Anda di halaman 1dari 3

Summary of The Evolution of the Concept of ‘Management Control’: Towards a Definition

of ‘Performance Management System’

Melalui berbagai studi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa definisi dari sistem
manajemen kinerja (PMS) adalah suatu mekanisme, proses, system, dan jaringan formal dan
informal yang terus berkembang dan digunakan sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya.
Hal ini akan membantu perusahaan untuk melakukan strategi berkelanjutkan sebagai pendukung
perusahaan. Dalam bab ini akan berfokus pada pendekatan kontrol ekonomi yang diawali secara
teoritis, dilanjutkan dengan pandangan secara manajerial, evolusi dari definisi pengendalian
manajemen, dan diakhiri dengan literatur Italia sehingga menghasilkan kesatuan pandangan yang
berasal dari perspektif nasional dan internasional.

Terdapat berbagai teori ekonomi terkait dengan pengendalian perusahaan, dimana pastinya setiap
teori berkontribusi dalam kontrol organisasi. Pertama, teori principal-agent, hal ini mengarah
kepada perbedaan kepentingan yang sering terjadi antara pemilik dan manajer. Dimana, pemilik
lebih berfokuskan kepada laba perusahaan sedangkan manajer berfokuskan pada fungsi mereka
sendiri. Sehingga, solusi yang dihasilkan adalah kerjasama antara pemilik dan manajer untuk
mencapai tujuan yang sama. Kedua, teori transaction cost, teori ini berfokus pada batasan
perusahaan. Melalui teori ekonomi tidaklah cukup untuk menyesuaikan mekanisme perusahaan
sehingga diperlukan teori non-ekonomi untuk memenuhi celah lain.

Teori non-ekonomi pertama adalah teori sosiologis yang berfokus pada interaksi dan perilaku
setiap individu dalam organisasi. Teori sosiologis pertama adalah fungsionalisme yaitu
memperhatikan fungsi sebuah perusahaan baik dari perspektif internal maupun eksternal. Kedua,
teori system umum (GST) yang menjadikan organisasi sebagai suatu system yang saling terkait
satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ketiga, teori kontingensi yaitu teori yang
menyatakan bahkan efektifitas kinerja suatu organisasi bergantung pada kecocokan variable
organisasi dan karakteristik dari lingkungan organisasi tersebut. Ketiga, teori birokrasi dimana
system yang digunakan haruslah birokrasi rasional yang melaksanakan tugas bersifat spesialisasi.
Selain teori sosiologis, terdapat teori psikologis dalam organisasi kontrol. Dalam organisasi,
mengidentifikasi kontak psikologis atau perilaku antar individu sangatlah penting. Hal ini
dilakukan untuk mengembangkan fleksibilitas dan adaptasi setiap indivitu untuk
mempertahankan kelangsungan organisasi. Terakhir adalah teori perilaku, teori ini merupakan
dua perspektif sebelumnya yaitu teori sosiologis dan psikologis. Pada dasarnya, kontrol
organisasi mengaitkan interaksi perilaku yang harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin di
capai di masa depan dan keputusan sehari-hari yang diambil sesuai dengan perencanaan.

Seletah pembahasan analisis melalui empat teori utama yaitu ekonomi, sosiologis, psikologis,
dan perilaku. Pembahasan dilanjutkan dengan melihat kembali literatur manajeman yang
berfokus pada kontrol perusahaan. Melalui teori-teori yang ada hal ini mengacu pada aplikasi
kontrol manajemen. Dimana dalam organisasi pengendalian manajemen adalah yang yang dasar
dan sangatlah penting melalui intruksi dan panduan agar mencapai tujuan organisasi.
Pengendalian manajemen ini harus di dasari dengan perencanaan yang strategis dan efisien agar
semua pekerjaan dapat terselesaikan secara efektif. Untuk memperluas kontrol manajemen,
perusahaan harus dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan perilaku setiap
karyawannya. Untuk mengembangkan dan mempertahankan manajemen kerja yang dinamis
maka perlu pemantauan baik dari internal maupun eksternal perusahaan. Baru-baru ini kontrol
manajemen difokuskan kepada minat tata Kelola perusahaan dan konsep manajemen resiko,
perubahan yang terus terjadi menghasilkan evolusi terhadap konsep kontrol manajemen agar
dapat memperluas batasnya.

Sistem pengendalian manajemen diaplikasikan pada kinerja perusahaan. Mulai tahun 70-an
terjadi perubahan besar yang mempengaruhi manajemen kontrol yang menekankan kontrol
kualitas, bahan, dan pengendalian persediaan. Pada tahun 80-an, manajemen kontrol berfokus
pada performa finansial untuk kelangsungan jangka Panjang hidup perusahaan. Namun
persegeran ini tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah, dimana butuh pehitungan pengukuran
kerja yang seimbang. Hal ini menyebabkan adanya pergeresan ke balanced scorecard (BSC).

Sistem manajemen kerja (PMS) merupakan mekanisme organisasi yang dikembangkan untuk
mengimplementasikan strategi perusahaan melalui analisis, perencanaan dan pengaturan.
Pengembangan terhadap PMS menghasilkan sistem manajemen kinerja strategis (SPMS) yaitu
system yang menggunakan informasi untuk menghasilkan perubahan positif dalam organisasi.
Pengembangan hal ini terjadi untuk menciptakan keselarasan antara tujuan organisasi dan
manajer. Baru-baru ini selain memperhatikan kinerja sosial, hal ini ditambah dengan
memperhatikan kinerja lingkungan.

Dalam literatur Italia, akuntansi memegang peran yang sangat penting dalam kontrol
administrasi ekonomi. Tidak hanya berfokus dengan kontrol ekonomi, terdapat perbedaan
perspektif lain yang menekankan perencanaan yang strategis, kontrol tugas, dan pengendalian
manajeman. Pada akhirnya, perencanaan strategis dan kontrol maanjemen harus berjalan dalam
satu proses.

Kesimpulannya, revolusi pengendalian manajemen menganalisis pengukuran kinerja dan konsep


manajemen. Diawali dari bentuk tradisional yang moneter, berkembang menjadi lebih luas dan
strategis. Selain itu, dahulu yang hanya berfokus pada satu hal berkembang menjadi melihat
berbagai aspek sehingga tidak berfokuskan hanya dengan pengukuran, keuntungan, dan kinerja.
Tetapi, fokus kepada masalah manajerial dan peningkatan kontrol manajemen.

Anda mungkin juga menyukai