Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“PHC (”Primary Health Care)”

Kelompok 3 :

ANNISA

EGELTI MEIDONA PUTRI

LATHIFA HARSYAH

NADYA MAHARANI

REZI AULIA BUSMAN

WAFIQ AZIZAH

Dosen Pembimbing:

Tasman, S.Kp, M. Kep, Sp. Kom

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “PHC” Dalam penyusunan
makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari teman-teman
dan bimbingan dari dosen pembimbing sehingga kami dapat menyelesaikan resume ini
dengan baik.
Dengan adanya resume ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan doanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca resume ini
dan dapat mengetahui tentang “PHC”. Kami mohon maaf apabila makalah ini mempunyai
banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan
dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga resume sederhana ini bermanfaat bagi
pembaca maupun saya.

Padang, 10 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………….......
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………......
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………………....….....

BAB II KAJIAN TEORI

A. Sejarah Singkat PHC……………..……………………………………………….….....


B. Definisi PHC…………………….....…………………………………………….…......
C. Tujuan PHC…….………………….……………………………………………….........
D. Fungsi PHC…………………………………………………………………....…...........
E. Prinsip Dasar PHC………………………………………………………………….........
F. Elemen PHC …………………………………………………………………....….........
G. Ciri-Ciri Pelaksanaan PHC ………………………………………………………….......
H. Fakta- Fakta Mengenai PHC……………………………………………………….........
I. Komponen- Komponen PHC………………………………………………………........
J. Fokus PHC…………………………………………………………………....…............
K. Tanggung Jawab Perawat Dalam PHC …………………………………………….........
L. Analisis Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer dalam Manajemen Penatalaksanaan
Penyakit Kronis Lansia………………………………………………………………
M. Analisis Keterbatasan Sistem Penanganan Kegawatan Daruratan Pada Pelayanan Ugd
Puskesmas/ Primary Health Care Center; Literatur Review……………………………….
N. Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Nursing Center di Puskesmas Kota Bandung…

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………………….………......

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Deklarasi Alma Atta tahun 1978 merupakan tonggak utama dalam pengembangan
konsep pelayanan kesehatan primer untuk mewujudkan health for all. Konsep pelayanan
primer menjadi fokus kebijakan di banyak negara di dunia. Hal ini sebagai respon
terhadap meningkatnya kesenjangan akses pelayanan kesehatan yang sangat jelas di
banyak negara berkembang. Penguatan pelayanan kesehatan primer juga menjadi fokus
utama World Health Organization (WHO) dalam “The 2008 Annual Report” yang
menyatakan WHO mendorong negara berkembang untuk melakukan reformasi dalam
rangka penguatan pelayanan kesehatan primer. Empat reformasi yang harus dilaksanakan
semua negara yaitu reformasi Universal Coverage, penyediaan layanan, kebijakan
publik, dan kepemimpinan. Dengan melakukan reformasi tersebut, sistem kesehatan
nasional dapat menjadi lebih jelas, lebih efektif dan efisien (WHO, 2008).
Konsep pelayanan kesehatan primer sebagai gatekeeper dikembangkan oleh
Primary Care Center John Hopkins University, meliputi 4 domain utama yaitu first
contact care (fungsi kontak pertama), continuity care (fungsi koordinasi layanan),
coordination care (fungsi koordinasi layanan) dan comprehensiveness care (fungsi
comprehensif layanan) (Starfield, 1994). Konsep ini diadopsi oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan menjadi salah satu indikator performa BPJS yang
tercantum dalam Buku Panduan Praktis Gate Keeper Concept BPJS Kesehatan.
Menurut Perpres No. 12 tahun 2013 tentang JKN, penyelenggaraan pelayanan
kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap harus dilakukan dengan sistem berjenjang
melalui pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer), pelayanan kesehatan tingkat
kedua (sekunder) dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier). Dalam hal ini
seharusnya pasien dapat memasuki pelayanan kesehatan yang lebih tinggi melalui
rekomendasi dari dokter di pelayanan kesehatan primer. Jika fungsi gatekeeper berjalan
dengan baik maka hanya pasien yang benar-benar membutuhkan perawatan lanjutan
yang dapat ditujuk ke Rumah Sakit (FKTL).
Dalam Permennkes 75/2014, Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan
primer menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama, dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam pelaksanaan saat ini
Pelayanan kesehatan di puskesmas lebih terfokus pada aspek kuratif (Muninjaya, 2014).
Idealnya peran Puskesmas sebagai gatekeeper mampu menggeser paradigma sakit
dimana puskesmas hanya sebagai penyedia pengobatan bagi orang sakit (kuratif) menjadi
paradigma sehat. Oleh karena itu fungsi Puskesmas sebagai gatekeeper menjadi sangat
penting sebagai kontak pertama dan penapis rujukan serta pada konsep gatekeeper
tersebut juga meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan
secara menyeluruh (Starfield, 1994) (BPJS, 2014).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi PHC?
2. Apa saja tujuan PHC?
3. Apa saja fungsi PHC?
4. Apa saja prinsip dasar PHC?
5. Apa saja elemen PHC?
6. Apa saja ciri-ciri pelaksanaan PHC?
7. Bagaimana fakta- fakta mengenai PHC?
8. Apa saja komponen- komponen PHC?
9. Apa saja tanggung jawab perawat dalam PHC?
10. Bagaimana dengan analisis kebijakan pelayanan kesehatan primer dalam manajemen
penatalaksanaan penyakit kronis lansia?
11. Bagaimana dengan analisis keterbatasan sistem penanganan kegawatan daruratan
pada pelayanan ugd puskesmas/ primary health care center; literatur review?
12. Apa saja faktor yang mempengaruhi pelaksanaan nursing center di puskesmas kota
bandung?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi PHC
2. Untuk mengetahui tujuan PHC
3. Untuk mengetahui fungsi PHC
4. Untuk mengetahui prinsip dasar PHC
5. Untuk mengetahui elemen PHC
6. Untuk mengetahui ciri-ciri pelaksanaan PHC
7. Untuk mengetahui fakta- fakta mengenai PH?
8. Untuk mengetahui komponen- komponen PHC
9. Untuk mengetahui tanggung jawab perawat dalam PHC
10. Untuk mengetahui analisis kebijakan pelayanan kesehatan primer dalam manajemen
penatalaksanaan penyakit kronis lansia
11. Untuk mengetahui analisis keterbatasan sistem penanganan kegawatan daruratan
pada pelayanan ugd puskesmas/ primary health care center; literatur review
12. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan nursing center di
puskesmas kota bandung
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi PHC
Pemahaman tentang PHC dapat didefinisikan sebagai berikut, Primary Health Care
(PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan pada metode dan teknologi
praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum, baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya
yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri dan menentukan nasib
sendiri.
Konsep primary health care (PHC) telah berulang kali ditafsirkan dan didefinisikan ulang
sejak tahun 1978. Dalam beberapa artian, konsep PHC mengacu pada penyedia layanan
perawatan kesehatan individu. Dalam konteks lain, PHC juga dipahami sebagai model
intervensi kesehatan prioritas untuk populasi berpenghasilan rendah (atau disebut dengan
PHC selektif). PHC dijadikan sebagai komponen penting dari pengembangan manusia
dengan fokus aspek ekonomi, sosial, dan politik bukan hanya penyedia layanan
kesehatan.

B. Tujuan PHC
Tujuan umum PHC adalah mendapatkan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diberikan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima
pelayanan, sedangkan yang menjadi tujuan khusus adalah berikut ini.
1. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani.
2. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani.
3. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani.
4. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-sumber daya
lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
C. Fungsi PHC
PHC hendaknya harus memenuhi fungsinya sebagai berikut.
1. Pemeliharaan kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Diagnosa dan pengobatan
4. Pelayanan tindak lanjut
5. Pemberian sertifikat.
Selanjutnya yang menjadi unsur utama PHC adalah:
1. mencakup upaya-upaya dasar kesehatan;
2. melibatkan peran serta masyarakat;
3. melibatkan kerja sama lintas sektoral.

D. Prinsip Dasar PHC


Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Alta ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai
pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC
sebagai berikut.
1. Pemerataan upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini, yaitu perawatan primer dan
layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat yang
harus diberikan sama bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia,
kasta, warna, lokasi perkotaan atau pedesaan, dan kelas sosial.
2. Penekanan pada upaya preventif
Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan
kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta
individu agar berperilaku sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit.
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan Teknologi medis harus
disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak, dan diterima budaya masyarakat
(misalnya, penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari
lokal, nasional, dan sumber daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat
adalah proses individu dan keluarga untuk bertanggung jawab atas kesehatan mereka
sendiri dan orangorang di sekitar mereka serta mengembangkan kapasitas untuk
berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang
identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan. Masyarakat perlu berpartisipasi di
desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah
dilakukan di tingkat lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas yang minim.
5. Kerja sama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh suatu intervensi hanya pada
sektor kesehatan formal. Sektor lain sama pentingnya dalam mempromosikan
kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-
kurangnya: pertanian (misalnya, keamanan makanan), pendidikan, komunikasi
(misalnya, menyangkut masalah kesehatan yang berlaku, metode pencegahan dan
pengontrolan mereka), perumahan, pekerjaan umum (misalnya, menjamin pasokan
yang cukup dari air bersih dan sanitasi dasar), pembangunan perdesaan, industri, dan
organisasi masyarakat (termasuk Panchayats atau pemerintah daerah, organisasi-
organisasi sukarela, dan sebagainya).

E. Elemen PHC
Elemen PHC adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta
pengendaliannya. 2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi.
2. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.
3. Kesehatan ibu dan anak termasuk KB.
4. Imunisasi terhadap penyakit- penyakit infeksi utama.
5. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat.
6. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa.
7. Penyediaan obat-obat essential.

F. Ciri-Ciri Pelaksanaan PHC


Pelaksanaan PHC memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Pelayanan yang utama dan dekat dengan masyarakat.
2. Pelayanan yang menyeluruh.
3. Pelayanan yang terorganisasi.
4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat.
5. Pelayanan yang berkeseninambungan.
6. Pelayanan yang progresif.
7. Pelayanan yang berorientasi pada keluarga.
8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja.

G. Fakta- fakta mengenai PHC


Fakta- fakta mengenai PHC di dunia (WHO, 2019) :
a. PHC dapat mencakup sebgaian besar kebutuhan kesehatan seseorang sepanjang daur
kehidupannya meliputi pencegahan, pengobatan, rehabilitasi, dan perawatan paliatif
b. Setidaknya setengah dari orang-orang di dunia masih kekurangan cakupan penuh
dari layanan kesehatan yang esensial
c. Dalam memberikan layanan kesehatan dibutuhkan tenaga kerja yang sesuai dengan
bidangnya, namun di dunia saat ini diperkirakan kekurangan 18 juta tenaga
kesehatan
d. Dari 30 negara yang datanya tersedia, hanya 8 negara yang menghabiskan kira-kira
US $ 40 orang (atau Rp. 560.000 dalm rupiah)nuntuk pelayanan kesehatan pertama
per tahun.

H. Komponen- komponen PHC


1. Perawatan primer dan fungsi kesehatan masyarakat yang penting sebagai inti dari
layanan kesehatan terintegrasi
Penyampaian layanan kesehatan berkualitas yang menanggapi kebutuhan
masyarakat dari tingkat inividu maupun masyarakat merupakan komponen pertama
dai PHC. Layanan mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan
perawatan paliatif.
2. Kebijakan lintas sektor
Dalam mencapai kesehatan yang optimal maka diperlukan kebijakan multisektoral
yang terkoordinasi dan kolaborasi. Berdasarkan hal tersebut, Disease Control
Priorities Project (DCP3) telah mengidentifikasi 71 intervensi multisektoral utama
untuk kesehatan yang dikelompokkan dalam empat kategori sebagai berikut :
1) Tindakan fiskal, seperti pajak dan subsidi
2) Hukum dan peraturan
3) Perubahan dalam lingkungan
4) Informasi, pendidikan dan komunikasi.
3. Pemberdayaan masyarakat
1) Aspek pemberdayaan masyarakat menyoroti peran penting masyarakat untuk
dapat berpartisipasi aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan melalui 1) sebagai pendukung kebijakan
2) sebagai bagian dari pengembangan layanan kesehatan dan sosial
3) Sebagai bagian dalam merawat dirinya sendiri.

I. Tanggung Jawab Perawat Dalam PHC


Sebagai seorang perawat memiliki tanggung jawab dalam PHC meliputi hal-hal sebagai
berikut.
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi
pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.
4. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada petugas pelayanan kesehatan dan
kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.

J. Analisis Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer Dalam Manajemen


Penatalaksanaan Penyakit Kronis Lansia
Kebijakan pelayananan kesehatan primer dalam manajemen penatalaksanaan penyakit
kronis tidak menular pada lansia di Indonesia adalah menggunakan pendekatan
Puskesmas santun lansia yang berfokus pada kegiatan promosi kesehatan, seperti: upaya
deteksi dini; memandirikan keluarga dalam melakukan perawatan secara holistik
(mencakup aspek bio, psiko, sosial, spiritual dan kultural) dan komprehensif (mencakup
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) melalui strategi: pendidikan
kesehatan, proses kelompok, family empowerment dan partnership lintas program dan
lintas sektoral terkait; serta menggunakan manajemen pembiayaan yang efektif.
Pelaksanaan berbagai kegiatan pelayanan kesehatan primer berupa pembinaan kesehatan
lansia dengan strategi Puskesmas santun lansia perlu mengacu pada prinsip-prinsip
manajemen yang berlaku, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
Hasil yang diharapkan dapat dicapai dari upaya penatalaksanaan penyakit kronis adalah:
penurunan penggunaan pelayanan kesehatan untuk berobat terutama dalam kondisi
parah, peningkatan status fungsional, peningkatan kualitas hidup lansia, dan penurunan
angka kematian akibat penyakit kronis yang tidak terkontrol pada lansia.

K. Analisis Keterbatasan Sistem Penanganan Kegawatan Daruratan Pada Pelayanan


UGD Puskesmas/ Primary Health Care Center; Literatur Review
Dari hasil analisis Artikel tersebut beberapa variable yang menjadi hambatan dalam
pelaksanaan pelayanan UGD Puskesmas/ primary health care center meliputi: varibel
individu dan variabel organisasi.
1. Variable Individu
Hasil penelitian menunjukan bahwa perawat merasa takut dan cemas jika
membahayakan pasien. kecemasaan yang mereka alami karena takut terjadi
perburukan pada pasien atau pasien meninggal. Keadaan dimana mereka takut
membahayakan pasien adalah salah satu perannya sebagai advokat pasien. menurut
American Nurses Association (2011) tidak membahayakan pasien artinya mencegah
pasien mengalami cedera lebih lanjut dan penularan infeksi, sehingga menghindari
kesalahan dalam merawat pasien.
2. Variabel Organisasi
Variabel organisasi yang berdampak pada pelaksanan kegawatdaruratan antara lain
terbatasan sarana prasarana, terbatasan tenaga kesehatan, kendala system rujukan
dan factor komunikasi.

L. Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Nursing Center di Puskesmas Kota


Bandung
1. Distribusi Responden
2. Input Nursing Center
3. Perbedaan Faktor Pendanaan pada NC yang Tidak Aktif dan NC yang Aktif
4. Perbedaan Faktor Material pada NC yang Tidak Aktif dan NC yang Aktif
5. Perbedaan Faktor Dukungan pada NC yang Tidak Aktif dan NC yang Aktif
Variabel Paling Dominan yang Memengaruhi Pelaksanaan Nursing Center Faktor yang
memengaruhi pelaksanaan NC paling dominan adalah sumber daya manusia.
Ketersediaan faktor sumber daya manusia akan memberikan pengaruh 16,248 kali lebih
besar terhadap pelaksanaan NC bila dibandingkan dengan sumber daya manusia yang
kurang. Faktor lain yang memengaruhi pelaksanaan NC adalah material. Ketersediaan
material yang baik akan memberikan pengaruh sebesar 7,722 kali lebih besar terhadap
pelaksanaan NC dibandingkan material yang kurang (tabel 6).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam pembangunan
kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye masal pada tahun 1950-an
dalam pemberantasan penyakit menular, karena pada waktu itu banyak negara tidak
mampu mengatasi dan menaggulangi wabah penyakit TBC, Campak, Diare dan
sebagainya.
Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka
sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapatterjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkatperkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri
(self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. Agung. 2012. Buku Ajar Konsep-Konsep Dalam Keperawatan Komunitas.


Yogyakarta : DEEPUBLISH.
Kholifah, Siti Nur Dan Wahyu Widagdo. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan
Keluarga Dan Komunitas. Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai