Theory of Planned Behavior berawal sebagai Theory of Reasoned Action pada tahun
1980 untuk memprediksi minat seorang individu untuk terlibat dalam sebuah perilaku
di waktu dan tempat tertentu. Teori ini dimaksudkan untuk menjelaskan semua
perilaku yang mana orang memiliki kemampuan untuk mengontrol diri. Komponen
kunci terhadap model ini adalah minat perilaku; niat berperilaku dipengaruhi oleh
sikap tentang kemungkinan bahwa perilaku akan memiliki hasil yang diekspetasikan
dan evaluasi subjektif risiko serta manfaat dari hasil.
TPB telah berhasil memprediksi dan menjelaskan berbagai niat dan perilaku
kesehatan antara lain termasuk merokok, meminum minuman keras, penggunaan
layanan kesehatan, menyusui dan penggunaan narkoba. TPB menyatakan bahwa
pencapaian perilaku bergantung pada motivasi (minat) dan kemampuan (kontrol
perilaku). Hal ini membedakan tiga jenis keyakinan yaitu perilaku, normatif dan
kontrol. TPB terdiri dari enam konstruksi yang secara kolektif mewakilkan kontrol
aktual dari seseorang atas perilaku tersebut.
1. Sikap. Ini mengacu pada sejauh mana seseorang memiliki evaluasi yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan dari perilaku yang menarik. Hal ini
membutuhkan pertimbangan hasil dari melakukan perilaku.
2. Minat perilaku. Ini mengacu pada faktor motivasi yang memengaruhi perilaku
tertentu, semakin kuat minat untuk melakukan perilaku, semakin besar
kemungkinan perilaku itu akan dilakukan.
3. Norma subjektif. Ini mengacu pada keyakinan mengenai apakah orang setuju
atau tidak setuju terhadap perilaku tersebut. Ini terkait dengan keyakinan
seseorang tentang apakah teman sebaya dan orang lain berpikir dia harus
terlibat dalam perilaku tersebut.
4. Norma sosial. Ini mengacu pada perilaku adat dalam kelompok, orang atau
konteks budaya yang lebih besar. Norma sosial biasanya dianggap normatif
atau standar dalam kelompok orang.
5. Persepsi kekuatan. Ini mengacu pada kehadiran faktor yang dirasakan dapat
memfasilitasi atau menghambat kinerja perilaku. Kekuatan yang dipersepsikan
berkontribusi untuk persepsi kontrol perilaku seseorang atas masing-masing
faktor tersebut.
6. Kontrol perilaku yang dipersepsikan. Hal ini mengacu pada persepsi seseorang
mengenai kemudahan atau kesulitan melakukan perilaku yang menarik.
Kontrol perilaku yang dipersepsikan berubah di berbagai situasi dan tindakan,
yang mana mengakibatkan seseorang memiliki persepsi berbeda tentang
kontrol perilaku tergantung pada situasinya. Konstruk teori ini ditambahkan
dan menciptakan pergeseran dari The Theory of Reasoned menjadi The
Theory of Planned Behavior.
Batasan The Theory of Planned Behavior
TPB telah menunjukkan lebih banyak kegunaan dalam kesehatan publik daripada
Health Belief Model, tetapi masih membatasi ketidakmampuannya untuk
mempertimbangkan pengaruh lingkungan dan ekonomi. Selama beberapa tahun
terakhir, para peneliti telah menggunakan beberapa konstruksi TPB dan
menambahkan komponen lain dari teori perilaku untuk menjadikannya model yang
lebih terintegrasi. Hal ini telah menanggapi beberapa keterbatasan TPB dalam
menangani masalah kesehatan masyarakat.