagi,
yaitu:6,7,8 Penyakit ini melibatkan unsur-unsur hemopoetik
Kromosom Philadelphia positif; Chronic dalam sumsum tulang yang awalnya diam-diam
myelogenous leukemia (CML) atau leukemia tetapi progresif. PV tidak membutuhkan
granulositik kronik (LGK) eritripoetin untuk proses pematangannya, hal
Kromosom Philadelphia negatif, yakni Essential tersebut jelas membedakannya dari eritrositosis
thrombocythemia (ET) dan Primary atau polisitemia sekunder dimana eritropoetin
Myelofibrosis (PMF) dan polisitemia vera. tersebut meningkat secara fisiologis sebagai
kompensasi atas kebutuhan oksigen yang
122
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 20 (1): -, April 2020

meningkat atau secara non fisiologis sebagai


sindrom paraneoplastik yang dijumpai daripada Gejala awal (early symptoms )
manifestasi neoplasma lain yang mensekresi Gejala awal dari Polisitemia Vera sangat
eritropoetin. Kadar eritropoetin pada polisitemia minimal dan tidak selalu ada kelainan walaupun
vera biasanya rendah atau tidak ada dan telah diketahui melalui tes laboratorium. Gejala
produksi normalnya ditekan oleh naiknya awal biasanya sakit kepala (48 %), telinga
hematokrit dan saturasi oksigen pada hakekatnya berdenging (43 %), mudah lelah (47 %),
normal.7,8,12 Meningkatnya jumlah sel darah gangguan daya ingat, susah bernafas (26 %),
merah dalam sirkulasi darah, menaikkan hipertensi (72 %), gangguan penglihatan (31 %),
viskositas darah total, suatu peristiwa yang rasa panas pada tangan / kaki (29 %), pruritus
menyebabkan perlambatan aliran darah dan (43 %), perdarahan hidung, lambung (24 %),
merupakan penyebab dari banyak manifestasi sakit tulang (26 %).
patofisiologi penyakit ini. Meningkatnya
viskositas darah mengakibatkan peningkatan Gejala akhir (later symptom) dan komplikasi
volume darah dan selanjutnya diikuti dengan Pasien Polisitemia Vera mengalami perdarahan/
meningkatnya beban kerja jantung, vasodilatasi trombosis, peningkatan asam urat (10 %)
serta meningkatnya suplai oksigen ke berkembang menjadi gout dan peningkatan
jaringan.7,8,12 resiko ulkus peptikum.
Fase Splenomegali (Spent phase)
Gejala dan tanda polisitemia vera Sekitar 30 % gejala akhir berkembang menjadi
fase splenomegali. Pada fase ini terjadi
Gejala umum yang muncul biasanya tidak kegagalan Sumsum tulang dan pasien menjadi
spesifik dan yang umum muncul adalah gejala anemia berat, kebutuhan tranfusi meningkat,
seperti kelelahan, sakit kepala, pusing, hati dan limpa membesar.4,12
penglihatan kabur sementara, amaurosis fugax
dan gejala lain yang menunjukkan serangan Kriteria diagnostik polisitemia vera
transient ischemic (TIAs). Pasien mungkin
mengeluh pruritus setelah mandi air hangat Kriteria diagnostik dari World Health
terutama di punggung, meskipun kondisi ini Organization (WHO) yang diperbarui untuk PV,
jarang timbul. Riwayat epistaksis, perdarahan dan diterbitkan pada tahun 2016 seperti pada
gastrointestinal atau mudah memar dapat juga Tabel 1, memperkenalkan beberapa perubahan
terjadi. Penyakit ulkus peptikum umumnya signifikan sehubungan dengan kriteria yang ada
berdampingan, dan pasien dapat mengalami sebelumnya. Perubahan signifikan kriteria yang
nyeri perut yang tidak spesifik. Nyeri pada ada sebelumnya yakni menurunkan ambang
hipokondria kiri dan rasa kenyang dini harus batas kadar hemoglobin yang digunakan untuk
membangkitkan kecurigaan adanya mendiagnosis PV (menjadi 16,5 g/dL pada pria
splenomegali. Pasien dapat datang dengan dan 16,0 g/dL wanita) dan memperkenalkan cut-
riwayat komplikasi trombotik yang tidak dapat off (batasan) nilai hematokrit (49% pada pria
dijelaskan, seperti pada sindrom Budd-Chiari dan 48% wanita). Modifikasi tersebut berasal
ataupun infark digital meskipun gejala ini jarang dari studi retrospektif yang mengakui
dikeluhkan pada pasien. Sangat penting untuk keberadaan pasien dengan MPN bermutasi Janus
mencoba dan memperoleh riwayat etiologi kinase 2 V617F, yang paling sering didiagnosis
khusus seperti riwayat merokok, tinggal lama sebagai ET tetapi memiliki fitur sumsum tulang
pada daerah ketinggian, penyakit jantung yang konsisten dengan PV, kadar hemoglobin di
bawaan. Riwayat keluarga yang signifikan dapat bawah 18,5 g/dL pada pria dan 16,5 g/dL
ditimbulkan pada pasien dengan wanita, diikuti peningkatan risiko komplikasi
hemoglobinopati.4,12 trombotik selama masa tindak lanjut dan evolusi
penyakit yang lebih buruk, dimana pasien
Tanda dan gejala yang predominan terbagi tersebut didefinisikan sebagai PV "tersembunyi"
dalam 3 fase8 atau "prodromik".13,14

123
Muhammad et al.- Polisitemia vera; aspek klinis

dan panmyelosis disesuaikan dengan usia.


Batas hemoglobin dan hematokrit yang baru Sekitar 20% pasien dengan PV memiliki
diketahui dapat menyebabkan kelebihan yang diagnosis fibrosis retikulin sumsum tulang kelas
signifikan dalam pemeriksaan diagnostik jika 1, yang tidak selalu menyiratkan diagnosis
digunakan untuk menentukan siapa yang myelofibrosis tetapi dikaitkan dengan risiko
berpotensi untuk terkena PV saat melakukan yang lebih tinggi untuk evolusi myelofibrosis.16
skrining, terutama laki-laki. Analisis retrospektif Sebuah studi retrospektif baru-baru ini yang
248.839 pasien dengan hasil hitung darah melibatkan 262 pasien dengan PV yang
lengkap yang diperkirakan normal menunjukkan penyakitnya didiagnosis menurut kriteria WHO
bahwa 6,48% laki-laki memiliki kadar 2016 mengkonfirmasi hubungan antara fibrosis
hemoglobin di atas 16,5 g/dL atau kadar reticulin sumsum tulang setidaknya pada tingkat
hematokrit di atas 49%, sedangkan 0,28% 1 saat didiagnosis (hadir dalam penelitian ini
perempuan memiliki kadar hemoglobin di atas pada sebanyak 48% pasien) dan perkembangan
16,0 g/dL ataupun tingkat hematokrit di atas fibrotik berikutnya. Perlu dicatat bahwa
48%. Pada pasien dengan hemoglobin dalam gambaran klinis dan laboratorium yang ada tidak
batas borderline, penting untuk menilai secara berbeda secara signifikan antara pasien dengan
hati-hati kemungkinan dari penyebab polisitemia dan tanpa fibrosis sumsum tulang. Informasi
sekunder dan melakukan pemeriksaan prognostik yang berasal dari biopsi sumsum
diagnostik untuk PV baik pemeriksaan tulang yang dilakukan saat diagnosis dapat
manifestasi klinis (misalnya, pruritus, diterjemahkan dalam strategi tindak lanjut yang
splenomegali, trombosis sebelumnya) dan/ atau lebih hati-hati dan mungkin menjadi alasan
fitur laboratorium (misalnya, leukositosis, tambahan melakukan analisis semacam itu diluar
trombositosis) terkait dengan MPN.15 kepatuhan dari kriteria diagnostik WHO,
terutama pada pasien pria yang lebih muda
Perubahan fitur kriteria terpenting kedua yang dengan nilai hemoglobin di atas 18,5 g/dL atau
diperkenalkan oleh kriteria WHO 2016 adalah wanita dengan nilai hemoglobin di atas 16,5
peningkatan dari fitur histopatologis pada g/dL.16,17 Di bawah ini adalah gambaran
kriteria diagnostik utama. Morfologi sumsum sumsum tulang pasien dengan PV.8,9
tulang dalam PV ditandai oleh hiperselularitas

Gambar 1. Tampak gambaran sumsum tulang yang hiperseluler akibat peningkatan elemen mieloid,
erythroid, dan megakariosit9

Pemeriksaan sumsum tulang tidak dilakukan


secara rutin, dimana sebagian besar masih Kriteria diagnostik utama ketiga adalah
terbatas pada kasus di mana kecurigaan klinis karakterisasi mutasi. Mutasi dari JAK2, yang
polisitemia vera tinggi, meskipun tidak ada menghasilkan aktivasi jalur JAK-STAT,
mutasi dari JAK2 (V617F), atau jika fasilitas terdapat pada sebagian besar pasien (mutasi
untuk menguji mutasi tidak tersedia. Temuan V617F terdapat pada 95% hingga 97% pasien
sangat sugestif termasuk sumsum hypercellular dan mutasi ekson 12 pada sebagian besar pasien
dengan hiperplasia eritroid dan atypia yang tersisa). Kriteria diagnostik baru
megakaryocytic halus. Hiperproliferasi tri- memungkinkan diagnosis JAK2-unmutated PV,
lineage juga merupakan fitur yang yang sangat jarang. Beberapa kasus dari mutasi
8,11
diharapkan. CBL ataupun LNK telah dijelaskan, dan
124
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 20 (1): -, April 2020

pengujian diagnostik untuk mutasi ini tidak 40% -memiliki nilai EPO serum normal, dan hal
tersedia secara luas. Pasien tanpa penyebab ini menunjukkan nilai prediktif negatif yang
polisitemia sekunder yang jelas dan tanpa rendah untuk tes ini.16,17
mutasi JAK2, maka tindak lanjut lebih
disarankan. Tingkat serum erythropoietin (EPO)
yang berkurang adalah satu-satunya kriteria
diagnostik minor yang tetap dipertahankan
dalam kriteria WHO 2016. Namun, sebagian
besar pasien dengan PV mulai dari 7% hingga

Tabel 1. Kriteria World Health Organization untuk Diagnosis Polisitemia Vera


Diagnosis polisitemia vera mensyaratkan bahwa ketiga kriteria utama, atau 2 kriteria utama pertama ditambah
kriteria minor, harus dipenuhi
Kriteria Mayor
Kriteria No.1 (Klinis)
Hemoglobin 16,5 g/dL pada pria, >16,0 g/dL pada wanita, atau
Hematokrit >49% pada pria, >48% pada wanita, atau
Sel Darah Merah Kenaikan 25% di atas rata-rata nilai prediksi normal
Kriteria No.2 (Morfologi)
Morfologi Sumsum Tulang Hiperselularitas untuk usia dengan pertumbuhan trilineage (panmyelosis),
termasuk erythroid, granulocytic, dan proliferasi megakaryocytic yang menonjol
dengan megakaryocyte dewasa
Kriteria No.3 (Genetik)
Mutasi JAK2 V617F atau mutasi Ada
JAK2 exon Ada
Kriteria Minor
Kadar erythrophoietin serum Dibawah normal

JAK2, Janus Kinase 2 mendukung penggunaan aspirin dosis rendah


Kriteria Utama No.2 (morfologi sumsum tulang) mungkin pada semua pasien yang tidak memiliki
tidak diperlukan dalam kasus dengan eritrositosis absolute
berkelanjutan : tingkat hemoglobin >18,5 g/dL pada pria
kontraindikasi yang jelas. Selain itu, membantu
(hematocrit, 55,5%) atau >16,5 g/dL pada wanita identifikasi pasien berisiko rendah (mereka
(hematocrit, 49,5%) bila Kriteria mayor No.3 dan Kriteria dengan usia <60 tahun dan tanpa riwayat
minor ada. Namun, Myelofibrosis awal (terpenuhi hingga trombosis) dan pasien berisiko tinggi (yaitu,
20% dari pasien), dapat dideteksi hanya dengan biopsi mereka yang tidak dianggap berisiko rendah).
sumsum tulang ; temuan ini dapat memprediksi
perkembangan yang lebih cepat untuk myelofibrosis
Pasien berisiko rendah biasanya diobati dengan
terbuka (post-polisitemia vera myelofibrosis). terapi flebotomi dan antiplatelet, sedangkan
pasien berisiko tinggi menerima pengobatan
Tatalaksana polisitemia vera cytoreductive selain terapi aspirin dosis rendah
(tergantung pada jenis dan tanggal kejadian
Sampai saat ini, pasien dengan PV diindikasikan trombotik sebelumnya, antikoagulasi oral dapat
rawat inap dengan tujuan mengurangi risiko diindikasikan sebagai pengganti aspirin dosis
komplikasi vaskular yang mungkin terjadi. rendah).14,18
Signifikansi klinis dari eritrositosis oleh karena
sebab apa pun, terletak pada risiko terkait Pada kehamilan, manajemen PV dapat dilakukan
kejadian trombotik akibat hiperviskositas darah. dengan langkah terapi standar flebetomi dan
Selain itu, potensi untuk menjadi leukemia juga aspirin dosis rendah sesuai dalam
dalam kasus polisitemia vera juga membutuhkan kebanyakan kasus. Wanita yang berisiko tinggi
perhatian. Studi oleh ECLAP sebelumnya tertentu mungkin memerlukan penambahan
memberikan data berkualitas tinggi yang pegylated interferon alpha. Target umum dari
125
Muhammad et al.- Polisitemia vera; aspek klinis

hematokrit ideal untuk flebotimi ataupun perlu untuk memperingatkan pasien tentang
cytoreduction telah lama berada dalam kondisi kemungkinan perubahan kulit dan kuku serta
ketidakjelasan dan menghasilkan pendekatan merekomendasikan pengawasan dermatologis
yang berbeda yang sebagian besar tergantung yang ketat dalam kasus lesi kulit yang baru.
6,14,18
pada kecenderungan dokter. Beberapa dokter Bukti manfaat pengobatan Hydroxyurea
akan bertujuan untuk mengontrol hematokrit datang dari sebuah studi oleh Polycythemia Vera
jauh lebih ketat misalnya, di bawah 45%, Study Group (PVSG) menunjukkan tingkat
sedangkan yang lain yang puas dengan trombosis yang lebih rendah dibandingkan
pendekatan yang lebih "santai" yakni mencari dengan kohort historis yang diobati dengan
nilai hematokrit antara 45% dan 50%, ataupun proses flebotomi saja. Indikasi untuk digunakan
bahkan dibawah 52%. Uji coba CYTO-PV telah meliputi:6,14
menunjukkan penurunan pada kejadian 1) Akses vena buruk
trombotik fatal dan nonfatal pada kelompok 2) Persyaratan proses mengeluarkan darah
pasien yang dirawat untuk mempertahankan yang tinggi
tingkat hematokrit di bawah 45%. Karena itu, ini 3) Ketika flebetomi tidak mungkin karena
adalah tujuan perawatan pada semua pasien alasan ketersediaan alat dan juga barang
dengan PV. Namun, faktor risiko tambahan 4) Trombositosis berat
untuk trombosis, seperti leukositosis dan risiko 5) Pruritus yang tidak bisa disembuhkan
kardiovaskular, perlu dipertimbangkan dalam
algoritme pengobatan pasien dengan PV.6,14,18 Dosis harian standar berkisar dari 500 hingga
1500 mg per hari. Dosis ini disesuaikan dengan
Peningkatan progresif dalam hal jumlah target jumlah trombosit di bawah 500.000/mcL.
trombosit dianggap sebagai kriteria untuk Namun, perlu untuk menyesuaikan dosis
memulai pengobatan sitoreduktif, dan faktor sehingga jumlah neutrofil absolut tetap di atas
risiko kardiovaskular yang dapat ditindaklanjuti 2000/ mikroliter. Meskipun terdapat
harus dikelola untuk memperbaiki profil dari kekhawatiran, penelitian belum dapat
risiko pasien. Trombositosis (jumlah trombosit> menemukan hubungan yang signifikan antara
1000 × 109/L) merupakan faktor risiko, dimana hidroksiurea dan peningkatan risiko transformasi
bila terjadi trombositosis, maka disarankan leukemia. Tidak ada hubungan pasti yang telah
untuk mempertimbangkan penggunaan aspirin ditunjukkan antara penggunaan hidroksiurea
dosis rendah dengan hati-hati. Trombositosis (sebagai agen tunggal, bukan sebagai bagian
ekstrem (jumlah trombosit> 1500×109/L), urutan obat sitotoksik) dan pengembangan
walaupun jarang pada PV, dianggap sebagai AML. Selain itu, penelitian berbasis populasi
indikasi pengobatan sittoreduktif. Gejala yang besar telah menunjukkan bahwa 25%
splenomegali ataupun gejala terkait penyakit orang dengan AML pasca MPN tidak pernah
dapat menjadi indikasi untuk memulai terpajan dengan pengobatan cytoreductive,
sitoreduksi. Tujuan mengurangi risiko evolusi bahwa hidroksiurea pada dosis apa pun tidak
menjadi myelofibrosis, MDS, dan/atau AML terkait dengan peningkatan risiko AML, dan
tetaplah sulit dipahami, meskipun beberapa agen hanya peningkatan dosis kumulatif dari
terapeutik dianggap memiliki efek modifikasi alkylator. dikaitkan dengan AML. 6,14,18
penyakit. 6,14,18 Rekomendasi Jaringan Leukemia Eropa dan
pedoman European Society for Medical
Untuk cytoreduction, hydroxyurea merupakan Oncology berikutnya menyarankan penggunaan
suatu antimetabolit oral yang mencegah sintesis interferon alfa sebagai alternatif lini pertama
DNA dengan menghambat enzim ribonucleoside untuk hidroksiurea, meskipun interferon alfa
reductase, dan merupakan agen lini pertama tidak disetujui untuk pengobatan PV dalam
yang paling umum digunakan. Hydroxyurea berbagai presentasi. Interferon alfa diketahui
umumnya ditoleransi dengan baik dan jarang akan menginduksi tingkat respons hematologis
dikaitkan dengan perkembangan efek samping yang tinggi dan secara signifikan dapat
yang signifikan, seperti borok kaki dan toksisitas mengurangi beban dari alel JAK2 V617F.
gastrointestinal (misalnya, mual, diare). Namun, Meskipun beban alel yang meningkat dikaitkan
126
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 20 (1): -, April 2020

dengan fitur penyakit lebih agresif, seperti risiko lebih besar terkena trombosis selama 3
leukositosis, splenomegali, dan peningkatan dari tahun pertama terapi. Hal tersebut tampaknya
risiko trombosis, serta meskipun beban alel menunjukkan manfaat potensial untuk
JAK2 V617F di atas 50% dikaitkan dengan penggunaan antiplatelet atau antikoagulan secara
peningkatan risiko evolusi myelofibrosis, itu bersamaan. Percobaan awal menggunakan
masih tidak jelas apakah dan sejauh mana aspirin ataupun dipyridamole dosis tinggi
pengurangan beban mutasi diterjemahkan menunjukkan perdarahan saluran cerna yang
menjadi manfaat klinis.6,14,18 tidak memuaskan. Namun penelitian selanjutnya
menemukan bahwa dosis aspirin yang lebih
Tatalaksana PV diberikan sesuai dengan rendah dapat digunakan dengan aman. Saat ini,
stratifikasi risiko, yaitu sebagai berikut:6,7,8 aspirin diindikasikan ketika terdapat kontrol
 Risiko rendah tanpa trombositosis ekstrim yang tidak memadai dari gejala mikrovaskular
dengan aspirin dosis rendah dan setelah mencapai target hematokrit, atau di
plebotomi, target hematokrit <45% hadapan faktor risiko kardiovaskular lainnya.
 Risiko rendah dengan trombositosis Aspirin apabila diindikasikan, direkomendasikan
ekstrim; aspirin dosis rendah dengan untuk digunakan pada dosis rendah, berkisar
aktivitas kofaktor ristocetin >30% dan antara 40 hingga 100 mg setiap hari. 6,7,8
plebotomi
 Risiko tinggi; aspirin dosis rendah, Terapi target untuk PV
plebotomi, hydroxyurea
 Risiko tinggi dengan refrakter atau Sejak ditemukannya mutasi JAK2, dipikirkan
intoleran hydroxyurea; aspirin dosis untuk dilakukan pemberian terapi target.
rendah, plebotomi, apabila usia <65 tahun Apalagi sejak keberhasilan imatinib pada CML,
interferon-α, jika usia ≥65 tahun busulfan mendorong peneliti menghasilkan terapi target
untuk MPN yang lainnya. Akhirnya pada tahun
Percobaan PVSG menunjukkan bahwa, 2014, ruxolitinib disetujui digunakan untuk
meskipun keberlangsungan hidup lebih besar pasien PV. Beberapa perkembangan terapi pada
pada pasien yang diobati dengan flebotomi saja, MPN dapat dilihat pada bagan di bawah ini: 6,7,8
namun diketahui bahwa tindakan itu memiliki

Gambar 2. Perkembangan terapi polycythemia vera8

Terapi lini pertama: hydroxyurea atau


interferon?

127
Muhammad et al.- Polisitemia vera; aspek klinis

Dua uji coba prospektif dalam pengaturan lini pasien yang diobati dengan hidroksiurea dan
pertama diprioritaskan pada pertemuan 44% pasien yang diobati dengan interferon
American Society of Hematology tahun 2016. pegilasi.19,20
PROUD-PV (Uji Acak Terkontrol Fase 3 yang
membandingkan ropeginterferon Alfa-2b dan Secara keseluruhan, ketika hasil pengamatan 12
hidroksiurea pada pasien Polisitemia Vera) bulan dari 2 studi prospektif ini diperhitungkan,
adalah studi multicenter fase 3 kelompok secara hidroksiurea tetap menjadi pengobatan lini
acak, terkontrol dan paralel, yang dilakukan pertama pilihan pada pasien yang berisiko tinggi
pada pasien PV (didiagnosis sesuai dengan dengan PV, dapat dibilang dengan beberapa
Klasifikasi WHO 2008) yang belum pengecualian, seperti pada wanita yang memiliki
mendapatkan pengobatan atau telah diobati potensi melahirkan anak dengan risiko tinggi
dengan hidroksiurea selama kurang dari waktu 3 dan pasien muda berisiko tinggi yang menolak
tahun. Pasien secara acak diintruksikan hidroksiurea karena takut hal itu mungkin
menerima ropeginterferon alfa-2b atau mendukung evolusi leukemia.19,20
hydroxyurea. Penelitian ini dirancang dengan
remisi hematologis lengkap pada 12 bulan Terapi lini kedua
menjadi titik akhir primer. Secara keseluruhan,
45% pasien diketahui memiliki respon Rekomendasi dari LeukemiaNet Eropa
hematologi tanpa perbedaan signifikan yang menempatkan hydroxyurea ataupun interferon
dicatat antara kedua perawatan.6,14,19 sebagai terapi cytoreductive lini yang kedua
untuk pasien yang masing-masing menerima
MPD-RC (Myeloproliferative Disorders interferon ataupun hydroxyurea. Kemanjuran
Research Consortium) 112 Global Phase III interferon pegilasi dalam PV telah ditunjukkan
Trial membandingkan interferon pegilasi alfa-2a secara retrospektif. Analisis tersebut melaporkan
dan hidroksiurea dalam PV dan ET. Kelompok pengurangan beban dari JAK2 V617F dari nilai
PV meliputi pasien dengan PV yang didiagnosis awal pada 48% pasien. Respon hematologis
<5 tahun dan pasien yang belum pernah keseluruhan sangat baik (95%), walaupun 24%
menggunakan pengobatan yang berisiko tinggi pasien menghentikan interferon pegilasi oleh
untuk trombosis (usia > 60 tahun, riwayat karena toksisitas. Hasil serupa diperoleh pada 40
trombosis dan trombositosis ekstrem, pasien yang dirawat setelah rata-rata waktu
splenomegali gejala, dan / atau faktor risiko sekitar 5 tahun dari diagnosis PV. Tingkat
kardiovaskular yang tidak terkontrol). Remisi respons hematologis keseluruhan adalah 80%,
hematologis lengkap setelah 12 bulan adalah dan pencabutan klon V617F terjadi pada 14%
titik akhir primer. Sebanyak 168 pasien telah kasus. Namun, harus dikatakan bahwa
terdaftar, tanpa perbedaan signifikan dalam (walaupun pendahuluan) hasil dari percobaan
presentasi klinis yang dicatat antara 2 kelompok PROUD-PV dan juga MPD-RC 112, yang
tersebut. Remisi hematologis lengkap dan dilaporkan pada bagian sebelumnya, telah
hematologi parsial, dan respons keseluruhan menurunkan harapan untuk interferon. Di sisi
telah diamati pada 33%, 36%, dan 69% pasien lain, konsep terapi lini kedua dalam PV tidak
yang diobati dengan hidroksiurea dan pada 28%, begitu jelas. Kriteria intoleransi hidroksiurea dan
53%, dan 81% pasien yang diobati dengan resistensi untuk uji klinis (bukan untuk praktik
interferon pegilasi, tanpa perbedaan signifikan klinis) telah diusulkan berkat upaya
secara statistik. Di antara 38 pasien, flebotomi internasional. Baru-baru ini, sebuah penelitian
dilakukan pada tidak satu pun dari mereka yang Spanyol memberikan ukuran kondisi ini secara
diobati dengan hidroksiurea vs 20% dari mereka keseluruhan, kriteria intoleransi atau resistensi
yang diobati dengan interferon pegilasi (P = hidroksiurea ditemukan pada 15% dari 890
0,02). Tidak ada perbedaan dalam Formulir pasien dengan PV.14,19,20
Penilaian Gejala MPN Total Skor Gejala yang
telah dilaporkan (> 50% penurunan skor gejala Secara rinci, cytoreduction dilaporkan pada
total pada 32% -35% pasien). Mengenai 3,3%, myeloproliferation tidak terkendali di
toksisitas, efek samping telah terjadi pada 14% 1,6%, kegagalan untuk mengurangi
128
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 20 (1): -, April 2020

splenomegali besar di 0,8%, sitopenia pada dosis hasil klinis pada pasien dengan PV,
hidroksiurea terendah mencapai respon 1,7%, bagaimanapun, masih belum jelas.14,21,22
dan toksisitas ekstra hematologi di 9%.
Mengenai peran prediktif dari kriteria ini, Kesimpulan
sitopenia mempengaruhi kelangsungan hidup,
pro-depresi terhadap myelofibrosis, dan AML, Polisitemia vera merupakan suatu keganasan
serta splenomegali meningkatkan terjadinya derajat rendah sel-sel induk hematopoetik
myelofibrosis. Dua prospektif, studi acak yakni dengan karakteristik peningkatan jumlah
RESPON (Studi Keberhasilan dan Keamanan eritrosit absolut dan volume darah total yang
pada Subjek Polycythemia Vera Yang Tahan biasanya disertai dengan leukositosis,
atau Tidak Bertoleransi terhadap Hidroksiurea: trombositosis serta splenomegali. Polisitemia
JAK Inhibitor Tablet INC424 Versus Perawatan vera dapat mengenai semua umur, sering pada
Terbaik yang Tersedia) dan juga RESPONSE-2 pasien berumur 40-60 tahun.Polisitemia adalah
(Khasiat Ruxolitinib dan Keamanan pada Pasien penyakit kronis dengan survival median pasien
dengan Tahan HU atau Polycythemia Vera sesudah terdiagnosa tanpa diobati 1,5-3 tahun
Intoleransi vs Terapi Terbaik yang Tersedia), sedangkan yang dengan pengobatan lebih dari
telah melaporkan data dalam 2 tahun terakhir. 10 tahun. Pengobatan terhadap polisitemia vera
RESPON mencakup 222 pasien dengan ditujukan untuk mengurangi resiko kesakitan
intoleransi/resistensi hidroksiurea, dan juga kematian akibat komplikasi yang
membutuhkan proses mengeluarkan darah, dan ditimbulkan. Diagnosis polisitemi vera
splenomegali, dan RESPONSE-2 melibatkan memerlukan ketelitian yang cermat untuk
173 pasien dengan kriteria masuk yang sama membedakannya dengan penyebab sekundernya.
kecuali untuk splenomegali. Pasien secara acak Pemeriksaan mutasi gen wajib dilakukan namun
ditugaskan untuk menerima ruxolitinib (Jakafi, menurut pengalaman beberapa klinisi, hanya
Incyte) atau terapi terbaik yang tersedia. Terapi bisa dilakukan di laboratorium khusus. Mitigasi
standar awal termasuk hydroxyurea (59% risiko trombosis dan plebotomi penting
RESPONSE, 49% RESPONSE-2); interferon dilakukan dan juga dapat dilakukan pada
(12% RESPONSE, 13% RESPONSE-2); fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia saat
ataupun tanpa pengobatan (15% dalam ini.
RESPON, 28% dalam RESPON-2).21,22
Daftar Pustaka
Titik akhir komposit primer meliputi kontrol
hematokrit (independensi flebotomi dari minggu 1. Supandiman I, Sumahtri R. Polisitemia Vera.
ke 8 hingga minggu ke 32, dengan flebotomi ≤1 Pedoman Diagnosis dan terapi Hematologi
Onkologi Medik.2003:83-90
setelah pengacakan) tanpa adanya proses
2. Prenggono D. Polisitemia Vera Buku Ajar Ilmu
cytoreduction dan pengurangan 35% volume Penyakit Dalam Jilid II. Edisi IV. Penerbit IPD
limpa pada minggu ke 32 (yang terakhir tidak FKUI. 2006:702-705.
ada pada RESPONSE-2). Secara keseluruhan, 3. Tefferi A. Polycithemia Vera: a comprehensive
hasil dari percobaan RESPONSE dan review and clinical recommendation. Mayo Clinic
RESPONSE-2 menunjukkan bahwa ruxolitinib Proc. 2003;78:174-194.
adalah standar perawatan untuk terapi lini kedua 4. Anunayi J,Motrapu ML,Monasiddiqui, et
pada populasi pasien yang sebelumnya diobati al.Polycythemia Vera in a Young Adult: A Rare
dengan obat hidroksiurea. Data yang berasal dari Case Report. Sch J Med Case Rep 2014;2 (4):2.
penelitian RESPONSE menunjukkan bahwa 5. Mandala WL, Gondwe EN, MacLennan JM,
pasien yang menerima ruxolitinib (dari Molyneux ME, MacLennan CA. Age- and sex-
related changes in hematological parameters in
pengacakan atau setelah crossover) memiliki
healthy Malawians. Journal Blood Med.
pengurangan yang konsisten pada beban alel 2017;8:123-130.
JAK2 V617F (hingga 40%) selama penelitian. 6. Stein BL, Oh ST, Berenzon D, Hobbs GS,
Hubungan antara perubahan beban alel dan juga Kremyanskaya M, Rampal RK, et al.
Polycythemia vera: an appraisal of the biology
129
Muhammad et al.- Polisitemia vera; aspek klinis

and management 10 years after the discovery of myeloproliferative neoplasm associated with
JAK2 V617F. Journal Clin Oncol. 2015 Nov JAK2 exon 12 mutations. Blood.
20;33(33):3953–60. 2011;117(10):2813-2816.
7. Barbui T, Thiele J, Gisslinger H, Finazzi G, 17. Silver RT, Krichevsky S, Gjoni S, Cross NCP.
Vannucchi AM, Tefferi A. The 2016 revision of Evaluation of serum erythropoietin values as
WHO classification of myeloproliferative defined by 2016 World Health Organization
neoplasm/MPN: Clinical and molecular advances. criteria for the diagnosis Of polycythemia vera.
Blood Rev. 2016;30(6):453–9. Leuk Lymphoma.
8. Tefferi A, Barbui T. Polycythemia vera and 18. Barbui T, Barosi G, Birgegard G, et al; European
essential thrombocythemia: 2015 update on Leukemia. Philadelphia-negative classical
diagnosis, risk-stratification and management. Am myeloproliferative neoplasms: critical concepts
Journal Hematol. 2015 ;90(2):162–73. and management recommendations from
9. Vannucchi AM, Barbui T, Cervantes, et al; European Leukemia Net. J Clin Oncol.
ESMO Guidelines Committee. Philadelphia 2011;29(6):761-770.
chromosome-negative chronic myeloproliferative 19. Gisslinger H, Klade C, Georgiev P, et al. Final
neoplasms: ESMO Clinical Practice Guidelines results from PROUD-PV a randomized controlled
for diagnosis, treatment and follow-up. Ann phase 3 trial comparing ropeginterferon alfa-2b to
Oncol. 2015;26(suppl 5):v85-v99. hydroxyurea in polycythemia vera patients ASH
10. Ma X, Vanasse G, Cartmel B, Wang Y and abstract 475. Blood. 2016;128 (22) (suppl).
Selinger HA. Prevalence of polycythemia vera 20. Mascarenhas JO, Prchal JT, Rambaldi A, et al.
and essential thrombocythemia. Am. J. Hematol. Interim analysis of the Myeloproliferative
2008 May;83(5):359-62. Disorders Research Consortium (MPD-RC) 112
11. Lakey MA, Pardanani A, Hoyer JD, Nguyen PL, global phase III trial of front Line pegylated
Lasho TL, Tefferi A, Hanson CA. Bone marrow interferon alpha-2a vs. Hydroxyurea in high risk
morphologic features in polycythemia vera with polycythemia vera and essential thrombocythemia
JAK2 exon 12 mutations. Am Journal Clin ASH abstract 479. Blood. 2016;128 (22) (suppl).
Pathol. 2010 Jun;133(6):942-8. 21. Passamonti F, Griesshammer M, Palandri F, et al.
12. Raedler LA. Diagnosis and management of Ruxolitinib for the treatment of inadequately
polycythemia vera: proceedings from a controlled polycythaemia vera without
multidisciplinary roundtable. Am Health Drug splenomegaly (RESPONSE-2): a randomised,
Benefits. 2014 Oct;7(7 Suppl 3):S36-47. open-label, phase 3b study. Lancet Oncol.
13. Arber DA, Orazi A, Hasserjian R, et al. The 2016 2017;18(1):88-99.
revision to the world health organization 22. Verstovsek S, Vannucchi AM, Griesshammer M,
classification of myeloid neoplasm and acute et al. Ruxolitinib versus best available therapy in
leukemia. Blood. 2016;127(20):2391-2405. patients with polycythemia vera: 80-week follow-
14. Maffioli M, Mora B, Passamonti F. Polycythemia up from the RESPONSE trial. Haematologica.
vera: from new, modified diagnostic criteria to 2016;101(7):821-829.
new therapeutic approaches. Clinical Advances in 23. Floris HF, 2016, Rapid Phenotype Hemoglobin
Hematology & Oncology. 2017;15 (9):700-707 Screening by High-Resolution Mass
15. Barbui T, Thiele J, Passamonti, et al. Initial bone Spectrometry on Intact Proteins, Clinica Chimica
marrow reticulin fibrosis in polycythemia vera Acta, Vol 460, pp.220-260.
exerts an impact on clinical outcome. Blood. 24. WHO, UNICEF, UNU. Iron deficiency anaemia:
2012;119(10):2239-2241. assessment, prevention and control, a guide for
16. Passamonti F, Elena C, Schnittger S, et al. programme managers. Geneva, World Health
Molecular and clinical features of Organization, 2001.

130

Anda mungkin juga menyukai