Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi Cerebral Palsy

Cerebral Palsy adalah kondisi neurologis yang terjadi permanen tapi tidak

mempengaruhi kerusakan perkembangan saraf karena itu bersifat non progresif pada lesi

satu atau banyak lokasi pada otak yang immatur. Cerebral Palsy adalah akibat dari lesi

atau gangguan perkembangan otak bersifat non progresif dan terjadi akibat bayi lahir

terlalu dini (premature). Definisi motorik dapat ditemukan pada pola abnormal dari

postur dan gerakan (Hardiman; 2013).

Secara umum, Cerebral Palsy yang dikenal sebagai gangguan yang berefek pada

gerakan dan postur. Pada cerebral palsy spastic otot-otot menjadi kaku. Tipe ini

digolongkan berdasarkan bagian mana dari tubuh yang terpengaruh. Spastik Diplegi

merupakan gangguan yang mengenai pada keempat ekstremitas tubuh (ekstremitas atas

dan bawah) dengan tingkat spastic ekstremitas bawah lebih berat dari pada ekstremitas

atas (Saputri; 2015).

B. Etiologi

Penyebab cerebral palsy sangat bervariasi biasanya tergantung pada suatu

klasifikasi yang luas yang meliputi terminology tentang anak yang secara neurologic

sakit sejak dilahirkan, anak yang lahir kurang bulan dengan berat badan lahir rendah yang

beresiko cerebral palsy dan terminology tentang anak yang lahir dalam keadaan sehat dan

mereka yang mengalami resiko cerebral palsy setelah masa kanak-kanak. Periode

terjadinya kerusakan otak dikelompokan dalam 3 katergori yaitu masa prenatal, perinatal,

dan post natal.

1) Prenatal Pada masa ini banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan otak,

antara lain :
(1) faktor herediter atau genetik.

(2) infeksi virus (rubella, herpes), bakteri dan parasit (toxoplasmosis).

(3) anoxia janin yang disebabkan oleh perdarahan akibat pemisahan plasenta yang

terlalu dini atau kelainan pertumbuhan plasenta.

(4) inkompatibilitas rhesus (Rh) yang meliputi : anemia hemolitik,

hiperbilirubinemia, dan eritroblastosis janin.

(5) gangguan metabolik ibu : diabetus mellitus.

(6) gangguan perkembangan yang meliputi kelainan pertumbuhan otak, vaskuler,

struktur skeletal.

2) Perinatal Pada masa ini faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan otak diantaranya :

(1) pecahnya pembuluh darah otak.

(2) kompresi otak akibat proses persalinan yang lama atau sulit.

(3) asfiksia akibat sedasi obat.

(4) gawat janin dalam persalinan.

(5) solutio placentae.

(6) placentae previa.

(7) prematuritas.

3) Post natal Pada masa ini faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan otak diantaranya :

(1) gangguan pembuluh darah otak.

(2) cedera kepala.

(3) infeksi otak yang disebabkan bakteri atau encephalopati virus.

(4) keadaan toksik seperti keracunan Pb (plumbum / timah hitam).

(5) anoxia karena tenggelam.


(6) serangan epilepsy.

(7) tumor.

(8) cardiac arrest (Saputri; 2015).

C. Tanda & Gejala

CP spastic diplegi adalah ditandai dengan spasme, hipertonik, dengan demikian

otot-otot kaku dan gerakan kaku. Diplegi adalah paralisis yang menyertai kedua sisi

tubuh, paralisis bilateral. Diplegia merupakan salah satu bentuk CP yang utamanya

mengenai kedua belah kaki (Saputri; 2015).

D. Patofisiologi

CP spastic diplegi dari beberapa literature diasumsikan oleh karena adanya

haemorage dan periventricular leukomalacia pada area substansi alba yang merupakan

area terbesar dari kortek motor. Periventrium leukomalacia adalah nekrosis dari substansi

alba sekitar ventrikel akibat menurunnya kadar oksigen dan arus darah pada otak yang

biasanya terjadi pada spastic diplegi. Periventricular leukomalacia sering terjadi

bersamaan dengan lesi haemoragic dan potensi terjadi selama apnoe pada bayi premature

(Saputri; 2015).

E. Klasifikasi

CP diklasifikasikan berdasarkan tipe motor dan distribusi topografis. Klasifikasi

berdasarkan tipe motor mungkin termasuk istilah kejang, diskinetik, ataksik, hipotonik,

dan Campuran. Istilah yang paling umum digunakan dalam klasifikasi distribusi topografi

adalah hemiplegia, diplegia, dan quadriplegia, tapi istilahnya monoplegia, paraplegia,

triplegia, double hemiplegia dan tetraplegia juga digunakan. Istilahnya sangat bervariasi,

tetapi yang lebih penting, klasifikasi berdasarkan tipe motor dan topograf. Tingkat
klasifikasi keparahan CP dijelaskan dalam istilah subjektif seperti ringan, sedang, dan

berat (Graham; 2005).

F. Kesimpulan

CP Spastik Diplegi adalah suatu gangguan tumbuh kembang motorik anak yang

disebabkan karena adanya kerusakan pada otak yang terjadi pada periode sebelum,

selama dan sesudah kelahiran yang ditandai dengan kelemahan pada anggota gerak atas,

dengan karakteristik tonuspostural otot yang tinggi terutama pada region trunk bagian

bawah menuju ekstremitas bawah. Pada CP spastic diplegi kadang-kadang disertai

dengan retardasi mental, kejang dan gambaran ataksia.


Daftar Pustaka

Hardiman, B. (2013). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Cerebral Palsy Quadriplegi


Dengan Metode Neuro Development Treatment ( NDT) di Yayasan Sayap Ibu
Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Saputri, O. D., (2015). Penatalaksanaan Fisioterapi Untuk Penderita Cerebral Palsy
Spastik Diplegi di PNTC Karanganyar. Naskah Publikasi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Graham, H.K., M. D., F. R. C. S., F. R. A. C. S. (2005). Classifying Cerebral Palsy.
Journal Pediatr Orthop. 25(1). 127-129

Anda mungkin juga menyukai