Islam yang lahir pada abad ke – 6 masehi telah tumbuh dan berhak mendapat sebutan
sebagai agama modern karena agama Islam telah mempertemukan kepentingan dunia
eropa. Kecil kemungkinan, tanpa lahirnya Islam sebagai agama peradaban akan lahir era
pencerahan di dunia barat. Karena tidak ada kekuatan etos bagi mereka sebagai pendorong
Sejalan dengan hal di atas, sebagai sebuah agama modern maka kehadiran agama atau
fitrah tidak sekedar berada pada tataran normatif belaka yg terkungkung di bilik – bilik
ruang penyembahan, tetapi kemudian berinteraksi dengan realitas sosial. Dalam kajian
sosiologi, realitas kehidupan disebut realitas sosial agama (the social reality of religion).
Dalam kaitan itulah agama tidak lagi bekerja secara monolitik, tetapi terjadi saling interaksi
dengan pranata sosial yang masing – masing telah memiliki fungsi pokok (function
Dalam pandangan Talcoot Parsons, agam memiliki fungsi sebagai pemberi makna
eksistensial terhadap realitas yang paripurna. Oleh karena itu, agama adalah sebuah gudang
penyesuaian (adaptation) dengan dunia luar termasuk fisik dan orang untuk memenuhi
terutama dalam kaitannya dengan masalah kelangsungan hidup sitem sosial yaitu (1)
adaptation to the environment Performed by the economy (2) goal attainment performed by
the governmenrt (3) integration (linking the institutions together) performed by legal
dengan kelangsungan hidup manusia ditentukan oleh empat hal tersubut yaitu melalui
ekonomi, pemerintah, lembaga hukum dan agama serta keluarga dan pendidikan. Dalam
empat hal tersebut terjadi afiliasi yang saling menyilang (cross – cutting affiliation) dan
loyalitas yg saling menyilang (cross – cutting loyalities) pula sehingga terbentuk integrasi
sosial. Dan pada tahap selanjutnya bentuk pengelompokan itu berkembang menjadi
organisasi massa, profesi, danakhirnya menjadi partai politik. Lalu semua faktor yang
disebut di atas berhipun yang kemudian membentuk negara. Akan tetapi, sekalipun
demikian, ketika agama telah menjadi bagian dari kehidupan manusia maka ia dapat
disebut subsistem di antara berbagai subsistem lainnya seperti politik, ekonomi, pendidikan,
hukum, dan sebagainya. Maka dalam kaitanitulah agama sebagai subsistem juga tifak
dinafikan memlakukan adaptasi dengan subsistem lainnya adalah makna agama selalu
permanen, yaitu petunjuk kehidupan yang bersumber dari Zat Maha Pencipta.
Sebaliknya, ekonomi dan politik yang sifatnya adaptif, keduannya tidak menyimpan makna
karena keduannya hanyan sebagai kegiatan teknokratik terhadap kehidupan. Makna itu
adalah menjelaskan tentang tujuan manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan it.
Terakhir, setiap perbuatan manusia dibebani tanggung jawab dan agama menjelaskan
Perbincangan tentang agama tidak bisa dipisahkan dari pemahaman ketuhanan karena
Tuhan adalah hakikat yang mutlak (ultimate reality). Perbincangan tentang Tuhan telah
menjadi kajian bagi kalangan filosof dengan mengemukakan berbagai argumen untuk
membuktikannya. Di antara berbagai argumen itu, argumen etika atau moral merupakan
pemikira paling mendasar. Kehidupan didunia hanya mampu menghasilkan keadilan relatif
sementara manusia membutuhkan keadilan yang absolut. Dan halitu hanya bisa diperoleh
Pranata kekuasaan juga memiliki fungsi penyesuaian untuk menunjukan eksistensi manusia
sebagai orangyang berkuasa. Atas dasar itu, dihimpun berbagai pengelompkan guna
tribalisme, berdasarkan asal usul persamaan keturunan yang kemudian membentuk ikatan
organisasi massa, profesi, dan partai politik. Lalu semua faktor yang disebut di atas berhipun
Agama memiliki fungsi sebagai berikut. Pertama, agama mendasarkan perhatiannya pada
sesuatu yang berada di luar jangkauan manusia yang melibatkkan takdir dan kesejahteraan.
menyediakan bagi pemelukannya dukungan, pelipur lara, dan rekonsiliasi. Kedua, agama
menawarkan suatu hubungan transendental melalui pemujaan dan upaca ibadat sehingga
memberikan dasar emosional bagi rasa aman yang baru dan identitas yang lebih kuat di
sejarah. Ketiga, agama mendukung keluhuran norma – norma yang telah terbentuk dan
menjadi panduan masyarakat dalam kehidupan sehari – hari. Norma tradisi itu bertujuan
untuk mempertahankan dominasi tujuan kelompok di atas keinginan individu dan disiplin .
kelompok di atas dorongan hati individu. Keempat, agama juga melakukan fungsi yang
bertentangan dengan yang sebelumnya karena agama dapat memberikan standar nilai
ketika norma – norma lama harus dilakukan pengkajian kembali karena bertentangan
dengan nilai – nilai kemanusiaan karena kedatangan agama bertujuan meneguhkan kembali
nilai – nilai humanitas itu. Kelima, agama melakukan fungsi identitas penting yaitu manusia
menerima nilai – nilai yang terkandung dalam agama dan kepercayaan tentang hakikat dan