Anda di halaman 1dari 3

A.

PENDAHULUAN

Pada awal tahun 2020 dunia dihebohkan dengan munculnya suatu penyakit menular
yang bermula ditemukan di daerah Wuhan, Cina. Corona virus itu sendiri adalah virus yang
menyebabkan penyakit mulai dari gejala yang belum pernah di identifikasi sebelumnya pada
manusia. Tanda dan gejal umum Covid-19 antara lain yaitu gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk, dan sesak napas. Sejak ditemukan virus ini telah menyebar secara luas
hingga mengakibatkan pandemi global yang berlangsung hingga saat ini sampai saat ini
jumlah pasien terinfeksi masih bertambah diseluruh dunia. Oleh karena itu pemerintah
akhirnya memustuskan kebijakan untuk masyarakat untuk beraktivitas dari rumah agar
menghindari diri dari kerumunan.

Indonesia mengonfirmasi kasus pertama infeksi virus corona penyebab Covid-19


pada awal Maret 2020. Dampak virus Covid-19 terjadi di berbagai bidang sektor seperti
sosial, ekonomi, pariswisata,politik serta pendidikan yang tidak luput dari dampak virus
Covid-19. Pada tanggal 24 Maret 2020 Maret 2020 Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia mengeluarkan surat edara No 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan dalam masa darurat pennyebaran Covid. Dalam surat tersebut menjelaskan bahwa
proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan
untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran daring
dilakukan dengan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing sekolah. Belajar daring
(online) dapat menggunakan teknologi digital seperti google classroom, whatsap, zoom
video conference, telepon, google form, atau live chat lainnya. Adapun dampak positif dari
pandemic Covid-19 terhadap dunia pendidikan adalah bahwa keadaan ini dapat memicu
percepatan tranformasi pendidikan. Sistem daring yang berbasisis teknologi tentu
mengharuskan lembaga pendidikan, guru, siswa, bahkan orang tua, agar terampil dalam
mengoperasikan teknologi komputer dengan baik. Proses pembelajaran ini dapat
mempercepat percepatan transformasi pendidikan di Indonesia ini tentu berdampak positif
karena penggunaan teknologi dalam pendidikan selaras dengan perkembangan era revolusi
industri 4.0 yang terus berkembang maju. Adapun damapk negatifnya adalah ketika kegiatan
belajar daring siswa kurang menyerap materi disampaikan oleh guru, keterbatasan gawai dan
kuota internet sebagai fasilitas penunjang belajar daring, siswa kurang bersosialisasi.
Selama pandemi melanda sistem pendidikan di Indonesia mau tidak mau sistem
pembelajaran berganti yang awalnya tatap muka menjadi pembelajaran daring (dalam
jaringan), oleh karena itu guru dituntut untuk menyesuaikan pembelajaran dengan metode
yang baru. Guru juga dituntut untuk memahami teknologi yang digunakan pada masa
sekarang demi menyokong pembelajaran agar efektif. Banyak hal yang menghambat dan
mempengaruhi suksesnya kegiatan pembelajaran tersebut, seperti yang banyak dijumpai
pada masa pandemi yaitu antusiasme siswa yang kurang terhadap materi atau pembelajaran
yang disampaikan oleh guru. Selama kegiatan pembelajaran, siswa memang terlihat
mengikuti tetapi antusiasme nya yang kurang. Bisa terlihat pada saat zoom berlangsung,
perhatian siswa tidak fokus pada materi yang sedang dijelaskan. Pada saat ditanya secara
mendadak, siswa terlihat kebingungan untuk menjawab. Pada saat guru menjelaskan,
kemudian guru bertanya siswa cenderung diam dan menjawab sudah paham dan minim
feedback.

Untuk meningkatkan antusiasme peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yang


berlangsung, bisa strategi yang kami tawarkan yaitu: Strategi Experient Learning . Model
pembelajaran experiential learning adalah suatu model pembelajaran yang mengkonstruksi
pengetahuan melalui pengalaman. Pembelajaran akan lebih terpusat pada pengalaman-
pengalaman belajar siswa yang bersifat terbuka dan siswa mampu membimbing diri sendiri
sehingga pengalaman tersebut bisa dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Model pembelajaran
experiential learning dipilih dalam pembelajaran menulis deskripsi karena melalui model
pembelajaran ini pembelajaran tidak lagi hanya terfokus pada guru. Model pembelajaran
experiential learning ini menekankan yang dialami, yang dilihat, dan yang dipahami oleh
siswa sendiri, bukan orang lain. Cara ini dapat mengarahkan para siswa dalam hal
memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan personal
daripada siswa banyak melihat materi atau konsep. Melalui pengalaman-pengalaman
tersebut, siswa lebih mampu membimbing diri sendiri sehingga pengalaman tersebut bisa
ditu Ada pun metode yang digunakan dalam experience learning ini adalah menceritaan
pengalaman, penayangan video, dan quis. Experiential learning terdiri dari 4 tahapan, yaitu:

a. Tahapan pengalaman nyata.


b. Tahapan observasi refleksi.
c. Tahapan konseptualisasi.
d. Tahapan implementasi.

Anda mungkin juga menyukai