Anda di halaman 1dari 7

- Teori Kontijensi

Teori kontingensi adalah teori kesesuaian pemimpin yang berarti menyesuaikan pemimpin dengan kondisi yang tepat. Teori
yang dikemukakan oleh fiedler’s ini berpendapat bahwa, kinerja pemimpin ditentukan dari pemahamannya terhadap situasi dimana
mereka memimpin. Filosofi pola pikir teori kontingensi berdasarkan bahwa setiap organisasi memiliki karakteristik masing-masing
dan menghadapi masalah yang berbeda. Oleh karena itu pendekatan ini mempunyai pandangan bahwa situasi yang berbeda harus
dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula, dan setiap organisasi harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan
tersendiri.

Teori Kontingensi memusatkan perhatiannya pada hukum situasi (Low of The Situation). Kepemimpinan adalah merupakan
suatu situasi, yaitu suatu keadaan atau situasional yang menghendaki tuntutan dan penerapan yang berbeda-beda terhadap waktu dan
tempat Soekarso (2015). Teori ini (if-then) mendefinisikan gaya gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan masing-masing situasi
yang berbeda. Dengan kata lain, teori ini mencoba berusaha mengkaitkan antara gaya kepemimpinan dengan factor kontingensinya
yaitu berbagai situasi yang berbeda.

Dalam situasi yang berbeda maka gaya kepemimpinan yang akan diterapkan juga akan berbeda Hery (2018). Pendekatan
kontigensi mencoba untuk menerapkan berbagai pendekatan manajemen pada kehidupan nyata atau kondisi dan situasi tertentu.
Perbedaan kondisi dan situasi tertentu memerlukan pendekatan tertentu pula Usman (2016). Menurut pendekatan ini, tugas manager
ialah mengidentifikasi teknik tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi tertentu dalam mencapai tujuan organisasi karena
tidak ada satu pun teknik manajemen yang universal yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi.

Beberapa variabel kontinjensi yang dapat terjadi dalam suatu sistem pengendalian manajemen sebuah perusahaan dapat dibagi
ke dalam lima kategori Fisher (1998) dalam Purwati dan Zulaikha (2018): kategori pertama, terdiri dari variabelvariabel yang
berhubungan dengan ketidakpastian yaitu ketidakpastian tugas dan ketidakpastian lingkungan. Kategori kedua, terdiri dari variabel
kontingensi yang berhubungan dengan ketergantungan dan teknologi perusahaan. Kategori ketiga, terdiri dari industri perusahaan dan
variabel unit bisnis, seperti ukuran, diversifikasi, struktur. Kategori keempat, mencakup strategi dan misi kompetitif. Kategori terakhir,
yang diuji pada literatur pengendalian adalah factor pengawasan.

- Teori Agensi
fTeori agensi merupakan teori yang menjelaskan hubungan yang terjadi antara pihak manajemen perusahaan selaku agen
dengan pemilik perusahaan selaku pihak principal. Pihak principal adalah pihak yang memberikan perintah kepada pihak lain yaitu
agen untunk melakukan semua kegiatan atas nama principal. Pemilik perusahaan yaitu principal selalu ingin mengetahui semua
informasi yang mengenai aktivitas perusahaan, termasuk dalam aktivitas manajemen dalam hal pengoprasian dana yang di
investasikan dalam perusahaan. Melalui laporan pertanggung jawaban yang di buat manajemen selaku agen, principal mendapatkan
informasi yang di butuhkan dan sekaligus sebagai alat penilaian atas kinerja yang di lakukan agen dalam periode tertentu. Namun
dalam praktiknya adalah kecenderungan pihak agen yaitu manajemen melakuakan tindakan curang agar laporan pertanggungjawaban
yang sajikan baik dan akan memberikan keuntungan pada pihak principal, sehingga kinerja yang dilakukan agen terlihat baik. Maka
untuk meminimalisir kejadian tersebut diperlukan bantuan pihak ketiga yang independen, yaitu seorang auditor. Dengan bantuan dari
auditor maka laporan keuangan yang di sajikan oleh agen lebih dapat di percaya (reliable).

Teori agensi ini dapat membantu seorang auditor untuk memahmi masalah yang terjadi antara agen dan principal. Dalam
konteks keagenan peran pihak ketiga berfungsi untuk memonitori perilaku manajemen selaku agen dan memastiakan agen bertindak
sesuai dengan kehendak principal. Auditor dianggap sebagai pihak yang mampu menjembatani pihak principal dan agen sebagai
bentuk pertanggungjawaban pihak agen kepada pihak principal. Tugas yang dimiliki auditor ialah untuk memberiakan opini atas
kewajaran dari hasil laporan keuangan yang disajikan oleh agen yang kendalanya dapat dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan oleh
auditor.

- Teori of Planned Behaviour (Teori Perilaku yang direncanakan)

Teori of Planned Behaviour merupakan teori yang menjelaskan perilaku manusia berasal dari niat individu yang mana
dipengaruhi oleh sikap individu terhadap perilaku, norma subjektif, dan control perilaku individu tersebut.
Dari gambar di atas, teori perilaku rencanaan (theory of planned behavioral) dapat memiliki 2 fitur yaitu :

- Teori ini mengansumsi bahwa kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) mempunyai implikasi motivasional
terhadap minat. Orang – orang yang percaya bahwa mereka tidak mempunyai sumber- sumber daya yang ada atau tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu mungkin tidak akan membentuk minat berperilaku yang kuat
untuk melakukannya walaupun mereka mempunyai sikap yang positif terhadap perilakunya dan percaya bahwa orang lain
akan menyetujui seandainya mereka melakukan perilaku tersebut. Dengan demikian diharapkan terjadi hubungan antara
kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) dengan minat yang tidak dimediasi oleh sikap dan norma
subyektif. Di model ini ditunjukkan dengan panah yang mennghubungkan kontrol perilaku persepsian ( perceived
behavioral control) ke minat.
- Fitur kedua adalah kemungkinan hubungan langsung antara kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control)
dengan perilaku. Di banyak contoh, kinerja dari suatu perilaku tergantung tidak hanya pada motivasi untuk melakukannya
tetapi juga kontrol yang cukup terhadap perilaku yang dilakukan. Dengan demikian. Kontrol perilaku persepsian (perceived
behavioral control) dapat mempengaruhi perilaku secara tidak langsung lewat minat, dan juga dapat memprediksi perilaku
secara langsung. Di model hubungan langsung ini ditunjukan dengan panah yang menghubungkan kontrol persepsi
perilaku (perceived behavioral control) langsung ke perilaku (behavior).

Teori perilaku rencanaan mengganggap bahwa teori sebelumnya mengenai perilaku yang tidak dapat dikendalikan sebelumnya
oleh individu melainkan, juga dipengaruhi oleh faktor mengenai faktor non motivasional yang dianggap sebagai kesempatan atau
sumber daya yang dibutuhkan agar perilaku dapat dilakukan. Sehingga dalam teorinya, Ajzen menambahkan satu dertiminan lagi,
yaitu kontrol persepsi perilaku mengenai mudah atau sulitnya perilaku yang dilakukan. Oleh karena itu menurut TPB, intensi
dipengaruhi oleh tiga hal yaitu: sikap, norma subjektif, kontrol perilaku (Asadifard, Rahman, Aziz, & Hashim, 2015).

- Teori Akuntansi Sosial

Akuntansi sosial adalah sebuah proses pengklasifikasian, pengukuran dan pengungkapan dampak hubungan antara perusahaan
dengan lingkungan sosial. Akuntansi sosial menurut Ramanathan (2005) didefinisikan suatu proses pemilihan variable-variable,
ukuran, dan prosedur pengukuran dari kinerja social tingkat perusahaan yang secara sistematis mengembangkan informasi yang
berguna untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan dan mengkomunikasikan informasi seperti itu kepada kelompok-kelompok
sosial yang berkepentingan baik di dalam maupun di luar perusahaan.

Beberapa teknik pengungkapan akuntansi sosial menurut Harahap (2002) antara lain:

1. Pengungkapan melalui surat kepada pemegang saham dalam annual report atau lainnya;
2. Pengungkapan melalui catatan atas laporan keuangan;
3. Pengungkapan dalam laporan tambahan seperti akun biaya pemeliharaan lingkungan, dan sebagainya.

- Teori Komunikasi

Secara umum, teori komunikasi ini dapat diartikan sebagai bentuk pandangan serta strategi yang bermanfaat membentuk kerangka
kerja dan digunakan sebagai alat mendukung kegiatan yang hendak dilakukan. Dalam proses komunikasi, teori ini memegang peranan
sebagai pembina yang memiliki fungsi untuk membentuk dan merangkai kaidah komunikasi.

Jenis-Jenis Teori Komunikasi di Dunia

- Teori Komunikasi Behaviorisme

Teori komunikasi tersebut berisi tentang seluruh tindakan maupun perilaku yang bisa mencakup tindakan maupun balasan terhadap
hal yang diberikan atau rangsangan. Teori ini bisa diartikan sebagai tindakan yang memiliki balasan dengan bentuk respon. Jika
seorang individu mendapatkan rangsangan, kemudian individu tersebut berhasil menerima dan mengamati, maka akan lebih mudah
memperkirakan apa tanggapan maupun responnya.

- Teori Komunikasi Operant Conditioning

Teori komunikasi Operant Conditioning ditemukan oleh ahli psikologi bernama Skinner pada tahun 1904 – 1990.Skinner memiliki
tujuan mencantumkan psikologi dalam komunikasi untuk membantu mengendalikan perilaku. Teori ini dapat dikatakan sebagai
prosedur untuk membantu pemberian motivasi tingkah laku yang bisa berakibat terulangnya atau hilangnya tingkah laku tersebut.
Penggunaan teori komunikasi Operant Conditioning kepada murid sangat dianjurkan sebab Teori ini bisa memberikan jaminan
terhadap Respon yang diberikan. Guru bisa menjadi pembimbing murid yang memiliki peran untuk mengontrol maupun membimbing
siswa. Hal tersebut berguna untuk mencapai goal dari kegiatan belajar mengajar.

- Teori Belajar Sosial

Kemudian ada teori belajar sosial dari Albert Bandura.Bandura merupakan seorang psikolog asal Kanada dan memberikan tanggapan
bahwa perilaku manusia dalam berinteraksi memiliki pola timbal balik yang berkelanjutan. Proses interaksi tersebut terjadi karena
adanya pengaruh lingkungan dan perilaku kognitif antar individu. Pada teori tersebut, Bandura menjelaskan ada 4 tahapan belajar
sosial: tahapan kegiatan pembelajaran sosial yang terjadi karena adanya perhatian dari seseorang atau lebih individu. Kapan kedua,
ada proses pembelajaran sosial melalui Ingatan. Tahapan ketiga, proses pembelajaran sosial dilakukan dengan tindakan dari individu.
Tahapan ke-4, individu melaksanakan proses pembelajaran sosial dengan motivasi dari dalam diri sendiri.

- Teori Komunikasi Sibernetik oleh Wiener

Teori ini berisi tentang suatu sistem yang menjadi pengontrol untuk kegiatan komunikasi, baik antara lingkungan dengan sistem
maupun sistem dengan sistem itu sendiri. Kegunaan utama dari pengontrol ini untuk mengamati dan biasanya diterapkan pada siswa
yang ingin meraih hasil efektif.

- Teori Komunikasi Birokrasi Oleh Max Weber

Teori ini mengangkat model dari birokrasi yang sering dimanfaatkan untuk meraih komunikasi antar organisasi yang lebih efektif.
Teori ini merupakan teori yang digunakan oleh organisasi untuk berkomunikasi. Dalam teori komunikasi birokrasi ini Max Weber
memberikan ciri khusus struktural yang memiliki kaitan nya dengan birokrasi dan organisasi.
- Teori Harapan

Teori pengharapan (atau teori motivasi pengharapan) mengusulkan seorang individu akan berperilaku atau bertindak dengan cara
tertentu karena mereka termotivasi untuk memilih perilaku tertentu atau perilaku lain karena hasil yang mereka harapkan adalah
perilaku yang akan dipilih. Pada dasarnya motivasi pemilihan perilaku ditentukan oleh keinginan hasilnya.

Teori pengharapan memiliki tiga komponen yaitu pengharapan, instrumentality dan valensi.

1. Pengharapan: usaha (effort) → kinerja (performance) (E→P)

Harapan adalah keyakinan bahwa upaya seseorang € akan menghasilkan pencapaian kinerja yang diinginkan (P).

 Self efficacy
Keyakinan seseorang tentang kemampuan mereka untuk berhasil melakukan perilaku tertentu. Individu akan menilai apakah
mereka telah memiliki keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka.
 Goal difficulty
Ketika tujuan ditetapkan terlalu tinggi atau kinerja harapan yang dibuat terlalu sulit. Ini kemungkinan besar akan menyebabkan
harapan rendah. Hal ini terjadi ketika individu percaya bahwa hasil yang diinginkan tidak tercapai.
 Perceived control
Individu harus percaya bahwa mereka memiliki beberapa tingkat control atas hasil yang diharapkan. Ketika individu merasa
bahwa hasilnya adlaah di luar kemampuan mereka untuk mempengaruhi, harapan dan dengan demikian motivasi, rendah.

2. Instrumentality: kinerja (performance) → hasil (outcome) (P→O)

Instrumentality adalah keyakinan bahwa seseorang akan menerima upah jika ekspektasi kinerja terpenuhi. Reward ini dapat hadir
sendiri dalam bentuk kenaikan gaji, promosi, pengakuan atau prestasi. Instrumentality rendah ketika reward adalah sama untuk semua
kinerja yang diberikan.Cara lain hasil instrumentality bekerja adalah komisi. Dengan kinerja komisi secara langsung berkorelasi
dengan hasil (berapa banyak uang dihasilkan). Jika kinerja tinggi dan banyak barang yang dijual semakin banyak uang yang akan
dihasilkan.Faktor yang terkait dengan instrumentality individu untuk hasil adalah kepercayaan, kontrol dan kebijakan:

 Mempercayai orang-orang yang akan memutuskan siapa mendapat hasil apa, berdasarkan kinerja.
 Pengendalian bagaiman keputusan dibuat, siapa mendapat apa hasilnya.
 Kebijakan pemahaman tentang korelasi antara kinerja dan hasil.

3. Valence: V (R) hasil (outcome) → reward

Valence: nilai suatu individu ditempaykan pada imbalan dari hasil, yang didasarkan pada kebutuhan mereka, tujuan, nilai-nilai dan
sumber motivasi. Faktor-faktor yang berpengaruh termasuk nilai-nilai, kebutuhan, tujuan, preferensi seseorang dan sumber yang
memperkuat motivasi mereka untuk hasil tertentu. Valence ditandai dengan sejauh mana seseorang menghargai hasil atau imbalan
yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai