Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN DAN PLAN OF ACTION (POA)

PROGRAM BASIC SIX TAHUN 2021


PUSKESMAS MELONG TENGAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Laboratorium Ilmu Kesehatan


Masyarakat

Pembimbing:
Anastasia Yani T, dr., M.Kes

Disusun Oleh:

Mercy Devana Hadianti


4151181505

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
DAFTAR ISI

1. Program Promosi Kesehatan..................................................................................1


2. Program Kesehatan Lingkungan............................................................................6
3. Program KIA-KB.................................................................................................10
4. Program Gizi........................................................................................................15
5. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.................................19
6. Program Pengobatan............................................................................................24

i
1

PLAN OF ACTION (POA)

PROGRAM BASIC SIX TAHUN 2021 PUSKESMAS MELONG TENGAH

1. Program Promosi Kesehatan


a) Input (7M)
A. Man
Program promosi kesehatan di Puskesmas Melong Tengah sudah dipegang oleh
satu orang bidan berpendidikan D3 yang sudah memiliki pengalaman kerja yang baik
dan lama kerja yang cukup lama. Dari sisi ketenagaan Puskesmas Melong Tengah
sudah mencukupi karena dibantu oleh bidan desa, lintas sektor dengan pemegang
program lain, serta beberapa kader dari setiap posyandu.
B. Money
Pembiayaan berasal dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan APBD dana
tersebut belum mencukupi karena terbatas.
C. Material
Persediaan peralatan untuk pelaksanaan program konseling di Puskesmas
Melong Tengah seperti buku konseling, buku pendataan, pulpen, komputer, printer,
tinta printer dan sebagainya sudah memadai. Materi penyuluhan yang disampaikan
bervariasi misalnya penyakit lain tuberkulosis, penyakit kronis (hipertensi, diabetes
melitus), masalah gizi, penyakit, diare, demam berdarah, kesehatan ibu dan anak,
perilaku hidup bersih dan sehat khususnya efek rokok bagi kesehatan. Materi yang
disampaikan menggunakan alat-alat pendukung seperti flipchart, poster dan leaflet.
Tetapi leaflet masih kurang jumlah dan jenisnya karena jarang dibuat.
D. Machine
Peralatan yang digunakan dalam melakukan program penyuluhan berupa,
projector, laptop dan kamera yang jarang digunakan dikarenakan keterbatasan
2

perlengkapan. Selain itu, ruangan yang digunakan sebagai tempat penyuluhan di


dalam gedung puskesmas tidak cukup luas
E. Method
Metode yang digunakan dalam penyampaian materi promosi kesehatan yaitu
dilakukan di lapangan atau ruangan yang luas. Penyuluhan dilaksakan secara
interaktif dan pengunjung dapat mengajukan pertanyaan secara langsung kepada
penyaji.
E. Market
Kurangnya kepedulian dan ikut serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Melong Tengah dalam mengikuti program promosi kesehatan yang dilaksanakan
puskesmas yang disebabkan oleh beberapa faktor misalnya kesibukan bekerja
sehingga target tidak memenuhi sasaran. Sebagian besar pengunjung puskesmas yang
mengikuti penyuluhan dirasakan kurang antusias dan kurang peduli akan materi yang
diberikan. Hal tersebut mungkin saja terjadi akibat perhatian pengunjung yang
terpecah karena bersamaan dengan menunggu antrian. Selain itu, materi yang
disampaikan kurang bervariasi.
F. Minute
Kegiatan penyuluhan kelompok di masyarakat dan kunjungan rumah secara rutin
minimal satu kali setiap bulan. Namun, terdapat ketidaktersediaan waktu yang
terprogram atau tidak rutin untuk melakukan program tersebut.

b) Proses
A. Planning
a. Pembinaan kader posyandu.
b. Kerjasama lintas program dengan semua pemegang program,
c. Memperbaharui alat bantu penyuluhan seperti leaflet menjadi lebih menarik.
d. Pendekatan ke ketua RW dan tokoh masyarakat.
B. Organizing
3

Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang


program dengan bidan desa, kader, ketua RW, dan tokoh masyarakat. Pertemuan ini
termasuk menentukan tugas dan wewenang masing-masing dalam program ini.
C. Actuating
a) Dilaksanakan penyuluhan KIP/K di puskesmas mengenai gizi, P2M, sanitasi,
PHBS dan lain-lain sesuai kondisi/masalah pengunjung
b) Dilaksanakan pembinaan kader
c) Dilaksanakan pembinaan peran aktif masyarakat.
d) Dilaksanakan kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah dan tokoh
masyarakat setempat dan pihak swasta
e) Dilaksanakan kerjasama lintas program dengan Kesehatan Lingkungan, Gizi,
dan Kesehatan Ibu dan Anak
f) Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan

D. Controlling
a. Pencatatan dan pendataan yang rapi dan teratur memudahkan pengawasan
program.
b. Pengawasan yang dilaksanakan Puskesmas Melong Tengah untuk
pelaksanaan program ini adalah pengawasan langsung oleh koordinator
program promosi kesehatan yang bertanggung jawab secara langsung kepada
kepala puskesmas
c. Kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan oleh pemegang
program, sehingga kinerja para kader tidaklah mencapai maksimal.
E. Evaluating
Hasil partisipasi masyarakat setiap bulannya tidak dijadikan standar untuk
kegiatan bulan berikutnya.
4

c) Output
A. Availability
Ketersediaan promosi kesehatan di Puskesmas Melong Tengah sudah berjalan
tapi belum optimal setiap bulannya.
B. Acceptability
Penyuluhan ini kurang diminati oleh masyarakat, karena kesibukan kerja
menjadikan program promosi kesehatan oleh masyarakat di wilayah kerja puskesmas
dirasakan kurang baik disertau masih kurangnya kepedulian dan kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya program tersebut.
C. Accessibility
Lokasi penyuluhan yang mudah dijangkau dan diakses bukanlah menjadi kendala
dari masyarakat sekitar, hanya saja waktu yang masih menjadi kendala karena
kesibukan masyaraat.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
E. Continuity
Program berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
F. Care
Puskesmas baik petugas maupun kader sudah memberikan pelayanan dan
penyuluhan namun pemahaman dan aplikasi program masih kurang di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah.
G. Competency
Pemegang program ini merupakan orang yang kompeten sesuai dengan
bidangnya dalam menjalankan program promosi kesehatan
H. Comprehensibility
Program ini akan berlangsung dengan baik apabila dilaksanakan secara teratur
dan menyeluruh.
.
5

Analisis SWOT
Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Melong Tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
Tersedianya sumber daya manusia (pemegang program, bidan, kader, ketua RW,
dan tokoh agama). Jumlah posyandu satu untuk setiap RW, dan kegiatan
dilaksanakan disetiap RW satu bulan sekali.
B. Weakness
Kurangnya minat masyarakat karena sulitnya waktu untuk mengikuti penyuluhan
akibat bekerja sehingga pengetahuan masyarakat menjadi kurang.
C. Opportunity
Terdapatnya kader setiap RW sebagai bentuk peran serta masyarakat. Kerjasama
lintas program serta peran aktif dari ketua RW dan tokoh masyarakat dengan
kesehatan lingkungan memudahkan pelaksanaan kegiatan.
D. Threath
Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengikuti
penyuluhan yang diselenggarakan puskesmas

Plan of Action (PoA)


Sumber Daya Indikator Waktu
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
Pemberdayaan Untuk Keluarga / Jumlah Power Pemegang Petugas Acara ini
Individu/ Menindak individu di kunjungan Point, program, promkes dan dilaksanakan
Keluarga lanjuti atau wilayah rumah setiap leaflet, kader, tenaga setiap bulan
melalui mengatasi kerja bulan tercapai poster bekerja kesehatan lain satu kali.
Kunjungan individu/ Puskesmas sesuai sama rutin
Rumah contoh. keluarga Melong pencatatan dan dengan melakukan
yang Tengah pelaporan ketua RW kunjungan
memiliki yang keluarga/ serta tokoh rumah
risiko atau memiliki individu masyarakat kelompok di
masalah risiko atau berisiko dan . masyarakat.
kesehatan masalah memiliki
tertentu. kesehatan masalah
tertentu kesehatan
6

tertentu
2. Program Kesehatan Lingkungan
a) Input (7M)
A. Man
Program kesehatan lingkungan di Puskesmas Melong Tengah dipegang oleh 1
orang petugas, dengan latar belakang merupakan ahli madya kesehatan lingkungan
D3. Meskipun petugas dibantu oleh kader dari setiap RW dengan jumlah kader aktif
sekitar 152 orang, petugas masih merasa kesulitan untuk melakukan tugasnya.
Petugas tersebut sudah memegang program selama 19 tahun.

B. Money
Pembiayaan program berasal dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan
APBD. Dana tersebut masih mencukupi untuk pelaksanaan program kesehatan
lingkungan.

C. Material
Persediaan peralatan untuk pelaksanaan program kesehatan lingkungan di
Puskesmas Melong Tengah seperti kertas formulir, pulpen, tinta dan sebagainya
sudah memadai, tetapi leaflet masih kurang jumlah dan jenisnya karena jarang dibuat.

D. Machine
Peralatan yang digunakan untuk melakukan program penyuluhan salah satunya
berupa infocus. Infocus yang ada berjumlah tiga, tetapi infocus ini jarang digunakan
karena adanya keterbatasan perlengkapan.

E. Method
Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara langsung ke rumah-rumah warga. Petugas
dibantu oleh ibu kader mengunjungi rumah warga dan melakukan pendekatan secara
intrapersonal serta langsung memberikan penyuluhan.

F. Minute
7

Pelaksanaan dilakukan rutin dalam sebulan dilakukan bebererapa kali


menyesuaikan dengan jadwal pemegang program.

G. Market
Sasaran program kesehatan lingkungan adalah seluruh rumah di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah dimana kebanyakan ekonomi menengah ke bawah dan
banyak rumah yang berstatus sewa/kontrak sehingga kurang memperhatikan
kesehatan lingkungan.

b) Proses
A. Planning
 Pembinaan kader untuk mendata kepala keluarga yang memiliki masalah
kesehatan lingkungan
 Kerjasama lintas program dengan semua pemegang program.
 Pendekatan ke 16 ketua RW dan tokoh masyarakat.
B. Organizing
Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang
program dengan lurah, kader, ketua RW, dan tokoh masyarakat. Pertemuan ini
termasuk menentukan tugas dan wewenang masing-masing dalam program ini.
C. Actuating
− Pendataan dan jumlah sasaran kepala keluarga di setiap RW sudah jelas.
Pendataan dilakukan oleh lurah, ketua RW, dan kader yang kemudian
diserahkan kepada pihak puskesmas.
D. Controlling
− Pencatatan dan pendataan mengenai kegiatan pengawasan rumah sehat
melalui kunjungan rumah di wilayah kerja puskesmas Melong Tengah tidak
dilakukan dengan baik.
− Kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan oleh pemegang
program, sehingga kinerja petugas konseling tidak optimal.
8

E. Evaluating
− Hasil pencapaian pemberdayaan individu/keluarga melalui kunjungan rumah
tidak dilakukan pencatatan/pendataan dengan baik sehingga target tidak
pernah tercapai.

c) Output
A. Availability
Ketersediaan program pengawasan rumah sehat melalui kunjungan rumah di
wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah sudah berjalan namun belum optimal.
B. Acceptability
Adanya kegiatan pengawasan rumah sehat oleh petugas puskesmas melalui
kunjungan rumah sudah sepenuhnya diketahui oleh masyarakat melalui sosialisasi
kader ke setiap kepala keluarga di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah.
C. Accessibility
Kegiatan pengawasan rumah sehat melalui kunjungan rumah oleh petugas
puskesmas, mudah dijangkau dan diakses karena pendataan dari lurah kepada pihak
puskesmas sudah lengkap sehingga tidak menjadi kendala.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
E. Continuity
Program berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
F. Care
Kader dan pemegang program cukup aktif menjangkau setiap individu
masyarakat untuk mendapatkan program pengawasan rumah sehat.
G. Compatibility
Pemegang program adalah orang yang memahami mengenai program kesehatan
lingkungan.
H. Comprehensibility
9

Pemahaman masyarakat mengenai pentingnya kegiatan pengawasan rumah sehat


kepada individu/keluarga melalui kunjungan rumah sudah cukup baik.

Analisis SWOT
Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan program Kesehatan
lingkungan di Puskesmas Melong Tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
Tersedianya sumber daya manusia (pemegang program, lurah, kader, ketua RW,
dan tokoh agama).
B. Weakness
Pencatatan dan pendataan hasil pencapaian kegiatan pengawasan rumah sehat
melalui kunjungan rumah tidak dilakukan dengan baik.
C. Opportunity
Terdapatnya kader setiap RW sebagai bentuk peran serta masyarakat. Kerjasama
lintas program serta peran aktif dari ketua RW dan tokoh masyarakat memudahkan
pelaksanaan kegiatan.
D. Threath
Pencatatan dan pendataan yang tidak dilakukan dengan baik oleh pemegang
program mengenai hasil pencapaian program pengawasan rumah sehat melalui
kunjungan rumah menyebabkan target tidak tercapai.
10

Plan of Action (PoA)


Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sumber Daya Indikator Waktu
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
Pengawasan Untuk Seluruh 75% Seluruh Power Pemegang Meningkatny Kegiatan
rumah memperbaiki rumah rumah yang Point, program, a jumlah pengawasan
sehat sarana yang berada di leaflet, kader, rumah sehat rumah sehat
melalui prasarana berada wilayah kerja poster bekerja di wilayah melalui
kunjungan yang di Puskesmas sama kerja kunjungan
rumah. menunjang wilayah Melong dengan Puskesmas rumah
tercapainya kerja Tengah. ketua RW Melong minimal 6
rumah sehat Puskes siaga serta Tengah. bulan sekali
sehingga mas tokoh
berkaitan Melong masyarakat
dengan Tengah. .
menanggula
gi penyakit
yang
berhubunga
n dengan
kesehatan
lingkungan

3. Program KIA-KB
a) Input (7M)
A. Man
Puskesmas Melong Tengah memiliki jumlah tenaga kerja kesehatan untuk
program KIA-KB dikerjakan oleh sembilan orang bidan dengan pendidikan terakhir
D3 akademi kebidanan yang sudah cukup lama bekerja dan memiliki pengalaman
yang cukup. Dalam menjalankan programnya dibantu oleh beberapa kader yang ada
di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah.
11

B. Money
Anggaran atau dana yang didapat untuk program KIA-KB berasal dari Bantuan
Operasional Kementrian Kesehatan (BOK) dan Dinas kesehatan Cimahi. Sejauh ini
anggaran yang dibutuhkan sudah mencukupi, sehingga dana untuk pelaksanaan
program sudah tidak ada masalah dan kegiatan dapat berlangsung.
C. Material
Persediaan atau kebutuhan obat-obatan dan peralatan yang disediakan dari Dinas
Kesehatan, serta jumlah obat yang tersedia cukup.
D. Machine
Alat dan tempat pemeriksaan serta penanganan awal di puskesmas untuk
neonatus dengan komplikasi sudah memadai.
E. Method
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara melakukan pelatihan bidan di
puskesmas maupun edukasi kepada bidan yang berada di wilayah kerja puskesmas
Melong Tengah sudah rutin dilakukan.
F. Market
Kebanyakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah
berpendidikan menengah, sehingga pemahaman masyarakat sudah cukup baik,
namun sebagian besar masyarakat tidak membawa bayinya berobat ke Puskesmas
Melong Tengah saat mengalami keluhan melainkan ke Rumah Sakit di daerah lain
sehingga menjadi sulit untuk dilakukan pencatatan.
G. Minute
Kegiatan penanganan awal neonatus dengan komplikasi yang ditangani oleh
bidan-bidan Puskesmas Melong Tengah adalah neonatus yang ditemukan adanya
tanda-tanda bahaya yang dilahirkan di Poned Puskesmas Melong Tengah, dilakukan
penanganan awal seperti resusitasi kemudian langsung dirujuk ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas lebih lengkap untuk ditangani lebih lanjut. Selain itu, kasus-kasus
neonatus dengan komplikasi yang ditangani baik di rumah sakit ataupun bidan swasta
yang di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah tetap melakukan pelaporan ke
12

Puskesmas Melong Tengah, namun masih banyak bidan swasta dan rumah sakit yang
terlambat melapor sehingga menyulitkan proses pendataan. Selain itu, banyaknya ibu
yang membawa bayinya berobat di daerah lain dan tidak melapor kepada kader
sehingga banyak kasus yang tidak terlaporkan.

b) Proses
A. Planning
Pembuatan rencana kerja sudah dilakukan oleh pemegang program agar program
dapat berjalan maksimal, serta adanya pendelegasian terhadap bidan yang sudah
terampil dalam melaksanakan tugas.
B. Organizing
Program neonatus dengan komplikasi yang ditangani bekerjasama dengan bidan
swasta di RW setempat serta kerjasama dan koordinasi dengan rumah sakit rujukan.
C. Actuating
Pihak puskesmas rutin melakukan pelatihan untuk bidan-bidan yang berada di
Puskesman Melong Tengah untuk melakukan pertolongan pertama pada komplikasi
neonatus. Pelaksanaan program disesuaikan dengan terdapatnya kasus komplikasi
yang ada dan berhasil ditangani. Masih kurangnya pencatatan dan pelaporan dari
rumah sakit, bidan swasta, dan kader ke penanggungjawab program neonatus dengan
komplikasi yang ditangani di Puskesmas.
D. Controlling
Pengawasan yang dilaksanakan Puskesmas Melong Tengah untuk pelaksanaan
program neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah pengawasan langsung
oleh pemegang program terhadap kasus-kasus neonatus dengan komplikasi yang
ditangani.
E. Evaluating
Evaluasi dilakukan setiap bulan dengan melihat dari laporan bulanan serta secara
menyeluruh baik dari pemegang program, dokter ataupun bidan yang terlibat.
13

c) Output
A. Availability
Program KIA-KB pada Puskesmas Melong Tengah telah berjalan secara rutin
melalui pelayanan Poli KIA, dan posyandu. Alat, fasilitas, dan tenaga pelaksanaan
sudah tersedia.
B. Acceptability
Jenis pelayanan di Poli KIA diterima baik oleh masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Melong Tengah.
C. Accessibility
Kegiatan pelaksanaan program pelayanan KIA-KB di Puskesmas mudah
dijangkau karena terletak di pinggir jalan besar yang mudah dilalui oleh angkutan
umum. Pelayanan juga dilakukan di posyandu RW setempat yang dekat dengan
perumahan warga dan mudah dijangkau.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan data kasus yang berhasil
ditangani.
E. Care
Pemegang program serta bidan-bidan di Puskesmas Melong Tengah melakukan
pelatihan keterampilan untuk melakukan penolongan neonatus dengan komplikasi
yang ada di Puskesmas.
F. Continuity
Program berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
G. Competency
Pemegang program KIA-KB adalah seorang bidan yang dibantu oleh bidan-bidan
dan dokter yang sudah terampil yang menangani kasus komplikasi neonatus.
H. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai pentingnya program KIA dan KB dirasakan
sudah cukup baik, karena dilihat dari pencapaian program-program yang sudah
hampir semua tercapai.
14

d) Analisis SWOT
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Melong Tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
1. Lokasi Puskesmas yang strategis dan mudah dijangkau bagi masyarakat di
wilayah Melong Tengah.
2. Tenaga kesehatan untuk melaksanakan program KIA di Puskesmas Melong
Tengah cukup untuk melaksanakan program.
3. Ketersediaan alat dan bahan yang mencukupi serta pendanaan program
berjalan lancar.
B. Weakness
Pencatatan dan pelaporan kasus neonatus dengan komplikasi yang ditangani baik
oleh rumah sakit, bidan di wilayah kerja puskesmas, ataupun bidan diluar wilayah
yang menangani warga Melong Tengah masih kurang baik. Karena kadang masih ada
beberapa kasus yang mungkin tidak terlaporkan.
C. Opportunity
 Terdapatnya kader setiap RW sebagai bentuk peran serta masyarakat
 Tersedia alat-alat serta bidan-bidan yang sudah terampil melakukan
penanganan awal kasus neonatus dengan komplikasi untuk menunjang
keberhasilan program.
D. Threat
Masih kurangnya kesadaran dari bidan swasta atau rumah sakit untuk melakukan
pelaporan setiap adanya kasus neonatus dengan komplikasi yang ditangani.
15

Plan of Action (PoA)


Indikator Waktu
Sumber Daya
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Keberhasilan pelaksanaan
Alat Tenaga
Pelatihan Untuk Bidan di 9 Alat Dokter, Laporan Setiap 3
untuk bidan- meningkatkan Puskesmas orang resusitasi Bidan pelatihan bulan
bidan di keterampilan Melong Bidan neonatus
Puskesmas bidan-bidan di Tengah
Melong Puskesmas serta bidan
Tengah serta Melong Tengah swasta di
bidan-bidan serta bidan swasta wilayah
swasta di di wilayah kerja kerja
wilayah Puskesmas Puskesmas
kerja Melong Tengah Melong
Puskesmas untuk penanganan Tengah
Melong awal kasus
Tengah neonatus dengan
komplikasi

4. Program Gizi
a) Input (7M)

A. Man
Penanggung jawab program gizi di Puskesmas Melong tengah berjumlah satu
orang dengan latar belakang pendidikan terakhir D3 Akademi Gizi tanpa anggota
yang bekerja 18 tahun. Dari sisi ketenagaan Puskesmas Melong tengah sudah
mencukupi karena dibantu oleh bidan yang memiliki latar belakang pendidikan D3
sebanyak 9 orang dan kader dari setiap posyandu.
B. Money
Anggaran atau dana yang didapat berasal dari Bantuan Operasional Kementrian
Kesehatan (BOK) dan Dinas kesehatan Cimahi. Sejauh ini anggaran yang dibutuhkan
sudah mencukupi, sehingga dana untuk pelaksanaan program sudah tidak ada
masalah.
C. Material
16

Ketersediaan bahan, seperti leaflet, poster dan baliho sudah mencukupi. Namun
jumlah dan jenis leaflet masih kurang karena jarang dibuat.
D. Machine
Peralatan yang digunakan dalam melakukan program penyuluhan berupa
proyektor, dan media untuk menampilkan video. Hal ini kurang efektif, dibutuhkan
adanya alat peraga seperti boneka bayi dan atau manekin payudara untuk membantu
pemahaman sasaran dalam menerima materi.
E. Method
Pendataan ibu dengan target ASI eksklusif yang sesuai dengan karakteristik,
kader menjalin kemitraan dengan aparat/RW dalam penyediaan tempat dan
berlangsungnya kegiatan posyandu Selain pendataan ada juga konseling yang
dilakukan oleh bidan bagian KIA, namun pada penerapan metode ini kurang efektif
jika hanya di jelaskan saja, perlu adanya pengaplikasian ketika melakukan konseling
mengenai ASI Eksklusif agar membantu sasaran memahami materi. Hal ini yang
menyebabkan kegiatan ASI eksklusif tidak memenuhi target.
F. Minute
Puskesmas melakukan penyuluhan mengenai ASI eksklusif setiap 1 bulan sekali
di Puskesmas tengah Melong dan penyuluhan mengenai keluarga sadar gizi di
posyandu 1 bulan sekali di bantu oleh kader dan bidan.
G. Market
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ASI eksklusif dan
adanya hambatan ketika melakukan ASI eksklusif karena beberapa sasaran
mengeluhkan ASI nya yang keluar sedikit, terdapat beberapa sasaran yang bekerja
sehingga sulit menerapkan ASI eksklusif, takut mempengaruhi bentuk payudara dan
hal lainnya. Hal tersebut menyebakan kegiatan tersebut tidak memenuhi target

b) Proses
A. Planning
a. Pembinaan kader posyandu.
17

b. Kerjasama lintas program dengan semua pemegang program, terutama KIA,


promosi kesehatan.
B. Organizing
Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang
program dengan bidan dan desa kader.Hal ini sudah cukup baik.
C. Actuating
a. Pendataan bayi yang diberikan ASI eksklusif sudah cukup jelas dan sasaran
bayi yang diberi ASI eksklusif sudah jelas.
b. Dilaksanakannya pembinaan kader untuk mengajak ibu atau kepala keluarga
untuk diberikan edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif dan sosialisasi
kepada tokoh masyarakat.
c. Mengingatkahn kembali bidan dan kader untuk melakukan penyuluhan di
posyandu masing-masing.
D. Controlling
a. Pencatatan dan pendataan yang rapi dan teratur untuk memudahkan
pengawasan program.
b. Pemegang program mendapat info dari setiap kader tentang pelaksanaan
penyuluhan melalui pesan singkat.
c. Kader menjadi ujung tombak pelaksanaan posyandu yang dipertanggung
jawabkan kepada pemegang program.
E. Evaluating
Program ini sudah berjalan dan diawasi oleh kepala puskesmas serta dinas
kesehatan.

c) Output
A. Availability
Pelaksanaan program ASI eksklusif melalui posyandu sudah dilakukan dalam
waktu satu bulan sekali, dengan jadwal yang telah ditetapkan di setiap posyandu.
B. Acceptability
18

Masyarakat masih sulit menerapkan ASI eksklusif karena keterbatasan


pengetahuan untuk melaksanakannya.
C. Accessibility
Puskesmas Melong tengah sendiri terletak di jalan besar dan mudah dijangkau
oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya, posyandu berada di tiap RW,
memudahkan masyarakat mendapat informasi mengenai ASI eksklusif.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
E. Continuity
Program berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan.
F. Care
Pemegang program ASI eksklusif turut datang ke posyandu tempat
dilaksanakannya kegiatan untuk memantau atau turut serta berpartisipasi dalam
kegiatan yang diselanggarakan.
G. Compatibility
Pemegang program adalah orang yang ahli dalam masalah gizi dan KIA.
H. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai program ASI eksklusif yang masih kurang,
sehingga masyarakat kurang peduli terhadap kesehatan keluarganya.
3.4.3 Analisis SWOT
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu program di Puskesmas
melong tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
Sumber daya manusia (pemegang program, kader, dan bidan desa) telah tersedia
dan memadai.
B. Weakness
Keterbatasan waktu penyuluhan di posyandu, karena ketika dilakukan penyuluhan
banyak masyarakat yang sedang bekerja atau beraktifitas.
19

C. Opportunity
Terdapat kader di setiap RW sebagai bentuk peran serta langsung kepada
masyarakat.
D. Threat
Keterbatasan waktu dan pengetahuan dari masyarakat untuk melaksanakan
program ASI eksklusif.

Plan of Action (PoA)


Tabel 3.10 Plan of Action
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sumber Daya Indikator Waktu
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
Penyuluhan Menambah Pengunjung 25-30 Power Pemegang Pengunjung Acara ini
dan konseling pengetahuan puskesmas pengunj Point program, puskesmas dilaksanakan
masyarakat ung dan dokter, mampu setiap hari
mengenai atau bidan memahami selasa dan
penting nya asi tentang penting
leaflet kamis setiap
ekslusif nya ASI
ekslusif
minggu.

5. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular


a) Input (7M)
A. Man
Penanggung jawab program P2PM di Puskesmas Melong tengah berjumlah 3
orang dengan latar belakang pendidikan dokter, serta terakhir D3 kebidanan dan
keperawatan. Dari sisi ketenagaan Puskesmas Melong tengah sudah mencukupi
karena dibantu oleh bidan desa dan kader dari setiap posyandu.
B. Money
Anggaran atau dana yang didapat berasal dari Bantuan Operasional Kementrian
Kesehatan (BOK) dan Dinas kesehatan Cimahi. Sejauh ini anggaran yang dibutuhkan
sudah mencukupi, sehingga dana untuk pelaksanaan program sudah tidak ada
masalah.
20

C. Material
Ketersediaan bahan, seperti leaflet, poster dan baliho sudah mencukupi.
D. Machine
Peralatan yang digunakan dalam melakukan program penyuluhan berupa
proyektor, dan media untuk menampilkan video.

E. Method
Pendataan pasien BTA (+) baik yang sudah mendapatkan pengobatan maupun
sedang menjalani pengobatan yang sesuai dengan karakteristik, kader menjalin
kemitraan dengan aparat /RW dalam rangka penyediaan tempat,dan berlangsungnya
kegiatan penyuluhan serta pendataan dan pemantauan sesuai karakteristik.
F. Minute
Puskesmas melakukan pendataan dan pemantauan pasien BTA (+) setiap 1 bulan
sekali di Puskesmas Melong Tengah dan penyuluhan mengenai TB di bantu oleh
staff.
G. Market
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai penyakit TB serta bahaya yang
ditimbulkan dan kepatuhan dalam menjalakan pengobatan TB.

b) Proses
A. Planning
a) Pembinaan kader.
b) Kerjasama lintas program dengan semua pemegang program, terutama
promosi kesehatan.
B. Organizing
Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang
program dengan kader. Hal ini sudah cukup baik.
C. Actuating
21

a) Pendataan dan pemantauan pasien BTA (+) yang sedang menjalani


pengobatan maupun yang baru ditemukan sudah cukup jelas dengan sasaran
yang sudah jelas.
b) Dilaksanakannya pembinaan kader untuk mengajak pasien atau kepala
keluarga untuk diberikan edukasi mengenai penyakit TB serta kepatuhan
dalam menjalankan pengobatan dan sosialisasi kepada tokoh masyarakat.
c) Mengingatkan kembali kepada kader-kader untuk melakukan penyuluhan di
RT/RW masing-masing.

D. Controlling
a) Pencatatan dan pendataan yang rapi dan teratur untuk memudahkan
pengawasan program.
b) Pemegang program mendapat info dari setiap kader tentang pelaksanaan
penyuluhan melalui pesan singkat.
c) Kader menjadi ujung tombak pelaksanaan penyuluhan, pendataan, dan
pemantauan yang dipertanggung jawabkan kepada pemegang program.
E. Evaluating
Program ini sudah berjalan dan diawasi oleh kepala puskesmas serta dinas
kesehatan.

c.) Output
A. Availability
Pelaksanaan pemantauan pengobatan dan pendataan pasien BTA (+) melalui
kader RT/RW sudah dilakukan dalam waktu satu bulan sekali, dengan jadwal yang
telah ditetapkan di setiap posyandu.
B. Acceptability
Pasien BTA (+) masih sulit menjalankan kepatuhan dalam pengobatan karena
keterbatasan pengetahuan untuk melaksanakannya, begitu juga rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB serta bahaya yang ditimbulkan.
22

C. Accessibility
Puskesmas Melong tengah sendiri terletak di jalan besar dan mudah dijangkau
oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya, posyandu berada di tiap RW,
memudahkan masyarakat mendapat informasi mengenai penyakit TB.
D. Accountability
Program dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
E. Continuity
Program berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan.
F. Care
Pemegang program ASI eksklusif turut datang ke posyandu tempat
dilaksanakannya kegiatan untuk memantau atau turut serta berpartisipasi dalam
kegiatan yang diselanggarakan.
G. Compatibility
Pemegang program adalah orang yang ahli dalam masalah gizi dan KIA.
H. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai program ASI eksklusif yang masih kurang,
sehingga masyarakat kurang peduli terhadap kesehatan keluarganya.

Analisis SWOT

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu program di Puskesmas


melong tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
Sumber daya manusia (pemegang program dan kader) telah tersedia dan memadai.
B. Weakness
Keterbatasan waktu penyuluhan di Puskesmas, karena ketika dilakukan
penyuluhan banyak masyarakat yang sedang bekerja atau beraktifitas.
C. Opportunity
23

Terdapat kader di setiap RW sebagai bentuk peran serta langsung kepada


masyarakat.
D. Threat
Keterbatasan waktu dan pengetahuan dari masyarakat terkait penyakit TB serta
kepatuhan pasien BTA (+) yang masih kurang oleh karena keterbatasan pengetahuan.

Plan of Action (PoA)


Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sumber Daya Indikator Waktu
Alat Tenaga Keberhasilan Pelaksanaan
Penyuluhan Menambah Pengunjung 25-30 Power Pemegang Pengunjung Acara ini
dan konseling pengetahuan puskesmas pengunj Point program, puskesmas dilaksanakan
masyarakat ung dan dokter, mampu setiap hari
mengenai atau bidan memahami selasa dan
penyakit TB dan tentang
leaflet kamis setiap
pentingnya penyakitf TB
kepatuhan dan patuh
minggu.
pengobatan TB terhadap
pengobatan TB

6. Program Pengobatan
a) Input (7M)
A. Man
Program pengobatan di Puskesmas Melong Tengah dipegang oleh 2 orang dokter
umum, 1 orang dokter gigi, 4 orang perawat, 1 orang perawat gigi, 9 orang bidan, 4
petugas laboratorium, dan 2 orang asisten apoteker, serta 2 orang tenaga administrasi.
Jumlah ini sudah memenuhi standar tenaga puskesmas
B. Money
Pembiayaan operasional Puskesmas Melong Tengah didapat dari anggaran JKN
dan BOK. Sejauh ini anggaran atau dana yang dibutuhkan cukup.
C. Material
Puskesmas Melong Tengah sudah menyediakan poli umum, poli gigi, ruang
tunggu dengan kursi tunggu, sarana administrasi pendaftaran, serta air bersih, WC,
24

ruang laktasi. Selain itu Puskesmas Melong Tengah juga merupakan Puskesmas
PONED yang beroperasi 24 jam. Persediaan atau kebutuhan peralatan habis pakai
untuk pemeriksaan laboratorium terseedia dan mencukupi. Namun, untuk pemenuhan
kebutuhan reagen masih terbatas.
D. Machine
Puskesmas Melong Tengah dalam pelayanan poli umum dan ruang tindakan
sudah dilengkapi dengan alat yang memadai seperti alat pelindung diri disetiap
ruangan, alat hecting di ruangan tindakan, dan lainnya yang masih dapat digunakan
dengan baik. Untuk Pelayanan PONED sudah dilengkapi dengan tersedianya USG,
alat vakum, inkubator, dan alat lainnya yang dapat digunakan dan berfungsi dengan
baik tetapi dokter belum bisa menginterpretasikan hasil USG sehingga Sebagian
pasien dirujuk ke fasilitas lain. Terdapat juga laboratorium, pemeriksaan laboratorium
sudah lengkap dan alat-alat yang digunakan sudah layak pakai, alat-alat yang
digunakan dikalibrasi 1 tahun sekali. Selain itu, penyediaan sarana transportasi
ambulans juga tersedia dalam 24 jam, dan layak pakai.
E. Method
Sistem pencatatan dan pencarian buku status pasien/rekam medis pasien sudah
menggunakan sistem komputerisasi sehingga dalam pendataan lebih mudah dan
efisien. Pencatatan dan pembagian secara komputerisasi juga dapat mengurangi
waktu tunggu pasien sehingga pasien yang datang dapat dilayani secepat mungkin.
Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan sudah dilampirkan pada rekam
medik.
F. Minute
Puskesmas melakukan pelayanan dari hari Senin hingga hari Sabtu. Pelayanan
poli umum dan poli gigi dilakukan mulai jam 07.00-14.00 WIB pada hari Senin
sampai Jumat dan pada hari Sabtu mulai jam 07.00-12.00 WIB. Sementara untuk
pelayanan PONED dilakukan 24 jam dengan pembagian kerja bidan sebanyak tiga
shift, kemudian terdapat sarana laboratorium yang beroprasi dari senin sampai sabtu
dari pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB.
25

G. Market
Wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah yang berada di Kecamatan Cimahi
Selatan merupakan daerah padat penduduk dengan rata-rata pegawai pabrik, dan
buruh yang memiliki wilayah hunian yang heterogen dengan tingkat pendidikan yang
beragam dan respon masyarakat yang beragam. Untuk penyakit-penyakit yang umum
dillakukan pemeriksaan seperti DM, asam urat, anemia, masyarakat sudah mengerti
bahwa perlu dilakukannya pemeriksaan penunjang. Tetapi untuk penyakit-penyakit
lainnya, masyarakat tidak tahu harus dilakukan pemeriksaan penunjang.

b) Proses
A. Planning
Kerjasama lintas program dengan promosi kesehatan mengenai pentingnya
datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kesehatan agar derdiagnosis lebih dini dan
menghidari komplikasi yang akan terjadi. Selain itu mengenai pentingnya melakukan
pemeriksaan laboratorium untuk menunjang diagnosis penyakit tertentu.
B. Organizing
Pelaksanaan program pengobatan bekerja sama lintas program dengan program
promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, gizi, kesehatan ibu dan anak, serta P2PM.
Penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antara pemegang program
dengan kader.
C. Actuating
 Pelayanan pengobatan rutin setiap hari kerja sesuai jadwal.
 Pelayanan PONED dilaksanakan dalam 24 jam.
 Pelayanan poli umum dan gigi setiap hari kerja sesuai jadwal.
 Pelayanan laboratorium setiap hari kerja sesuai jadwal.
D. Controlling
26

 Pencataan dan pendataan buku epidemiologi yang rapi dan dicatat


menggunakan komputerisasi untuk memudahkan pengawasan program setiap
satu minggu sekali.
 Pengawasan dilakukan oleh koordinator pemegang program dan dilaporkan
setiap akhir bulan langsung ke Kepala Puskesmas.
E. Evaluating
Evaluasi dilakukan oleh koordinator pemegang program dan dilaporkan setiap
akhir bulan ke Kepala Puskesmas untuk perbaikan program selanjutnya. Hasil jumlah
cakupan pemeriksaan rawat jalan, pemeriksaan laborarotirum di puskesmas dan
jumlah cakupan pemeriksaan yang dirujuk per tahun menjadi landasan evaluasi untuk
meningkatkan cakupan di tahun berikutnya.

c) Output
A. Availability
Pelaksanaan program pelayanan rawat jalan dilaksanakan setiap hari kerja,
kecuali hari Minggu dan hari libur nasional.
B. Acceptability
Kegiatan pemeriksaan pelayanan rawat jalan ditanggapi dengan baik oleh
masyarakat, namun masih terdapat sejumlah pasien yang tidak berkenan
memeriksakan diri ke puskesmas terutama ibu hamil yang bekerja dan lansia.
C. Accessibility
Puskesmas Melong Tengah sendiri terletak di pinggir jalan utama yang dilalui
oleh kendaraan umum yang beroperasi 24 jam dan mudah dijangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya.
D. Accountability
Pemegang program bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas, kepala
puskesmas bertanggung jawab atas program rawat jalan ke kepala Dinas Kesehatan.
E. Continuity
27

Program pelayanan rawat jalan berlangsung terus menerus sesuai dengan jadwal
dan berjalan secara berkesinambungan.
F. Care
Tingkat kepedulian pemegang program sudah cukup untuk melakukan pelayanan
rawat jalan dan merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi pada pasien dengan
diagnosis yang tidak dapat ditangani oleh dokter umum di puskesmas.
G. Competency
Petugas yang melakukan pelayanan rawat jalan adalah tenaga medis, para medis,
dan tenaga non medis yang kompeten sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku
dan sudah memenuhi tenaga puskesmas.
H. Comprehensibility
Pemahaman masyarakat mengenai pentingnya kunjungan rutin ke puskesmas
masih kurang terutama pada pasien lansia dengan penyakit kronis yang dideritanya
serta edukasi yang dilakukan tidak dapat sampai secara menyeluruh pada semua
sasaran mengingat jumlah sasaran di wilayah kerja Puskesmas Melong Tengah cukup
banyak.

Analisis SWOT
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu program di Puskesmas
Melong Tengah adalah sebagai berikut:
A. Strength
Tersedianya SDM dengan jumlah yang memadai dan sesuai kompetensi yang
melaksanakan pelayanan rawat jalan setiap hari kerja. Letak puskesmas strategis,
mudah dicapai menggunakan kendaraan umum, baik kendaraan roda empat maupun
roda dua, serta sudah tersedianya mobil ambulan beserta supirnya.
B. Weakness
Jumlah sumber daya manusia yang terbatas untuk melakukan kunjungan rumah
secara menyeluruh pada semua pasien yang tidak dapat melakukan kunjungan ke
Puskesmas.
28

C. Opportunity
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan keinginan
untuk berobat ke puskesmas cukup beragam sehingga diharapkan masyarakat yang
memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dapat memotivasi masyarakat di sekitarnya.
D. Threat
Tingkat ekonomi masyarakat yang menengah ke bawah dengan sebagian besar
pekerjaannya adalah seorang karwawan dan buruh yang memiliki waktu bekerja yang
Panjang, serta masyarakat mengah kebawah yang tidak bekerja sehingga tidak
memiliki cukup biaya untuk pergi ke puskesmas. Serta kurangnya kesadaran akan
pentingnya kesehatan.

Plan of Action (PoA)

Indikator Waktu
Sumber Daya
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Keberhasilan Pelaksanaan
Alat Tenaga
Konseling Meningkatkan Seluruh Seluruh Leaflet / Dokter, Pasien Setiap hari
dan pengetahuan pasien pasien brosur, pemegang bersedia saat
penyuluhan pasien yang yang konseling program untuk pelayanan di
mengenai mengenai datang ke datang ke promosi melakukan puskesmas
pentingnya pentingnya puskesmas puskesmas kesehatan, pemeriksaan untuk
pemeriksaan pemeriksaan petugas laboratorium konseling,
laboratorium laboratorium laboratorium rutin ataupun dan setiap
untuk dan kader khusus bulan untuk
menunjang penyuluhan
diagnosis
penyakit
tertentu

Anda mungkin juga menyukai