Anda di halaman 1dari 4

UAS

FILSAFAH SILAT

Dosen Pembimbing :
Zulkifli, S.Kar.,M.Hum

Diajukan oleh :
Nama: Ravi Mahendra
Nim: (0411216)

INSTITUT SENI INDONESIA PADANG PANJANG


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
PROGRAM STUDI KRIYA SENI
2021

1. Jelaskan arti kata silat dan makna filosofi silat bagi orang Minangkabau.

Dalam masyarakat Minangkabau keberadaan Silek adalah identitas khas dari budaya dan Adatnya.
Masyarakat Minangkabau ketika Bermain silek akan terlihat bahwa mereka berasal Dari
Minangkabau. Seorang yang memiliki Kemampuan silek Minang diharapkan menjadi “parik pagar
nagari”, seseorang yang mampu Menjadi keamanan dan pelindung dari Nagari.

Selain dari silek fisik, dikenal juga bentuk silek Lain yang lebih mengutamakan perkataan dan
Kalimat, mengedepankan diplomasi dalam bentuk Petatah petitih, disebut juga sebagai silek lidah.
Pada upacara adat ditampilkan kumpulan pesilek Minang, yang menampilkan sebuah tarian khusus,
Yang disebut sebagai tari Gelombang. Selain itu Juga dikenal sebuah bentuk silek yang ditampilkan
Sebagai bentuk hiburan, disebut sebagai randai.

Silek Minang memiliki adagium “Silek lahia Mencari kawan, Silek Batin mencari Tuhan”. Dalam
pengertian tersebut Silek Minang tidak Melulu soal gerak serang bela, atau melukai orang Lain, tapi
dalam pengertian utamanya Silek Minang Berbicara soal hubungan saling menghormati Antara
manusia dan sebagai bentuk penyembahan Kepada Tuhan. Pada sebuah sasaran, umumnya
Diajarkan tidak hanya satu bentuk aliran, dhasiBeragam aliran tersebut di tingkat sasaran disusun
Rangkaian gerak, yang menjadi ciri khas dari hasil Dari proses kreatif pendiri sasaran

2. Kenapa orang Minangkabau jua mengatakan silat tersebut langkah atau melangkah, dan
jelaskan makna langkah 3, langkah 4, dan langkah 9 dalam permainan silat orang Minangkabau.

 Silat Langkah Tigo ( langkah tiga )

pada asalnya milik Kuciang Siam, Harimau Campo, dan Kambiang Hutan ; yang secara geografis
berasal dari daratan Asia Tenggara. Akan tetapi setelah berada di Minangkabau disesuaikan dengan
kepribadian yang diwarnai pandangan hidup, yaitu agama Islam.

Di masa itu agama Islam belum lagi secara murni di amalkan, karena pengaruh kepercayaan lama
dan berbagai filsafat yang dianut belum terkikis habis dalam diri mereka. Namun dalam ilmu silat
pusaka yang berbentuk Langkah Tigo dan juga dinamakan Silek Tuo, mulai disempurnakan dengan
mengisikan pengkajian faham dari berbagai aliran Islam.

Memperturunkan ilmu silat tidak boleh sembarangan. Faham Al Hulul / Wihdatul Wujud memegang
peranan, terutama dalam pengisian kebatinan ( silat batin ). Tarekat ( metode ) pendidikan Al Hallaj
yang diwarnai unsur-unsur filsafat pythagoras yang bersifat mistik menjadi pegangan bagi guru-guru
silat untuk tidak mau menurunkan ilmu silat kepada sembarangan orang.

Angka 3 sebagai “hakikat” menjadi rahasia dan harus disimpan. Untuk menjamin kerahasiaannya,
maka ilmu silat tidak pernah dibukukan. Dalam pengalaman dan penelitian yang dilakukan
kenyataan menunjukkan, bahwa amanat ” suatu pengkajian yang bersifat rahasia ” itu sampai kini
masih berlaku bagi orang tua-tua Minangkabau.

Kalau sekarang, rahasia itu dinyatakan dalam berbagai dalih, misalnya : akan menimbulkan
pertentangan nantinya dengan ajaran yang dianut oleh masyarakat awam. Akan mendatangkan
bahaya sebagai akibat ” Tasaluek dek kaji ” , seperti: gila.

 Langkah Ampek dalam Silek Minang


Pembentukan Silat Langkah Ampek oleh Ninik Datuk Suri Diraja di Pariangan serentak dengan Silat
Langkah Tigo. Silat Langkah Ampek, berasal dari gerak-gerak silat Anjiang Mualim dan
pengawasannya turun temurun juga diserahkan pada Harimau Campo, yang dapat menjelma bila
disalahi

membawakannya. Oleh karena si penciptanya telah menyeragamkan bentuk dan metode serta
pengisiannya. Maka silat Langkah Ampek pun dimulai dengan Tagak Alif.

Perbedaannya terletak pada perhitungan angka yaitu 4, sebagai angka istimewa (ingat mistik
Pythagoras). Walaupun bersifat mistik dan sukar dipahami bagi awam, namun bagi Pesilat sangat
diyakini kebenarannya. Sewaktu membuka Langkah Ampek dilakukan konsentrasi pada Alif, Lam,
Lam, Hu.

 Langkah Sambilan dalam Silek Minang

Perhitungan langkah dalam Silat Minang yang terakhir adalah sembilan. Dari mana datangnya angka
sembilan. Dalam pengkajian silat dinyatakan sebagai berikut: Langkah 3 + Langkah 4 = langkah 7. Itu
baru perhitungan batang atau tonggaknya. Penambahan 2 langkah adalah :

Tagak Alif gantung dengan penekanan pada ” Illa Hu ” ini diartikan satu langkah.

Mim Tasydid dalam kesatuan Allah dan Muhammad, gerak batin yang menentukan, berarti satu
langkah.

Menurut faham Al Hulul bahwa apabila yang Hakikat menyatakan dirinya atau memancarkan
sinarnya dalam realitasNya yang penuh; itulah keindahan. Pesilat itu adalah seniman dan seorang
seniman adalah orang yang tajam dan tilik pandangannya, yang dapat melihat keindahan Ilahi dalam
dirinya. (Gazalba,IV/1973:527)

Silat Langkah sembilan biasanya dibawakan sebagai “Pencak” (Minangkabau: Mancak), artinya :
Menari. Dalam kata majemuk “Pencak-Silat” dimaksudkan “Tari Silat”. Langkah Sembilan
memperlihatkan pengembangan gerak-gerak ritmis, dengan tidak meninggalkan unsur-unsur gerak
silat

3. Kenapa laki-laki Minangkabau seolah diwajibkan belajar silat, sementara wanitanya tidak???,
apa fungsi dan kegunaan silat bagi orang Minangkabau.

BARAJA BASILEK (Belajar ilmu beladiri silat). Meskipun tak ada catatan pasti tentang sejak kapanya
orang Minangkabau belajar silat, yang jelas dari beberapa literatur dijelaskan, olahraga silat
merupakan seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, yang
diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kenapa? Karena masyarakat
Minangkabau bisa dikatakan juga memiliki tabiat yang suka merantau semenjak beratus-ratus tahun
yang lampau.

Jadi sangat wajar, jika setiap anak nagari di Sumatera Barat belajar silat sebagai salah satu modal
sebelum pergi merantau. Maksudnya, setiap anak nagari Minang yang akan merantau, tentu harus
punya bekal untuk menjaga diri. Kemudian, belajar silat untuk pertahanan nagari terhadap ancaman
dari pihak luar.
Namun sangat disayangkan data ilmiah tentang asal muasal silat tersebut tak punya catatan ilmiah
juga. Bahkan, katanya, tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut,
diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan.
Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain.

Untuk alasan diatas maka masyarakat Minangkabau pada zaman dahulunya perlu memiliki sistem
pertahanan untuk mempertahankan negerinya dari ancaman musuh kapan saja. Jadi secara
fungsinya silat dapat dibedakan menjadi dua yakni:

1. Sebagai alat untuk panjago diri [pembelaan diri dari serangan musuh]
2. Sebagai alat untuk panjago nagari [sistem pertahanan negeri]

4 . Apa dan bagaimana hubungan silat dengan seni budaya Minangkabau lainnya.

Keberadaan silek saat ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat Minangkabau sebagai pewaris
kebudayaan ini. Namun telah diketahui oleh masyarakat luas hingga dunia internasional. Dalam
perkembangan ini, para pelaku dan penggiat silek di Minangkabau juga berupaya untuk berinovasi
dalam mempertahankan dan memperkenalkan silek sebagai jati diri, kebudayaan dan beladiri asli
masyarakat Minangkabau, dalam pembelajaran tersebut kita perlu balajar seni budaya Minangkabau

Anda mungkin juga menyukai